Hairi Firmansyah
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 56 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN HARUYAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Rayyan Reyhan Anwar; Nina Budiwati; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i4.7867

Abstract

Kecamatan Haruyan merupakan salah satu penghasil produksipadi sawah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sebagian besarpetani padi sawah di Kecamatan Haruyan menggunakan air IrigasiHaruyan Dayak guna memenuhi kebutuhan air untukpenyelenggaraan usahatani padi sawahnya. Tujuan penelitian iniadalah menganalisis pendapatan petani padi sawah yangmenggunakan Irigasi Haruyan Dayak, menganalisis faktor-faktoryang mempengaruhi produksi usahatani padi sawah yangmenggunakan Irigasi Haruyan Dayak dan mengidentifikasipermasalahan yang dihadapi petani padi sawah dalammenggunakan Irigasi Haruyan Dayak di Kecamatan Haruyan.Metode yang digunakan adalah metode survei. Pengambilansampel petani dengan metode penarikan contoh secara acaksederhana (simple random sampling). Jumlah sampel yangdiambil sebanyak 46 responden. Berdasarkan hasil penelitian,diperoleh bahwa biaya total usahatani padi sawah menggunakanIrigasi Haruyan Dayak yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp7.541.690/usahatani atau Rp 16.670.722/ha. Penerimaan totalyang dihasilkan oleh petani sebesar Rp 12.434.043/usahatani atauRp 27.485.151/ha, sehingga pendapatan petani Rp8.769.774/usahatani atau Rp 19.385.372/ha. Faktor-faktor yangmempengaruhi secara signifikan terhadap produksi sawah yangmenggunakan Irigasi Haruyan Dayak, yaitu luas tanam, benih,pupuk, tenaga kerja, lama pengalaman berusahatani dan umurpetani, sedangkan fakor produksi pestisida obat-obatan dan tingkatpendidikan petani tidak berpengaruh secara signifikan terhadapproduksi padi sawah. Permasalahan yang dihadapi petani dalammengelolaan usahatani padi yaitu serangan hama tikus, werengdan walang sangit.
ANALISIS USAHA TANI PADI MASYARAKAT DAYAK PITAP DENGAN SISTEM PERLADANGAN GILIR BALIK DI DESA LANGKAP KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Mahmudah Mahmudah; Masyhudah Rosni; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10352

Abstract

Pertanian menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakatadat. Salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang pengelolaanusaha tani masih bergantung pada kondisi alam serta adat budayaturun temurun adalah masyarakat Dayak Pitap di Balangan. Dalamkehidupan masyarakat tanaman padi sangat penting dan dimuliakan,pola pertanian padi dilakukan dengan perladangan gilir baliksehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaranseharusnya, biaya, penerimaan, pendapatan, kelayakan sertapermasalahan yang dihadapi oleh petani padi perladangan gilirbalik. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langkap KecamatanTebing Tinggi pada bulan Juni 2022 hingga Maret 2023. Jumlahresponden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 petanidan dipilih dengan teknik acak sederhana (simple randomsampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perladangangilir balik memiliki tahapan yang teratur yaitu batirau, batabas,batabang, manyalukut, manugal, pemeliharaan, pengendalian hamadan penyakit dan penyakit, mangatam, aruh bamula, merapai ataubairik, aruh pasid atau aruh babuat dan aruh bawanang. Biaya totalyang diperlukan dalam usaha tani padi terdiri dari biaya eksplisitdan biaya implisit yakni sebesar Rp 7.502.569,00/usahatani danRp 20.623.500,00/usahatani sehingga diperoleh biaya total sebesarRp 28.126.069,00/usahatani. Penerimaan usaha tani padi sebesarRp 28.440.000,00/usahatani. Pendapatan usaha tani padi sebesarRp 20.937.431,00/usahatani. Berdasarkan perbandingan antarabiaya dengan penerimaan diperoleh nilai RCR sebesar 1,01 yangberarti setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan oleh petani akandiperoleh penerimaan sebesar Rp 1,01 dengan kata lain usaha tanipadi dengan perladangan gilir balik ini layak atau menguntungkanuntuk diusahakan. Selanjutnya untuk permasalahan yang dihadapipetani yaitu hama dan penyakit, cuaca ekstrem, sengketa lahan danperembetan saat pembakaran.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO PRODUKSI PADI DI DESA SUNGAI RANGAS HAMBUKU KABUPATEN BANJAR Farras Dita Nurulhuda; Yudi Ferrianta; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.6017

