Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

GRAHA KOMUNITAS LANSIA (Pembaharuan Konsep Perilaku Lansia) Sajangbati, Pingkan L.; Franklin, Papia J. C.; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses Penuaan tidak dapat dihindari setiap manusia .Dewasa ini tahun ke tahun harapan hidup manusia mulai meningkat, oleh karenanya perhatian untuk lanjut usia harus semakin diperhatikan karena meningkatnya jumlah lanjut usia yang hampir menyamai angka kelahiran setiap tahunnya kedepannya itu dapat berpengaruh dalam bidang dunia politik,ekonomi dan kesehatan suatu negara. Oleh karenanya perhatian khusus untuk warga lansia harus di tingkatkan dengan memperhatikan kesejahteraan dan kesehatan lansia. Penyediaan wadah untuk komunitas lansia sangat dibutuhkan agar meningkatkan kualitas hidup lansia yang pada saat ini paradigma masyarakat bahwa lansia adalah beban .  Graha Komunitas Lansia adalah wadah yang di sediakan untuk menjawab kebutuhan lansia.  agar dapat mewadahi setiap kegiatan dengan fasilitas yang menunjang untuk membangun kemandirian dan meningkatan keproduktifisian  lansia sesuai dengan usia mereka yang cenderung ingin berkumpul dengan komunitasnya karena sebagian besar lansia terkadang merasa sendiri karena kesibukan orang-orang disekitarnya . mempelajari perilaku lansia sangat diperlukan agar setiap kebutuhan lansia dalam bangunan dapat terjawab. Karena kebutuhan lansia dalam bangunan berbeda dengan yang lain .cenderung lansia lebih sensitif seperti bentuk bangunan , warna, dapat berpengaruh dalam psikologis lansia oleh karenanya standart yang sesuai untuk lansia harus diaplikasiakan dalam Graha Komunitas Lansia. Kata Kunci : Graha , Komunitas , Lansia
SEKOLAH TINGGI MODE DI MANADO. KESAMAAN TEKNIK EKSPLORASI BENTUK ESTETIKA DALAM ARSITEKTUR DAN MODE Siridaeng, Holy V.; Tondobala, Linda; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan sandang atau busana merupakan kebutuhan primer yang kini memiliki banyak fungsi sehingga memunculkan tren mode berbusana di dunia dan membuka banyak peluang kerja di bidang mode. Perkembangan ini tentunya harus didukung dengan SDM yang berkualitas di bidang mode yaitu sarana pendidikan seperti Sekolah. Manado salah satu kota tujuan masyarakat dari berbagai daerah Sulawesi utara dan sekitarnya untuk merantau dan menuntun ilmu, juga menjadi salah satu kota di Indonesia yang memiliki respon baik dalam dunia mode sehingga kota manado memerlukan sarana pendidikan tingkat tinggi (S1) di bidang Mode. Dengan tujuan merencanakan suatu sarana pendidikan tinggi di bidang mode yang dapat mewadahi kebutuhan pendidikan yang lebih edukatif dan atraktif dengan penerapan tema kesamaan teknik eksplorasi bentuk estetika dalam arsitektur dan mode yang tidak hanya mementingkan nilai fungsional namun juga mengedepankan nilai estetika maka diharapkan sekolah tinggi mode di manado dapat menjadi suatu objek arsitektural yang dapat mewadahi kebutuhan masyarakat serta dapat meningkatkan citra kota manado dalam bidang mode. Kata Kunci           : Estetika, Mode, Sekolah Tinggi,
