Claim Missing Document
Check
Articles

PUSAT INDUSTRI KREATIF DI MINAHASA: Arsitektur Post Modern Preyshe F. A. Kawung; Julianus A. R. Sondakh; Pierre H. Gosal
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya masyarakat Minahasa melahirkan seni dan kreatifitas seperti tarian, musik, kerajinan, makanan, lukisan, bermacam kain batik dan tenun, dan lain sebagainnya. Maka, perlunya suatu wadah untuk yang menjadi tempat mengembangkan setiap kegiatan yang ada dimana hal ini bertujuan agar tetap melestarikan budaya yang ada dan sebagai media untuk mengembangkan, memamerkan, mempromosikan kegiatan kreatifitas, baik lewat pentas seni maupun penjualan karya. Setiap orang yang mengambil bagian dalam kegiatan ini juga dapat meningkatkan perekonomiannya lewat mengkormesilkan hasil karya ataupun mementaskannya. Selain itu, setiap pelaku ekonomi yang berhubungan dengan produksi seni juga dapat menerima keuntungan, seperti mereka yang menjadi penyalur bahan baku karya seni dan lainya. Maka hasil dari objek ini adalah menghadirkan tempat yang memiliki studio atau sanggar produksi karya seni, studio atau sanggar untuk latihan musik dan tari, area pameran dan pentas. Hal ini bertujuan agar setiap pengembangan kreatifitas yang ada dapat terdukung dari proses produksi sampai siap dipasarkan. Pada proses perancangan objek Pusat Industru Kreatif di Minahasa ini menggunakan tema Arsitektur Post Modern untuk menghadirkan hasil rancangan yang berbaur antara modern dan unsur budaya Minahasa. Kata Kunci: Pusat Industri Kreatif, Arsitektur Post Modern
ANALISIS KEKRITISAN DAERAH RESAPAN AIR DI KOTA MANADO Bianca Y. Rawung; Octavianus H.A. Rogi; Pierre H. Gosal
SPASIAL Vol. 11 No. 1 (2023): Volume 11 no.1 2023
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado ialah ibukota Provinsi Sulawesi Utara mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibatnya mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan memicu perubahan penggunaan lahan dari yang belum terbangun menjadi terbangun. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas dan daya dukung lahan yg berdampak pada daerah resapan air menjadi tidak optimal. Lokasi pada analisis kekritisan daerah resapan air terletak di 10 Kecamatan bagian daratan Kota Manado. Tujuan penelitian ini merupakan untuk mengetahui kondisi eksisting penggunaan lahan di daerah resapan air Kota Manado, dan tingkat kekritisan wilayah resapan air pada Kota Manado. Analisis ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan spasial. Analisis spasial menggunakan metode skoring serta tumpangsusun (overlay) pada software sistem informasi geografis. Penelitian ini menghasilkan jenis penggunaan lahan eksisting pada wilayah resapan air berdasarkan RTRW serta non terbangun dan tingkat kekritisan resapan air dari RTRW yaitu bisa direkomendasikan buat dilepaskan statusnya sebagai daerah resapan air atau dapat direhabilitasi membentuk tiga kelas resapan yang sudah mengalami kekritisan sedangkan tingkat kekritisan resapan air dari lahan non terbangun yaitu bisa direkomendasikan untuk menggantikan kelas resapan yg telah kritis yang telah terdapat di RTRW menghasilkan dua kelas resapan yang masih optimal. Kata Kunci: Penggunaan Lahan; Kekritisan Resapan Air; Kota Manado
MANADO OFFICE TOWER. Zero Energy Building Claudio A. A. Laatung; Pierre H. Gosal; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17258

