Claim Missing Document
Check
Articles

PENGANGKATAN ANAK BALITA TERLANTAR Setiawan, Eko; Apsari, Nurliana Cipta; Raharjo, Santoso Tri
Sosio Informa Vol 5, No 1 (2019): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v5i1.1622

Abstract

Anak merupakan salah satu kelompok rentan yang belum mampu untuk melindungi diri. Anak balita terlantar memerlukan perlindungan agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Setiap anak memiliki hak untuk tinggal dalam lingkungan pengasuhan keluarga, namun apabila hal itu tidak dapat terwujud maka alternatif terakhir adalah dengan pengasuhan di dalam panti. Anak yang teralalu lama berada dalam asuhan panti, terdapat efek negatif yang ditimbulkan sehingga perlu dilakukan perencanaan permanensi salah satunya melelui pengangkatan anak. Metode yang diguanakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kajian literatur berdasarkan teori, konsep, dan hasil penelitian. Penelantaran merupakan tindakan pengabaian terhadap pemenuhan kebutuhan dasar anak untuk mencapai kesehatan dan keselamatan. Penelantaran anak mengakibatkan pemenuhan kebutuhan anak dan hak-hak anak tidak terpenuhi secara layak sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi terganggu serta kesejahteraan anak tidak tercapai. Penanganan terhadap anak terlantar dapat melalui pelayanan sosial anak berbasis panti. Pelayanan terhadap anak terlantar bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anak. Kesejahteraan anak tidak dapat terwujud apabila kebutuhan dan hak-hak anak tidak terpenuhi. Kebutuhan anak yang harus dipenuhi yaitu anatara lain berupa kebutuhan fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Hak-hak anak sesuai dengan konvensi hak anak yaitu hak atas kelangsungan hidup, hak untuk berkembang, hak perlindungan dan hak partisipasi. Selain itu upaya mewujudkan kesejahteraan anak balita terlantar dilakukan melalui pengangkatan anak. Pengangkatan anak bertujuan untuk kepentingan terbaik bagi anak untuk mewujudkan kesejahteraan anak dan perlindungan anak.
Potensi Kesejahteraan Sosial Masyarakat Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut Raharjo, Santoso Tri; Apsari, Nurliana Cipta; Santoso, Meilanny Budiarti
Sosio Konsepsia Vol 11 No 1 (2021): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Padaawas merupakan salah satu desa di Propinsi Jawa Barat yang terletak cukup jauh dari ibukota Negara Indonesia. Sebagai daerah yang jauh dari pusat kota, membuat masyarakat Desa Padaawas mengalami tantangan-tantangan dalam pemenuhan kesejahteraan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Desa Padaawas untuk mencapai kesejahteraan dan penghidupan yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode PRA (Participatory Rural Appraisal), wawancara mendalam kepada para tokoh masyarakat dan observasi kepada kehidupan keseharian masyarakat Desa Padaawas. Penelitian menemukan potensi-potensi sumber daya alam dan manusia yang dapat menunjang kehidupan berkelanjutan warga desa dan mencapai kesejahteraan sosialnya. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kapasitas BUMDES agar dapat menarik bagi masyarakat dan terbangun kepercayaan dari masyarakat kepada BUMDES Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut
SISTEM DUKUNGAN SOSIAL BAGI KORBAN EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL ANAK (ESKA) Muthia Fadhila Khairunnisa; Nurliana Cipta Apsari
Share : Social Work Journal Vol 10, No 2 (2020): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/share.v10i2.30734