AKADEMI KULINER DI MANADO (IMPLEMENTASI KONSEP PRIVASI DALAM PERANCANGAN) Astuty, Kushelmy R.; Mastutie, Faizah; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan masak-memasak biasanya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dan para wanita di dapur yang dijadikan suatu kegiatan sehari-hari di dalam rumah tangga, namun pada zaman globalisasi saat ini masak-memasak bukan lagi suatu kegiatan atau kebutuhan pokok, tetapi juga merupakan suatu karya seni dan gaya hidup. Pentingnya citarasa pada sebuah makanan menjadikan cara mengolah makanan menjadi hal yang penting, pengolahan makanan yang berkualitas tentunnya membutuhkan chef-chef hebat. Adanya Akademi Kuliner diharapkan para lulusan-lulusan SMA ataupun SMK jurusan tata boga bisa mengambil pendidikan dengan jenjang D3 dengan memiliki kualitas dan kuantitas terbaik serta akses kerja bertaraf internasional. Konsep yang digunakan dalam perancangan ini ialah konsep privasi, yang membutuhkan mekanisme personal space dan teritorial agar bisa mendapatkan ketepatan, kecepatan, dan rasa nyaman dalam kegiatan memasak dengan baik dan tepat. Metode yang digunakan ialah proses perancangan lima langkah dalam buku “Pengantar Arsitektur” oleh James C. Snyder dan Anthony J. Catanese, yang dimulai dari permulaan, persiapan, pangajuan usul,  evaluasi, dan tindakan. Dengan menggunakan metode tersebut maka tiap langkah akan melihat proses-proses sebelumnya untuk ditindaklanjuti. Hasil yang didapatkan dari perancangan ini ialah penempatan fasilitas service seperti tempat parkir di tempatkan di setiap massa agar tidak saling menggangu antar massa yang memiliki sifat ruang yang berbeda. Rancangan untuk ruang luar dibuat untuk terciptanya perilaku manusia yang tidak saling menerobos sifat-sifat massa yang berbeda, maka dari itu ruang luar menggunakan pola linear yang langsung mengarah pengguna untuk menuju objek yang diinginkan. Dengan pemilihan warna pada massa yang bisa merasakan adanya kenyamanan, semangat, natural, fokus, tegas, dan eksklusif dalam keprivasian. Dengan nilai-nilai privasi yang didapatkan dari persoal space dan teritorial maka objek perancangan ini akan menghasilkan bangunan yang bertujuan mengubah perilaku para peserta didik untuk lebih partisipasif dalam kegiatan belajar.   kata kunci : akademi kuliner, privasi, personal space, teritorial  
WALE BABE DI MANADO (PARADOKS: THE BEGINNING OF THE END) Manabung, Theodosius M.; Tinangon, Alvin J.; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dalam tradisi Minahasa, Wale (rumah) adalah kosmos terkecil dimana kehidupan berawal dari situ. rumah merupakan ruang hidup, ruang belajar dan pembentuk integritas manusia-manusia Minahasa. Rumah menjadi bagian intergral antara manusia, alam dan sang pencipta. Barang bekas (Babe) adalah salah satu produk alternatif untuk pemenuhan kebutuhan manusia, disamping harganya yang terjangkau kualitasnya masih bisa bersaing. Permasalahanya adalah belum adanya wadah yang mampu memfasilitasi hal tersebut. Disamping pandangan masyarakat terhadap barang bekas yang masih lekat dengan stigma negatif. Keterampilan untuk mengolahnya menjadi produk ekonomi yang berkualitaspun masih minim. Wale Babe hadir sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Menjadi jembatan antara gaya hidup masyarakat Manado yang ?bergengsi tinggi? dan pemberian nilai pada barang bekas. Pendekatan Paradoks; The Beginning of the End sabagai upaya penyadartahuan masyarakat untuk Mawale, serta penyadartahuan bahwa manusia dan barang dapat sewaktu-waktu rusak, menjadi bekas dan kehilangan nilai  namun selalu ada alasan untuk kembali memperbaiki semua itu. Proses Perancangan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah Pengembangan Wawasan Komprehensif yang menekankan pada kedalaman