Abstract

Perkembangan zaman yang pesat membuat jumlah populasi manusia semakin meningkat dengan gaya hidup yang dituntut serba cepat sehingga membuat perkembangan pembangunan yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang semakin tinggi juga ikut meningkat. Semakin terbatasnya lahan pembangunan akibat pembangunan yang semakin banyak, semakin meningkatnya kebutuhan akan bangunan, keterbatasan sumber energi khususnya sumber energi tak terbarukan (Unrenewable Energy) atau krisis energi dunia serta timbulnya permasalahan lingkungan akibat penggunaan energi dalam bangunan merupakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh sektor bangunan akibat perkembangan zaman yang semakin tinggi. Permasalahan di atas juga berdampak di kota Manado sehingga diangkatlah sebuah judul untuk Tugas Akhir Perancangan Arsitektur yaitu Manado Office Tower dengan tema Zero-Energy Building (ZEB) dan menggunakan pendekatan Bangunan Pintar (Smart Building). Perancangan ini dibutuhkan sebagai tanggapan terhadap permasalahan di atas karena perancangan Manado Office Tower tidak membutuhkan lahan yang besar karena dibangun secara vertikal dengan implementasi tema ZEB yang dalam penerapannya membuat bangunan menjadi dapat menghasilkan energinya sendiri dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumbernya serta pendekatan perancangan Smart Building yang dapat menunjang aktivitas pengguna yang dituntut serba cepat dengan bantuan sistem komputer.Kata Kunci : Energi, Teknologi, Kantor, ZEB, Smart Building.
GEDUNG VERTIKULTUR DI MANADO. Bangunan Hemat Energi Valentino S. Poluan; Pierre H. Gosal; Cynthia E. V. Wuisang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17259

Abstract

Visi pemerintah dalam pembangunan jangka menengah Kota Manado periode 2016-2021 yaitu “Manado Kota Cerdas 2021” atau “The Smart City of Manado in 2021”. Menurut laman smartcityindonesia.org, Smart City adalah konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, memberikan kemudahan akses kepada masyarakat, untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya, dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Ada beberapa masalah dalam mewujudkan Manado sebagai kota cerdas, salah satunya pertumbuhan penduduk setiap tahunnya jika dilihat dari data statistik penduduk kota Manado beberapa tahun kebelakang. Kebutuhan konsumsi pangan masyarakat juga berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, perlu adanya solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Budidaya tanaman vertikal (Vertical Farming) atau Vertikultur di dalam gedung sebagai salah satu poin untuk mewujudkan kota Manado sebagai Smart City, konsep ini sudah populer dan di beberapa negara lainnya. Dengan menerapkan hemat energi pada desain maka bangunan dapat beroperasi tanpa memakan energi yang berlebihan. Lokasi perancangan objek berada di kawasan Megamas Manado dengan luas lahan 70.041,25 m2 untuk mewadahi fungsi: budidaya tanaman, hunian apartemen,  dan mall organik. Dalam penerapan konsep hemat energi pada bangunan penulis menggunakan sistem operasional bangunan menurut Yeang dalam jurnal Priaman, yaitu: Sistem Pasif, Sistem Hybrid, Sistem Aktif, dan Sistem Produktif.Kata kunci : Smart City, Vertikultur, Hemat Energi.
RUMAH SUSUN PADA KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO DI MANADO. Behaviour Modifier Elza Y. Landimuru; Pierre H. Gosal; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17290

Abstract

            Menurut UU No. 38 tahun 2011, Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Kawasan daerah bantaran sungai seringkali luput dari perhatian pemerintah. Sungai hanya menjadi halaman belakang kota, terabaikan, dan jarang tersentuh. Akibatnya permukiman kumuh tumbuh berkembang secara liar di pinggir sungai yang mengakibatkan terjadinya banjir. Kota Manado memiliki permukiman kumuh dan rawan banjir. Pada Kawasan bantaran sungai Tondano menjadi yang paling dominan. Sehingga perlu dilakukan penataan ulang salah satunya yaitu dengan menyediakan rumah susun. Dengan melakukan metodologi penelitian langsung pada kawasan  daerah aliran sungai Tondano di Manado dan studi literatur maka ditemukan site yang sesuai yaitu berada pada lingkungan II. III, IV dan V, kelurahan karame. Dan tema yang sesuai untuk perancangan rumah susun pada kawasan daerah aliran sungai Tondano di Manado yaitu behavior modifier. Dari hasil perancangan dapat disimpulkan bahwa  rumah susun berada di luar kawasan daerah aliran sungai Tondano, terdapat dua tipe unit hunian yaitu tipe 42 untuk masyarakat menengah kebawah dengan jumlah 430 unit hunian dan tipe 84 untuk masyarakat menengah keatas dengan jumlah 183 unit hunian. Rumah susun milik digunakan oleh masyarakat yang berada pada lingkungan II, III, IV dan V Kelurahan Karame dan rumah susun sewa digunakan oleh masyarakat di luar lingkungan II, III, IV dan V Kelurahan Karame. Tema behavior modifier diterapkan pada desain ruang dalam unit hunian dan desain ruang luar bangunan berdasarkan perilaku yang didapat pada survey lapangan. Kata kunci: Rumah susun, Kawasan bantaran sungai Tondano, permukiman kumuh, behavior modifier
REDESAIN PERPUSTAKAAN UMUM DI KOTA MANADO. Green Architecture Astrid P. Suot; Prof. Sangkertadi; Pierre H. Gosal
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.18028

