Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MELANJUTKAN SEKOLAH SMA/ SEDERAJAD DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2017 Prasanta, Arsi Surya; Putro, Saptono; Setyaningsih, Wahyu
Edu Geography Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Edu Geography

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak ___________________________________________________________________ Pendidikan merupakan hak semua warga negara. Namun, tidak semua anak dapat menikmati pendidikan tingkat SMA sederajad kususnya. Anak tidak melanjutkn sekolah SMA dipengaruh banyak faktor baik dari diri dalam sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitarnya.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapatnya pengaruh kondisi sosial-ekonomi,aksesibilitas dan motivasi terhadap partisipasi melanjutkan sekolah ke SMA di Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi penelitian dalam penelitian yaitu siswa kelas IX SMP sederajad di Kecamatan Pagerbarang. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa yang akan melanjutkan sekolah dan yang tidak melanjutkan sekolah SMA diambil secara proposorsinal random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat aksesibilitas diperoleh rata-rata 67,25 atau dengan kriteria cukup. Motivasi meanjutkan sekolah diperoleh kriteria tinggi dengan persentase 71,55%. Hasil uji chi-square dipeorleh data bahwa aksesibilitas berpengaruh signifikan terhadap partisipasi melanjutkan sekolah, motivasi berpegaruh signifikan terhadap partisipasi melanjutkan seklah, serta kondisi sosial ekonomi yang meliputi pendidikan, pekerjaan dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi melanjutkan sekolah. Secara statstik hasil peritungan diperoleh aksesibilitas p= ,029, motivasi memiliki p=0,011, tigkat pendidikan p=0,000, pendapatan orang tua p=0,000, dan jenis pekerjaan p=0,000. Hasil tersebut menunjukan nilai p <0,05 sehingga semua hipotesis dterima. Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang diberikan sebagai berikut: Saran bagi siswa, semangat untuk melnjutkan sekolah SMA harus tetap ada agar semua anak mendapat wajib belajar 12 tahun dimana minimal pendidikan anak adalah SMA sederajat.Saran bagi pemerintah, pihak pemerintah dapat memberikan solusi terutama berkaitan dengan aksesibilitas yang tergolong sedang dan ada banyak masyarakat yang tidak bisa ke sekolah hanya masalah keterjangkauan lokasi sekolah.   Abstract ___________________________________________________________________ Education is the right of all citizens. However, not all children can enjoy HIGH SCHOOL level education solution specifically conceived sederajad. No HIGH SCHOOL dipengaruh school melanjutkn many factors both from within themselves, others or the surrounding environment.  The purpose of this research is to know there is the influence of socio-economic conditions, accessibility and motivation towards the participation of the school to the high school in Kecamatan Tegal Regency Pagerbarang. The approach used is the quantitative research. Population studies in research namely grade IX JUNIOR sederajad in district Pagerbarang. The sample in this study i.e. students who will continue their school and who do not continue school HIGH SCHOOL taken in proposorsinal random sampling. Data collection techniques using question form or questionnaire. Technique of data analysis using chi-square test. The results of this study showed that the level of accessibility of the obtained average 67.25 or sufficient criteria.
KONTRIBUSI PENDIDIKAN POKDARWIS (KELOMPOK SADAR WISATA) TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN DESA WISATA KANDRI KOTA SEMARANG Farida, Annis; Arifien, Moch.; Putro, Saptono
Edu Geography Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Edu Geography

