Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BULU AYAM TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG DAN JUMLAH LEMAK ABDOMEN AYAM BROILER I G. N. G. BIDURA; I. B. G. PARTAMA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 13, No 3 (2010)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.88 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Denpasar, Bali, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung buluayam terfermentasi dalam ransum terhadap bobot potong dan jumlah lemak abdomen ayam broiler umur 2-6minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) ) dengan tiga macam perlakuan dan enamkali ulangan. Tiap ulangan menggunakan 3 ekor ayam broiler umur dua minggu dengan berat badan homogen(278,56±15,65 g). Ke tiga perlakuan yang dicobakan, yaitu ransum tanpa penggunaan tepung bulu ayam sebagaikontrol (A), ransum dengan penggunaan 5% tepung bulu ayam tanpa terfermentasi (B), dan ransum dengan 5%tepung bulu ayam yang sudah terfermentasi (C). Semua ransum berbentuk tepung. Ransum dan air minum diberikansecara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat potong, pad-fat, dan abdominal fat padaayam yang diberi perlakuan B secara nyata (P<0,05) menurun dibandingkan dengan kontrol (A). Sedangkan beratpotong pada ayam perlakuan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) dibandingkan dengan kontrol.Jumlah pad-fat dan abdominal fat pada ayam perlakuan C nyata lebih rendah (P<0,05) daripada kontrol. Darihasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan 5% tepung bulu ayam terfermentasi dalam ransum tidakberpengaruh terhadap berat potong ayam, akan tetapi secara nyata dapat menurunkan jumlah lemak abdomen dankadar kolesterol daging ayam.
SUPLEMENTASI PROBIOTIK DALAM RANSUM BASAL UNTUK MENINGKATKAN PENAMPILAN SERTA MENEKAN JUMLAH LEMAK ABDOMEN DAN GAS AMONIA EKSKRETA ITIK Puspani E; Roni N G K; Bidura I G N G
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 19 No 1 (2016): Vol 19, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.996 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2016.v19.i01.p07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransumterhadap penampilan, jumlah lemak abdomen, dan kadar gas ammonia ekskreta itik bali umur 4-8 minggu.Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan.Keempat perlakuan yaitu ransum tanpa suplementasi kultur Saccharomyces spp. sebagai kontrol (A). Suplementasimasing-masing: 0,15%; 30%, dan 0,45% kultur Saccharomyces spp. dalam ransum kontrol, masing-masing sebagaiperlakuan B, C, dan D. Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan beratbadan, feed conversion ratio (FCR), berat karkas, lemak abdomen, dan kadar gas amonia ekskreta. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum basal pada level 0,30% (C), dan0,45% (D) nyata (P<0,05) meningkatkan berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan berat karkas itik jikadibandingkan dengan tanpa suplementasi (A). Akan tetapi, jumlah lemak abdomen dan kadar gas amonia ekskretaitik nyata (P<0,05) lebih rendah daripada kontrol. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi 0,30dan 0,45% kultur isolat Saccharomyces spp ragi tape dalam ransum basal dapat meningkatkan penampilan itikbali jantan umur 4-8 minggu serta menurunkan jumlah lemak abdomen dan kadar gas amonia dalam ekskreta itik.
PENAMPILAN AYAM KAMPUNG UMUR 0- 8 MINGGU YANG DIBERI TEPUNG HIPOFISA KAMBING MELALUI RANSUM I. G. N. G. BIDURA; I. M. SUASTA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 9 No 1 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.214 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung hipofisa kambing pada ransum terhadap penampilan ayam kampung umur 0 - 8 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan. Keempat perlakuan tersebut adalah tingkat pemberian tepung hipofisa kambing dalam ransum basal (0 %, 0,02 %, 0,04 %, dan 0,06 % masing-masing sebagai perlakuan A, B, C, dan D). Pemberian tepung hipofisa kambing melalui ransum dilakukan selama 7 hari pada saat ayam berumur 28 ? 35 hari. Pada periode starter (umur 1 ? 28 hari), semua kelompok ayam diberi ransum basal yang mengandung 18 % protein kasar dan 2900 kkal energi metabolis per-kilogram ransum. Semua perlakuan dalam penelitian ini diulang sebanyak 6 kali dan tiap ulangan menggunakan 4 ekor ayam jantan. Ayam yang digunakan adalah ayam kampung jantan umur satu hari (DOC) dengan berat badan homogen. Semua ransum berbentuk tepung. Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan feed conversion ratio (FCR) pada perlakuan B dan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) dengan kontrol (A). Akan tetapi, konsumsi ransum, berat badan akhir, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum pada perlakuan D meningkat secara nyata (P<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penambahan 0,06 % tepung hipofisa kambing dalam ransum selama satu minggu pada saat ayam berumur 28 ? 35 hari dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum pada ayam buras jantan umur 0 ? 8 minggu.
