Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search
Journal : Jurnal Sosio Ekonomika Bisnis

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI PANGAN DAN GIZI RUMAH TANGGA NELAYAN KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Mardiana Ningsih; . Suandi; Yusma Damayanti
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 15 No. 1 (2012): Januari 2012
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.59 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v15i1.2742

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan dan gizi rumah tangga nelayan di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat, selain itu untuk mengetahui kecukupan konsumsi energi dan protein rumah tangga nelayan apakah sudah memenuhi standar sehingga diharapkan dapat terpenuhi oleh seluruh rumah tangga dan penduduk di Indonesia pada tahun 2020 yaitu sebesar 2000 kkal/kapita/hari dan 52 gram/kapita/hari. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan wawancara secara langsung menggunakan metode recall 24 jam dan yang dilakukan dalam tiga kali perhitungan serta pengisian kuisioner yang telah dipersiapkan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa : (1) Terdapat perbedaan pola konsumsi pangan sumber protein dan energi dengan adanya perbedaan jumlah anggota rumah tangga nelayan dan penerimaan, dimana semakin banyak jumlah anggota rumah tangga maka konsumsi protein dan energi semakin berkurang, dan semakin tinggi penerimaan maka  konsumsi jenis makanan nasi semakin kecil. (2)Jumlah anggota rumah tangga dan penerimaan berpengaruh signifikan terhadap pola konsumsi pangan dan gizi rumah tangga nelayan Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sedangkan pendidikan tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan dan gizi rumah tangga nelayan. Kata Kunci : Kecukupan Konsumsi Pangan Energi Dan Protein
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM MINAPADI SEBAGAI UPAYA PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI PROVINSI JAMBI Yusma Damayanti
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 15 No. 1 (2012): Januari 2012
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.625 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v15i1.2745

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk melihat potensi dan peluang pengembangan sistem minapadi sebagai upaya penanganan dampak perubahan iklim di Provinsi Jambi. Metode analisis yang digunakan adalah  Descriptive Analysis. Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa (1). Potensi pengembangan sistem  minapadi di Provinsi Jambi masih sangat besar, dapat dilihat dari luas lahan sawah yang potensial untuk pengembangan sistem minapadi mencapai 110.201 ha. (2).  Peluang  pengembangan  sistem  mina padi  Provinsi Jambi dapat meningkatkan produksi perikanan budidaya hingga mencapai 71.630,65 ton, dengan wilayah pengembangan utama terdapat pada Kabupaten Tajung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kabupaten Kerinci.   Kata kunci : potensi dan peluang, minapadi, perubahan iklim
ANALISIS KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI KECAMATAN BATIN XXIV KABUPATEN BATANGHARI Ling Ling Susanti; yusma damayanti; dewi sri nurchaini
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 15 No. 2 (2012): Juli 2012
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.169 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v15i2.2756

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan rumah tangga petani karet serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi  konsumsi pangan rumah tangga petani karet di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 25 November 2012 sampai dengan 25 Desember 2012. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan wawancara secara langsung menggunakan metode recall 24 jam dan food frequency yang dilakukan dalam tiga kali perhitungan serta pengisian kuisioner yang telah dipersiapkan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa : (1) Bahan makanan pokok sumber energi yang paling sering dikonsumsi oleh responden adalah dari kelompok padi-padian yaitu beras dengan frekuensi 3 kali perhari, pangan nabati yang paling sering dikonsumsi adalah jenis kedele dalam bentuk tahu dan tempe dengan frekuensi 4-6 kali perminggu, pangan hewani yang sering dikonsumsi adalah dari jenis ikan asin/teri sebesar 50 persen responden dengan frekuensi makan 4-6 kali perminggu. Serta ikan sebesar 27,3 persen responden dengan frekuensi makan 2-3 kali permiggu. Rata-rata konsumsi energi dan protein rumah tangga petani karet di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari adalah 2.100,91 kkal/kapita/hari dan 47,53 gram/kapita/hari. (2) jumlah anggota rumah tangga dan penerimaan mempengaruhi konsumsi energi dan protein rumah tangga petani karet. Sedangkan pendidikan tidak mempengaruhi konsumsi energi dan protein rumah tangga petani karet di Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari.   Kata Kunci : Kecukupan Konsumsi Pangan Energi Dan Protein
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun . Muhajirin; yusma damayanti; . Elwamendri
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 17 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.104 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v17i1.2795

