cover
Contact Name
Andi Ruhban, S.ST.,M.Kes
Contact Email
ruhbansaja@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
ruhbansaja@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
ISSN : 0854624X     EISSN : 26226960     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Tulisan yang diterima melingkupi rumpun Ilmu Kesehatan Lingkungan dengan diberi kode 359 oleh Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, yang dapat berupa Artikel Hasil Riset, Book Review, Literatur Review, Komentari/Opini, Berita Ilmiah (Scientific News), dan Letter to Editor. Tulisan tersebut menyangkut Sanitasi Dasar (penyehatan air, pengelolaan limbah cair, pembuangan tinja, penanganan sampah, penyehatan makanan minuman, pengendalian vektor), penyehatan udara, pengamanan pestisida, rumah sehat dan tata graha, perilaku hidup bersih dan sehat, higiene perorangan, sanitasi tempat umum-wisata-matra, sanitasi transportasi, sanitasi industri dan keselamatan kerja, sanitasi rumah sakit, sanitasi kawasan pesisir pantai dan laut, penyakit berbasis lingkungan, analisis mengenai dampak lingkungan, manajemen risiko lingkungan, epidemiologi kesehatan lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 257 Documents
KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN PEPAYA DAN DAUN PANDAN SEBAGAI LARVASIDA NABATI DALAM MEMATIKAN JENTIK AEDES AEGYPTI Dita Amalia Ansar; Ain Khaer
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1347

Abstract

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopicthus.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun pepaya dan daun pandan sebagai larvasida nabati dalam mematikan jentik Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan bahan aktif ekstrak daun pepaya dan daun pandan sebagai larvasida nabati dalam mematikan jentik nyamuk Aedes Aegypti dengan replikasi percobaan dilakukan tiga kali.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis yang mampu mencapai 100% yaitu pada dosis 5% terdapat pada Ekstrak daun pepaya, sedangkan pada Ekstrak daun pandan presentase tertinggi mencapai 85% pada dosis 5%. Ekstrak daun pepaya di katakan lebih efektif sebagai larvasida nabati dalam mematikan jentik Aedes aegypti karena presentase kematian yang di peroleh adalah >90.0% pada dosis 5% yaitu 100% kematian jentik Aedes aegypti. Sedangkan Ekstrak daun pandan dikatakan kurang efektif karena presentase kematian jentik Aedes aegypti yang diperoleh adalah < 90,0 pada dosis 5% yaitu 85% kematian jentik Aedes aegypti.Kesimpulan bahwa Jumlah persentase kematian pada Ekstrak daun pepaya mencapai 100%, sedangkan pada Ekstrak daun pandan jumlah persentase kematian jentik tertinggi mencapai 85%. Saran yang diberikan yaitu Bagi masyarakat agar memanfaatkan daun pepaya dan daun pandan sebagai larvasida nabati yang ramah lingkungan dalam mematikan jentik Aedes aegypti.Kata Kunci : Larvasida nabati dan Jentik Aedes aegypti.
ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI DAN ERGONOMI TERHADAP KEJADIAN GEJALA FISIK SICK BUILDING SYNDROM (SBS) PADAPEGAWAI GEDUNG REKTORAT UMI KOTA MAKASSAR Novi Poni Harwani; Sartika Fathir Rahman; Baharuddin Sunu
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1479