Abstract

Latar belakang, dunia pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Salah satu cara dengan melengkapi sarana dan prasarana antara lain Perpustakaan. Perpustakaan menyediakan pengetahuan dan informasi bagi setiap penggunanya, maka seharusnya perpustakaan memiliki fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan. Kota Manado telah memiliki perpustakaan yang ada, namum berdasarkan berbgai pengamatan dari penulis yang dilakukan dengan beberapa metode terdapat beberapa kendala diantaranya, perpustakaan kota ini belum memiliki fasilitas yang lengkap, infrastruktur bangunan yang sudah memiliki banyak kerusakan, site berada didaerah rawan banjir serta beberapa masalah lainnya. Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka penulis bertujuan untuk mendesain kembali Perpustakaan Umum di Kota Manado dengan tema Green Architecture yang pada hakekatnya dapat mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik. Tema ini merupakan konsep perancangan dengan mengacu pada 6 aspek Greenship yaitu; pemakaian lahan, peningkatan kenyamanan manusia, efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi, konservasi air, penggunaan material ramah lingkungan serta pengelolaan sampah efektif. Metode penelitian yang digunakan yaitu melalui kajian literatur, studi kasus, survey dan eksplorasi desain berupa sketsa ide. Peringkat yang didapat dari hasil perhitungan kriteria GBCI adalah silver dengan jumlah 36 poin. Diharapkan kedepannya dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada serta dapat meningkatkan minat baca masyarakat Kota Manado dan sekitarnya.Kata Kunci : Perpustakaan Umum, Green Architecture
REDESAIN EXECUTIVE CLUB HOUSE WENANG GOLF COURSE. Eco Architecture Mariana E. Sigarlaki; Pierre H. Gosal; Aristotulus E. Tungka
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.19841

Abstract

Persaingan dalam usaha pengembangan golf di kota-kota besar di Indonesia sangat kompetitif. Golf merupakan olahraga yang dimainkan diluar ruangan yang dimainkan secara perorangan atau tim yang berlomba untuk memasukan bola kedalam lubang-lubang yang ada di lapangan. Olahraga golf ini banyak digemari oleh pebisnis dan komunitas elit. Interaksi antar sesama pemain diperlunya sarana dimana para pemain tidak hanya bermain golf namun juga dapat melakukan berbagai transaksi bisnis yang bersifat santai/informal. Oleh karena itu fasilitas club house yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan merupakan sarana yang tepat untuk memenuhi keinginan para pemain golf dan menjadi tempat berekreasi dengan keluarga.             Club House merupakan fasilitas yang mendukung kegiatan olahraga golf, di dalamnya terdapat fasilitas seperti tempat kebugaran tubuh (fitness dan aerobic), relaksasi tubuh (spa, sauna dan massage), berbisnis (meeting room, conference room), kegiatan publik (ballroom, promotion room, restaurant), bahkan tempat berlibur keluarga.Penerapan tema pada rancangan adalah berupa konsep desain arsitektural yang memerhatikan masalah energi dan berwawasan lingkungan yaitu Eco-Architecture. Dalam penerapan Eco-Architecture diharapkan arsitektur tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, melainkan dapat menyatu dengan lingkungan serta memberikan respon positif terhadap lingkungan tempat berdirinya. Selain itu bangunan yang menerapkan Eco-Architecture diharapkan menanggapi masalah energi dengan penggunaan energi yang bersifat terbarukan. Dari tema arsitektur ini diharapkan dapat mempengaruhi manusia untuk tidak merusak alam melainkan menjaga dan melestarikan sebagai warisan untuk keberlangsungan kehidupan manusia di masa mendatang. Kata Kunci : Club House, Eco-Architecture
REDESAIN PASAR TRADISIONAL REMU DI SORONG. Arsitektur Vernakular Ira Pabunnak; Pierre H. Gosal; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20446