Penambahan Multi Enzim dan Ragi Tape dalam Ransum Berserat Tinggi (Pod–Kakao) untuk Menurunkan Kolesterol Daging Broiler MULTYENZYM AND YEAST SUPPLEMENTATION IN HIGH CRUDE FIBER RATION (CACCAO-POD) DECREASING MEAT CHOLESTROL OF BROILER Suciani .; Ketut Warsa Parimartha; Ni Luh Gde Sumardani; I Gusti Nyoman Gde Bidura; I Gusti Ngurah Kayana; Sri Anggreni Lindawati
Jurnal Veteriner Vol 12 No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.493 KB)

Abstract

An experiment has been conducted to investigate the effect of multy enzym (optizyme enzyme) andyeast addited to caccao-pod in the ration to reduce 6 weeks broiler meat cholesterol. This research used acompletely randomized design (CRD) with four treatments: as a control ration (0% caccao-pod); 15%caccao-pod; 15% cacao-pod + 0,20% optizyme enzyme and 15% caccao-pod + 0,20% yeast, with six replicates.There were five broilers 2 weeks similar on the same weight in each replicate. The experimental diets forthe 6 weeks finishing period were formulated to 20% crude protein and Energy Metabolish (2900 ME kcal/kg) in mash formed diet while drinking water was given ad libitum. The experiment was done 4 weeks.The result there was a significant decreas of cholesterol on the diet content 0,20% optizyme enzyme or0,20% yeast, were reduced distribution body fat and meat cholesterol.
Pengaruh Pemberian Probiotik Selulolitik B-6 Melalui Air Minum Terhadap Berat dan Kualitas Fisik Telur Ayam Lohmann Brown Umur 40-48 Minggu Dinda Dwi O; I G. N. G. Bidura; D. P. M. A. Candrawati
Jurnal Peternakan Tropika Vol 6 No 3 (2018)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to assess the ability of 0.2% and 0.4% of cellulolytic bacteria B-6 as a probiotic source to increase egg weight and physical quality of egg in Lohmann Brown laying hens aged 40-48 weeks. Hens used in the research is laying hens Lohmann Brown aged 40 weeks as many as 36 heads with homogeneous body weight. The design used in this study was Completely Randomized Design (RAL) with three treatments, namely the provision of drinking water with out the addition of cellulolitik B-6 bacteria as control (A), drinking water with the addition of 0.2% cellulolitik B- 6 bacteria (B), and drinking water with the addition of 0.4% cellulolitik B-6 bacteria (C). Each treatment consisted of six replications and each replicate using of two hens. The variables observed were egg weight, percentage of egg whites, percentage of egg yolk, and percentage of egg shell. The results showed that in laying hens treatment B and C were egg weight, percentage of egg yolk, and percentage of egg shell significantly defferent (P<0.05) higher than laying hens treatment A, while laying hens treatment B and C percentage of egg white significantly defferent (P<0,05) more low compared to laying hens that get treatment A. It was conclude that giving 0.2% and 0.4% probiotics Cellulolitik B-6 in drinking water can increase egg weight, egg yolk percentage, eggshell percentage, while the percentage of egg whites decreased. Keywords: egg yolk weight, probiotics, cellulolytic bacteria, lohmann brown
PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN EKSTRAK AIR BAWANG PUTIH (Allium sativum) MELALUI AIR MINUM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK DAN KOLESTEROL KUNING TELUR AYAM LOHMANN BROWN Astiari N. M. R.; I G. N. G. Bidura; D. A. Warmadewi
Jurnal Peternakan Tropika Vol 6 No 2 (2018): May - August 2018
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nutrition in eggs is very important to know to improve the public health. This study aims to determine the effect of the level of extract of garlic water (Allium sativum) on protein, fat and cholesterol contents of laying chicken eggs of Lohmann Brown aged 22-30 weeks. This research was conducted for 3 months at laying chicken farm in Dajan Peken Village, Tabanan Subdistrict, Tabanan Regency. 36 laying chickens of Lohmann Brown with a homogeneous weight were raised in 18 squares of colony batray cages. The design used in this study was a complete randomized design (RAL) with 3 treatments and 6 replications.The treatment consisted of drinking water without additional garlic water extract (B0) as control, drinking water with 3% extract of garlic water (B1), and drinking water with additional garlic extract of 6% (B2). The variables observed in this study were dry weight of egg yolks, egg yolk protein content, fat content and yolk cholesterol content. The results showed that on treatment of B1 and B2 significantly (P <0.05) increased the yolk protein content compared with B0 as the control. But in the fat content and yolk cholesterol decreased compared with chicken that was not given garlic water extract (Allium sativum) B0 as control. From the results of this study, it can be concluded that the giving of garlic extract (Allium sativum) with 3% level and 6% through drinking water can increase protein content and decrease fat content and cholesterol of chicken egg yolks of Lohmann Brown aged 22-30 weeks. Keywords: Lohmann Brown chicken, egg yolk, and garlic water extract.
