Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : INSANCITA

Pers dan Kritik Sosial pada Masa Orde Baru: Kasus Peristiwa Tanjung Priok Tahun 1984 dalam Pandangan Surat Kabar Merdeka dan Kompas di Jakarta Suwirta, Andi
INSANCITA Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.349 KB)

Abstract

ABSTRAKSI: Artikel ini, dengan menggunakan metode sejarah dan analisis yang deskriptif-kualitatif, mengkaji peristiwa Tanjung Priok tahun 1984 dalam pemberitaan dan pandangan surat kabar Merdeka dan Kompas di Jakarta. Hasil kajian menunjukan bahwa pemberitaan dan pandangan pers biasanya tercermin dalam tajuk rencana, cacatan pojok, sajian berita utama, dan analisis terhadap beritanya. Dalam konteks ini, surat kabar Merdeka dan Kompas, dalam pemberitaan dan pandangannya, secara umum menyatakan dukungan kepada pemerintah dalam menyelesaikan kasus Tanjung Priok. Dukungan kedua surat kabar tersebut mengingat bahwa rejim Orde Baru mengawasi secara ketat pemberitaan pers. Surat kabar Kompas bahkan secara terang-terangan meyatakan dukungannya pada pemerintah Orde Baru, yang telah melindungi dan memberi dukungan pada surat kabar milik golongan Katholik di tengah-tengah para pembaca yang kebanyakan beragama Islam. Sementara itu, meskipun surat kabar Merdeka mendukung tindakan pemerintah Orde Baru, namun secara tersirat surat kabar ini menyalahkan pemerintah Orde Baru yang mengajukan RUU (Rancangan Undang-Undang) Pancasila sebagai asas tunggal dan berbagai kebijakan lain, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peristiwa berdarah tersebut.KATA KUNCI: Pers dan Pemerintah; Kritik Sosial; Surat Kabar Merdeka dan Kompas; Peristiwa Tanjung Priok; Berita dan Pandangan. ABSTRACT: “Press and Social Criticism in the New Order Period: The Case of Tanjung Priok Event of 1984 in the Views of Merdeka and Kompas Newspapers in Jakarta”. This article, using method of history and descriptive-qualitative analysis, examines the events of Tanjung Priok in 1984 in news and views of Merdeka and Kompas newspapers in Jakarta. The results of the study show that the news and views of press are usually reflected in editorials, corner notes, news headlines, and analysis of the news. In this context, newspapers of Merdeka and Kompas, in their news and views, generally support the government to resolve the Tanjung Priok case. The support of both newspapers was due to the New Order regime was closely watching the press coverage. Kompas newspaper even openly expressed its support for the New Order government, which has protected and supported the newspaper owned by Catholic minority in the midst of the mostly Muslim readers. Meanwhile, even though the Merdeka newspaper supported the New Order government, but this newspaper implicitly blamed the New Order government for proposing the Pancasila Bill as a single principle and various other policies, which eventually led to the occurrence of bloody events.KEY WORD: Press and Government; Social Criticism; Merdeka and Kompas Newspapers; Tanjung Priok Event; News and Views.About the Author: Andi Suwirta, M.Hum. adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia), Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: atriwusidna@gmail.com Suggested Citation: Suwirta, Andi. (2017). “Pers dan Kritik Sosial pada Masa Orde Baru: Kasus Peristiwa Tanjung Priok Tahun 1984 dalam Pandangan Surat Kabar Merdeka dan Kompas di Jakarta” in INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, Volume 2(2), August, pp.101-122. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, ISSN 2443-1776. Article Timeline: Accepted (October 9, 2016); Revised (March 2, 2017); and Published (August 30, 2017).