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak ___________________________________________________________________ Salah satu upaya untuk mengembangkan desa wisata adalah dengan memberikan pendidikan bagi pokdarwis (kelompok sadar wisata) sebagai tuan rumah. Manfaat pendidikan yang diperoleh anggota pokdarwis diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam upaya pengembangan desa wisata Kandri Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah Pokdarwis Suko Makmur yang berjumlah 175 orang di desa wisata Kandri Kota Semarang. Sampelnya diambil sebesar 20% berjumlah 35 orang diperoleh dengan menggunakan teknik random sampling. Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik kuesioner dan wawancara. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif persentase. Berdasarkan persentase perhitungan pendidikan pokdarwis berkontribusi sebesar 79,17% dalam upaya pengembangan desa wisata Kandri ini tegolong dalam kategori tinggi.   Abstract ___________________________________________________________________ One of the efforts to develop the tourism village is to provide education for pokdarwis (a group of conscious tour) as a stakeholder. Education benefits that accrue to members of pokdarwis expected to contribute in the efforts of the development of village tourism Kandri Semarang. The population in this research is Pokdarwis Suko makmur totalling 175 people in the tourist village Kandri Semarang. Samples taken by 20% totalling 35 people obtained using random sampling techniques. Data retrieval method in this research is by questionnaire and interview techniques. This research type is quantitative descriptive method percentage. Based on the percentage calculations account for pokdarwis education 79.17% in the development effort of tourist villages Kandri belonged in high category.
Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Masyarakat Terhadap Dampak Lingkungan Pltu Tanjung Jati B Di Kabupaten Jepara Ulia, Nafi’atul; Tukidi, Tukidi; Putro, Saptono
Edu Geography Vol 5 No 3 (2017): Vol 5 No 3 (2017)
Publisher : Edu Geography

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to understand education level of people, to understand their response toward environment, and to understand the relation of education of education level and their response. Researcher gathered data using semi-closed interview. Descriptive percentage and simple moment product relation techniques are used for data analysis. Result: (1) Education level of people living around PLTU Tanjung jati B is low. 33% not going to school/ not graduated from elementary school. (2) Response of people living around PLTU Tanjung Jati B is neutral (51%). Based on simple moment product relation calculation, it is acquired r counting 0,922. However, on r table with N=100 and significant level of 5% r is 0,195. R counting > r table (0,922 > 0,195). The conclution of this research is “there is relation between education level and people response towards environtmentof PLTU of Tanjung Jati B” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat, mengetahui sikap masyarakat terhadap dampak lingkungan, dan mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap masyrakat. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan panduan wawancara semi tertutup untuk masyarakat, dan wawancara terbuka untuk memperoleh data sekunder. Teknik analisis data menggunakan deskriptif persentase dan korelasi product moment sederhana. Hasil penelitian: (1) Tingkat pendidikan masyarakat di sekitar PLTU Tanjung Jati B rendah 33% tidak sekolah/ tidak tamat SD, (2) Sikap masyarakat terhadap PLTU Tanjung Jati B tergolong netral (51%). Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment sederhana, diperoleh r hitung sebesar 0,922 sedangkan pada r tabel dengan N= 100 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195, r hitung > r tabel (0,922 > 0,195), Ha diterima. Simpulan dari penelitian ini adalah “ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap dampak lingkungan PLTU Tanjung Jati B”
Tingkat Kebutuhan Penduduk Terhadap Angkutan Umum Perkotaan di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Rofiatul, Ulya Meiliana; Hariyanto, Hariyanto; Saptono, Putro
Geo-Image Vol 7 No 1 (2018): Geo-Image
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims: 1). Know the number of trips generated by sub-districts in units of time; 2). Knowing what percentage of society needs in using public transportation; 3). Knowing the factors that influence using public transport; 4). Know the loading factor of public transportation in Purwodadi District. Sampling technique used is Incidental Sampling method, Purpose Sampling analysis technique, percentage description, Loading Factor. This research was conducted in Kuripan Village and Candisari Village. The results of the research note that the number of trip generation from 3 points is 25.569 journey. The need of public transportation provided is 177 units of vehicles, while the field operates only 119 units of vehicles. The people who use the transportation in both villages with a percentage of 31% is 610 of the population of 2 villages. Factors that influence the public using the transport is no vehicle, safe, cheaper cost. The load factor value at all routes during peak hours is 0.2 and in non-busy hours has a load factor value of 0.18.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2000-2015 Nasichah, Almaulida Dianatun; Saptono, Putro; Puji, Hardati
Geo-Image Vol 7 No 2 (2018): Geo-Image
Publisher : Geo-Image