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BAKTERI SELULOLITIK ISOLAT RUMEN KERBAU MELALUI AIR MINUM TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI Andika I P.D.; I G.N.G. Bidura; N.L.G Sumardani
Jurnal Peternakan Tropika Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.753 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian probiotik bakteri selulolitik isolat rumen kerbau melalui air minum terhadap penampilan itik bali. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah: air minum tanpa kultur bakteri selulolitik sebagai kontrol (A); air minum dengan 0,2 % kultur bakteri selulolitik (B); dan air minum dengan 0,4 %  kultur bakteri selulolitik (C). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi ransum, konsumsi air minum, pertambahan berat badan, berat badan akhir dan feed convertion ratio (FCR). Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi ransum dan air minum pada perlakuan B dan C lebih rendah dibandingkan kontrol (A), namun pada perlakuan C lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan B namun berbeda tidak nyata (P>0,05). Pertambahan berat badan dan berat badan akhir itik yang diberi perlakuan B dan C nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A, begitu pula pada perlakuan C nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan B. FCR pada itik pada perlakuan B dan C nyata lebih rendah dibandingkan kontrol (A), begitu pula dengan perlakuan C nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan B. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian kultur isolat bakteri selulolitik rumen kerbau sebagai sumber probiotik melalui air minum pada level 0,20% dan 0,40% dapat meningkatkan penampilan itik bali.
PENGARUH RANSUM YANG MENGANDUNG AMPAS TAHU DIFERMENTASI DENGAN KHAMIR Saccharomyces sp.TERHADAP KOMPOSISI FISIK KARKAS BROILER UMUR 6 MINGGU Sari N.M.L.P; I G.N.G Bidura; N W. Siti
Jurnal Peternakan Tropika Vol 4 No 1 (2016)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.365 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum yang mengandung ampas tahu yang difermentasi dengan Saccharomyces sp. sebagai sumber probiotik terhadap komposisi fisik karkas broiler umur 6 minggu.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan enam kali ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah : ayam yang diberi ransum tanpa ampas tahu terfermentasi oleh khamir Saccharomyces sp. kontrol (A), ayam yang diberi ransum dengan penambahan 5% ampas tahu yang difermentasi oleh khamir Saccharomyces sp.(B) dan Ayam yang diberi ransum dengan penambahan 10% ampas tahu difermentasi oleh khamir Saccharomyces sp. (C). Variabel yang diamati adalah persentase daging karkas, persentase tulang karkas, persentase lemak subkutan termasuk kulit, dan konsumsi lisin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum yang mengandung ampas tahu difermentasi dengan khamir Saccrharomyces sp. sebagai sumber probiotik di level 5% - 10% dalam ransum nyata (P<0,05) dapat meningkatkan daging karkas dan konsumsi lisin bandingkan dengan kontrol (A). Persentase tulang  menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dibandingkan kontrol (A), persentase lemak subkutan termasuk kulit menunjukan hasil berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi di bandingkan kontrol (A), dan penggunaan ampas tahu difermentasi khamir Saccharomyces sp.pada level 5%-10% dalam ransum dapat meningkatkan konsumsi asam amino lisin. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberian ransum yang mengandung ampas tahu difermentasi dengan kultur Saccharomyces sp. pada level 5% - 10% dapat meningkatkan persentase daging karkas, konsumsi lisin dan menurunkan persentase lemak subkutan termasuk kulit, namun belum berpengaruh terhadap persentase tulang karkas ayam broiler umur 6 minggu.
PENGARUH PEMBERIAN ISOLAT BAKTERI SELULOLITIK RUMEN KERBAU MELALUI AIR MINUM SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK TERHADAP KARKAS ITIK BALI UMUR 8 MINGGU Kurnia D. W.; I. B. G. Partama; I G. N. G. Bidura
Jurnal Peternakan Tropika Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2354.272 KB)

Abstract

The use of probiotics in the ration can increase the activity of enzymes and absorb of feed nutrient. Probiotics is a feed additive that can be given in ration or drinking water in the form of microorganisms that can live in the digestive tract, in symbiosis with the existing micro-organisms, is particularly useful and able to promote growth as well as the feed efficiency without undergoing the process of absorb. Based on the above, this study aimed to determine the effect of buffalo rumen cellulolytic bacteria in drinking water as a source of probiotics on the carcass weight of the 8-week aged Bali ducks. This research was conducted at Dajan Peken Village of Tabanan, Bali. The design used was completely randomized design (CRD) with three treatments and six replications.The variables measured were the slaughter weight, the carcass weight, the carcass percentage, consumption of rations and drinking water consumption. The three treatments namely: drinking water without cellulolytic bacteria as the control (A)  drinking water of 0.20% cellulolytic bacterial culture (B), and drinking water of 0.40% cellulolytic bacterial culture (C). The results showed that the administration of bacterial culture of cellulolytic of 0.20% and 0.40% through drinking water significantly (P <0.05) could increase the slaughter weight, the carcass weight, and the carcass percentage. Based on the research results, it can be concluded that the administration of probiotic bacteria isolates of cellulolytic buffalo rumen through drinking water at the level of 0.20% and 0.40% could increase the carcass of the 8 week aged Bali ducks.