kompilasi, analisis dan sintesis tentang Wale Babe, Paradoks dan Tapak Perencanaan,  Sedangkan tahap kedua adalah Transformasi Desain dengan tiga siklus konteks penekanan yaitu Tema, Fungsi dan Lokasi. Masing-masing siklus memiliki metode dan strategi khusus namun tetap berkesinambungan. Penerapan tema Paradoks; The Beginning of the End menjadi harapan terciptanya wadah baru berupa bangunan komersil yang juga berfungsi sebagai ruang sosial yang dinamis dan edukatif. Pembentukan persepsi lewat permainan bentuk, kemisteriusan ruang dalam dan ruang luar menjadi kombinasi yang ideal untuk membahasakannya dalam konsep arsitektural. Begitu pula dengan kontraversi pemilihan lokasi, lahan yang di nilai eksklusif dan mahal dianggap tidak cocok untuk objek yang menawarkan barang bekas, menjadi tantangan konsep arsitektural bekerja, serta menjadi pembuktian bahwa arsitektur dapat menjadi jembatan antara persepsi dan pengkotak-kotakan ekonomi dan status sosial.  Bangunan komersil yang menawarkan barang bekas serta konsep rumah sebagai lokasi bisnis bukan merupakan hal baru, namun konsep ?ruang hidup yang menghidupkan? adalah sebuah ?ke-baru-an? konsep yang ditawarkan, Wale (rumah) menjadi ruang interaksi sosial, ruang edukasi, ruang spiritual, ruang perenungan dan ruang kreatif. Kata kunci: Wale, Barang Bekas, Paradoks, Mawale
STRATEGI KEPARIWISATAAN DI KECAMATAN KEMA MINAHASA UTARA Kiolol, Pingkan Abigail; Moniaga, Ingerid L.; Rompas, Leidy M.
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan RTRW Kabupaten Minahasa Utara tentang Kawasan Peruntukan Pariwisata menyebutkan bahwa Kecamatan Kema masuk dalam kawasan peruntukan pariwisata. Kecamatan Kema sendiri memiliki 10 desa namun hanya 5 desa yang memiliki destinasi pariwisata, yaitu yang pertama desa Tontalete dengan wisata alam yaitu Air Terjun Tontalete, kedua Desa Kema 3 dengan wisata alam yaitu Pantai Batu Nona dan wisata sejarah yaitu Penjara Tua Kema, yang ke tiga Desa Kema 2 dengan wisata alam yaitu Pantai Firdaus dan wisata sejarah yaitu Waruga dan Kuburan Tua Kelder, yang ke empat Desa Waleo dengan wisata alamnya yaitu Air Terjun Masongsor, dan desa terakhir yaitu desa Makalisung dengan wisata alamnya yaitu pantai Makalisung Berbagai potensi pariwisata di Kecamatan Kema teridentifikasi memiliki peluang kepariwisataan yang dapat menunjang pengembangan wilayah Kabupaten Minahasa Utara, namun permasalahan yang ditemukan ditiap desa yakni pengelolaan wisata yang kurang baik, pemberdayaan masyarakat yang masih kurang inovatif dan kreatif menciptakan produk-produk wisata yang menunjang kesejahteraan ekonomi masyarakat, kurangnya partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata. Analisis yang pertama yaitu dengan mengidentifikasi SWOT tiap destinasi wisata di Kecamatan Kema., dan dilanjutkan oleh analisis EFAS dan IFAS melalui pembobotan menurut Rangkuti, 1997, dilanjutkan dengan Isu Strategi yang menggunakan Matriks TOWS atau SWOT yang mengeluarkan indikator program lalu implementasi program-program tersebut pada tiap destinasi wisata di Kecamatan Kema yang dapat menghasilkan Strategi perencanaan pengembangan kepariwisataan di Kecamatan Kema Minahasa Utara. Kata kunci: Kepariwisataan, strategi, indikator program, Kecamatan Kema
ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU KOTA LAYAK HUNI (LIVABLE CITY) STUDI KASUS KOTA MANADO Martin, Willy; Sela, Rieneke L. E.; Rompas, Leidy M.