Abstract

                                                    ABSTRAKFaktor-faktor resiko seperti perlakuan salah, kegagalan di bidang akademik, tidak mendapatkan dukungan dari keluarga, pergaulan teman sebaya, kurangnya kelekatan dengan figure orang tua dan pengalaman hubungan seksual di usia dini merupakan faktor yang membuat seseorang rentan menjadi korban Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA). Trauma yang didapat setelah menjadi korban serta lingkungan yang berisiko bisa berdampak negatif pada perkembangan biopsikososialnya. Artikel ini berfokus pada upaya membangun sistem dukungan sosial sebagai metode intervensi untuk meminimalisasi faktor risiko dan meningkatkan faktor perlindungan. Studi literatur tentang ESKA ini menggunakan model sosial ekologi untuk mengetahui peran keluarga atau pengasuh, komunitas, serta budaya dan masyarakat luas sebagai sistem dukungan sosial bagi korban. Hasil kajian menunjukkan bahwa system penerimaan, system perlindungan, dan system pemberdayaan merupakan kunci dari dukungan sosial bagi korban ESKA. Sinergi yang baik antara ketiga tingkatan sistem dapat memberikan hasil yang maksimal. Pekerja sosial dibutuhkan sebagai supervisi yang bisa meningkatkan kualitas dan keberlanjutan dukungan sosial.  ABSTRACT Risk factors such as maltreatment, academic failure, less support from family, friendship, less attachment with parent and sexual relationship experience in early age are factors which make someone vulnerable to be a victim of Commercial Sexual Exploitation of Children (CSEC). Trauma that they got after becoming the victim and risky environment can negatively affect the child’s biopsychosocial development. This article focuses on the attempt to build a social support system as an intervention method to minimzr the risk factors and increase the protective factors. This literature review on CSEC uses the social ecological model to know the roles of family or caregiver, community, and culture and society as a social support system for the victim. The result shows that acceptance, protection, and empowerment are the keys to social support for victims of CSEC. Good synergy between three levels of the system can create a maximal result. Social worker is needed as a supervisor to enhance the quality and sustainability of the social support.
KOMPETENSI KULTURAL DALAM PEKERJAAN SOSIAL PASCA BENCANA Marcelino Vincentius Poluakan; Nurliana Cipta Apsari; Santoso Tri Raharjo
Share : Social Work Journal Vol 9, No 1 (2019): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.888 KB) | DOI: 10.24198/share.v9i1.20008

Abstract

Dalam praktek pekerjaan sosial, seorang pekerja sosial membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tertentu. Salah satu dari pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah kompetensi kultural. Konsep tentang kompetensi kultural telah dikenal dan menjadi bagian dari pekerjaan sosial sejak lama terutama di tempat-tempat dimana tingkat etnisitas dan kelompok marginal yang tinggi. Dengan dimilikinya kompetensi kultural, seorang pekerja sosial dapat memahami, menerima dan menghargai sasaran pekerjaannya yang berbeda secara sosial dan kultural. Indonesia sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi membutuhkan pekerja-pekerja sosial yang memiliki kompetensi kultural. Melalui artikel ini, penulis ingin menggali sejauh mana kompetensi kultural telah diimplementasikan oleh pekerja sosial dalam praktek pekerjaan sosial di Indonesia. Penulis akan mengambil ruang lingkup pekerjaan sosial pasca bencana untuk menggali kompetensi kultural pekerja sosial. Metode yang digunakan berupa kajian literatur dan dokumen. Berdasarkan kajian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi kultural sangat relevan untuk diimplementasikan di Indonesia karena kondisi masyarakat yang majemuk dan beranekaragam. Oleh karena itu, pekerja sosial perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan sehingga memiliki kompetensi kultural.
FENOMENA REMAJA PUNK DITINJAU DARI KONSEP PERSON IN ENVIRONMENT (STUDI DESKRIPTIF DI KOMUNITAS HEAVEN HOLIC KOTA BANDUNG) Anna Rizky Annisa; Budhi Wibhawa; Nurliana Cipta Apsari
Share : Social Work Journal Vol 5, No 1 (2015): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.736 KB) | DOI: 10.24198/share.v5i1.13084

Abstract

Remaja punk merupakan bagian dari kehidupan underground. Mereka memiliki ideologi politik dan sosial, hidup di jalanan dan selalu mendengarkan musik-musik yang beraliran keras. Mereka hadir di jalan untuk melakukan perlawanan terhadap kondisi sosial, politik dan budaya di masyarakat. Keberadaan remaja punk di berbagai sudut Kota Bandung telah meresahkan sebagian masyarakat. Penampilan mereka yang ekstrim dengan memakai sepatu boots, jaket kulit, celana jeans yang robek, menggunakan gelang berduri, memakai baju hitam lusuh dan memiliki rambut mohawk seperti suku indian dengan warna yang mencolok telah membuat risih sebagian masyarakat. Mereka sangat berani untuk berbeda dari orang lain dan menciptakan suatu tren tersendiri. Remaja punk terbentuk karena tinggal dengan lingkungan serupa. Dalam konsep Ilmu Kesejahteraan Sosial, terdapat sebuah konsep yaitu Person In Environment yang merupakan holistic model system untuk mengidentifikasi serta mengklarifikasi permasalahan-permasalahan klien atau pasien dalam keberfungsian sosial. Melalui penelitian ini akan dideskripsikan Person Dimensional remaja punk berupa kondisi biologis, kondisi psikologis dan spiritual yang mereka miliki. Kemudianmelihat environmental dimensional remaja punk berupa lingkungan fisik di sekitar mereka dan budaya yang mereka anut. Selanjutnya adalah Time Dimensional berupa rencana dan kejadian-kejadian yang dialami oleh remaja punk.
PROSES PELAKSANAAN REHABILITASI SOSIAL DISABILITAS NETRA DI PANTI PELAYANAN SOSIAL DISABILITAS PENGANTHI TEMANGGUNG JAWA TENGAH lukman effendi; Nurliana Cipta Apsari; Santoso Tri Raharjo
Share : Social Work Journal Vol 8, No 2 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.36 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i2.19606

