cover
Contact Name
Rikha Widiaratih
Contact Email
ijoce@live.undip.ac.id
Phone
+6281310097666
Journal Mail Official
ijoce@live.undip.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Oceanography
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27148726     DOI : -
Indonesian Journal of Oceanography is published by Department of Oceanography, Universitas Diponegoro. The Indonesian Journal of Oceanography is published four times a year in February, May, August and November containing research articles and literature review on Oceanography and Marine aspects in general. Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) encourages submission of manuscripts dealing with all research papers and review on all aspects of oceanography, coastal management, marine science, marine biology, marine conservation, marine ecology, marine microbiology, marine culture, marine geology, air and ocean dynamics, estuary, renewable energy, disaster mitigation, ocean technology, ocean and coastal resources, ocean satellite, ocean remote sensing, other ocean topics.
Articles 160 Documents
Bathymetry and Seabed Morphology Study for Determination of ASDP Shipping Line in Tanjungsau Island Waters, Batam Melanie Rizky Hanuransyah; Alfi Satriadi; Kunarso Kunarso; Eka Bathin Putra; Jarot Marwoto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 1 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.064 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i1.7289

Abstract

Tanjungsau Island Waters as the main gate of shipping line between Bintan Island and Batam need more attention for its shipping safety. The purpose of this research is to review the seabed morphology of Tanjungsau Island Waters, Batam for determination of ASDP shipping line. This research had been conducting from 3rd to 5th of Jule 2018 in The Tanjungsau Island Waters, Batam. The used data are depth measurement by singlebeam echosounder type Ceducer Pro, tidal data, ship draft, and Digital Map of Indonesia Sea edition 2013 Vol. 49 published by TNI-AL DISHIDROS. Data had processed by using ArcGIS 10.3 and Surfer 9 software to generate the bathymetry contour and the 3D model of seabed morphology. The result indicates that the depth ranged between -1,69 m to -17,58 m. The bathymetry contour map shows seabed morphology is a continental shelf. Based on the slope calculation, Tanjungsau Island Waters not only include flat category between 1,08% - 1,58% but also having a slope area worth 2,59%. The right ASDP shipping line from Bintan Island to Batam has the minimum depth -5,32 m with the largest ship draft which can enter approximately 4,788 m. 
Analisa Laju Sedimentasi di Laguna Perairan Pamayangsari, Kabupaten Tasikmalaya Jannisa Raska; Petrus Subardjo; Gentur Handoyo; Dwi Haryo Ismunarti; Sugeng Widada
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 3 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.095 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i3.8122

Abstract

Pantai Pamayangsari terletak di Kabupaten Tasikmalaya pada 108°6'16,09" Bujur Timur - 108°6'44,40" Bujur Timur dan 7°46'23,47" Lintang Selatan - 7°46'32,73" Lintang Selatan. Wilayah Pantai Pamayangsari di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis, sebelah utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, serta di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pantai Pamayangsari memiliki laguna yang airnya berasal dari air tawar Sungai Cilangla dan air asin dari laut. Air tersebut membawa material sedimen yang kemudian masuk ke daerah laguna. Kondisi di sekitar laguna dikelilingi oleh hutan rawa mangrove dan daerahnya bersubstrat pasir, sehingga di laguna tersebut mengalami sedimentasi yang cukup tinggi. Proses sedimentasi yang terjadi akan menimbulkan pendangkalan yang dapat menghambat aliran sungai ke laut dan menyebabkan banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai laju sedimentasi di laguna Pantai Pamayangsari, Kabupaten Tasikmalaya. Penetian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian lapangan pada tanggal 2 - 16 Juli 2019 dan analisa laboratorium pada tanggal 18 September hingga 3 Oktober 2019. Data utama pada penelitian ini adalah sampel sedimen di sediment trap. Data pendukung pada penelitian ini meliputi debit sungai dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tasikmalaya tahun 2019, data angin dari European Centre for Medium-Range Weather Forecast bulan Januari 2014 – Juli 2019, dan Peta Database of Global Administrative Areas (GADM). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata – rata laju sedimentasi di setiap stasiun berkisar antara 10,494 – 12,496 gr/m2 /hari. Total nilai laju sedimentasi dari setiap stasiun pada pengambilan pertama 7,237 gr/m2 /hari dan pengambilan kedua 16,354 gr/m2 /hari. Jenis sedimen di laguna Perairan Pamayangsari yaitu pasir (sand), lanau (silt) dan lempung (clay).
Penggunaan Seismik Refleksi Dalam Pencarian Potensi Endapan Timah di Perairan Laut Bangka Muhammad Alif Achyansyah; Baskoro Rochaddi; Alfi Satriadi; Muslim Muslim; Agus Anugroho Dwi Suryoputro; Azis Rifai; Muh Yusuf
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3276.647 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.9017