Abstract

Petani di Desa Sungai Rangas Hambuku Kabupaten Banjar mengalami variasi terhadap produktivitas padi yang disebabkan oleh penggunaan input produksi, sehingga dapat mengidentifikasi adanya risiko produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas dan risiko produksi, serta mengetahui pendapatan dan kelayakan usahatani padi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Rangas Hambuku Kabupaten Banjar dengan jumlah petani responden sebanyak 50 orang dari 673 orang populasi petani. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Penelitian ini menggunakan model Just and Pope untuk menganalisis risiko produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan penggunaan benih, pupuk, kapur dolomit dan tenaga kerja berdampak besar pada peningkatan produktivitas padi, sekaligus peningkatan penggunaan pestisida dapat menurunkan produktivitas padi. peningkatan penggunaan benih, pupuk, kapur dolomit dan tenaga kerja memiliki pengaruh nyata terhadap peningkatan variance produktivitas, sehingga dapat menimbulkan risiko produksi (risk inducing factor). Rata – rata pendapatan petani responden sebesar Rp 4.882.290,53/usahatani dan Rp 5.738.065,63/Ha.
PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP IMPLEMENTASI PESTISIDA NABATI OLEH PETANI KARET DI DESA MANDIKAPAU BARAT KECAMATAN KARANG INTAN Gusti Najimah Nur Aina; Hairi Firmansyah; Eka Radiah
Frontier Agribisnis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i1.12263

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran penyuluh terhadapimplementasi pestisida nabati oleh petani karet di Desa MandikapauBarat, Kecamatan Karang Intan dan untuk menganalisis permasalahanyang dialami Penyuluh dalam menjalankan peran sebagai penyuluh diDesa Mandikapau Barat, Kecamatan Karang Intan. Penelitian inibertempat di Desa Mandikapau Barat, Kecamatan Karang Intan.Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Analisisdata yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan skala likertdengan variabel Edukator, Diseminator, Fasilitator, Konsultan,Supervisor, Evaluator, dan analisis deskriptif. Berdasarkan penelitianini, Peran Penyuluh Pertanian di Desa Mandikapau Barat, termasukdalam kategori sangat berperan, dengan jumlah skor rata-rata 3,010 danpersentase sebesar 83,6%. Indikator edukator dengan skor rata-rata119,00 dan persentase sebesar 79,3% kategori berperan. Diseminatordengan total skor 122,25 dan persentase sebesar 81,5% kategori sangatberperan. Fasilitator dengan skor rata-rata 111,75 dan persentasesebesar 74,5% kategori berperan. Konsultan dengan skor rata-rata143,25 dan persentase sebesar 95,5% kategori sangat berperan.Supervisor dengan persentase sebesar 90,5% kategori sangat berperan.Pemantauan dan evaluasi dengan skor rata-rata 120,50 denganpersentase sebesar 80,3% kategori sangat berperan. Permasalahan yangdialami oleh penyuluh pertanian adalah kurangnya pengetahuanterhadap teknologi untuk membuat media penyuluhan.
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI BUAH NAGA DI KELURAHAN KALAMPANGAN KECAMATAN SEBANGAU KOTA PALANGKA RAYA Bella Friska Wawoh; Yusuf Azis; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8263