Abstract

Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1991 mengatakan sindrom ini timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan seseorang dalam sebuah bangunan, namun gejalanya tidak spesifik dan penyebabnya tidak bisa dindetikasi. Sick Building Syndrome adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keluhan ketidaknyamanan seperti pusing, mual, dermatitis, iritasi saluran tenggorakan, hidung, mata, dan saluran pernapasan, batuk, sulit konsentrasi, mual terhadap bau-bau, sakit/pegal otot-otot dan letih (Nasri, dkk, 1998). Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor Demografi (umur, jenis kelamin, masa kerja, merokok, kondisi psikososial) dan Ergomi terhadap gejala fisik kejadian Sick Building Syndrome pada Gedung Rektorat Umi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik, dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai di Gedung Rektorat Umi Kota Makassar berjumlah 113 pegawai. Hasil penelitian yaitu dari keenam variabel umur, jenis kelamin, masa kerja, merokok, kondisi psikososial, dan ergonomi yaitu vaiabel jenis kelamin dan ergomi yang artinya memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan Sick Building Syndrom. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita SBS dibanding perempuan. Hasil penelitian didapatkan nilai p= 0,013 < 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna. Hasil penelitian jenis kelamin laki-laki yang mengalami SBS sebanyak 20 pegawai (38,5%) dan jenis kelamin wanita tidak mengalami SBS sebanyak 25 pegawai (64,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegawai yang mengalami posisi ergonomi tidak normal dan menderita SBS lebih banyak yaitu dengan hasil 32 responden (61,5%) di banding pegawai yang mengalami posisi ergonomi normal yaitu dengan hasil 13 pegawai (33,3%), sehingga didapatkan nila p= 0,007 < 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara ergonomi dengan Sick Building Syndrom di Gedung Menara UMI.Kata Kunci : Faktor Demografi, Ergonomi, Sick Building Syndrome
PERBANDINGAN JUMLAH KUMAN PADA LALAPAN YANG DIJUAL DI RUMAH MAKAN DAN PEDAGANG KAKI LIMADI JALAN A. P. PETTARANI KOTA MAKASSAR st mut mirah; Amryl Amryl
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.698

Abstract

ABSTRAK Lalapan adalah sayur-sayuran yang biasa disajikan beserta masakan Indonesia. Lalapan biasa dimakan bersama nasi dan lauk-pauk. Sayur-sayuran ini biasanya dihidangkan dalam keadaan mentah. Sayur-sayuran yang biasa digunakan antara lain kacang panjang, kemangi, kubis, sambal, dan timun. Lalapan ini banyak ditemukan dijual di rumah makan maupun pedagang kaki lima.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah kuman pada lalapan yang dijual di Rumah Makan dan Pedagang Kaki Lima di Jln. A.P. Pettarani kota Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif observasional sedangkan penentuan jumlah kumannya menggunakan metode Total Plate Count. Hasil pemeriksaan terhadap 10 sampel lalapan yang dijual di Rumah Makan dan Pedagang Kaki Lima didapatkan hasil bahwa 7 sampel lalapan memiliki jumlah kuman melebih 1 x 105 sedangkan tiga diantaranya telah memenuhi persyaratan. Jumlah kuman pada lalapan yang dijual di Rumah Makan berdasarkan jenisnya yaitu kacang panjang dengan jumlah kuman 19.655 x 102, kemangi dengan jumlah kuman 4.105 x 102, kubis dengan jumlah kuman 14.465 x 102, sambal dengan jumlah kuman 425 x 102, serta timun dengan jumlah kuman 39.795 x 102. Dan untuk Pedagang Kaki Lima yaitu kacang panjang dengan jumlah kuman 65 x 103, kemangi dengan jumlah kuman 12.415 x 102, kubis dengan jumlah kuman 582 x 103, sambal dengan jumlah kuman 515 x 102, dan timun dengan jumlah kuman 608 x 103.Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kuman pada lalapan yang dijual di Rumah Makan lebih tinggi dibandingkan dengan lalapan yang dijual di Pedagang Kaki Lima. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bahan makanan, waktu simpan makanan, tempat penyimpanan makanan jadi, dan hygiene penjamah makanan. Melihat keadaan tersebut maka dapat disarankan untuk lebih meningkatkan penerapan hygiene sanitasi makanan di Rumah Makan dan Pedagang Kaki Lima.Kata Kunci   : Lalapan, Rumah Makan, Pedagang Kaki Lima, Jumlah Kuman.
PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK JENIS POLYETHELENE TEREPHALATE (PET) DAN HIGH DENSITY POLYETHELENE (HDPE) MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK Taufik Arjal; Rafidah Rafidah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1741

