Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Berkala Penelitian Agronomi

PERAN CENDAWAN ENDOFIT DAN PUPUK ANORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DAN KETAHANAN PADI GOGO TERHADAP PENYAKIT BLAS (Pyricularia oryzae) Sainul, Ahmad; Taufik, Muhammad; HS, Gusnawaty; Khaeruni, Andi; Hasid, Rachmawati; Santiaji Bande, La Ode; Botek, Muhammad
Berkala Penelitian Agronomi Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.622 KB) | DOI: 10.33772/bpa.v7i1.6970

Abstract

Penelitian  bertujuan mengevaluasi pengaruh cendawan endofit dan dosis pupuk  anorganik dalam meningkatkan produksi dan ketahanan padi gogo terhadap penyakit blas (P. oryzae). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama adalah pemupukan yang terdiri dari: tanpa pupuk anorganik (P0), pemupukan dengan pupuk anorganik 25% dari rekomendasi (P1), pemupukan dengan pupuk anorganik 50% dari rekomendasi (P2), pemupukan dengan pupuk anorganik 75% dari rekomendasi (P3), pemupukan dengan pupuk anorganik 100% sesuai rekomendasi (P4) dan faktor kedua adalah penggunaan cendawan endofit yang terdiri dari: tanpa aplikasi cendawan endofit (C0), aplikasi T. asperellium (C1) dan aplikasi  Paecilomyces sp. (C2). Data  hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi pemupukan dengan pupuk anorganik dan cendawan endofit pada variabel tinggi tanaman, jumlah anakan, waktu muncul malai, bobot 1000 bulir, hasil gabah kering dan keparahan penyakit. Kombinasi perlakuan pupuk anorganik 75% sesuai rekomendasi dengan cendawan endofit Trichoderma sp. (P3C1) dan Perlakuan pupuk anorganik 75% denganPaecilomyces sp. (P3C2) memberikan respon terbaik dalam meningkatkan produksi dan ketahanan padi gogo terhadap penyakit blas.
Analisis Hubungan Ketersediaan Unsur Hara dengan Penyakit Vascular Streak Dieback (VSD) pada Tanaman Kakao Rukia, Wa; Bande, La Ode Santiaji; Gusnawaty HS, Gusnawaty HS
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i1.16437

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui intesitas dan keparahan penyakit vascular streak dieback (VSD) dan menganalisis unsur hara yang berpengaruh terhadap intesitas dan keparahan penyakit vascular streak dieback (VSD) yang disebabkan oleh Oncobasidium theobromae. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan November 2020 di lahan perkebunan kakao di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggaradan Laboratorium Biomolekuler Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan survei pada pertanaman kakao untuk pengamatan intesitas dan keparahan penyakit serta pengambilan sampel tanah.Variabel yang diamati adalah intesitas dan keparahan penyakit di lapang, analisis sifat kimia tanah dan kadar unsur hara. Hasil penelitian menunjukan intesitas penyakit VSD di lapang berkisar 10 – 100%, keparahan penyakit VSD di lapang 2,5 – 95%. Unsur hara yang berpengaruh langsung meningkatkan intesitas penyakit VSD adalah P-tersedia. Unsur hara yang berpengaruh langsung menurunkan intesitas penyakit VSD adalah N-total dan K-tersedia. Unsur hara yang berpengaruh langsung meningkatkan keparahan penyakit VSD adalah P-tersedia dan N-total. Unsur Hara yang berpengaruh langsung menurunkan keparahan penyakit VSD adalah K-tersedia.Kata Kunci: Oncobasidium theobromae, penyakit VSD, unsur hara
Uji Daya Hambat Fungisida Nabati terhadap Colletotrichum sp. dan Sclerotium sp. Secara In-Vitro Afrianti, Neli; Taufik, Muhammad; Gusnawaty HS, Gusnawaty HS; Khaeruni, Andi; Asniah, Asniah
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i2.21300

Abstract

Buah tomat memiliki kandungan vitamin C, ß-carotene, lycopene yang penting bagi kesehatan. Selain itu nilai ekonomi tomat juga cukup tinggi sehingga menarik banyak petani untuk membudidayakannya. Saat ini petani tomat menghadapi kendala yaitu serangan penyakit bercak daun yang dapat disebabkan oleh beberapa patogen seperti Alternaria sp., Colletotrichum sp., Sclerotium sp., dan Pestaliopsis sp.Kompleks patogen tersebut menyulitkan petani tomat untuk mengendalikannya. Alternatif yang ditawarkan adalah penggunaan pestisida nabati berbahan minyak cengkeh dan ekstrak kulit jambu mete-phymar. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi kemampuan fungisida nabati untuk mengendalikan patogen penyebab bercak daun tomat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan yaitu kontrol (N0), pestisida sintetik 2 mL (N1) phymar 10 mL (N2), phymar 20 mL (N3), phymar 30 mL (N4), minyak cengkeh 2,5 mL (N5), minyak cengkeh 5 mL (N6) dan minyak cengkeh 7 mL (N7), setiap perlakuan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fungisida nabati phymar dan minyak cengkeh mampu menghambat pertumbuhan cendawan patogen Colletotrichum sp dan Sclerotium sp. Fungisida nabati minyak cengkeh dengan konsentrasi 2,5 ml/L media agar sudah efektif menghambat perkembangan Colletotrichum sp dan Sclerotium sp. secara in-vitro dengan daya hambat masing-masing sebesar 100%.Kata kunci : bercak daun, Colletotrichum., fungisida, Sclerotiu
Efisiensi Penularan Pepper yellow leaf curl Indonesia virus (PepYLCIV) dengan Kutukebul, Kejadian Penyakit dan Pertumbuhan Tanaman cabai Al Hadiat Al Hadiat; Muhammad Taufik; Rahayu M Rahayu M; Gusnawaty HS Gusnawaty HS; Syair Syair
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i2.25584

Abstract

Virus gemini adalah salah satu penyebab kehilangan hasil poduksi cabai yang signifikan. Kehilangan hasil dapat mencapai 100%. Penyakit ini menyebar secara cepat karena ditularkan oleh serangga vektor kutukebul. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi efisiensi penularan virus gemini dengan kutukebul. Penelitian didesain dengan  rancangan acak kelompok (RAK), empat perlakuan yakni tanpa kutukebul (kontrol) (S0), satu ekor kutukebul (S1), tiga ekor kutukebul (S2) dan lima ekor kutukebul (S3), diulang sebanyak lima  kali dengan 5 unit tanaman. Data dianalisis dengan sidik ragam jika terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan jumlah kutukebul yang efektif menularkan virus gemini adalah lima ekor kutukebul. Masa inkubasi tercepat yaitu tujuh hari setelah inokulasi. Gejala yang ditemukan seperti warna daun kekuningan khususnya pada daun-daun muda, mosaik, daun menggulung ke atas dan ke bawah, malformasi dan tanaman menjadi kerdil. Kejadian dan keparahan penyakit tertinggi terjadi pada perlakuan lima ekor kutukebul sebesar 88% dan 55%. Pertumbuhan tanaman terbaik adalah tanaman kontrol, tinggi tanaman adalah 64,16 cm dan jumlah daun (25,24 helai). Semakin banyak serangga vektor viruliferous maka kejadian dan keparahan penyakit virus gemini semakin meningkat. Kata kunci: Cabai; Kejadian penyakit; Kutukebul; Virus gemini.