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraanusahatani buah naga, menganalisis biaya, penerimaan, pendapatandalam usahatani buah naga serta faktor – faktor sosial ekonomi yangdiduga mempengaruhi pendapatan usahatani buah naga. Jumlahresponden sebanyak 41 orang diambil menggunakan metode sensus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan usahatanibuah naga mendapatkan hasil panen yang baik mulai daripengolahan lahan sampai dengan teknik penanaman sertapemeliharaan yang tepat dan menyesuaikan waktu. Rata-rata biayatotal yang harus dikeluarkan petani yaitu sebesar Rp 633.448.746per usahatani atau Rp 266.067.116/ha dengan rata-rata biayaeksplisit sebesar Rp 377.591.887 per usahatani atau Rp154.363.900/ha dan rata-rata biaya implisit sebesar Rp 255.856.859per usahatani atau Rp 111.703.216/ha. Rata-rata penerimaanusahatani buah naga tahun 2021 diperoleh sebesar Rp 871.498.537per usahatani atau Rp 333.938.692/ha. Sedangkan rata-ratapendapatan usahatani buah naga tahun 2021 sebesar Rp493.906.649 per usahatani atau Rp 179.574.792/ha. Hasil analisisdan identifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhipendapatan usahatani buah naga menggunakan analisis regresilinear berganda yang diestimasi melalui logaritma natural modelCobb-Douglas diperoleh nilai koefisien determinasi menggunakanAdjusted R-square (R2) 0,382 dan F hitung 4,531. Variabel biayapestisida merupakan satu-satunya faktor sosial ekonomi yangmempengaruhi pendapatan usahatani buah naga, sedangkan biayatenaga kerja, pengalaman berusahatani buah naga, pendidikan,jumlah tanggungan, biaya pemupukan dan modal tidak memberikanpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani buahnaga di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau KotaPalangka Raya.
ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGEMASAN PETIS MERK HMD DI KELURAHAN SUNGAI ULIN KOTA BANJARBARU Mustafizurrahman Mustafizurrahman; Rifiana Rifiana; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i1.585

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan petis merk “HMD”,mengetahui besar biaya, penerimaan, keuntungan dan kelayakan, serta besar nilai tambah dari usaha pengemasan petis merk “HMD” dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam usaha pengemasan petis merk “HMD”. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2016 sampai Februari 2018. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengemasan petis merk “HMD” cukup sederhana yaitu, bahan baku seprti gula merah, bawang putih, dan cabai dihaluskan terlebih dahulu menggunakan penggilingan. Setelah itu, penambahan gula putih sebanyak 5 kg untuk 1 blek petis. Selanjutnya, proses perebusan petis yang sudah dicampur dengan semua bahan baku. Perebusan dilakukan selama 30 menit. Kemudian setelah perebusan selesai, tahap selanjutnya pendinginan yang dilakukan selama satu malam, setelah petis benar-benar dingin baru bisa dilakukan proses pengemasan. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam usaha yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dalam usaha pengemasan petis merk “HMD” selama tahun 2016 sebesar Rp 636.831.001. Total penerimaan usaha pengemasan petis merk “HMD” selama tahun 2016 sebesar Rp 1.299.000.000, keuntungan sebesar Rp 683.536.000, kelayakan usaha pengemasan petis merk “HMD” akan memberikan penerimaan sebesar 2,11, karena RCR > 1, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha pengemasan petis merk “HMD” layak untuk diteruskan, dan untuk nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp 775.331.000. Permasalahan yang dihadapi dalam usaha pengemasan petis merk “HMD” yaitu tidak stabilnya harga cabai dipasaran menjadi kendala pengusaha.Kata kunci: pengemasan, biaya, kelayakan, nilai tambah
ANALISA USAHA PERKEBUNANAN RAKYAT KELAPA SAWIT DESA SUKADAMAI KECAMATAN MANTEWE KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN Bagus Dwi Prasetya; Muzdalifah Muzdalifah; Hairi Firmansyah
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10311

