Claim Missing Document
Check
Articles

KOSAKATA ETNOMEDISIN DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL SUNDA: KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI (ETHNOMEDICINE LEXICON IN SUNDANESE TRADITIONAL TREATMENT: AN ANTROPOLINGUISTICS STUDY) Dadang Suganda; NFN Wagiati; Sugeng Riyanto; Nani Darmayanti
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 16, No 2 (2018): Metalingua Edisi Desember 2018
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.481 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v16i2.241

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda di dilihat dari kajian antropolinguistik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua pendekatan, yaitu pendekatan secara teoretis dan pendekatan secara metodologis. Secara teoretis, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropolinguistik. Secara metodologis, pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Atas dasar itu, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis data deskriptif. Analisis dibagi menjadi klasifikasi dan deskripsi leksikon berdasarkan bahan pengobatan tradisional, klasifikasi dan deskripsi leksikon berdasarkan nama penyakit tradisional sunda, cerminan kultural kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional sunda, dan gejala kultural dari praktik etnomedisin dalam pengobatan tradisional sunda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang bentuk lingualnya menjadi dua bentuk, yaitu bentuk kata dan bentuk frasa, (2) kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda setidaknya memiliki tiga cerminan kultural, yaitu adanya harmonisasi masyarakat dengan alam, adanya harmonisasi nilai religius terhadap alam, dan cerminan ekonomis, dan (3) keberadan pengetahuan masyarakat atas bahan-bahan pengobatan tradisional termasuk warisan kultural yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi tua kepada generasi muda.Kata kunci: leksikon, etnomedisin, bahasa Sunda, antropolinguistik
PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA OLEH MAHASISWA YANG BERBAHASA PERTAMA SUNDA Sugeng Riyanto; nfn Wagiati
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 14, No 2 (2016): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.177 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v14i2.200

Abstract

SUNDANESE language as a second largest language in Indonesia is expected tosurvive against the dominance of Indonesian language on the condition thatyoung people, especially the students, maintain the use of their first language inthe domain that is occupied by the language. This writing was conducted toprove the Sundanese language maintenance. The study was in quantitativeapproach by using two independent variables, namely the use of Sundanese versusthe use of Indonesian language and two groups of Sundanese as a first languageusers, the male students and the female students of Faculty of Humanities,Padjadjaran University. Dependent variable is their choice of language:Sundanese or Indonesian language. The results showed that the students stillmaintain Sundanese language in the domain which was supposed to be used.The male students used more Sundanese language than the female students inthree domains, namely in the campus, arround the campus, and in the familyenvironment. The family is the most important domain for the maintenance of thelanguage. Familiarity factors also affect the selection of language. AbstrakBAHASA Sunda sebagai bahasa terbesar kedua penuturnya di Indonesia diharapkanmampu bertahan menghadapi desakan kuat bahasa Indonesia dengan syarat parapemudanya, terutama mahasiswa yang berbahasa pertama Sunda tetapmempertahankan penggunaannya pada ranah yang memang ditempati oleh bahasa itu.Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pemertahanan bahasa Sunda itu. Penelitianini berancangan kuantitatif dengan menggunakan dua variabel bebas, yakni penggunaanbahasa Sunda yang dihadapkan dengan bahasa Indonesia dan dua kelompok penggunabahasa Sunda sebagai bahasa pertama, yakni mahasiswi dan mahasiswa Fakultas IlmuBudaya Unpad. Variabel terikatnya adalah pilihan bahasa yang mereka lakukan: bahasaSunda atau bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mahasiswamasih mempertahankan bahasa Sunda pada ranah yang memang seharusnya bahasaSunda digunakan. Para mahasiswa lebih banyak menggunakan bahasa Sunda di tigaranah, yakni di dalam kampus, di luar kampus, dan di lingkungan keluarga. Ranahkeluarga merupakan tempat terpenting untuk pemertahanan bahasa Sunda. Faktorkeakraban juga berpengaruh pada pemilihan bahasa Sunda.
PENYALAHGUNAAN JABATAN WALI KOTA BEKASI DALAM ANGGARAN (Studi Kasus Putusan Nomor 2547 K/Pid.sus/2011) Sugeng Riyanto
JURNAL ILMIAH HUKUM DIRGANTARA Vol 9, No 2 (2019): JURNAL ILMIAH HUKUM DIRGANTARA
Publisher : UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.179 KB) | DOI: 10.35968/jh.v9i2.359

