Rinawati Pudji Handajani
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 55 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Penggunaan Material Serat Alam pada Interior Ruang Pamer Galeri Seni Kerajinan di Salamrejo-Yogyakarta Ayu Pandansari; Rinawati P Handajani; Sigmawan Tri Pamungkas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri kreatif kerajinan serat alam di Desa Salamrejo-Yogyakarta mengalami penurunan omset penjualan. Untuk mempromosikan produk kerajinan agar kembali diminati maka diperlukan tempat untuk memamerkan hasil kerajinan yaitu galeri. Saat ini Desa Salamrejo belum memiliki wadah yang representatif untuk memamerkan hasil kerajinan. Perancangan ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan interior galeri di sentra kerajinan Desa Salamrejo-Yogyakarta yang menggunakan material serat alam, sehingga potensi serat alam sebagai elemen interior dapat digali. Metode yang digunakan dalam perancangan adalah metode pragmatik, yaitu dengan mengeksplorasi setiap kemungkinan pengembangan dari konsep perancangan untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Dari hasil perancangan dapat disimpulkan bahwa sebagai elemen interior, serat alam dapat diaplikasikan pada lantai, dinding, dan plafon. Penggunaan serat alam pada lantai lebih terbatas dibandingkan dengan penggunaan di dinding dan plafon, karena serat alam memiliki keterbatasan dari segi kekuatan.Kata kunci: kerajinan, penggunaan material, serat alam, elemen interior
Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba Berbasis Therapeutic Community dengan Pendekatan Healing Environment di Kota Batu Ida Wahyu Safitri; Rinawati P Handajani; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam merancang sebuah pusat rehabilitasi narkoba, yang perlu diperhatikan adalah karakteristik pecandu yang ada dan terapi jenis apa yang dibutuhkan, sehingga dapat sesuai dengan tujuan rehabilitasi dan berkaitan dengan latar belakang pecandu tersebut. Pada kajian ini, jenis terapi yang dipilih adalah therapeutic community karena disesuaikan dengan kebutuhan pecandu di wilayah Malang, Kota Batu khususnya, yang mayoritas berada pada usia dewasa dan merupakan kalangan pekerja. Metode yang digunakan dalam perancangan pusat rehabilitasi narkoba ini berupa deskriptif-analitik, yaitu penulisan paparan, gambaran atau deskripsi mengenai objek terkait, kemudian dianalisa menggunakan teori-teori yang relevan dan ditunjang dengan pembandingan dengan objek sejenis. Metode perancangan yang digunakan yaitu pragmatik dan kanonik. Hasil kajian ini berupa sebuah rancangan bangunan dan desain interior pusat rehabilitasi narkoba berbasis therapeutic community yang menerapkan konsep healing environment. Penerapannya disesuaikan pada bangunan dan ruang dalam secara lebih mendalam, karena ruang dalam lebih banyak digunakan selama proses rehabilitasi dibandingkan ruang luar. Berdasarkan hasil kajian, ada 6 variabel atau kriteria desain yang dapat dijadikan acuan dalam penerapan konsep healing environment pada desain ruang dalam, yaitu bentuk, warna, pencahayaan, material, akustik, dan tekstur.Kata kunci: pusat rehabilitasi narkoba, healing environment, Kota Batu
Evaluasi Purna Huni Aksesibilitas Penyandang Disabilitas pada Bangunan Gedung Kuliah di Universitas Brawijaya Adinda Fara Aulia; Rinawati P. Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Universitas Brawijaya (UB) merupakan salah satu pelopor Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang menerapkan kebijakan kampus inklusif pada tahun 2012. Keberadaan kebijakan ini otomatis menuntut pihak Universitas Brawijaya untuk menyediakan aksesibilitas yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Secara teknis, standar terkait aksesibilitas ini tertuang pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung. Penelitian ini menggunakan bangunan gedung kuliah sebagai objek penelitian. Elemen yang diteliti dalam bangunan gedung kuliah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu hubungan horizontal, hubungan vertikal, serta prasarana dan sarana. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dengan pendekatan deduktif. Strategi penelitian yang digunakan adalah survei ke lapangan melalui evaluasi aspek teknis dan evaluasi aspek fungsi. Hasil data dianalisis menggunakan metode statistik dan diinterpretasikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan prosentase kesesuaian aksesibilitas penyandang disabilitas pada bangunan gedung kuliah di Universitas Brawijaya sebesar 41% untuk bangunan gedung FIA, 38% untuk bangunan gedung FILKOM, dan 43% untuk bangunan gedung FP. Prosentase tersebut menunjukan lemahnya implementasi peraturan pemerintah sebagai acuan dalam membangun sebuah fasilitas publik. Dari sudut pandang penyandang disabilitas, ketidaksesuaian juga akan berdampak pada segi biaya, waktu, serta usaha jika tidak diperbaiki dalam jangka waktu yang lama.
Penataan Pola Tata Ruang dalam Pasar Legi Tradisional Kota Blitar Adhiatma Pradhipta; Haru Razziati; Rinawati P Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Legi Kota Blitar merupakan salah satu fasilitas publik yang ada di Kota Blitar di bidang perdagangan, setelah Pasar Pahing, Pasar Kliwon, Pasar Pon, dan Pasar Templek. Kurang maksimalnya fungsi yang terdapat pada Pasar Legi, mengakibatkan adanya permasalahan di dalam zonasi dan sirkulasi pasar. Keadaan zonasi di dalam Pasar Legi menunjukkan adanya peletakan zonasi area jual yang tidak sejenis. Untuk aspek sirkulasi, jalur sirkulasi yang ada dimanfaatkan sebagai area berjualan oleh pedagang sehingga alur gerak pengunjung menjadi terganggu. Zonasi pada Pasar Legi perlu ditata dan dibenahi kembali menyesuaikan kebutuhan yang ada pada pasar saat ini guna memberikan penataan zoning secara merata pada seluruh bagian pasar. Berdasarkan karakteristik bentuk Pasar Legi yang memanjang, sirkulasi yang terjadi cenderung juga memanjang, hal ini antara lain yang menyebabkan terjadinya jalur-jalur yang panjang, sehingga cenderung menyulitkan pengunjung untuk menjangkau kios/los yang ada. Untuk memudahkan menjangkau dari sirkulasi primer ke sirkulasi sekunder, arah sirkulasi dirubah dari arah yang memanjang (horizontal terhadap denah) menjadi arah vertikal terhadap denah.Kata kunci: pasar, zoning, sirkulasi
Elemen Ruang Dalam pada Fasilitas Rawat Inap Pasien Gangguan Jiwa Berdasarkan Aspek Keamanan Azhari Azizah Rifqi; Rinawati P Handajani; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.455 KB)