Abstract

Penyandang disabilitas netra yang sejak awal sudah tidak memiliki penglihatan cenderung lebih dapat menyesuaikan diri daripada yang mengalami kedisabilitasan setelah usia dewasa (late blind). Pemerintah Republik Indonesia telah membentuk peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perlindungan terhadap penyandang disabilitas, sebagai upaya melindungi, menghormati, memajukan, dan memenuhi hak-hak penyandang disabilitas. Salah satu upaya perlindungan yang diberikan adalah dengan menggunakan rehabilitasi berbasis kelembagaan atau organisasi. Panti memiliki tugas dan fungsi yang penting, dimana proses pelayanan dan rehabilitasi sosial dilaksanakan dan menjadi kepanjangantangan pemerintah dalam melindungi dan memenuhi hak orang dengan disabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian proses pelaksanaan pelayanan di panti pelayanan sosial Penganthi Temanggung Jawa Tengah ini adalah metode kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah pekerja sosial panti Penganthi Temanggung Jawa Tengah karena mereka yang langsung memberikan pelayanan kepada para penyandang disabilitas netra di panti tersebut. Hasil penelitian menemukan bahwa Program Rehabilitasi Sosial di Panti Penganthi Temanggung bertujuan untuk memperkuat dan mengembangkan kapasitas bio psiko sosial dan spiritual penerima manfaat yang mengalami disfungsi sosial. Program yang diselenggarakan meliputi beberapa tahapan program sebagai berikut, Pendekatan Awal, Penerimaan, Pelaksanaan Bimbingan dan Resosialisasi, Penyaluran, Pembinaan Lanjut dan Terminasi. 
PEMBERDAYAAN EKONOMI LOKAL MELALUI PELATIHAN PERENCANAAN BISNIS UNTUK WIRAUSAHA PEMULA Risna Resnawaty; Nurliana Cipta Apsari; Budhi Wibhawa; Sahadi Humaedi
Share : Social Work Journal Vol 4, No 1 (2014): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.495 KB) | DOI: 10.24198/share.v4i1.13058

Abstract

Pembangunan masyarakat saat ini berlandaskan paradigma bottom up, sebuah pemahaman pembangunan yang tidak hanya berangkat dari bawah, namun paradigma ini juga memiliki arti bahwa masyarakatlah yang mengendalikan pembangunan. Dalam kegiatan PKM ini, tim berusaha mengajak masyarakat untuk dapat mengenali, memahami kondisi-kondisi aktual dalam masyarakat; dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan PKM yang diawali dengan proses assessment bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi ekonomi lokal yang ada di lingkungan masyarakat, sehingga dapat memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal, selain itu dengan adanya PKM ini juga, kapasitas masyarakat dapat ditingkatkan terutama pengetahuan dan pemahaman mengenai wirausaha kepada masyarakat.Berdasarkan hasil pemetaan/assessment diketahui bahwa Desa Sukarasa tidak hanya memiliki potensi alam yang melimpah, namun didukung pula oleh sumber daya manusia yang terampil terutama dalam kerajinan tangan dan olahan makanan. Walaupun demikian kondisi kehidupan masyarakat, terutama pada aspek ekonomi belumlah memadai, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi kualitas SDM yang masih rendah dan infrastruktur desa yang juga belum memadai. Sebagai contoh masyarakat pelaku industri kerajinan tangan dan olahan makanan belum mampu untuk menghasilkan produk yang ‘berbeda’ dan berkualitas bagus sehingga memiliki nilai jual tinggi. Dengan pertimbangan dari berbagai kondisi tersebut, maka kegiatan PKM ini diarahkan pada aspek ekonomi dengan menyelenggarakan pelatihan yang bertemakan “Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui Pelatihan Perencanaan Bisnis Untuk Wirausaha Pemula”.Hasil dari kegiatan pelatihan tersebut, nampak bahwa warga lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan wirausaha, sebab masyarakat sudah memahami mengenai strategi usaha terutama mengenai pemasaran, dan masyarakat berharap kegiatan serupa dapat dilakukan kembali di Desa Sukarasa.
PENDAMPINGAN BAGI ANAK PENYANDANG THALASEMIA DAN KELUARGANYA Nurliana Cipta Apsari
Share : Social Work Journal Vol 6, No 2 (2016): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.492 KB) | DOI: 10.24198/share.v6i2.13197