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum keadaan usahatani padi sawah di Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun dan untuk mengetahui pengaruh faktor - faktor produksi terhadap prosuksi usahatani padi sawah dalam sekali musim tanam. Metode analisis data yang digunakan dalam analisis adalah kualitatif dan kuantitatif kemudian untuk mengetahui pengaruh faktor produksi terhadap usahatani padi sawah digunakan alat analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.992 artinya 99,2 persen variasi dalam tingkat produksi dipengaruhi oleh variable variabel luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk sp-36, pupuk KCL dan curater, sisanya 0,8 persen dipengaruhi oleh variable lain. Hasil pengujian secara parsial terhadap variabel-variabel bebas diketahui bahwa variabel Luas Lahan (X1), Benih (X2), pupuk KCL (X5) dan Obat Curater (X6) berpengaruh terhadap produksi padi sawah pada selang kepercayaan 95 persen.Kata Kunci : produksi,Usahatani, Padi Sawah.
ANALISIS TATANIAGA PINANG ( ARECA CATECHU. L ) PADA PASAR PRODUSEN DI KECAMATAN MUARA SABAK TIMUR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Dedi Rahman; . Elwamendri; Yusma Damayanti
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 17 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.481 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v17i2.2799

Abstract

Pinang merupakan komoditas unggulan di Provinsi Jambi. Peningkatan produksi tanpa diikuti dengan adanya tataniaga yang efisien tentu tidak akan mencapai tujuan pembangunan pertanian, tingginya biaya tataniaga cenderung akan menyebabkan perbedaan atau selisih harga yang diterima petani dengan biaya yang dibayar konsumen semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Structure Conduct Performance (SCP) tataniaga pinang pada pasar produsen di Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu penghasil pinang terbesar di Provinsi Jambi. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui struktur pasar digunakan metode deskriptif sedangkan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi pemasaran tiap saluran menggunakan metode analisis margin pemasaran dan analisis bagian harga yang di terima petani pada setiap saluran tataniaga, selanjutnya di analisis menggunakan metode analisis indeks efisiensi teknis dan indeks efisiensi ekonomis. Dari hasil penelitian diketahui sktruktur pasar mengarah kepada struktur oligopsoni. Hasil analisis diketahui bahwa besarnya bagian harga yang diterima petani pada saluran III lebih tinggi dibandingkan saluran I dan saluran II, untuk saluran III bagian harga yang diterima petani yaitu 82,13%, pada saluran II yaitu 65,92%, dan saluran I yaitu 59,71%. Secara  teknis saluran III lebih efisien dibandingkan saluran lainnya dengan angka indeks efisiensi teknis terkecil yaitu sebesar Rp. 3,05/Kg/Km, saluran II yaitu Rp. 4,25/Kg/Km, dan saluran I yaitu 4,49/Kg/Km. Sedangkan secara ekonomis saluran yang efisien adalah saluran III sebesar Rp. 7,24/Kg, seterusnya saluran II sebesar Rp. 14,44/Kg, dan saluran I sebesar Rp. 17,29/Kg.   Kata Kunci : Tataniaga, Pinang, Pasar
POLA KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI KECAMATAN MANDIANGIN KABUPATEN SAROLANGUN Ari Apriansyah; . Suandi; Yusma Damayanti
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 17 No. 2 (2014): Juli 2014
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.329 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v17i2.2810