Abstract

Kurangnya kapasitas Rumah Sakit Jiwa dan Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa mengakibatkan banyak pasien gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan yang baik. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas perawatan untuk pasien gangguan jiwa. Pada fasilitas perawatan gangguan jiwa, banyak terjadi tindakan negatif dari pasien yang membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Diantaranya, banyak yang memanfaatkan elemen ruang dalam untuk melakukan kekerasan atau melarikan diri. Aspek-aspek pada elemen ruang dalam ruang pada rumah sakit jiwa dapat memberikan pengaruh negatif terhadap keselamatan dan keamanan pasien mental. Seharusnya, fungsi keamanan pasien selain didapatkan dari pengawasan parawat juga bisa didapatkan dari aspek fisik melalui bangunan yang meliputinya (Saraswati & Haryangsah, 2003). Untuk itu, diperlukan desain elemen ruang pada bangunan berdasarkan keamanan pasien. Untuk merancang elemen ruang berdasarkan keamanan pasien, tahap pertama yang dilakukan yaitu pengumpulan data mengenai perilaku pasien gangguan jiwa, kategori/ klasifikasi pasien gangguan jiwa, standar elemen/ sarana dan prasarana pada Rumah Sakit Jiwa. Tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis mengenai perilaku pasien yang disesuaikan dengan klasifikasi pasien dan standar sarana prasarana pada fasilitas kesehatan mental. Konsep elemen ruang dibuat sesuai dengan hasil analisis tiap ruang. Pada desain, dihasilkan tiga jenis ruang pasien yaitu ruang pasien golongan depressed, semi-depressed, dan co-operative. Elemen ruang pada ruang golongan depressed memiliki tingkat keamanan yang paling tinggi sedangkan elemen ruang pada ruang dolongan co-operative memiliki tingkat keamanan yang paling rendah.Kata kunci: elemen ruang, gangguan jiwa, keamanan
Kriteria Interior Ruang Pembelajaran Siswa SDLB-C Yang sesuai dengan Karakteristik Siswa Tunagrahita Ringan (Studi Kasus SDLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang) Erwin Feisal Fahmi; Jenny Ernawati; Rinawati P Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.462 KB)