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was aims to know what factors that affect the rater of growth the population in Bawen. The method is used descriptive guantitative approach and qualitative and linier regression to know how much impact multiple factor of birth, death and migration in affect the level of the population rate. Data collection techniques that is the primary data obtained from a guestronnaire and interview, while the secondary data obtained from the data related agencies, documents and library research. The result showed that population growth that the areas of research from 2000-2015 included in the high category due to increased each year the growth of 0,40%. The factors that most affect the growth rate of the population is factors migration sign in, it is known from figure migration entry increased by the number of migrant because the availability of jobs. The infulence of factors birth of the population growth amounting 2,59% and the influence of factor death of the population growth amounting 10,63% also mean that population growth factors also influence the rate of growth the population. Factor that influence the lowest factors is migration out that the effcet of 0,18%.
Pengaruh Pendidikan, Usia Kawin Pertama, dan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi Terhadap Fertilitas di Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen Tahun 2017 Maharani, Evanita; Hardati, Puji; Putro, Saptono
Edu Geography Vol 6 No 1 (2018): Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Edu Geography

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aimed of this reasearch was to know about the education, the first age marriage of, the long time of women who got married use contraception, the fertility at Purbowangi and Semampir Village, to know the influence of education, first marriage age, and duration of use of contraceptives to fertility in Purbowangi Village and Semampir Village Buayan District Kebumen Regency. The popolation of this research at Purbowangi village was about 1961 people, at Semampir Village was about 450 people. The sample from Purbowangi Village was about 95 people, at Semampir was about 82 people. The methode was taken by random sampling. The data was collected by observation, questionaire, interview, analysed data was used General Fertility Rate, statistic deskription and double linier regression. The results of this research were the education of women fertility who have married at Purbowangi village was 9 years and Semampir Village was 8 years, the first age marriage of fertile women who have married at Purbowangi village was 19 years old and at Semampir village was 20 years old, the long time of fertile women who got married use contraception at Purbowangi village was 10 years and at Semampir village was 9 years, the mean fertility women who got married is 3 childs at Purbowangi village and Semampir village, the education variable and the variable of long time using contraception influenced the fertility at Purbowangi village, and the variable of time using contraception influenced the level of fertility at Semampir village. The conclusions of this research were the fertility at Semampir Village is more higher than Purbowangi village, the time of using contraseption influenced the fertility level of Purbowangi and Semampir village. The suggestions of this reaserch were the fertile women who got married should follow family planning program after childbirth Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pendidikan, mengetahui usia kawin pertama, mengetahui lama penggunaan alat kontrasepsi, mengetahui fertilitas wanita usia subur yang telah menikah di Desa Purbowangi dan Desa Semampir, mengetahui pengaruh pendidikan, usia kawin pertama, dan lama penggunaan alat kontrasepsi terhadap fertilitas di Desa Purbowangi dan Desa Semampir Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen. Populasi penelitian yaitu wanita usia suburdi Desa Purbowangi sebanyak 1961 orang, dan di Desa Semampir 450 orang. Sampel penelitian ini yaitu 95 orang di Desa Purbowangi dan 82 orang di Desa Semampir. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif. Analisis data menggunakan teknik Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian ini yaitu pendidikan wanita usia subur yang telah menikah di Desa Purbowangi yaitu 9 tahun dan Desa Semampir yaitu 8 tahun, usia kawin pertama wanita usia subur di Desa Purbowangi yaitu19 tahun dan Desa Semampir yaitu 20 tahun,lama penggunaan alat kontrasepsi di Desa Semampir yaitu 10 tahun dan Desa Semampir yaitu 9 tahun, rata-rata fertilitas wanita uisa subur di Desa Purbowangi dan Desa Semampir yaitu 3 anak, variabel pendidikan dan lama penggunaan alatkontrasepsi mempengaruhi fertilitas wanita usia subur di Desa Semampir sedangkan usia kawin pertama dan lama penggunaan alat kontrasepsi mempengaruhi fertilitas wanita usia subur di Desa Semampir. Kesimpulan lama pendidikan wanita usia subur yang telah menikah di Desa Purbowangi lebih lama 1 tahun daripada di Desa Semampir, lama penggunaan alat kontrasepsi sama-sama mempengaruhi tingkat fertilitas di Desa Purbowangi dan di Desa Semampir. Sarannya yaitu wanita usia subur yang telah menikah segera mengikuti program KB setelah masa nifas berhenti
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG RESIKO BENCANA BANJIR TERHADAP KESIAPSIAGAAN REMAJA USIA 15 – 18 TAHUN DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN PEDURUNGAN KIDUL KOTA SEMARANG Purwoko, Alif; Sunarko, Sunarko; Putro, Saptono
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 12, No 2 (2015): July 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v12i2.8036

