Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Benalu Pada Kersen Dendrophtoe pentandra (L.) Dengan Metode 2,2- diphenyl -1- Picrylhydrazyl (DPPH) Monica Sarra Tamunu; Douglas N Pareta; Hariyadi Hariyadi; Ferdy A Karauwan
Biofarmasetikal Tropis (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) Vol. 5 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : FMIPA UKIT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55724/jbiofartrop.v5i1.378

Abstract

Antioksidan adalah suatu senyawa yang menghambat/menunda oksidasi suatu molekul dengan cara mengakhiri reaksi berantai inisiasi dan propagasi. Benalu merupakan tumbuhan parasit yang memiliki banyak aktivitas biologis seperti antioksidan, antikanker, antidiabetes dan hipertensi. Daun benalu kersen merupakan jenis benalu bersifat parasit yang menyerang berbagai jenis tumbuhan inang, semak, maupun pohon. Prosedur pegujian dilakukan dengan dibuat beberapa larutan sampel dengan konsentrasi 20,40, 60, 80, dan 100 ppm. Sampel dipipet dan ditambahkan larutan DPPH (200 ppm) dengan perbandingan 1:4 ke dalam 96 –well clear polystyrene microplate lalu dihomogenkan. Campuran diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37 C, kemudian serapan diukur dengan microplate reader pada panjang gelombang 520 nm. Hasil uji aktivitas antioksidan dilakukan untuk mengetahui nilai IC50 dari sampel benalu kersen. Berdasarkan hasil penelitian antioksidan benalu kersen dengan menggunakan metode DPPH menunjukkan esktrak benalu kersen mempunyai nilai IC50 sebesar 21,70 µg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat karena mempunyai nilai IC50 kurang dari 200 µg/ml.
Evaluasi Ketersediaan Obat Untuk Pasien Gangguan Jiwa Rawat Jalan Di RSJ Prof DR. V. L Ratumbuysang Tabita R. S. Rongkonusa; Jeane Mongi; Douglas N. Pareta; Jabes W. Kanter; Ferdy A. Karauwan
Biofarmasetikal Tropis (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) Vol. 6 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : FMIPA UKIT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55724/j.biofar.trop.v6i1.412

Abstract

Pelayanan Kesehatan yang optimal dan bermutu merupakan salah satu kebutuhan penting dalam hidup masyarakat di era globalisasi saat ini. Untuk menjamin pelayanan kesehatan yang baik, maka Rumah Sakit harus berupaya keras melakukan pelayanan yang sebaik–baiknya, salah satunya menjamin ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Ketersediaan obat di Rumah Sakit sangat menentukan tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal sehingga dapat memberikan kepuasan bagi setiap pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ketersediaan obat yang diresepkan pada pasien gangguan jiwa BPJS rawat jalan pada Januari sampai bulan Juni Tahun 2019 di RSJ. Prof.V.L Ratumbuysang. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yaitu sebuah metode penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwaperistiwa atau fenomena atau variabel penelitian yang berkaitan dalam bidang kesehatan dengan akurat melalui fakta yang ada. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L Ratumbuysang mengenai ketersediaan obat yang diukur dengan membandingkan antara jumlah obat yang diresepkan dengan obat yang diserahkan maka diperoleh hasil tingkat ketersediaan obat rata – rata di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang pada bulan Januari sampai bulan Juni tahun 2019 adalah sebesar 98,28 % dengan kategori baik.
Evaluasi Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan Hellen Matindas; Jeane Mongi; Reky R. Palandi; Douglas N. Pareta
Biofarmasetikal Tropis (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) Vol. 6 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : FMIPA UKIT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55724/j.biofar.trop.v6i1.415

Abstract

Pelayanan kefarmasian di puskesmas bertujuan untuk mendapatkan mutu pelayanan yang baik dan bertanggung jawab dalam masalah obat.Untuk mendapatkan pelayanan yang baik,maka puskesmas harus memenuhi standar pelayanan kefarmasian sesuai dengan Permenkes no 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan kefarmasian di Puskesmas1. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pelayanan kefarmasian di puskesmas Tumpaan sudah sesuai standar pelayanan kefarmasian yang berlaku. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang datanya diambil dengan cara wawancara. Sampel penelitian terdiri dari kepala Puskesmas Tumpaan, KTU, dan petugas instalasi farmasi puskesmas Tumpaan. Data dianalisis secara deskriptif dan di jabarkan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian mengenai kegiatan manajerial yaitu pengelolaan onat dan bahan medis habis pakai. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan manajerial sudah berjalan sesuai standar hanya ada kendala pada sumber daya manusia yaitu belum ada Apoteker,jadi pelayanan kefarmasian di Puskesmas Tumpaan belum sesuai standar Permenkes no 74 tahun 2016 karena belum ada Apoteker sebagai penanggung jawab1.
Uji Efektitivitas Sediaan Gel Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) Terhadap Penyembuhan Luka Sayatan Tikus Putih (Rattus nornvegicus) Anastasia Walukow; Douglas N. Pareta; Silvana L. Tumbel; Joke L. Tombuku; Christel N. Sambou
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 6 Nomor 3 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.173