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam mineral salah satunya adalah timah, yang tersebar di Perairan Pulau Bangka. Secara umum timah terbentuk oleh pembentukan magma asam akibat proses peleburan kerak benua pada proses kolisi. Timah terbagi menjadi timah primer yang masih dalam bentuk batuan granit dan timah sekunder (placer) merupakan endapan timah primer yang telah mengalami pelapukan akibat proses erosi dan diendapkan di suatu tempat yang tidak jauh dari endapan timah primer. Salah satu metode untuk mengetahui potensi endapan timah adalah dengan menggunakan metode seismik refleksi, dengan pendekatan pencarian lembah sungai purba, tempat mengendapnya timah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi endapan timah sekunder (placer) berupa endapan kaksa, yang merupakan lapisan mengandung endapan timah, dengan melakukan perhitungan volume dan ketebalannya menggunakan metode seismik refleksi. Hasil pengolahan data seismik menunjukkan pola konfigurasi refleksi yang ditemukan antara lain parallel, chaotic, shingled dan hummocky. Korelasi antara data pemboran dan seismik refleksi menunjukkan endapan kaksa berada di lembah sungai purba yang terisi oleh endapan aluvial dan mineral kasiterit. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, didapatkan volume endapan kaksa, sebesar 1.078.054,15 m3, dengan ketebalan mencapai 5 meter. Indonesia is an archipelago country which is rich in mineral resources, one of them is tin, that spread in Bangka Island Waters. Generally, tin formed by acid magma formation caused by melting of continental crust process in the collision process. Tin divided to primary tin which is still in granite rock form and secondary (placer) tin which is primary tin deposit that has experienced weathering caused by erosion process and deposited in a place not far from primary tin deposit. One of method to know potential tin deposit is using seismic reflection method, with approach ancient river valley hunting, where tin was deposited. The purpose of this research is to know the potential of the secondary (placer) tin deposit in the form of kaksa deposit, this layer contains of tin deposit, with calculation of volume and thickness using seismic reflection method. The result from seismic data showed that the reflection configuration found i.a parallel, chaotic, shingled and hummocky. The correlation between drilling data and seismic data showed that kaksa deposit is located in ancient river valley that contains of alluvial deposit and cassiterit mineral. Based on the calculation, the volume of kaksa deposit is 1.078.054,15 m3, and the thickness is up to 5 meters.
Studi Sebaran Ukuran Butir Sedimen Di Muara Sungai Jajar, Demak, Jawa Tengah Devi Yuni Sari Sihombing; Muhammad Zainuri; Lilik Maslukah; Sugeng Widada; Warsito Atmodjo
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 1 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.94 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v3i1.10665

Abstract

Demak adalah salah satu daerah di Jawa Tengah yang banyak memiliki permasalahan terkait erosi dan perubahan garis pantai. Perpindahan sedimen yang perlahan mengubah kondisi garis pantai merupakan mekanisme transpor sedimen yang dipengaruhi langsung oleh gelombang dan arus. Material sedimen yang terbawa menuju laut mengendap di dasar perairan. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus menyebabkan penumpukan substrat sedimen. Wilayah Sungai Jajar merupakan daerah yang mengalami sedimentasi tinggi karena Sungai Jajar merupakan tempat pencampuran air dari persawahan, pertambakan, industri maupun kawasan penduduk. Sungai Jajar juga banyak dilintasi oleh nelayan – nelayan sekitar. Setiap tahun pengangkutan sedimen menuju laut dapat mencapai ribuan meter kubik. Tingkat sedimentasi yang tinggi ini berpotensi membawa pasokan sedimen masuk ke perairan Sungai Jajar sehingga dapat menyebabkan pendangkalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran ukuran butir sedimen di perairan Sungai Jajar Demak. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2020 pada 9 titik stasiun dengan metode purposive sampling. Analisis sebaran ukuran butir sedimen di Demak pada bulan Agustus 2020 memiliki persebaran yang dominan silt dengan 79,99 % silt ; 5,99 % clay dan 16,05 % sand. Persebaran sedimen dasar menunjukan adanya hubungan faktor oseanografi yaitu arus dan pasang surut untuk menentukan pergerakan dan jenis sedimen yang ada di perairan.
Sebaran Spasial dan Temporal Klorofil-a di Perairan Teluk Semarang Arya Muhammad; Jarot Marwoto; Kunarso Kunarso; Lilik Maslukah; Sri Yulina Wulandari
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 3 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.591 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v3i3.11588