Abstract

Tujuan penelitan ini adalah untuk menganalisis penyelenggaraanusaha perkebunan kelapa sawit dan berapa besaran penerimaan danpendapatan usaha perkebunan kelapa sawit rakyat dan menganalisispermasalahan yang dihadapi dalam usaha perkebunan kelapa sawitdi Desa Sukadamai. Data yang digunakan dalam penelitian iniberupa data primer dan sekunder sampel yang digunakan yaituteknik sampel acak sederhana, dan analisis dilakukan denganmenggunakan data sampel dapat didasarkan pada kesamaankarakteristik dari karakteristik sasaran, luas lahan yang merekamiliki rata-rata masa tanam sawit diatas 5 tahunan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa gambaran perkebunan kelapa sawit rakyat diDesa Sukadamai. Alat untuk lahan yang digunakan petani sampel,seluas 3 – 4 hektar rata-rata luas lahan yang dimiliki petani sampel,sarana produksi pertanian yang digunakan adalah egrek, dodos,parang, spayer, gancu, keranjang besi dan tojok, pupuk yangdigunakan oleh petani adalah Urea, Sp 36, KCL dan ZA. Sedangkanbesarnya Penerimaan yang diterima oleh petani kelapa sawit rakyatdengan rata-rata penerimaan petani kelapa sawit per usahatanisebesar Rp 341.904.000/usahatani dan rata-rata penerimaan petanikelapa sawit adalah Rp. 77.705.455/ha. Sedangkan total biaya perusahatani rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp227.388.364/usahatani perkebunan kelapa sawit dan rata-rata biayatotal per hektar adalah Rp. 51.679.174/ha, shingga pendapatan yangdiperoleh dari usaha perkebunan kelapa sawit rakyat di DesaSukadamai Kecamatan Mantewe yaitu sebesar Rp.114.515.636/usahatani dan rata-rata per hektar sebesar Rp.26.026.281/ha.
ANALISIS USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA PAMALONGAN KECAMATAN BAJUIN KABUPATEN TANAH LAUT Luwis Wulandari; Hairi Firmansyah; Rifiana Rifiana
Frontier Agribisnis Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i3.10343

Abstract

Hortikultura merupakan salah jenis tanaman yang prospeknyacukup baik untuk dikembangkan pada daerah yang bukan basisproduksi tanaman pangan berupa padi dalam meningkatkankesejahteraan ekonomi rumah tangga petani. Salah satu tanamanhortikultura tersebut adalah cabai rawit. Pada Tahun 2021Pamalongan memiliki produktivitas cabai rawit tertinggi diKecamatan Bajuin Kabupaten Tanah Laut. Penelitian inidilaksanakan untuk mengetahui biaya, penerimaan dankeuntungan dan kelayakan usahatani cabai rawit serta masalahyang dihadapi petani cabai rawit. Penelitian ini dilaksanakan padaBulan September 2021 sampai Januari 2023. Jenis data yangdigunakan yaitu data primer dan sekunder. Desa Pamalogan ter-purposive atau terpilih dengan sengaja pada penelitian ini. Tigapuluh (30) orang dipilih secara random sampling menggunakantabel bilangan sederhana dari total populasi tersebut. Daripenelitian ini perbandingan biaya tetap dan biaya variabel cukupbesar yaitu 1:16. Sehingga alokasi seluruh biaya banyak berfokuspada biaya variabel. Penerimaan usahatani cabai rawit yangdiperoleh oleh petani Rp 22.543.967/usahatani (Rp30.058.622/ha) dengan biaya total yang dikeluarkan Rp14.134.572/usahatani (18.795.980/ha), sehingga dapatdisimpulkan keuntungan yang diperoleh masing-masing petaniadalah sebesar Rp8.409.395/usahatani (Rp11.262.643/ha).Berdasarkan analisis kelayakan usahatani didapati bahwaUsahatani cabai rawit di Desa Pamalongan layak diusahakandengan nilai RCR 1,59. Permasalahan usahatani cabai rawit diDesa Pamalongan ada tiga yaitu adanya larangan pembakaranlahan, saprodi mahal, organisme pengganggu tanaman yang susahdiatasi dan musim yang tak menentu serta harga yang fluktuatif
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN RAWA KECAMATAN SUNGAI TABUK, KABUPATEN BANJAR Irfan Rifanto; Hairi Firmansyah; Kamiliah Wilda
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2125