Abstract

Thalasemia adalah penyakit genetis yang terdeteksi disaat seseorang masih dalam usia anak-anak. Sebagai efek dari penyakit ini, anak tidak dapat terlepas dari perawatan transfusi darah. Perawatan transfusi darah masih merupakan satu—satunya cara mencegah kematian pada anak penyandang thalassemia ini. Bagi anak dan keluarganya, fakta bahwa anak di diagnosa mengidap thalassemia bagaikan mimpi buruk karena beberapa hal, seperti diantaranya adalah ancaman kematian, perawatan transfusi darah se umur hidup anak, dan perubahan bentuk fisik anak yang terlihat jelas. Dampak dari diagnosa thalassemia salah satunya adalah perubahan kehidupan berinteraksi mereka dengan orang lain.
PELAYANAN BAGI ANAK DENGAN KECACATAN DI KOTA CIMAHI Nurliana Cipta Apsari
Share : Social Work Journal Vol 4, No 2 (2014): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.066 KB) | DOI: 10.24198/share.v4i2.13063

Abstract

Anak dengan kecacatan beresiko mendapatkan perlakuan salah dari masyarakat sebagi akibat dari ketidaksadaran dan ketidaktahuan masyarakat mengenai kondisi anak dengan kecacatan dan ketersediaan layanan bagi mereka. Kondisi ini membuat pihak berwenang harus lebih terlibat dalam beragam layanan untuk memenuhi kebutuhan mereka.Penelitian ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi layanan-layanan yang diberikan baikoleh pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga swasta bagi anak-anak dengan kecacatan dan keluarganya. Selain untuk mengidentifikasi, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat kemudahan keluarga untuk mengakses layanan-layanan yang telah ada. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dan data dikumpulkan dengan menggunakan FGD dan wawancara mendalam dengan para informan terpilih. Penelitian dilakukan di Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Penelitian menemukan bahwa data mengenai anak dengan kecacatan dan tipe kecacatan masih terbatas. Untuk layanan pendidikan di Kota Cimahi, ada 8 sekolah luar biasa tersedia bagi anak-anak dengan kecacatan di Kota Cimahi. Sementara itu, untuk layanan kesehatan bagi anak dengan kecacatan, jaminan sosial di bidang kesehatan mudah diakses dan didapatkan oleh keluarga dan informasi mengenai layanan juga tersedia bagi keluarga anak dengan kecacatan. Penelitian juga menemukan tantangan bagi keluarga untuk mengakses layanan adalah pada persyaratan akademis. Dapat disimpulkan bahwa layanan bagi anak dengan kecacatan masih sangat terbatas, dan tidak ada layanan yang dirancang oleh orang tua yang memiliki anak dengan kecacatan.Penelitian merekomendasikan pihak berwenang dan penyedia layanan untuk memusatkan perhatian pada perencanaan dan pengembangan layanan sehingga mereka dapat turut serta secara aktif memutuskan beragam layanan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dengan kecacatan.
EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT (EBM): MENGGAGAS DESA WISATA DI KAWASAN GEOPARK CILETUH-SUKABUMI Santoso Tri Raharjo; Nurliana Cipta Apsari; Meilanny Budiarti Santoso; Budhi Wibhawa; Sahadi Humaedi
Share : Social Work Journal Vol 8, No 2 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.943 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i2.19591