Abstract

Natural wealth has a variety of herbal plants, plants that are included in it efficacious as medicine. Traditional medicine, is an ingredient or herb that is usually used as traditional medicine and is used to accelerate the healing of diseases, one of the plants used to accelerate wound healing is basil leaves (Ocimum basilicum L.). This study aimed to determine the effectiveness of basil leaf gel preparations against wound healing in white rats (Rattus norvegicus). The test animals used were 15 rats. A 1 cm cut wound is made on the back of the mouse using a scalpel. The method used in this study is in the form of laboratory experiments. This study used a Complete Randomized Design (CDR) consisting of 5 treatments, including 1 negative control, 1 positive control (bioplacenton), and 3 stratified concentrations, namely 5% concentration gel, 10% concentration gel and 15% concentration gel with 3 repetitions each. The treatment is carried out for 7 days. The results of measuring wound diameter in rats based on the results showed that basil leaf extract gel concentration of 15% provided a healing effect more effective than other extracts.
Uji efektitivitas sediaan gel ekstrak bonggol pisang goroho putih (Musa acuminafe, sp) terhadap penyembuhan luka bakar tikus putih (Rattus nornvegicus) Martina G. Laloan; Douglas N. Pareta; Selvana S. Tulandi; Yessie K. Lengkey; Christel N. Sambou
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 6 Nomor 3 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.184

Abstract

Natural wealth has a variety of herbal plants, plants that are included in it efficacious as medicine. Traditional medicine, is an ingredient or herb that is usually used as traditional medicine and is used to accelerate the healing of diseases, one of the plants used to accelerate wound healing is the white goroho banana weevil (Musa acuminafe, sp). This study aimed to determine the effectiveness of banana weevil gel preparations against healing burns in white rats (Rattus norvegicus). The test animals used were 15 rats. A burn of 2.5 cm was made on the back of the mouse using metal coins. The method used in this study is in the form of laboratory experiments. This study used a Complete Randomized Design (RAL) consisting of 5 treatments, including 1 negative control, 1 positive control (bioplacenton), and 3 stratified concentrations, namely 5% concentration gel, 10% concentration gel and 15% concentration gel with 3 repetitions each. The treatment is carried out for 14 days. The results of measuring wound diameter in rats based on the results showed that banana weevil extract gel concentration of 15% provided a healing effect more effective than other extracts.
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz) sebagai Antibakteri Mycobakterium smegmatis Christel Sambou; Douglas N. Pareta; Sarah Sambow; Wilmar Maarisit; Jabes Kanter; Jeane Mongi; Hanna M. Rumagit; Selvana Tulandi; Joke L. Tombuku; Reky R. Palandi; Nerni O. Potalangi
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 6 Nomor 3 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.217

Abstract

The membrane structure of Mycobacterium smegmatis is similar to that of Mycobacterium tuberculosis, allowing TB testing to be performed on Mycobacterium smegmatis without directly testing on Mycobacterium tuberculosis. Antibacterial testing uses the paper disc method with several treatments, namely extract concentrations of 1 µg/disc, 2 µg/disc, and 4 µg/disc, as well as positive control streptomycin 2 µg/disc and negative control 70% ethanol. The research results obtained at Extract Concentrations of 1, 2, and 4 µg/disc have moderate antibacterial activity seen from the inhibitory zone diameter, namely 8.73 mm, 9.17 mm, and 9.73 mm, and the positive control is strong because it has a zone diameter of 13.27 and the negative control does not give a zone. The conclusion is that the extract of siam pumpkin leaves has moderate antibacterial activity.
Identifikasi Senyawa Metabolit sekunder Minyak Atsiri Biji Pala (Meristica Fragrans Houtt) menggunakan Metode GC-Ms Douglas N. Pareta
Majalah INFO Sains Vol 3 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55724/jis.v3i2.66

Abstract

Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman asli Indonesia dan Indonesia merupakan negara pengekspor biji terbesar di dunia. Biji pala menghasilkan minyak atsiri 2-15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder minyak atsiri dari biji pala dan metode identifikasi yang digunakan adalah Gas Cromatography And Mass Spectroscopy (GC-MS). Hasil Analisis GC-MS menunjukan bahwa minyak atsiri biji pala mengandung 14 senyawa senyawa monoterpene yaitu Alpha Phellandrene, Beta-Ocimene, Sabinene, 2-beta.-pinene, Myrcene, beta.-Phellandrene, Trans-Beta Ocime, Alpha Terpinene, p-cymene, Limonene, Gamma-Terpinene, AlphaTerpinolene, Terpinene-4-ol, Myristicin 6,30.