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota merupakan tempat masyarakat untuk tinggal, bekerja, pusat perekonomian, pemerintahan, dan lain-lain. Sehingga, kota sebagai tempat untuk hidup harus memberikan kenyamanan (livable) bagi penduduk yang ada didalamnya. Konsep kota nyaman (Livable City) di Kota Manado terakhir kali diteliti oleh Ikatan Ahli Perencanaan (Adriadi Dimastanto, Erikson Simanjuntak, Dayinta Pinasthika, Latifah, Putri Amelia, dan Dwitantri Rezkiandini: Most Livable City Index 2017) pada tahun 2017 dan hasilnya Kota Manado berada pada urutan ke-16 sebagai kota ternyaman di Indonesia. Kali ini peneliti melakukan penelitian livable city di Kota Manado (11 kecamatan atau 68 kelurahan) berdasarkan tingkat partisipasi masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan indikator livable city oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif menggunakan perhitungan skala linkert. Maka Kota Manado diklasifikasikan dengan nilai tinggi partisipasi masyarakatnya menuju livable city dengan skor 70,8. Kecamatan Bunaken Kepulauan menjadi kecamatan dengan partisipasi masyarakat tertinggi sementara Kecamatan Tuminting dengan tingkat partisipasi masyarakat terendah menuju Kota Manado yang layak huni. Variabel yang berpengaruh pada penentuan kondisi kenyamanan kota adalah variabel aspek partisipasi masyarakat dalam pembangunan.Kata Kunci: Livable City, partisipasi masyarakat, indikator IAP, tingkat partisipasi, Kota Manado.
HOTEL RESORT TEPI PANTAI di LIKUPANG TIMUR. “PENDEKATAN DESAIN ARSITEKTUR BIOMORFIK” Todingan, Ripka T.; Rengkung, Michael M.; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Likupang Timur merupakan salah satu kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Minahasa Utara dan menjadi satu dari sebelas Kabupaten di Minahasa Utara.Pariwisata di Likupang Timur mempunyai prospek yang baik dan masih dapat dikembangkan secara lebih optimal. Objek wisata yang beragam menjadi salah satu potensi dalam sektor pariwisata di Likupang Timur sehingga tergolong primadona dalam menghasilkan devisa Negara. Keindahan yang menakjubkan dari pulau-pulau dan pantai-pantai yang terdapat di Sulawesi Utara diprediksi akan semakin diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Penekanan desain pada hotel resort ini adalah arsitektur biomorfik yang mengambil ide-ide bentukan dari makhluk hidup di alam yang kemudian diterapkan pada denah, ornament, bentuk jendela atau pintu, bentuk atap, material dan warna. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Hotel Resort, tipe dan syarat hotel, sejarah dan perkembangan hotel, pedoman perencanaan hotel resort dan tinjauan arsitektur biomorfik.Akhirnya, seluruh hasil kajian dituangkan dalam bentuk program ruang dan konsep-konsep perancangan yang diaplikasikan ke dalam desain yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar-gambar arsitektur. Kata Kunci : Biomorfik, Hotel, Likupang Timur, Resort.