Abstract

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Perkembangan suatu daerah dapat di lihat dari beberapa indikator di antaranya infrastruktur yang tersedia. Suatu daerah yang berkembang sangat baik jika diikuti dengan infrastruktur yang memadai, maju tidaknya ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari pasarnya.Kota Sorong merupakan wilayah kota yang pada hakekatnya sebagai pusat kegiatan ekonomi bagi kota itu sendiri maupun wilayah di sekitarnya, mempunyai pusat pertokoan dan pusat perbelanjaan yang dilengkapi dengan pasar yaitu Pasar Tradisional Remu namun pasar tersebut kurang tertata dengan baik, kawasan tersebut menjadi pusat tujuan belanja bagi penduduk di seluruh wilayah Remu Selatan. Keadaan inilah yang menyebabkan dampak ketidaknyamanan masyarakat dalam berbelanja. Maka ada beberapa infrastruktur dan fasilitas yang harus di desain kembali.Berdasarkan masalah yang terdapat pada Pasar Tradisional Remu di Sorong, maka perlunya dilakukan Redesain Pasar Tradisional Remu dengan perencanaan penataan ulang pasar dari kondisi yang didasarkan pada realita dari permasalahan yang ada. Penataan ulang pasar merupakan jawaban. Sebagai pendukung kegiatan di dalamnya menggunakan tema “Arsitektur Vernakular” karena objek perancangan terletak di Kota Sorong Papua Barat maka akan di terapkan budaya dari daerah setempat.Kata Kunci: Kota Sorong, Pasar Tradisional Remu, Redesain Pasar, Arsitektur Vernakular.
REDESAIN PASAR WINENET DI BITUNG. Green Architecture Patricia M. Titaheluw; Cynthia E. V. Wuisang; Pierre H. Gosal
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20447

Abstract

Pasar merupakan lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk melakukan transaksi perdagangan, begitu juga dengan Pasar Winenet ini yang merupakan salah satu pasar terbesar di Kota Bitung. Eksistensi dari Pasar Winenet yang mulai berkurang akibat dari perkembangan pasar modern. Untuk menghadirkan pasar yang nyaman dan aman maka redesain sangat dibutuhkan agar dapat mengubah citra pasar yang terkesan kumuh. Metode perancangan ini dilakukan melalui studi terhadap tipologi objek, tema “Green Architecture” serta kajian tapak dan lingkungannya. Dalam perancangan ini, proses desain yang dipakai yaitu metode Glass Box(Kotak Kaca) adalah metode yang mirip dengan cara kerja komputer, dimana dalam merancang dibutuhkan data yang kemudian diolah atau di programkan. Hasil pengolahan data ini kemudian menghasilkan out-put desain.Pasar nantinya akan menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang tertata dengan baik dan memiliki fungsi yang maksimal, dengan pengaturan los, kios sesuai jenis dagangan dan koridor yang luas mampu memberikan kenyamanan bagi pengunjung pasar. Penerapan tema green architecture pada bangunan pasar ini akan menghasilkan bangunan yang ramah lingkungan, hemat energi serta penerapan utilitas yang maksimal untuk menunjang aktifitas didalam Pasar Winenet tersebut.Kata Kunci: Pasar Winenet, Kota Bitung, Redesain, Green Architecture.
LIBRARY AND LEARNING CENTRE DI MANADO. Arsitektur Organik Hanna V. Timporok; Windy J. Mononimbar; Pierre H. Gosal
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23693