Suleiman the Magnificent, Sang Penakluk Timur dan Barat: Kajian Politik Ekspansi Turki Utsmani, 1520-1566 Masehi Hafiez, Muhammad Ryan; Suwirta, Andi; Iriyadi, Achmad
INSANCITA Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSI: Sultan Suleiman I dikenal juga dalam dunia Islam dengan gelar “Al-Qanuni”, yang artinya “pembuat undang-undang”; sedangkan dalam dunia Eropa, ia dijuluki dengan gelar “Suleiman the Magnificent” atau “Solomon the Great”, yang bermakna “hebat”, karena luas kekuasaannya menyaingi Alexander the Great. Artikel ini mengkaji proses ekspansi yang dilakukan oleh kesultanan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Suleiman I. Metode penelitian sejarah yang digunakan meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Suleiman I merupakan Sultan Turki Utsmani ke-10, yang berkuasa dari tahun 1520-1566 Masehi. Di bawah kepemimpinannya, Turki Utsmani telah melakukan ekspansi ke wilayah Barat (Eropa Timur), wilayah Selatan (Mediterania dan Afrika Utara), serta wilayah Timur (Asia Barat). Ekspansi tersebut dilatarbelakangi oleh faktor-faktor geopolitik, ekonomi, dan keagamaan, yang kemudian berkembang menjadi peperangan. Di wilayah Barat, Turki Utsmani harus menghadapi kerajaan Hongaria dan Habsburg dalam memperebutkan daerah Belgrade dan Buda. Di wilayah Selatan, Turki Utsmani harus menghadapi kerajaan Spanyol dalam memperebutkan daerah Tunisia, Aljir, dan Mesir. Sedangkan di wilayah Timur, Turki Utsmani harus menghadapi Persia-Safavid dalam memperebutkan daerah Baghdad. Penaklukan Sultan Suleiman I telah memperluas wilayah Turki Utsmani dari 576,900 mil persegi pada tahun 1520 menjadi 877,888 mil persegi pada tahun 1566.KATA KUNCI: Ekspansi; Geopolitik; Ekonomi; Suleiman the Magnificent; Turki Utsmani. ABSTRACT: “Suleiman the Magnificent, the Conqueror of East and West: Study on Political Expansion of Ottoman Empire, 1520-1566 AD”. Sultan Suleiman I was known in the Islamic world with the title of “Al-Qanuni”, which means “legislators”; whereas in the European world, he is known by the title of “Suleiman the Magnificent” or “Solomon the Great”, because his vast power to rival Alexander the Great. This article examines the expansion process carried out by the Ottoman empire under the leadership of Sultan Suleiman I. The historical method used includes heuristics, criticism of sources, interpretation, and historiography. Suleiman I was the Sultan of the 10th Ottoman empire, which ruled from 1520 to 1566 AD (Anno Domini). Under his leadership, the Ottoman empire had expanded to West region (Eastern Europe), South region (Mediterranean and North Africa), and East region (West Asia). The expansion is motivated by geopolitics, economics, and religion factors, which later evolved into the war. In the West region, the Ottoman empire had to conpront with Habsburg and Hungarian kingdoms in the fight over Belgrade and Buda areas. In the South region, the Ottoman empire had to face the Spanish kingdom in the fight areas of Tunisia, Algiers, and Egypt. While in the East region, the Ottoman empire must face the Persia-Safavid kingdom in fighting the Baghdad area. The conquest of Sultan Suleiman I have expanded the territory of the Ottoman empire of 576,900 square miles in 1520 became 877,888 square miles in 1566.KEY WORD: Expansion; Geopolitics; Economics; Suleiman the Magnificent; Ottoman Empire.    About the Authors: Muhammad Ryan Hafiez, S.Pd. adalah Alumni Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia), Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Andi Suwirta, M.Hum. dan Drs. R.H. (Raden Haji) Achmad Iriyadi adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Alamat emel penulis: suwirta.sahaja@upi.eduHow to cite this article? Hafiez, Muhammad Ryan, Andi Suwirta & Achmad Iriyadi. (2017). “Suleiman the Magnificent, Sang Penakluk Timur dan Barat: Kajian Politik Ekspansi Turki Utsmani, 1520-1566 Masehi” in INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, Vol.2(1), February, pp.17-30. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI, ISSN 2443-1776. Chronicle of the article: Accepted (January 15, 2017); Revised (January 29, 2017); and Published (February 27, 2017).