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui konsumsi pangan rumah tangga petani karet serta (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi  konsumsi pangan rumah tangga petani karet di Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 08 November 2013 sampai dengan 08 Desember 2013. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan yaitu metode survey dengan wawancara secara langsung menggunakan metode recall 24 jam dan food frequency yang dilakukan dalam tiga kali perhitungan serta pengisian kuisioner yang telah dipersiapkan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa : (1) Bahan makanan pokok sumber energi yang paling sering dikonsumsi oleh responden adalah dari kelompok padi-padian yaitu beras dengan frekuensi 3 kali perhari, pangan nabati yang paling sering dikonsumsi adalah jenis kedele dalam bentuk tahu dan tempe dengan frekuensi 4-6 kali perminggu, pangan hewani yang sering dikonsumsi adalah dari jenis ikan asin/teri sebesar 50 persen responden dengan frekuensi makan 4-6 kali perminggu. Serta ikan sebesar 27,3 persen responden dengan frekuensi makan 2-3 kali permiggu. Rata-rata konsumsi energi dan protein rumah tangga petani karet di Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun adalah 2.371,84 kkal/kapita/hari dan 50,96 gram/kapita/hari. (2) jumlah anggota rumah tangga dan pendapatan mempengaruhi konsumsi energi dan protein rumah tangga petani karet. Sedangkan pendidikan tidak mempengaruhi konsumsi energi dan protein rumah tangga petani karet di Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun.   Kata Kunci  Pola Konsumsi Energi, Protein
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PT. SATYA KISMA USAHA SUNGAI BENGKAL MILL KABUPATEN TEBO Budi Hermawan; . edison; Yusma Damayanti
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 18 No. 2 (2015): Juli 2015
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.606 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v18i2.2823

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui gambaran umum perkembangan produksi dan faktor produksi CPO di Sungai Bengkal Mill, (2) menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi CPO di Sungai Bengkal Mill, dan (3) menganalisis elastisitas produksi dan skala usaha CPO di Sungai Bengkal Mill. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Satya Kisma Usaha (SKU) Sungai Bengkal Mill dengan memfokuskan produksi CPO sebagai variabel terikat (dependent variable) kemudian bahan-baku, modal dan mesin sebagai variabel bebas (independent variable). Metode analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda yang dimodifikasi dari persamaan fungsi Cobb-Douglas. Setelah diuraikan model konseptualnya dengan menggunakan model fungsi Cobb-Douglas kemudian ditransformasi kedalam model linier logaritmatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Produksi CPO yang dihasilkan Sungai Bengkal Mill dalam kurun waktu 6 tahun terakhir mengalami tren penurunan yang cukup signifikan, penurunan terbesar terjadi pada tahun 2013, dimana penurunan mencapai 3.498.445 kilogram atau sekitar 10,602 persen. (2) Faktor produksi yang berupa bahan-baku, modal dan mesin secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi CPO, sedangkan secara parsial hanya bahan-baku dan modal yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi CPO, sedangkan faktor produksi mesin tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi CPO. (3) Dilihat dari skala usahanya, usaha produksi CPO Sungai Bengkal Mill bersifat decreasing return to scale artinya proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi.   Kata Kunci : Produksi, Faktor Produksi, CPO, Sungai Bengkal Mill
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS L.) DI KECAMATAN KAYU ARO KABUPATEN KERINCI Meily Andriani; Emy Kernalis; Yusma Damayanti
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 18 No. 2 (2015): Juli 2015
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.064 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v18i2.2832