Abstract

The role of a teenager when flood is emergency response, teenagers are always involved in saving both livesand property. This study aims to determine the level of knowledge of adolescents 15-18 years about floods,and to discover the influence of knowledge on the preparedness of adolescents 15-18 years toward floods.The research was conducted in the Village Pedurungan Kidul, District of Pedurungan, Semarang. Thesampling technique used in this study support the determination of the sample table (Isac and Michael), thusobtained is 206 samples. The analytical method used descriptive analysis and multiple linear regressionanalysis. The test results obtained simultaneously using the F statistic value of F at 177.251. At the 5% errorlevel with df 1 = 2 and df 2 = 206-2-1 = 15 obtained Ftabel = 3.04 which means that there was a significantinfluence knowledge and attitudes towards adolescent preparedness. The magnitude of the influence of bothcan be seen from the value of the determination coefficient equal to 0.636, which means that changes inpreparedness adolescents aged 15-18 years in the Village Pedurungan Kidul toward flood risk by 63.6%influenced by the knowledge and attitudes of adolescents.
DAMPAK PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP PERLUASAN BANJIR GENANGAN DI KOTA SEMARANG Putro, Saptono; Hayati, Rahma
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 4, No 1 (2007): January 2007
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v4i1.110

Abstract

Semakin bertambahnya penduduk perkotaan akibat pertumbuhan alami dan urbanisasi, kota semakin memerlukan fasilitas-fasilitas pendukung terutama perumahan. Pembangunan perumahan selalu memerlukan lahan yang sudah ada, sehingga merubah penggunaan lahan dari non perumahan/perkarangan ke perumahan/ permukiman dan sarana jalan. dirumuskan permasalahan sebagat berikut, apakah terjadinya banjir genangan merupakan dampak dan adanya perubahan fungsi lahan dari daerah penampungan menjadi lahan permukiman?Daerah manakah yang mengalamiperubahan penggunaan lahan menjadi permukiman /terbangun antara tahun 1980 sampai tahun 2000?daerah manakah yang mengalami banjir genangan antara tahun 1980 sampai tahun 2000?. Ada beberapa tujuan penelitian ini adalah: mengetahui dampak dari pembangunan daerah permukiman terhadap perluasan banjir genangan di Kota Semarang, menganalisis penyebaran daerah permukiman dan perluasan daerah yang mengalami banjir genangan selama, periode tahun 1980 sampai tahun 2000. Dalam penelitian ini data yang diolah merupakan data sekunder dari peta peta agihan banjir dan peta-peta tata-guna lahan dari tahun 1980 dan tahun 2000 ( kisaran 20 tahunan), Variabel penelitian meliputi,tata guna lahan, luas area terbangun/Permukiman, luas Area Banjir Genangan. Teknik analisa data perkembangan permukiman dan banjir genangan di buat tabel dan di prosentasekan, selanjutnya dianalisa dengan secara diskripsi dan prosentase. Angka Pertumbuhan permukiman rata-rata dari tahun 1980 sampai 2000 sebesar  3,95 % pertahun. Angka Pertumbuhan Banjir Genangan dari tahun 1980 sampai tahun 1987 sebesar 8,41 % pertahun, sedangkan dari tahun 1987 sampai tahun 2000 sebesar 1,93 % pertahun, dan pertumbuhan rata rata pertahun dari tahun 1987 sampai tahun 2000 sebesar 4,98 %. Perkembangan yang sangat mencolok adalah luasan banjir genangan dari tahun 1980 – 1987 hanya dalam 7 tahun rata-rata pertahun mencapai 8,41%, hal tersebut disebabkan dibangunnya perumahan Tanah Mas di areal pertambakan dan pembuatan Jalan Lingkar Utara yang menghambat laju aliran air ke laut. Kata Kunci : Permukiman, banjir genangan, dampak
PEMODELAN TINGKAT PELAYANAN JALAN (LEVEL OF SERVICES) BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGURAI KEMACETAN LALU LINTAS KOTA SEMARANG Putro, Saptono
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 6, No 2 (2009): July 2009
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v6i2.97