Faktor yang Mempengaruhi Penghayatan Akhlak Islam dalam Kalangan Belia di sebuah Institusi Pengajian Tinggi Awam Malaysia Tan, Rohana; Abidin, Norhasni Zainal; Suwirta, Andi
INSANCITA Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.086 KB)

Abstract

ABSTRAKSI: Fokus kajian ini turut mengenal pasti tahap pendidikan keagamaan, tahap pertautan ibu bapa, tahap pertautan rakan sebaya, dan tahap penghayatan akhlak Islam dalam kalangan belia universiti. Seterusnya, kajian ini juga bertujuan untuk mengenal pasti, sama ada terdapat perbezaan daripada segi penghayatan akhlak Islam berdasarkan faktor jantina, aliran pengajian, lokasi asal, status pendapatan keluarga, tahap pendidikan bapa, dan tahap pendidikan ibu. Selain daripada itu, pengaruh pendidikan keagamaan, pertautan ibu bapa, dan pertautan rakan sebaya ke atas penghayatan akhlak Islam turut diambil kira. Responden yang terlibat dalam kajian ini ialah seramai 403 orang belia universiti, yang menuntut di sebuah IPTA (Institusi Pengajian Tinggi Awam) di Malaysia. Kajian telah mengesahkan hasil kajian yang lepas mengenai pembentukan peribadi belia yang dipengaruhi oleh faktor psiko-sosial, iaitu pendidikan keagamaan oleh ibu bapa, pertautan ibu bapa, dan pertautan rakan sebaya. Keputusan kajian juga telah membuktikan bahawa wujudnya hubungan faktor psiko-sosial melibatkan pendidikan keagamaan oleh ibu bapa, pertautan ibu bapa, dan pertautan rakan sebaya dengan penghayatan akhlak Islam dalam kalangan belia universiti.KATA KUNCI: Akhlak Islam, belia, faktor psiko-sosial, institusi pengajian tinggi awam, pertautan ibu bapa, pertautan rakan sebaya, dan pendidikan keagamaan.ABSTRACT: “Factors Affecting Appreciation of Islamic Morality in Youths in a Public Higher Education Institution in Malaysia”. The focus of this study was to identify the level of religious education, parents level of engagement, the level of engagement of peers, and the appreciation of Islamic morality among the university’s youth. The study also aims to identify whether there are significant differences in terms of the appreciation of Islamic morality based on gender, courses, the student’s original location, status, family’s income, the educational level of the father and mother. In addition, the influence of religious education, parental engagement, and engagement of peers on an appreciation of Islamic morality is taken into account. Respondents involved in this study consisted of 403 university’s youths, studying in a public institution of higher education in Malaysia. This study has confirmed the results of previous studies on the formation of the youth character influenced by psycho-social factors, such as religious education by parents, parental engagement, and engagement of peers. The study also shows that there is a significant relationship of psycho-social factors involving religious education by parents, parental engagement, and engagement with peers with appreciation of Islamic morality among the youth of the university.KEY WORD: Islamic morality, youth, psycho-social factors, public institution of higher education, parental engagement, engagement with peers, and religious education.    About the Authors: Rohana Tan dan Assoc. Prof. Dato’ Dr. Norhasni Zainal Abiddin ialah Pelajar Master Sains Pendidikan dan Pensyarah di Jabatan Pemajuan Profesional dan Pendidikan Lanjutan, Fakulti Pengajian Pendidikan UPM (Universiti Putra Malaysia) di Serdang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Andi Suwirta, M.Hum. ialah Pensyarah Kanan di Jabatan Pendidikan Sejarah UPI (Universiti Pendidikan Indonesia) di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Alamat emel: nonie@upm.edu.my dan suwirta.sahaja@upi.eduHow to cite this article? Tan, Rohana, Norhasni Zainal Abiddin & Andi Suwirta. (2016). “Faktor yang Mempengaruhi Penghayatan Akhlak Islam dalam Kalangan Belia di sebuah Institusi Pengajian Tinggi Awam Malaysia” in INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, Vol.1(1), February, pp.55-66. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, ISSN 2443-1776. Chronicle of the article: Accepted (November 17, 2015); Revised (December 17, 2015); and Published (February 5, 2016).