Abstract

Ubi  Jalar adalah salah satu alternatif dari sekian tanaman pangan untuk mendampingi  beras menuju ketahanan pangan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor produksi lahan, tenaga kerja, bibit dan herbisida terhadap produksi, serta untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap produksi ubi jalar di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Penelitian ini dilakukan di  tiga Desa yang ada di Kecamatan Kayu Aro dengan menggunakan 95 petani sampel, yang terdiri dari 52 petani di Desa Lindung Jaya, 28 petani di Desa Giri Mulyo dan 15 petani di Desa Sungai Sampun. Data dianalisis secara kuantitatif dan dilanjut dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian disimpulkan bahwa secara bersama-sama faktor-faktor tersebut mempengaruhi produksi ubi jalar, dan faktor-faktor tersebut mampu menjelaskan produksi ubi jalar sebesar 71,5 persen, secara parsial faktor produksi yang berpengaruh secara nyata adalah luas lahan sebesar 4,262 persen, jumlah herbisida sebesar 0,852 persen, tenaga kerja sebesar 0,399 persen dan jumlah bibit sebesar 0,147 persen.Kata Kunci : Produksi, Faktor Produksi, ubi jalar
ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI ORGANIK DAN NON ORGANIK DI KECAMATAN SAROLANGUN KABUPATEN SAROLANGUN Julia Kristina Hasugian; Yusma Damayanti; Saidin Nainggolan
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 19 No. 2 (2016): Jurnal Sosioekonomika Bisnis
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.915 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v19i2.5024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan faktor produksi di antara kedua jenis usahatani padi organik dan non organik dan menganalisis perbedaan biaya, produksi, penerimaan dan pendapatan kedua jenis usahatani. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sarolangun Desa Sarolangun dan Desa Aur Gading dengan melakukan uji Regresi Linier Berganda dan uji beda dua rata-rata. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya yang dikeluarkan pada usahatani padi organik lebih tinggi dikarenakan terjadinya penambahan kegiatan proses produksi. Sedangkan pada tingkat produksi pada usahatani padi organik lebih tinggi dibandingkan usahatani padi non organik, sehingga penerimaan yang dihasilkan lebih tinggi. Dengan hasil penerimaan yang tinggi, maka pendapatan yang diperoleh lebih tinggi. Hasil dari Regresi Linier Berganda menunjukkan pada usahatani padi organik variabel luas lahan, benih, pupuk kompos, dan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) berpengaruh nyata pada taraf 99 persen dengan tanda positif. Pada usahatani padi non organik , variabel luas lahan berpengaruh nyata pada taraf 99 persen, pupuk KCl berpengaruh nyata pada taraf 95 persen, pupuk Urea berpengaruh nyata pada taraf 90 persen dan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) berpengaruh nyata pada taraf 90 persen dengan tanda negatif. Sedangkan pada hasil gabungan dengan dummy, variabel benih, pupuk KCl, dan variabel dummy berpengaruh nyata pada taraf 99 persen, variabel pupuk Urea, TSP dan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) berpengaruh nyata pada taraf 95 persen dan variabel luas lahan berpengaruh nyata pada taraf 90 persen. Kata Kunci : Padi Organik, Non Organik, Variabel
ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KELAPA DALAM POLA MONOKULTUR DAN TUMPANG SARI DI KECAMATAN MENDAHARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Asih Wahyuni; Zulkifli Alamsyah; Yusma Damayanti
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 19 No. 2 (2016): Jurnal Sosioekonomika Bisnis
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.013 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v19i2.5025

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis struktur biaya dan penerimaan usahatani kelapa dengan pola monokultur dan pola tumpangsari kelapa dengan pinang di Kecamatan Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur, (2) Melihat besarnya perbedaan pendapatan usahatani kelapa dalam petani yang menggunakan pola monokultur dan petani yang menggunakan pola tumpangsari. Pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan lokasi penelitian merupakan daerah dengan luas tanam dan produksi terbesar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penelitian dilakukan dari tanggal 9 Januari 2014 sampai tanggal 9 Februari 2014 dengan metode simple random sampling. Daerah sampel penelitian yaitu Kelurahan Mendahara Ilir dan Desa Sungai Tawar dengan pertimbangan desa ini memiliki jumlah petani paling banyak dengan mengusahakan usahatani monokultur dan tumpangsari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara petani yang menggunakan pola monokultur dan pola tumpangsari, baik dalam hal penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani. Penerimaan pada usahatani tumpangsari lebih besar dari penerimaan pada usahatani monokultur, begitu juga dalam hal biaya usahatani. Biaya usahatani pada tumpangsari lebih besar dari biaya usahatani pada monokultur. Meskipun biaya yang dikeluarkan pada usahatani pola tumpangsari lebih besar dari biaya usahatani yang dikeluarkan pada usahatani monokultur namun dengan adanya tambahan penerimaan dari usahatani pinang akan menyebabkan pendapatan pada usahatani tumpangsari juga lebih besar dari pendapatan usahatani monokultur. Kata Kunci : Monokultur, Tumpangsari, Kelapa Dalam