Abstract

Kemacetan lalu-lintas merupakan masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar, termasuk Kota Semarang, yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk baik secara alami maupun penduduk pendatang. Selama ini kemacetan sulit dipecahkan karena ratio pertambahan jalan sudah tidak seimbang dengan petambahan jumlah kendaraan yang melaluinya. Dalam penelitian ini yang akan menjadi obyek penelitian adalah faktor pendorong kemacetan lalulintas yang dijabarkan menjadi dua kelompok, yaitu: 1) Sarana lalu-lintas yang meliputi jenis dan jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan, dan fungsi kendaraan (umum atau pribadi); 2) Prasarana lalu-lintas yang meliputi, klas/ fungsi jalan, kalitas jalan, dan penggunaan badan jalan selalin sebagai jalur lalu-lintas kendaraan. Populasi dalam penelitian ini meliputi semua jaringan jalan di Kota Semarang, sedangkan sampel diambil 4 jalan utama lingkar luar (dari luar kota), Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengukur Tingkat Pelayanan (Level of Services) masing-maing titik pengamatan, dimana dapat dipergunakan standar pengukuran tingkat pelayanan sesuai dengan DLLAJR yaitu lebih dari 0,7 (tingkat pelayanan klas D ke atas). Aspek lain yang dikaji adalah sebaran titik-titik kemacetan dan waktu terjadinya kemacetan lalu-lintas yang berbeda-beda tiap ruas jalan, dan waktu masing-masing kegiatan sehari-hari, waktu pencatatan setiap jam pada titik pengamatan mulai pagi hari pukul 06.00 sampai sore hari pukul 18.00, juga diteliti penyebab kemacetan pada jaringan jalan. Hasil penelitan pada jalan jalan lingkar luar yang meliputi Jalan Kaligawe. Jalan Sudiarto (Majapahit), Jalan Setya Budi, Jalan Siliwangi, mengalami tingkat pelayanan yang sangan rendah, yaitu di atas 0,7 yang berarti jalan dalam kondisi macet terbatas hingga macet padat di atas 1,0. Keadaan demikian terjadi hampir sepanjang hari, terutama pada jam-jam sibuk pukul 7.00 sampai 9.00 pagi dan pukul 16.00 sampai pukul 18.00 sore. Kemacetan disebabkan disamping kapasitas jalan yang tidak mampu menampung arus lalulintas juga oleh penggunaan badan jalan yang menghambat arus lalulintas seperti parkir, ngetem, dan berjualan di badan jalan.Moda angkutan jalan yang paling mempengaruhi tingkat pelayanan jalan di semua titik pengamatan adalah sepeda motor diikuti mobil baik umum maupun pribadi. Simpulan Tingkat Pelayanan Jalan di Kota Semarang sudah sangat rendah diatas 0,7(> C), puncak kemacetan terjadi pada pukul 7.00 sampi jam 9.00 dan jam 16.00 sampai jam 18.00, moda peneybab rendahnya tingkat pelayan jalan adalah sepeda motor. Kapasitas efektif ruas jalan berkurang karean penggunaan badan jalan di luar kegiatan transportasi. Saran perlu pengaturan arus lalulintas oleh instansi berwenang untuk mengtur jumlah kendaraan yang melewati jalan raya, terutama kendaraan pribadi, dan pengaturan diisipiln lalu-lintas untuk kendaraan umum. Untuk melihat kemacetan dalam Kota Semarang perlu pemetaan kemacetan dan pemanfaatan Sistem Informasi Geografi secara interkatif, karena dapat dengan cepat menganalisis penyebabnya dan penangulangannya secara terpadu. Kata kunci: Tingkat pelayanan, kemacetan lalu lintas, sistem informasi geografis
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Umur Petani dengan Penurunan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan di Desa Meteseh Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Prasetya, Nadya Riski; Putro, Saptono
Edu Geography Vol 7 No 1 (2019): Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Edu Geography