Abstract

Teluk Semarang merupakan teluk terbesar di pantai utara Jawa Tengah dan tercatat terdapat 29 aliran sungai bermuara ke teluk ini. Banyak aktivitas manusia seperti industri, pemukiman dan pelabuhan yang bermuara di teluk ini. Aktvitas yang berlangsung di Teluk Semarang berpotensi mencemari perairan dan mengakibatkan perubahan terhadap faktor fisika dan kimia perairan. Hal tersebut berdampak langsung pada kelimpahan dan distribusi klorofil-a. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sebaran konsentrasi klorofil-a secara Spasial dan Temporal di perairan Teluk Semarang dan mengkaji keterkaitan-nya dengan parameter lainya. Citra yang digunakan untuk analisa Klorofil-a  adalah citra Aqua MODIS beresolusi 4 km dan data pelengkap yaitu yaitu kecepatan dan arah angin, SPL, salinitas, curah hujan dan TSS. Penelitian ini memanfaatkan Sistem Informasi Grafis. Hasil pengolahan citra menujukan bahwa Nilai rerata bulanan Klorofil-a di perairan Teluk Semarang berkisar antara 1,85-4,27 mg/m3, Daerah dengan Klorofil-a tinggi umum nya berada pada sisi selatan Teluk Semarang. Klorofil-a memiliki korelasi bivariate yang kuat dan berbanding lurus dengan TSS (0,743), secara kuat berbanding lurus terhadap kecepatan angin (0,456), curah hujan (0,506) dan secara kuat berbanding terbalik dengan suhu (-0,665).
Studi Pola Arus untuk Mengkaji Fenomena Suhu Dingin di Perairan Alor-kecil Rahmadiana Andini; Anindya Wirasatriya; Muhammad Zainuri; Kunarso Kunarso; Aris Ismanto; Jahved Ferianto Maro
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 4 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.795 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v3i4.12411

Abstract

Alor-kecil merupakan sebuah desa yang berada di pesisir pantai di Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perairan Alor-kecil memiliki potensi taman laut yang indah (Lau,2019). Perairan di sekitar Pulau Alor-kecil tidak hanya cantik tapi juga memiliki keunikan dari fenomena alam yaitu di perairan Alor-kecil terjadi fenomena yang disebut suhu dingin di Selat Kumbang, yang terletak antara Desa Alor Kecil dan Pulau Kepa. Salah satu parameter perairan yang penting untuk diteliti dan mempunyai pengaruh cukup tinggi terhadap parameter lainnya adalah arus laut . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arus di Perairan Alor-kecil dan kaitannya dengan fenomena suhu dingin. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari pengumpulan data primer, data sekunder dan pengolahan data. Data yang diolah berupa data arus, pasang surut, batimetri, suhu, dan data angin. Hasil data lapangan dan hasil model menggunakan MIKE 21 menunjukkan bahwa Perairan Alor-kecil didominasi arus pasang surut dengan arah arus cenderung bolak-balik. Nilai formzahl sebesar 0,52 mengindikasikan adanya tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda. Hasil pemodelan hidrodinamika menunjukkan kecepatan arus berkisar antara 0,2 – 0,4 m/s pada saat pasang. Pada saat pasang menuju surut kecepatannya berkisar 0,66 – 1,33 m/s. Pada saat surut kecepatannya berkisar antara 0,08 – 0,2 m/s dan pada saat pasang menuju surut kecepatannya berkisar antara 0,66 - 1,33 m/s. Pergerakan arus cenderung bolak-balik berdasarkan kondisi yaitu saat pasang dan saat surut. Ketika pasang arusnya bergerak ke arah selatan, dan ketika surut bergerak ke arah utara. Fenomena suhu dingin terjadi saat kondisi surut menuju pasang, sehingga dapat diperkirakan bahwa sumber air dingin tersebut berada pada sebelah selatan pulau, karena pola arus saat surut menuju pasang adalah ke utara. Fenomena suhu dingin di Perairan Alor-kecil diduga merupakan fenomena upwelling.
Pemodelan Perubahan Dasar Perairan (Bed Level Change) Di Perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Andi Dwi Pramulya; Indra Budi Prasetyawan; Alfi Satriadi; Elis Indrayanti; Aris Ismanto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 1 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.601 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i1.6877