Abstract

 Menurut Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut . Menurut sumber yang sama,, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 milliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan alat pengolahan limbah plastik dengan menggunakan metode pirolisis  menjadi bahan bakar minyak. Jenis penelitian ini merupakan kuasi eksperimen. Mengetahui kemampuan alat dalam menghasilkan bahan bakar minyak dan untuk mengetahui banyaknya penurunan sampah dengan pemanfaatan limbah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak  (BBM). Hasil penelitian ini yaitu dapat menghasilkan Bahan Bakar Minyak  (BBM) yaitu sebanyak : PET=14,3 ml, HDPE=12,6 ml, PET dan HDPE=12 ml dengan penurunan padatan sampah plastik sebanyak : PET=0,5 atau 50%, HDPE=0,4 atau 40%, serta PET dan HDPE=0,5 atau 50% dari masing-masing 1 kg plastik. Kesimpulan penelitian ini adalah alat pirolisator Tidak mampu menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak ≤1200 ml. Untuk itu, diharapkan peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh suhu terhadap proses pirolisis plastik, jenis fraksi pada minyak hasil pirolisis, dan apabila dikembangkan dalam skala produksi maka perlu diteliti lagi menggunakan reaktor yang lebih baik, sehingga proses pengolahan bisa berlangsung terus menerus. Kata kunci: Limbah Plastik Jenis Polyethelene Terephalate (PET) dan High Density Polyethelene (HDPE) , Bahan Bakar Minyak
UJI KOMPARATIF KEMAMPUAN DAUN LAVENDER (Lavandula angustifolia) DAN DAUN BUNGA TAHI KOTOK (Tagetes erecta) DALAM MEMATIKAN NYAMUK DENGAN METODE IONISASI Ashari Rasjid; Atira Afri Lusiana
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.939

Abstract

Vektor adalah serangga atau binatang yang dapat membawa bibit penyakit dan menularkan kepada orang lain sehingga orang tersebut akan menjadi sakit. Penyebaran berbagai penyakit oleh nyamuk merupakan suatu masalah kesehatan yang sangat serius, adapun beberapa  penyakit yang disebabkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, Japanese encephalitis, malaria, filariasis. Sehingga populasi nyamuk harus ditekan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan ekstrak daun lavender (Lavandula argostifolisa) dan tahi kotok (Tagetes erecta) dalam mematikan nyamuk.Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian eksperimen. Sampel 25 ekor nyamuk dengan konsentrasi masing-masing 15 %, 20 %, 25 % dan dilakukan 3 kali replikasi. Data dianalisis dengan mengggunakan uji T-Test.Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak daun Lavender 15 %, 20 %, 25 %, dinyatakan mampu setelah 2 jam pengamatan dengan jumlah nyamuk yang mati rata - rata mencapai (96 %). Sedangkan pada ekstrak daun tahi kotok 15 %,20 %,25 % diinyatakan efektif setelah 2 jam pengamatan dengan jumlah nyamuk yang mati rata -rata mencapai (88 %). Kesimpulan yang didapatkan dengan dosis yang sama yaitu ekstrak daun lavender lebih efektif di bandingkan ekstrak daun tahi kotok. Disarankan agar peneliti selanjutnya dapat melihat seberapa besar kemampuan ekstrak daun Lavender dan daun Tahi Kotok jika tidak menggunakan  bahan kimia seperti methanol.Kata Kunci : Ekstrak Daun Lavender, Ekstrak Daun Tahi kotok,    metode ionisasi.
KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) UNTUK MEMATIKAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti dan Culex sp lataha lataha; Nur Inang
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1157

Abstract

Vektor merupakan serangga atau hewan lain yang biasanya membawa agent salah satunya nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) serta nyamuk Culex sp dapat menyebabkan penyakit Japanese Entephalitis (radang otak) dan Filiriasis.  Tahun 2015 Kabupaten Bone termasuk dalam  kategori tertinggi penyakit DBD di Sulawesi Selatan sebanyak 777 kasus. Dan untuk kasus filariasis kategori tertnggi pada kabupaten Pangkep sebanyak 116 kasus.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun papaya (Carica papaya L.) untuk mematikan larva Aedes aegypti dan Culex sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat eksperimen, yaitu untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun papaya (Carica papaya L) untuk mematikan larva nyamuk Aedes aegypti dan Culex sp dengan jumlah sampel sebanyak 480 ekor.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larva Aedes aegypti  dan Culex sp ekstrak daun papaya untuk mematikan larva Aedes aegypti dengan konsentrasi 10% sebanyak 43,3%, 15% sebanyak 73% dan konsentrasi 20% sebanyak 98,1% dan Culex Sp dengan konsentrasi 10% sebanyak 28,3%, konsentrasi 15% sebanyak 44,9% dan konsentrasi 20% sebanyak 69,8%Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) mampu mematikan larva instar III nyamuk Aedes aegypti  dan Culex sp dengan konsentrasi 15% dan 20% dengan waktu 12 jamKata Kunci : Ekstrak Daun Pepaya, Culex, Aedes Aegypti.
AKTIVASI ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KESADAHAN AIR DI KAMPUNG SAPIRIAKOTA MAKASSAR Sudarni Sudarni; haderiah haderiah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1459