Abstract

Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kondisi kecerdasan atau IQ yangberada dibawah rata-rata anak pada umumnya. Anak dengan tingkatketunagrahitaan ringan pada usia sekolah dasar memiliki potensi untuk dapatmengembangkan kemampuan intelegensi dan kecakapan dalam interaksi sosialmelalui proses pembelajaran dan pengembangan diri. Dengan kondisi yangdimilikinya, anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berbeda dari anakseusianya sehinga dibutuhkan kelas khusus yang ditunjang oleh tenaga pengajarkhusus. Standar sarana dan prasarana untuk SLB-C yang ditetapkan olehpemerintah belum mengatur secara spesifik tentang desain interior ruangpembelajaran bagi anak tunagrahita ringan. Untuk mendapatkan konsep desaininterior yang dapat mengoptimakan proses pembelajaran siswa tunagrahita ringandibutuhkan kajian mengenai karakteristik dan perilaku siswa tersebut. Kajianpengamatan perilaku siswa tunagrahita ringan dilakukan di SDLB Pembina TingkatNasional Bagian C Malang yang merupakan SLB percontohan di Jawa Timur. Kajianini menggunakan metode pengamatan perilaku untuk memperoleh datakarakteristik siswa tunagrahita ringan yang menjadi acuan dalam penyusunankonsep desain interior ruang pembelajaran.Kata kunci: Anak Tunagrahita Ringan, Arsitektur Perilaku, Interior RuangPembelajaran
Fasilitas Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Tunadaksa di Stasiun KA Kota Baru Malang Imam Pratama Adi Saloka; Triandriani Mustikawati; Rinawati P Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam mencapai kemudahan, kemandirian dan kesejahteraan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas tunadaksa maka diperlukan fasilitas aksesibilitas yang memadai, terpadu, dan berkesinambungan. Pentingnya fasilitas aksesibilitas bagi tunadaksa di bangunan-bangunan publik adalah agar tunadaksa dapat mencapai suatu tempat baik didalam bangunan dan diluar bangunan publik tanpa hambatan dan tidak membuat mereka menjadi tersisihkan. Salah satu bangunan publik yang perlu diperhatikan fasilitas aksesibilitasnya adalah Stasiun KA. Stasiun KA yang sudah lama berdiri namun masih belum menyediakan fasilitas aksesibilitas disabilitas adalah Stasiun KA Kota Baru Malang. Perlu adanya tindak lanjut untuk memenuhi fasilitas aksesibilitas bagi disabilitas di Stasiun KA Kota Baru agar masyarakat disabilitas dapat ikut merasakan indahnya berpergian dengan kereta api. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi fasilitas aksesibilitas dan penerapannya bagi pengguna disabilitas tunadaksa di Stasiun KA Kota Baru Kota Malang yang awali dengan observasi yaitu simulasi keberangkatan dan kedatangan penumpang penyandang disabilitas tunadaksa. Hasil dari simulasi yang berupa titik-titik hambatan dianalisis berdasarkan jenis hambatan untuk mengetahui cara penerapannya.Kata kunci: fasilitas aksesibilitas, tunadaksa, Stasiun kereta api, hambatan
Kriteria Desain Hospice Untuk Pasien Anak Penderita Kanker Insani Aulia Qisti; Rinawati P Handajani; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hospice merupakan tempat perawatan untuk pasien yang kehilangan kemampuan diri dalam pemenuhan kebutuhan fisik, emosional dan spiritual guna peningkatan kualitas hidup pasien maupun keluarga. Pasien kanker dikategorikan menjadi penyakit kronis yang memerlukan hospice sebagai tempat perawatan mereka. Pasien anak penderita kanker memiliki karakteristik khusus yang berbeda perawatannya dengan pasien kanker dewasa. Perkembangan anak seiring usianya harus tetap berjalan meskipun mereka sedang mengidap penyakit kronis. Keterbatasan kemampuan diri mereka dalam beraktivitas membutuhkan ruang yang dapat membantu aktivitas mereka di kehidupan sehari-hari, setelah pengobatan sampai mereka kembali pulih. Oleh karena itu dibutuhkan kriteria desain hospice untuk memenuhi kebutuhan arsitektural ruang dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas pasien anak penderita kanker. Hasil akhir dari penelitian ini adalah keluarnya kriteria desain dalam mendesain hospice yang dikumpulkan dari analisis isi dari beberapa literatur. Kriteria desain tersebut antara lain organisasi ruang, sirkulasi, tata dan dimensi perabot, material/finishing, warna, pencahayaan, penghawaan, akustik, dan desain ruang luar.Kata kunci: hospice, pasien anak, kanker
Fleksibilitas Studio Film pada Akademi Perfilman Widya Nurul Aisyah H.; Rinawati P Handajani; Herry Santosa
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.867 KB)