Abstract

Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Salah satu praktek korupsi yang dilakukan oleh Walikota Bekasi Mochtar Mohamad yang telah menghabiskan anggaran sebesar 1,6, serta mencoba menyuap anggaran pendidikan berupa upeti dan anggaran diminta untuk membayar utang pribadinya sebesar 639 jt. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu penelitian yang menekankan pada penggunaan norma-norma hokum secara tertulis serta didukung dengan hasil wawancara dengan narasumber dan informan. Walikota Bekasi terjerat hukum dengan melanggar korupsi dan telah berlawanan dengan spirit dari undang-undang no. 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara norma yang mengajak masyarakat untuk mencapai cita-cita Negara namun sebagai Negara hukum seluruh masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari jeratan hukum sehingga Walikota Bekasi mendapat hukuman sesuai dengan Putusan Nomor 2547 K/Pid.sus/2011.  Kata Kunci : Penyalahgunaan Jabatan, Korupsi
KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PEMULIHAN KOMPETENSI LINGUISTIK PASIEN PENYANDANG AFASIA BROCA Riki Nasrullah; Dadang Suganda; Wagiati Wagiati; Sugeng Riyanto
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol 9 No 2 (2019): LITERASI: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.761 KB) | DOI: 10.23969/literasi.v9i2.1670

Abstract

Abstrak Penelitian ini berjudul “Komunikasi Terapeutik dalam Pemulihan Kompetensi Linguistik Pasien Penyandang Afasia Broca”; bertujuan menjelaskan pola-pola komunikasi terapeutik antara terapis dengan pasien penyandang afasia broca di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian ini berupa ekspresi verbal para penyandang afasia broca berbahasa Indonesia dan dari proses berlangsungnya terapi wicara antara terapis wicara dengan penyandang afasia. Secara keseluruhan penelitian ini mengambil lokasi di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Sebanyak 3 (tiga) orang responden dijadikan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyandang afasia broca memiliki problematika lingual yang begitu memperihatikan, yakni mereka memiliki masalah dalam mengungkapkan pikirannya melalui bahasa; (2) dari proses komunikasi terapeutik yang ada di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional antara terapis wicara dengan klien penyandang afasia broca, terdapat beberapa gejala lingual yakni adanya alih gaya (style shifting)) dan adanya pemberian feedback positif dari terapis wicara kepada klien penyandang afasia broca. Kata Kunci: komunikasi terapeutik, kompetensi linguistik, afasia broca
Geografi (Kesejarahan) Dan Arsitektur (Lansekap) Sebagai Ilmu Bantu Arkeologi (Sebuah Uraian Singkat) Sugeng Riyanto
Berkala Arkeologi Vol 15 No 3 (1995): Edisi Khusus
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.908 KB) | DOI: 10.30883/jba.v15i3.682

Abstract

In its long journey, archeology as a science has long since left artifact-oriented studies (including features and ecofacts) oriented. The three of them are no longer seen as individual data that must be studied individually, but are seen as part of the overall archaeological data in a certain spatial scale. This does not mean that artifacts, features, ecofacts, no longer need to be studied individually, but this study is the beginning of the totality of archaeological research. Furthermore, it is developed, by taking into account the matrix, location and context, it is also necessary to pay attention to environmental and spatial conditions at a certain scale: from micro to regional, or more broadly.
Sosok Dewa Indra Menurut Beberapa Karya Sastra Jawa Kuna Sugeng Riyanto
Berkala Arkeologi Vol 14 No 2 (1994): Edisi Khusus
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1170.652 KB) | DOI: 10.30883/jba.v14i2.704