Abstract

Air dengan kualitas buruk salah satunya disebabkan oleh pencemaran parameter kimia. Parameter kimia yang dimaksud yaitu kesadahan air. salah satu cara yang dapat digunakan adalah pengolahan air dengan cara sederhana, yaitu pengolahan secara filtrasi (penyaringan) dengan menggunakan media penyaringan zeolit, karbon aktif, dan kombinasi media zeolit -  karbon aktif.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas media  filtrasi zeolit dan karbon aktif dalam menurunkan kadar kesadahan pada air sumur gali. Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu dengan rancangan pretest-posttest with control group design dan dilakukan sebanyak tiga kali replikasi atau pengulangan. Data hasil penelitian dan pemeriksaan Laboratorium kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji statistik  one way anova.Hasil rata-rata kadar kesadahan (CaCO3) pada sumur gali sebelum pengolahan adalah 160,24 mg/l dan setelah pengolahan  dengan menggunakan media zeolit adalah 76,82 mg/l dengan efektivitas 52,05%, dengan menggunakan media karbon aktif adalah 74,86 mg/l dengan efektivitas 53,27%, pengolahan dengan menggunakan media kombinasi zeolit – karbon aktif adalah 109,75 mg/l dengan efektivitas 31,5%. Hasil uji statistik one way anova menunjukkan ada perbedaan yang signifikan untuk kadar kesadahan pada media filter yang digunakan dengan nilai sig. 0,00 < 0.05.Media filter zeolit dapat menurunkan kesadahan (CaCO3) lebih baik dari media karbon aktif dan media kombinasi dalam menurunkan kadar kesadahan (CaCO3). Bagi masyarakat, pengolahan air sederhana ini dapat diterapkan  pada lingkup rumah tangga dan bagi peneliti agar dapat melanjutkan penelitian tersebut dengan membuat variasi watku tinggal atau dengan ketebalan media yang digunakan.KeywordFiltrasi, Zeolit, Karbon Aktif, Kesadahan (CaCO3)
KEMAMPUAN KONSENTRASI PASTA GIGI DALAM MEMBUNUH KECOA AMERICANA Rasman Rasman; Asrudi Asrudi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.672

Abstract

ABSTRAK Kecoa merupakan binatang pengganggu yang memakan segalanya (omnivore), menularkan penyakit pada manusia. Kecoa dapat menularkan patogen toxoplasma gondi dan juga membawa salmonella dan E.coli upaya pengendalian kecoa dengan menggunakan bahan kimia yaitu pasta gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan variasi konsentrasi pasta gigi dalam membunuh kecoa. Jenis penelitian ini eksprimen yang bersipat deskriptif.penelitian ini dilakukan dilaboraterium vector kesehatan lingkungan. Populasi dalam penelitian ini adalah kecoa Americana. Kecoa Americana dewasa yang dijadikan sampel berjumlah 30 ekor pada satu toples terisi 5 kecoa periplaneta Americana. Hasil penelitian menujukkan bahan pasta gigi dengan konsentarsi 2, 4, 6, 8, 10 ,dan 12 gram mampu membunuh kecoa periplaneta Americana dengan waktu kurang dari 1 jam dan efektif membunuh. Konsentrasi 2 gram, 4 gram, 6 gram, 8 gram, 10 gram, dan 12 gram dapat menurunkan populasi kocoa 100% dan konsentasi paling efektif 12 gram dalam waktu 20 menit. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasta gigi yang dilarutkan di dalam air (100 ml) dengan konsentrasi yang berbeda seperti 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 gram dapat membunuh kecoa periplaneta Americana. sehingga diharapkan agar memanfaatkan bahan pasta gigi yang mudah dijangkau dalam menurunkan populasi kecoa. Kata Kunci:  Konsentrasi Pasta Gigi, Kecoa, periplaneta Americana
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa Hidayat Hidayat; Karmila Karmila
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1740