Abstract

Industri film Indonesia telah mengalami pasang surut dalam hal perkembangannya. Kurangnya wadah untuk menampung ide-ide kreatif para sineas muda dan masyarakat lain yang ingin berkecimpung di dunia perfilman juga menjadi alasan mengapa kualitas film Indonesia masih banyak yang kurang, walaupun tidak sedikit juga yang dapat menembus pasar internasional. Sekolah film dengan fasilitas memadai adalah salah satu solusi yang dicari masyarakat. Fasilitas tersebut di antaranya adalah studio film, yang merupakan tempat dilakukannya pengambilan gambar, berbentuk sebuah ruangan besar dan tinggi berisi berbagai macam set dan latar. Di sekolah film, studio ini digunakan oleh para siswa untuk belajar dan membuat film yang berbeda-beda. Hal ini mempengaruhi set dan latar yang digunakan dalam studio sehingga studio pun memerlukan sebuah fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswanya. Metode yang digunakan adalah metode traditional problem solving yang menjabarkan analisis terkait isu dan objek yang dirancang, yang nantinya dapat menghasilkan solusi untuk masalah tersebut. Perancangan ini akan menghasilkan tatanan ruang studio film sesuai kebutuhan para mahasiswa, yang menerapkan elemen ruang fleksibel berupa partisi.Kata Kunci: fleksibilitas, studio film, akademi perfilman, partisi
Evaluasi Purna Huni Ruang Praktik Kriya Kayu SMK Negeri 5 Malang Dichi Riandini Putri Yanesa; Rinawati P Handajani
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.907 KB)

Abstract

Sekolah Menengah Kejuruan dengan jurusan kriya memiliki kinerja fungsi ruang, karakteristik ruang dan kebutuhan aktivitas terhadap ruang yang berbeda-beda, khususnya ruang praktik untuk kriya kayu. Seiring berjalannya waktu, berkembangnya teknologi, peminat terhadap jurusan baru juga kebutuhan akan fasilitas sekolah yang bertambah, menimbulkan Sekolah Menengah Kejuruan perlu meningkatkan kapasitas fasilitas untuk mewadahi penambahan kebutuhan pengguna. Seperti halnya SMK Negeri 5 Malang, pada awalnya merupakan SMK yang berfokus pada jurusan-jurusan kriya. Salah satu contoh perubahan ruang pada SMK Negeri 5 adalah pada ruang praktik kriya kayu, dimana luasan ruang praktik tersebut diperkecil dan dialihfungsikan menjadi ruang-ruang teori. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk untuk mencari tahu bagaimana kesesuaian dimensi ruang praktik kriya kayu SMK Negeri 5 terhadap tuntutan dan karakteristik kerja. Metode yang digunakan adalah evaluasi purna huni dengan membandingkan data eksisting dengan standar yang dilakukan secara kuantitatif. Hasil dari evaluasi purna huni untuk mengetahui sejauh mana ruang praktik kriya kayu dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan pengguna sekaligus mencari solusi terkait masalah dimensi ruang praktik.Kata kunci: Evaluasi Purna Huni, sekolah, ruang praktik, Kriya Kayu