Abstract

Endapan sedimen yang terakumulasi dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan di perairan pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pelabuhan yang mengalami pertumbuhan yang begitu pesat, namun pada alur pelayaran mengalami pendangkalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arus, sebaran jenis sedimen dasar, dan perubahan dasar perairan berdasarkan hasil model. Simulasi pemodelan arus dan pemodelan transport sedimen dilakukan selama 30 hari. Pemodelan arus menggunakan software Mike21 Flow Model FM Hydrodinamic untuk mengetahui arah dan kecepatan arus pada daerah kajian. Simulasi pemodelan transpor sedimen menggunakan program Mike21 Flow Model FM Sand Transport untuk mengetahui pola transport sedimen di daerah kajian, dan mengetahui perubahan dasar perairan (bed level change). Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan penentuan lokasi pengambilan sampel sedimen menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil pengolahan World Current menunjukkan arus dominan adalah arus residu. Kecepatan rata–rata arus bervariasi antara 3,32 – 3,99 cm/s. Berdasarkan hasil model arah arus dominan dari barat menuju ke timur laut dengan kecepatan maksimum lebih dari 0,114 m/s. Nilai verifikasi dengan metode CF sebesar 1,19 – 1,55 dikategorikan bagus. Analisa ukuran butir sedimen dasar yang ditemukan berupa Pasir, Lanau pasiran dan Lanau. Ukuran butir sedimen dasar dominan di perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang lanau. Hasil model perubahan dasar perairan menunjukan pengendapan sedimen di sepanjang garis pantai dan erosi terjadi di daerah laut.  
Identifikasi Potensi Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) di Selat Makassar Fadhil karunia hammad; Baskoro Rochaddi; Purwanto Purwanto; Harjo Susmoro
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 2 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1277.385 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i2.8058

Abstract

Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) adalah salah satu dari banyak sumber energi terbarukan dari lautan yang bisa menjadi solusi untuk energi hijau. Selat Makassar merupakan salah satu wilayah perairan yang sangat berpotensi untuk pembangkit OTEC. Hal tersebut karena Selat Makassar memenuhi kaidah OTEC, dimana termasuk kategori laut dalam dan berada di equator yang memiliki suhu permukaan yang hangat dan konstan, serta memiliki selisih suhu sebesar 20℃ antara permukaan laut dan laut dalam dengan kedalaman 1000 m. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi energi OTEC, titik potensial instalasi pembangkit OTEC, dan daya yang dihasilkan di perairan Selat Makassar Utara. Analisa data menggunakan verifikasi metode Root Mean Square Error (RMSE) dan efisiensi OTEC dihitung melalui persaman efisiensi carnot. Besar daya OTEC dihitung dengan asumsi pembangkit OTEC 100 MW menghasilkan Pg (daya kotor) dan Pnet (daya bersih). Hasil penelitian menunjukkan Selat Makassar memiliki potensi energi OTEC terutama pada stasiun 2 hingga stasiun 17 dengan rata-rata selisih temperatur 23,57℃ serta efisiensi carnot rata-rata sebesar 7,7%. Menghasilkan rata-rata daya kotor sebesar 177,66 MW dan daya bersih sebesar 13,85 MW. Titik lokasi yang berpotensi dalam instalasi pembangkit OTEC berada di stasiun 2 dengan koordinat 01°01'51"N-120°13'21"E berupa platform pembangkit floating plants. Jarak dari pantai sepanjang 18,63 km. Memiliki selisih temperatur laut permukaan dan laut dalam 23,3℃ serta efisiensi carnot sebesar 7,7% sehingga menghasilkan daya bersih 13,40 MW.
Pengolahan Data Satelit Sentinel-1 dan Pasut untuk Mengkaji Area Genangan Akibat Banjir Pasang di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Tri Abdul Hidayat; Muhammad Helmi; Sugeng Widada; Alfi Satriadi; Heryoso Setiyono; Aris Ismanto; Muh Yusuf
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1278.97 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.8405