Abstract

Literature (philology) is one of the important textual data. Apart from containing historical information, it also contains information about the king, the government, life in the palace, and the life of the people. It also contains the information about iconography of both gods and goddesses in Hinduism. This means with certain treatment of literary works, the life aspects of Old Javanese people can be understood. In this regard, this short article is intended to describe the figure of Dewa Indra, based on a study of several Old Javanese literary works. Dewa Indra known as one of the Loka Pala gods as inscribed on the Civa Temple, Prambanan. It is hoped that a picture from the other side of Dewa Indra can be revealed, which in turn can also reveal the tendency of the poets to present the figure of Dewa Indra.
Pemasyarakatan Hasil Penelitian Arkeologi: Sebuah Kerangka Sugeng Riyanto
Berkala Arkeologi Vol 23 No 1 (2003)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2381.282 KB) | DOI: 10.30883/jba.v23i1.868

Abstract

Tidak akan ada yang menganggap salah jika kegiatan seperti penerbitan hasil penelitian arkeologi, pameran, penyuluhan, pertemuan ilmiah, atau bentuk publikasi yang lain dikategorikan sebagai "pemasyarakatan" hasil penelitian arkeologi. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan tersebut adalah upaya untuk menginformasikan hasil penelitian arkeologi kepada masyarakat. Namun tentu saja tujuannya tidak sekedar memberikan informasi tanpa peduli apakah efeknya sesuai dengan yang diharapkan dan direncanakan. Sementara itu informasi menjadi operasional melalui komunikasi. Oleh karena itu penting artinya untuk memandang dan menempatkan pemasyarakatan basil penelitian arkeologi di dalam bingkai prinsip-prinsip komunikasi.
Digitasi Dokumen Penelitian Arkeologi Sugeng Riyanto
Berkala Arkeologi Vol 23 No 2 (2003)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1330.689 KB) | DOI: 10.30883/jba.v23i2.883

Abstract

Tulisan ini disusun dengan maksud memberi gambaran ringkas tentang pentingnya memanfaatkan teknologi digital dan komputer dalam arkeologi; tentang kedudukan dan peran digitasi dalam proses penelitian arkeologi; dan tentang proses digitasi itu sendiri, dengan harapan dapat "melembaga" khususnya di Balai Arkeologi Yogyakarta.
Trowulan Sebagai Historic City: Mengkonstruksi Citra Melalui Pengelolaan Informasi Sugeng Riyanto
Berkala Arkeologi Vol 24 No 1 (2004)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2158.709 KB) | DOI: 10.30883/jba.v24i1.897

Abstract

The Trowulan site in Mojokerto Regency, East Java, is one of the important sites that is utilized both ideologically, academically and economically at the same time. Since Wardenaar, who was assigned by Sir Thomas Raffles to observe ancient relics in Mojokerto, and in 1815 succeeded in making documents in the form of pictures and descriptions, the urge to research this site is getting bigger, even today. One of the striking results of the research is that the archeology is very closely related to the Majapahit Kingdom, the last Hindu work in Java which flourished from 1293 to 1478. In particular, the various scattered relics indicate that Trowulan was an ancient city. Not only that, other archaeological activities, namely conservation, are also being carried out to this day.
Konteks Sistem Sekunder Di Situs Cabean Kunti, Boyolali (Pandangan Masyarakat dan Dampaknya pada Kelestarian Situs) Sugeng Riyanto
Berkala Arkeologi Vol 25 No 1 (2005)
Publisher : Balai Arkeologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1384.24 KB) | DOI: 10.30883/jba.v25i1.912

Abstract

The secondary system context is the BCB (heritage) that applies in today's society's life system. This phenomenon becomes interesting because the "utilization" of BCB by the community today is different from the "utilization" referred to in the concept of Cultural Resource Management (CRM). The first may be categorized as traditional use, while the second (CRM) is a planned use (managed) with a broader function, for example as a tourist object (economics), education (ideology), or for the development of science (academics).