APARTEMENT DI MANADO. “GREEN ARCHITECTURE (LOW ENERGY HOUSE)” Sumilat, Jeremy L.; Kindangen, Jefrey I.; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hunian adalah suatu hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang . Semua orang membutuhkan hunian sebagaitempat untuk bernaung . Semakin bertambahnya populasi manusia berarti semakin banyak pula kebutuhan akanhunian . Apartemen merupakan salah satu bentuk hunian yang paling diminati saat ini karena lebih efisien akanketerbatasan lahan . Dilihat dari kebutuhan akan hunian maka sudah selayaknya dikota Manado juga dihadirkansebuah bentuk apartemen yang jumlah penduduknya semakin hari semakin bertambah . Tema Low Energy House diambil karena energi merupakan hal yang terbatas kita sepatutnya menggunakanenergi dengan sebaik-baiknya dan tidak memboroskannya karena energi sudah semakin langka.  Kata Kunci : Hunian,Apartemen,Low Energy House
GRAHA MODE BUSANA DAN SEKOLAH MODEL DI MANADO ‘FASHION IN ARCHITECTURE’ Iriyansa Lagonda Lagonda, Iriyansa; Makarau, Vecky H.; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan Dunia Mode khususnya cara berbusana dan Dunia Modeling sangat berkembang pesat. Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan Dunia Mode tak terbendung diberbagai tempat. Dari Eropa dan Amerika sebagai kiblat kegiatan Mode tersebar apa yang dinamakan revolusi Mode, sebuah bentuk revolusi yang kehadiran dan dampaknya tidak mungkin ditolak. Dengan adanya hubungan erat antara Mode dan Model, maka dibutuhkan suatu wadah yang menampung berbagai macam kegiatan tentang Mode Busana dan Pendidikan untuk Model, dimana tersedia fasilitas lengkap untuk memberikan informasi, edukasi dan mempromosikan rancangan, serta pendidikan modeling dari pengembangan diri, seperti pembentukan mental dan kepercayaan diri, etika dan sikap profesional yang akan membentuk Model menjadi profesional, menarik dan terpelajar. Melihat perkembangan minat dalam bidang Mode dan Modelling di Sulawesi Utara khususnya Kota Manado, dan belum adanya suatu wadah yang menjadi sarana Promosi, informasi, pendidikan untuk  bidang Mode Busana dan Modeling, maka dibutuhkan tempat dimana para penggiat Dunia Mode dari perancang busana, fashion stylist, makeup artist, dan Model mendapatkan ruang yang dapat menampung kreatifitas serta media untuk promosi, informasi dan pendidikan. Ruang yang di maksud adalah Graha Mode Busana dan Sekolah Model di Manado dengan tema perancangan Fashion in Architecture. Kata kunci : Graha mode busana, Sekolah Model, Fashion in Architecture
PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN TRANS SULAWESI TERHADAP PEMANFAATAN LAHAN DI KECAMATAN BELANG Pajow, Vanesa Mariani; Warouw, Fela; Rompas, Leidy M.
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Belang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Minahasa Tenggara yang termasuk dalam kawasan strategis dari sudut pandang ekonomi dan juga termasuk dalam jaringan jalan kolektor primer K1 yaitu jalan Trans Sulawesi jalur timur berdasarkan  RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2033. Dengan adanya Jalan Trans Sulawesi di Kecamatan Belang mengakibatkan meningkatnya aktivitas lalu lintas dan masyarakat sekitar sehingga tentunya akan terjadi perubahan pemanfaatan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Menganalisis Perubahan Pemanfaatan Lahan secara spasial pada Jalan Trans Sulawesi Jalur Timur di Kecamatan Belang. 2. Menganalisis Pengaruh Jalan Trans Sulawesi Jalur Timur terhadap Harga Lahan  di Kecamatan Belang. Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial menggunakan GIS (Geography Information System) dan metode analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi linear sederhana. Hasil penelitian yang diperoleh terdapat 3 jenis pemanfaatan lahan yang mengalami perubahan yaitu lahan Permukiman, Sawah dan Pertanian Pangan Lahan Kering. Persentase untuk lahan permukiman mengalami kenaikan 1% dari 1% di tahun 2009 menjadi 2 % di tahun 2019,  persentase lahan sawah mengalami kenaikan 1% dari 3% di tahun 2009 menjadi 4% di tahun 2019 dan untuk lahan Pertanian Pangan Lahan Kering persentasenya mengalami penurunan 2% dari  96% di tahun 2009 menjadi 94 % di tahun 2019. Berdasarkan hasil analisis Regresi Linear Sederhana yang telah dilakukan menggunakan SPSS versi 20 maka didapatkan hasil yaitu, Jarak (X) berpengaruh negative terhadap Harga Lahan (Y) dengan total pengaruhnya adalah 49,3 %. Pengaruh negative ini bermakna bahwa semakin jauh Jarak dari Jalan Trans Sulawesi maka berpengaruh terhadap Harga Lahan yang semakin murah.Kata Kunci: Pemanfaatan Lahan, Jalan Trans Sulawesi Jalur Timur, Harga Lahan