Abstract

            Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang sering diderita narapidana di sebabkan oleh beberapa faktor. Pada tahun 2018 total penghuni  Lapas Narkotika Kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa mencapai 1.016 dengan kapasitas lapas hanya 368 orang.            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan penghuni, suhu, kelembaban, ventilasi, dan pencahayaan dengan kejadian penyakit ISPA di  Lapas Kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendektatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah narapidana yang berada di  lapas  narkotika yaitu berjumlah 482 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling dengan rumus lameshow dan hasil 90 orang. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi-square dengan program SPSS v.16            Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara suhu (P=0,039), kelembaban (P=0,000) ventilasi (P=0,010), dan pencahayaan (P=0,002) dengan kejadian penyakit ISPA sedangkan  kepadatan penghuni menunjukkan hasil yang konstan atau tingkat kepadatan penghuni yang tinggi sehingga tidak dapat dilakukan pengujian.            Kesimpulan penelitian ini yaitu suhu, kelembaban, ventilasi dan pencahayaan berhubungan dengan penyakit ISPA di Lapas Narkotika Kelas II A Sungguminasa Kabupaten Gowa. Saran penelitian ini yaitu pihak lapas lebih memperhatikan kondisi ruangan narapidana dan melakukan redistribusi kembali narapidana untuk menangani tingkat kepadatan penghuni yang tinggi.Kata Kunci : ISPA, Suhu, Kelembaban, Ventilasi, Pencahayaan,                                     Kepadatan penghuni  
PENGARUH LOKASI DAN WAKTU PENGUKURAN SUMBER BERGERAK (KENDARAAN) DENGAN KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA UDARA UNDERPASS DI SIMPANG LIMA MANDAI KOTA MAKASSAR Djoko Purwoko; Desi Enggar Prastiwi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 2 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i2.825

Abstract

Timbal (Pb) adalah logam berat yang tidak pernah ditemukan dalam bentuk murni. Timbal (Pb) yang mencemari udara terdapat dalam partikel-partikel.Timbal (Pb) sebagin besar dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor dan industri yang menggunakan bensin. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh lokasi dan waktu pengkuran sumber bergerak (Kendaraan) dengan kandungan Timbal (Pb) pada udara underpass di Simpang Lima Mandai kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan  penelitian deskriftif dengan melakukan pengukuran secara langsung di lapangan. Pengkuran Di simpang Lima Mandai Kota Makassar dengan waktu pengukuran pagi dan sore hari. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu High Volume Air Sampler dan Counter. Dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian Timbal (Pb) diperoleh hasil pada Titik I Jl.Dakota dengan Lokasi Koordinat yaitu: (S:05º04’01,5”, E:119º 31’3,6”) pada pagi dan sore hari yaitu 1,184 µg/m3 dan 0,782 µg/m3, Titik II Jl. Bandara Baru Sultan Hasanuddin dengan Lokasi Koordinat yaitu: (S:05º04’04,9”,E:119º31’32,2”) pada pagi dan sore hari yaitu 0,562 µg/m3 dan 0,635 µg/m3,dan Titik III Jl. Tol Insinyur Sutami dengan Lokasi Koordinat yaitu: (S:05º04’05,4”E:19º31’28,7”) pada pagi dan sore hari yaitu 0,617 µg/m3 dan 0,251 µg/m3. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Timbal (Pb) tertinggi terdapat pada Titik Koordinat Jalan Dakota Maros Makassar  pada pagi hari. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Lampiran Perturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan setelah dilakukan pengujian selama satu jam pengukuran yaitu 2 µg/m3. Dari hasil penelitian disarankan agar peraturan yang ada menegnai pembatasan bensin bertimbal dan pembatasan penggunaan kendaraan yang sudah tua di terapkan.Kata Kunci :Timbal (Pb), Udara Ambien,Underpass Simpang Lima Mandai.

Page 8 of 26 | Total Record : 257