Pemikiran Ibn Khaldun sebagai Sejarawan Islam Agung dan Relevansinya dengan Historiografi Kontemporer Mail, Haji Awang Asbol bin Haji; Suwirta, Andi
INSANCITA Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSI: Makalah ini, dengan mengguna-pakai kaedah kualitatif dan pendekatan sejarah, mencuba membicarakan tentang pemikiran historiografi atau pensejarahan Ibn Khaldun. Idea pensejarahan beliau yang didasari dengan penekanan perlunya ahli sejarah bersifat analitikal dan kritis, baik terhadap kandungan penulisan sejarah mahupun sumber sejarah. Sejarah yang lari daripada unsur-unsur kritis dianggap sebagai pensejarahan deskriptif, kerana sejarah kritis mempunyai ciri-ciri mencari kebenaran dengan membahas sebab dan musabab sesuatu peristiwa itu berlaku. Sejarawan juga perlu mengutamakan penulisan yang tidak berat sebelah kepada mana-mana pihak, supaya penulisan sejarahnya lebih jujur dan mengarah ke arah kebenaran. Menurut Ibn Khaldun (1993) lagi pemahaman ke atas sejarah itu penting agar masyarakat manusia boleh mengambil iktibar dan dapat menghindarkan daripada melakukan kesilapan. Beliau berpendapat bahawa ruang lingkup pengajian sejarah bukan hanya menumpukan kepada golongan berpengaruh dan peristiwa-peristiwa besar sahaja, tetapi juga perlu melibatkan golongan bawahan. Dengan demikian, aliran pemikiran pensejarahan Ibn Khaldun, yang lahir pada abad ke-14 Masihi, telah diguna-pakai dan diakui oleh para sejarawan kontemporari. Bagaimanapun, kertas ini hanya menumpukan perbincangan kepada pensejarahan analitikal dan kritis dengan melihat contoh pentafsiran ke atas kandungan munasabah penulisan sejarah dan sumber sejarah, samada dalam pensejarahan moden di Barat mahupun di alam Melayu.KATA KUNCI: Historiografi; Ibn Khaldun; Sejarah Analitikal dan Kritis; Ruang Lingkup Sejarah; Sumber Sejarah. ABSTRACT: “Ibn Khalduns Thoughts as Great Islamic Historian and its Relevance with Contemporary Historiography”. This paper, by adopting qualitative methods and historical approaches, tries to discuss about Ibn Khalduns historiography. His idea of historiography based on the emphasis on the necessity of historians is analytical and critical, both against historical writing and historical sources. The history that escapes critical elements is considered a descriptive hierarchy, as critical history has the character of seeking truth by discussing the causes and affects of such events. The historian should also prioritize the writing of impartiality to any party, so that the writing of history is more honest and leads to the truth. According to Ibn Khaldun (1993), understanding of history is important, so that human beings can learn and avoid mistakes. He thinks that the scope of history studies not only focuses on influential groups and major events, but also involves subordinates. Thus, the flow of thought of Ibn Khaldun, born in the 14th century, has been adopted and recognized by contemporary historians. However, this paper focuses only on analytical and critical historiography by looking at an example of the interpretation of the reasonable content of historical writing and historical sources, whether in modern historiography in the West or in the Malay world.KEY WORD: Historiography; Ibn Khaldun; Analytical and Critical History; History Scope; History Resources.  About the Authors: Prof. Madya Dr. Haji Awang Asbol bin Haji Mail ialah Pensyarah Kanan di Pengajian Sejarah dan Antarabangsa FASS UBD (Fakulti Sastera dan Sains Sosial, Universiti Brunei Darussalam) di Bandar Seri Begawan, Negara Brunei Darussalam. Andi Suwirta, M.Hum. adalah Pensyarah Kanan di Jabatan Pendidikan Sejarah UPI (Universiti Pendidikan Indonesia) di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Alamat emel penulis: asbol.mail@ubd.edu.bn dan suciandi@upi.eduSuggested Citation: Mail, Haji Awang Asbol bin Haji & Andi Suwirta. (2018). “Pemikiran Ibn Khaldun sebagai Sejarawan Islam Agung dan Relevansinya dengan Historiografi Kontemporer” in INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, Volume 3(1), February, pp.29-50. Bandung, Indonesia and BS Begawan, Brunei Darussalam: Minda Masagi Press owned by ASPENSI and BRIMAN Institute, ISSN 2443-1776.Article Timeline: Accepted (January 5, 2018); Revised (February 2, 2018); and Published (February 28, 2018).Â