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edugeo.v7i1.30134

Abstract

This study aims to determine the level of education, age farmers know food crops and know the correlation between education and age of farmers with a decrease in the number of households farming food crops in the village Meteseh. Researchers collected data using observation, questioner, interview, and documentation. Data were analyzed using descriptive analysis and multiple regression analysis percentages. The results showed that the level of formal education of farmers is low, the low level of non-formal education and informal education levels are low. Age farmers in the majority Meteseh old age are more than 50 years. Variable level of education and age of farmers with a variable reduction in the number of farming households amounted to 6.50%, so the otherwise quite influential. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendidikan rumah tangga usaha pertanian, mengetahui umur petani, dan mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan umur petani dengan penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor tanaman pangan di Desa Meteseh. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 491 rumah tangga usaha pertanian dengan sampel sebanyak 74 rumah tangga usaha pertanian. Alat dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, koesioner, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani rendah, tingkat pendidikan non formal rendah dan tingkat pendidikan informal rendah. Umur petani di Desa Meteseh mayoritas berusia tua yaitu lebih dari 50 tahun. Variable tingkat pendidikan dan umur petani dengan variable penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 6,50%, sehingga dinyatakan cukup memiliki pengaruh. Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dan umur petani dengan penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian subsector tanamn pangan si Desa Meteseh Kecamatan Boja Kabupaten Kendal,
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Ali Djamhuri Alif Purwoko, Alif Amita Sri Devi, Amita Sri Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Ananto Aji Ananto Aji, Ananto Andi Irwan Benardi Anisa Ristiyani, Anisa Apik Budi Santoso Ariyani Indrayati Devy Monica, Devy Dewi, Fransiska Novita Dina Widya Erista, Dina Widya Dwi Amri Wibowo, Dwi Amri Dwi Jatmiko, Dwi Erna Puji Astutik Farida, Annis Farida, Annis Hariyanto HARIYANTO HARIYANTO Hary, Kurniawan Indra Heri Tjahjono Juhadi Juhadi Khomang Sukmana, Khomang Kukuh Indarto, Kukuh Lukman Hakim Maharani, Evanita Maharani, Evanita Moch. Arifien, Moch. Muhammad Rivai Nasichah, Almaulida Dianatun Nasichah, Almaulida Dianatun Novia Retno Ningsih, Novia Retno Novida Muslimmah, Novida Nur Amaliawati, Nur Nurul Arofah, Nurul Prasanta, Arsi Surya Prasanta, Arsi Surya Prasetya, Nadya Riski Prasetya, Nadya Riski Puji Hardati Puji, Hardati Puji, Hardati Purnomo, Susetyo Hadi Rahma Hayati Rahmat, Chairul Rianandini, Prisca Anindya Rima Dipahada, Rima Rizal Ichsan Syah Putra, Rizal Ichsan Rofiatul, Ulya Meiliana Romantika, Shinta Safitri Nur Rahmi, Safitri Nur Satwika, Susetya Wicaksono Satyanta Parman Shintasiwi, Fitri Amalia Shohibbudin Shohibbudin, Shohibbudin Sriyono Sriyono Sriyono Sriyono Sriyono Sriyono Sunarko Sunarko Sutardji Sutardji Suyana Suyana, Suyana Syadiah, Dea Halimatus Syadiah, Dea Halimatus Tjaturahono Budi Sanjoto Tri Wahyu Sarwiyata Tukidi Tukidi, Tukidi Ulia, Nafi’atul Ulia, Nafi’atul WAHYU SETYANINGSIH Wahyu Setyaningsih Wasino Wasino Wimas Hasan Febrianto Wimas Hasan Febrianto, Wimas Hasan Yoga Yuniadi