Pengaruh Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa Oleifera) Fermentasi Melalui Air Minum terhadap Kualitas Fisik Telur Ayam Lohmann Brown Umur 80 Minggu Tarigan Y. K. P.; I G. N. G. Bidura; D. P. M. A. Candrawati
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.184 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) fermentasi pada air minum ayam Lohmann Brown terhadap kualitas fisik telur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam ulangan, tiap ulangan menggunakan tiga ekor ayam Lohmann Brown umur 80 minggu. Ketiga perlakuan tersebut adalah ayam Lohmann Brown yang diberikan air minum tanpa penambahan ekstrak air daun kelor fermentasi sebagai kontrol (K0), ayam Lohmann Brown yang diberikan penambahan 2% ekstrak air daun kelor fermentasi melalui air minum (K1), dan ayam Lohmann Brown yang diberikan penambahan 4% ekstrak air daun kelor fermentasi melalui air minum (K2). Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi rataan berat telur, persentase putih telur, persentase kuning telur, persentase kulit telur, dan tebal kulit telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan berat telur, persentase kuning telur, persentase kulit telur, tebal kulit telur yang diberi ekstrak air daun kelor fermentasi nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol, sedangkan pada persentase putih telur nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan perlakuan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) fermentasi pada ayam Lohman Brown dengan level 2% dan 4% dapat meningkatkan rataan berat telur, persentase kuning, persentase kulit telur, dan tebal kulit telur. Sedangkan pemberian ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) fermentasi dengan level 2% dan 4% dapat menurunkan persentase putih telur.
Co-Authors A. A. P. P. Wibawa A. T. Umiarti A. T. UMIYATI A. W. Puger AGUSTYANINGSIH N.K.D Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi Anak Agung Putu Putra Wibawa Andi I M. Andika I P.D. ANGGA D. P., G. B., Anggoro A.C.K Anggraeni P. A. D. Anjarawati P.Y Arki M. Ashari Astawa I G. Astiari N. M. R. Atmaja I G. A. R. Budi Rahayu Tanama Putri Bulkaini (Bulkaini) Cahyana I P. F. Carolin B. A. Citrawati G.A.O D. A. WARMADEWI Dananjaya I. B. P. O. DESAK PUTU MAS ARI CANDRAWATI Dharmayanti M.R. Diatmika I P.W. Dinda Dwi O Eny Puspani Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi Hasanah N. I GB Suartika I Gusti Agung Istri Aryani I Gusti Ngurah Kayana I Ketut Sumadi I M. Suasta I N. T. ARIANA I Nyoman Sumerta Miwada I W. SUDIASTRA I W. Wirawan I. A. P. Utami I. A. P. Utami I. A. P. UTAMI I. A. P. Utami I. A. P. UTAMI I. K. SUKADA I. M. SUASTA I. N. Wirayasa I.A.P Utami Ida Ayu Okarini Ida Bagus Gaga Partama IK Sumadi Januarta I P. Juliani G. A. P. Ketut Warsa Parimartha Kirana N. G. P. S Kurnia D. W. Kurniawan I K. A. Laksono Trisnantoro Made Dewantari Mahartini N. K. N. Manubawa I K. V. Mastur N. L. G. Sumardani N. L. G. Sumardani N. N. Suryani Jurusa Nanda W. Ni Gusti Ketut Roni Ni Luh Gde Sumardani Ni Made Witariadi Ni Wayan Siti Pravita N.P.W.N Putri S. H. Restiayanti L Rusmawan I K. A. Safitri E. Santi N.P.A.A Sari N.M.L.P Setiyawan D Setyawati N. W. E. Solly Aryza Somadiarsa I K. Sri Anggreni Lindawati Sri Anggreni Lindawati Stradivari G. E. Suamba A.A.A.A.S. Suarjana I P. Suciani . Sujana I K. Sumardani NL.G T. G. O. Susila T. G. O. SUSILA T.G.O. Susila T.I. Putri Tarigan Y. K. P. Tjokorda Istri Putri Trisna dewi K Utami I.A.P Utami IA.P Vicky A. R. Wedana I G. R. Wicaksana I K.A. Widoretno H. H. Widyanaya I K. Wiguna I G. A. N. C. Wijaya I Km. A. Wijaya I P.G.Y.