Abstract

Pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat (EBM) atau community-based tourism (CBT) dapat menjamin kesinambungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Kuncinya adalah kesadaran dan partisipasi masyarakat lokal terhadap pentingnya konservasi dan pemeliharan kawasan Geopark Ciletuh. Kesadaran masyarakat lokal merupakan ruh dari partisipasi, oleh karenanya perlu ditumbuhkan dan dikembangkan secara secara sistematis dan terencana. Kemauan, kesempatan dan kemampuan sebagai prasyarat untuk berpartisipasi harus tumbuh dan berkembang secara mandiri dan berkelanjutan. Sebab, masyarakat lokal-lah yang seharusnya memperoleh manfaat pertama dan utama dari pengembangan Geopark Ciletuh untuk masuk dalam Global Geopark Network (GGN) UNESCO. Ironisnya, justru masyarakat luar yang seringkali mengetahui terlebih dahulu atas kekayaan dari keragaman bumi, keragaman biologi, dan keragaman budaya di kawasan Ciletuh Sukabumi Selatan. Upaya membangun dan mengembangkan kepariwisataan secara mandiri dan berkesinambungan, dengan tetap mengutamakan konservasi, maka partisipasi masyarakat lokal mutlak diperlukan. Partisipasi masyarakat secara ideal dapat dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Model EBM-CBT merupakan model pengembangan kepariwisataan yang berlandaskan pada partisipasi masyarakat yang kuat. Pengembangan dan pengelolaan desa-desa wisata di kawasan pengembangan Geopark Ciletuh, dapat merupakan ujud dari ekowisata berbasi masyatakat (EBM).
Co-Authors Adina Riska Anindita Agus Wahyudi Riana Andita Ratih Anisza Eva Saputri Anna Rizky Annisa Anna Rizky Annisa, Anna Rizky Annisa Nabila Annisa Nabila, Annisa Arie Surya Gutama ARIE SURYA GUTAMA Arie Surya Gutama, Arie Surya Arifah Di’Faeni Nurul Asyia Arinda Putri Wulandari Aufa Hanum Aulia Vegianti Azwar Yusran Anas Azwar Yusran Anas, Azwar Yusran Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa BUDHI WIBHAWA Budhi Wibhawa Budhi Wibhawa, Budhi Budi Muhammad Taftazani Budi Muhammad Taftazani Budi Muhammad Taftazani, Budi Muhammad Destin Putri A. Destin Putri A., Destin Putri Devie Lestari Hayati Dian Haerunisa Dian Haerunisa, Dian Diaz Aristawidya Nugroho Dwi Istanto Eko Setiawan Eko Setiawan Erika Putri Wulandari Ezza Oktavia Utami Fara Dhania Aulia Farakhiyah, Rachel Febriyani Jenz Fushshilat, Sonza Rahmanirwana Gabriela Dameni Natalia Sinurat Galih Haidar Geminastiti Purinami A Gumilang Ramadhan Haidar, Galih Handira Nurul Az-zahra HERY WIBOWO HERY WIBOWO Hery Wibowo, Hery Hetty Krisnani Iin Rizkiyah Kodaruddin, Wina Nurdini Lukman Effendi lukman effendi Marcelino Vincentius Poluakan Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso MEILANNY BUDIARTI SANTOSO Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso, Meilanny Budiarti Moch. Zainuddin Moch. Zainuddin, Moch. Monica Kristiani Widhawati Muhammad Daffa Rizqi Eko Putra Muhammad Daffa Rizqi Eko Putra Muhammad Ihsan Yasin Muthia Fadhila Khairunnisa Muthia Fadhila Khairunnisa Nandang Mulyana Nandang Mulyana, Nandang Nida Salsabila nunung nurwati Nunung Nurwati NUNUNG NURWATI Nurul Izza Sayyidina Aufa Dianto Nurwati, R. Nunung R. Nunung Nurwati Rachel Farakhiyah Rifky Taufiq Fardian Risna Resnawaty RISNA RESNAWATY Risna Resnawaty, Risna RUDI SAPRUDIN DARWIS Rudi Saprudin Darwis Rudi Saprudin Darwis, Rudi Saprudin Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi Sahadi Humaedi SAHADI HUMAEDI Sahadi Humaedi SAHADI HUMAEDI Sahadi Humaedi SANDI GUMILAR Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo SANTOSO TRI RAHARJO Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo SANTOSO TRI RAHARJO Santoso Tri Raharjo Santoso Tri Raharjo, Santoso Tri Sherien Sekar Dwi Ananda Soni Akhmad Nulhaqim Sonia, Gina Sonza Rahmanirwana Fushshilat Suleman, Syahputra Adisanjaya Syahputra Adisanjaya Suleman Syeira Rifdah Adniy Tasya Alyani Rosalina Thesalonika Tarigan Tiara Salsabilla Utami, Ezza Oktavia Vadilla Aries Tantya Vanaja Syifa Radissa Vegianti, Aulia Wina Nurdini Kodaruddin Yessi Rachmasari Yessi Rachmasari, Yessi Zulkarnain Bastari Zulkarnain Bastari, Zulkarnain