Abstract

Perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya peningkatan temperatur laut yang berakibat pencairan es di kutub, sehingga berdampak pada kenaikan permukaan air laut. Naiknya muka air laut menimbulkan ancaman bagi wilayah yang berada di pinggir pantai, salah satunya adalah Kecamatan Sayung. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah penggenangan daratan oleh banjir pasang. Kondisi genangan rob di Sayung diperparah dengan terjadinya penurunan muka tanah yang mempunyai andil dalam perluasan genangan banjir pasang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa secara spasial daerah yang tergenang akibat naiknya air pasang pada tahun 2018 dan menganalisa laju penurunan muka tanah pada tahun 2017 – 2019 di Kecamatan Sayung. Ketinggian muka pasang tinggi tertinggi di Kecamatan Sayung pada tahun 2018 dihitung dengan menggunakan metode admiralty adalah 238,27 cm dan MSL pada tahun yang sama adalah 176,93 cm. Besarnya penurunan muka tanah yang terjadi di Kecamatan Sayung didapatkan dengan mengolah data Sentinel-1 menggunakan metode DInSAR. Desa dengan tingkat penurunan muka tanah tertinggi adalah Tugu, Timbulsloko, dan Sayung dengan rata-rata penurunan sebesar 10,68 + 1,63 cm/tahun, 8,71 + 1,78 cm/tahun dan 8,35 + 1,39 cm/tahun. Luas daerah yang tergenang banjir pasang pada tahun 2018 adalah 3350,29 hektar. Desa yang tergenang total pada saat banjir pasang Bedono, Gemulak, Sidogemah, Surodadi, Timbulsloko, dan Tugu. Climate change cause an increase in sea temperatures which results in melting of polar ice caps, thus affecting sea level rise. Sea level rise pose a threat to areas on the coast, Sayung District is one of it. One of the impacts is inundation area by tidal floods. The condition of tidal inundation was exacerbated by land subsidence which contributed to the expansion of tidal floods area. The purpose of this study is to spatially analyze areas were flooded due to highest high water level in 2018 and analyze the rate of land subsidence in 2017 - 2019 in Sayung District. The highest high water level in Sayung Subdistrict in 2018 calculated using the admiralty method was 238,27 cm and the mean sea level in the same year is 176,93 cm. The amount of land subsidence that occurred in Sayung District was obtained by processing Sentinel-1 data using the DInSAR method. The villages with the highest level of land subsidence Tugu, Timbulsloko, and Surodadi with an average decline of 10,68 + 1,63 cm/year, 8,71 + 1,78 cm/year, and 8,35 + 1,39 cm/year. The total area that was flooded by tidal floods was 3350,29 hectares. The villages that were totally inundated during the tidal flood were Bedono, Gemulak, Sidogemah, Surodadi, Timbulsloko, and Tugu. 
Analisis Sebaran Salinitas Pasca Pembangunan Tanggul Wonokerto Sungai Bedahan Kabupaten Pekalongan Bima Andriantama; Petrus Subardjo; Gentur Handoyo; Kunarso Kunarso; Agus Anugroho Dwi Suryoputro
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 1 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1142.382 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v3i1.10072

Abstract

Kabupaten Pekalongan merupakan wilayah yang terletak di bagian utara Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan laut Jawa yang banyak terdapat sungai yang bermuara langsung menuju Laut Jawa, salah satunya Muara Bedahan. Pada lokasi penelitian terdapat tambak, Tempat Pelelangan Ikan dan sebagai jalur pelabuhan kapal nelayan. Masyarakat pesisir setempat mengandalkan pasokan air payau dari aliran Sungai Bedahan, namun mereka kesulitan memperoleh air bersih sebelum Tanggul Wonokerto dibangun. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui pola sebaran salinitas sesaat dan sebelum Tanggul Wonokerto selesai dibangun. Penelitian ini dilakukan pada Februari 2020 dan Juni 2020 saat kondisi surut menuju pasang. Variabel yang diamati yaitu data utama berupa data salinitas, kedalaman, dan pasang surut. Titik stasiun penelitian tersebar dari sungai dekat pemukiman penduduk hingga perairan muara. Data yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan ODV 4 dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Muara Bedahan memiliki pola distribusi salinitas di wilayah hulu penelitian hingga tanggul, sebelum tanggul jadi di permukaan (0,2D) rata-rata sekitar 11,47 ppt dan di lapisan dasar (0,8D) 15,44 ppt. Setelah tanggul jadi dipermukaan (0,2D) rata-ratanya 11,2 ppt dan di lapisan dasar (0,8D) 15,4 ppt. Kedalaman maksimum lokasi penelitian 4 m dengan tipe pasang surut wilayah Pekalongan campuran condong harian tunggal.

Page 6 of 16 | Total Record : 160