Abstract

Perkembangan teknologi dan Fenomena gaya hidup masyarakat saat ini yang dengan kemunculan berbagai pusat belanja dan komersil tampak lebih menarik dibandingkan dengan sarana edukasi seperti fasilitas membaca dan membawa dampak pada minat baca masyarakat yang perlahan-lahan berkurang. Persaingan di era globalisasi membuat kebutuhan pendidikan harus terus berkembang. Untuk mendukung kegiatan pendidikan, siswa mencari tambahan pengetahuan dengan mengikuti pendidikan non formal, seperti bimbingan belajar dan kursus-kursus. Sehingga lewat perancangan Library and Learning Centre ini menjadikan objek ini sebagai wadah Pembelajaran yang berisi perpustakaan dengan konsep pustaka sebagai wisata baca serta menyediakan pusat sumber belajar berupa tempat bimbingan belajar dan kursus sebagai fasilitas alternatif belajar bagi masyarakat Kota Manado guna membuat siswa lebih berprestasi yang saling terintegrasi dengan fasilitas penunjang. Dalam perancangan Library and Learning Centre di Manado, Penerapan arsitektur organik pada rancangan menghasilkan rancangan arsitektural sesuai fungsi dari objek perancangan yang selaras dengan alam sekitarnya melalui penataan massa, ruang luar dan dalam serta penggunaan material-material alami dan pemanfaatan energi-energi alam. Kata kunci: Library, Learning Centre, Arsitektur Organik
Co-Authors . Suryono Adhitiah M. Amu Agnes V. Basuki Alvin J. Tinangon Andriyawan A, Andriyawan Andy Malik Angga A. A. Wonggo Aristotulus E. Tungka Aristotulus E. Tungka, Aristotulus E. Astrid P. Suot Bianca Y. Rawung Cheren K. Wattimena Chindy R.S. Wahongan Christ T. Tanmaela Christian F. Lumi, Christian F. Cindy P. Lengkong Claudio A. A. Laatung Cynthia E. V. Wuisang Cynthia V. Sondakh Dedi Harianto Dwight M. Rondonuwu Elza Y. Landimuru Erikson B. Polii Esli D. Takumansang Estherlita, Kawinda T. Fela Warouw Frits O. P. Siregar Frits O. P. Siregar Frits O.P. Siregar Hanna V. Timporok Haribulan, Renhard Hendriek H. Karongkong Henni D. Walangitan Henricho Dirganeri Ira Pabunnak Jeniffer G. Tumober Jivisc Mamengko Johana C. Siliwire Johanes Van Rate Julianus A. R. Sondakh Kevin A. Piring Kolanus, Marchall Korompu, Febrian F. Macarau, Eunike F. Mahendra P. P. Sulistyo Makalalag, Andi Makarau, Vicka A. F. Manabung, Patrick I. I. Marchall Kolanus Mariana E. Sigarlaki Masinambow, Billy W. L. Meliza Mamangkey, Meliza Monica D. Sakul Natan, Selfi Octavianus H. A. Rogi Octavianus H.A. Rogi Patricia M. Titaheluw Patrick I. I. Manabung Poli Hanny, Poli Preyshe F. A. Kawung Prof. Sangkertadi Rachmat Prijadi Raymond Ch. Tarore Raymond D. Ch. Tarore Reksy Ch. Sambuaga Renny Dalimbua Richard F. Tangka Rieneke L. E. Sela Riza S. E. Suot Rorong, Yolanda O. Selfi Natan Sheren Gloria Kandouw Sherina B. Rukait Sonny Tilaar Sonny Tilaar Stenly A Lumowa Steven Lintong Tuhehay, Krisandi Valentino S. Poluan Verent F. Tigauw Veronica A. Kumurur Vicky H. Makarau Vicky Makarau, Vicky Violetta V. Rondonuwu Windy J. Mononimbar Windy Mononimbar Zainal H. Pandjab