Abstract

Abstrak. Penerapan merupakan tindakan yang dilakukan secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, penerapan harus memuat unsur berikut, adanya program yang dilaksanakan, adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut. Adanya pelaksanaan baik organisasi ataupun perorangan yang bertanggung jawab dan pengelolan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses penerapan. Teknologi adalah penerapan keilmuan yang mempelajari dan mengembangkan kemampuan dari suatu rekayasa dengan langkah dan teknologi dalam suatu bidang.  Penyelenggaraan budidaya padi di lahan rawa bertujuan untuk memperbaiki taraf hidup petani agar mempunyai penghasilan tambahan dengan sasaran kegiatan peningkatan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau IP 100 sampai dengan IP 300 sehingga meningkatkan  produktivitas dan produksi padi di lahan rawa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tingkat penerapan teknologi budidaya padi pada lahan rawa di Kecamatan Sungai Tabuk dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat penerapan budidaya padi di lahan rawa. Hasil Penelitian di dapat bahwa tingkat penerapan teknologi budidaya padi di lahan rawa kecamatan Sungai Tabuk pada kategori sedang (72,087%). Berdasarkan uji korelasi, faktor internal petani (umur, pendidikan, pengalaman berusahatani dan kekosmopolitan) dan faktor ekternal petani (modal, luas lahan, jumlah tenaga kerja dan interaksi dengan penyuluh) terhadap tingkat penerapan teknologi budidaya padi di lahan rawa signifikan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten BanjarKata kunci: penerapan, teknologi, penyelenggaraan budidaya padi
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI TENTANG PESTISIDA ANORGANIK PADA TANAMAN PADI UNGGUL DI DESA PENGGALAMAN KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR Agus Agus; Hairi Firmansyah; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1307

Abstract

Abstrak. Rendahnya tingkat pengetahuan petani terhadap pengurangan penggunaan pestisida kemungkinan disebabkan oleh kurang memadainya pengetahuan petani terhadap dampak negatif penggunaan pestisida. Oleh sebab itu pada penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida pada tanaman padi unggul. Hasil penelitian ini di peroleh bahwa tingkat pengetahuan petan tentang penggunaan pestisida anorganik pada tanaman padi unggul di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, masuk kategori tinggi (81,78%.).Hubungan pendidikan formal  dengan pengetahuan petani hasil analisis koefisien biserial biserial diperoleh nilai rpbi sebesar 0,666 dan rtab 0,361 pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil thit lebih besar dari rpbi (0,666 ≥ rtab 0,361). Maka H0 ditolak artinya terdapat hubungan signifikan antara pendidikan formal dengan tingkat pengetahuan petani terhadap pestisida. Hubungan lama berusahatani dengan pengetahuan  petani hasil analisis koefisien korelasi biserial diperoleh nilai rpbi 0,860 dan rtab 0,361 pada  taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil rpbi lebih besar dari rtab (rpbi 0,860 ≥ rtab 0,361). Maka H0 ditolak. Permasalahan yang dihadapi petani dalam penggunaan pestisida. Beberapa hama kebal terhadap pestisida, petani masih belum mengetahui solusi lain untuk pemberantasan hama selain penggunaan pestisida. Intensitas penyuluhan yang kurang mengakibatkan penyampaian informasi hanya dilakukan oleh petani ke petani sehingga, suatu informasi yang sesuai direkomendasikan kepetani sifatnya tidak utuh oleh petani.Kata kunci : pengetahuan petani, pestisida anorganik, padi unggul