p-Index From 2019 - 2024
11.015
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Journal on Mathematics Education (JME) Jurnal Infinity Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Pendidikan Dasar Widya Cendika Journal on Mathematics Education (JME) Penggunaan Media Sains Flipbook dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Jurnal Riset Pendidikan Matematika Pedagogi : Jurnal Penelitian Pendidikan AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika JIPMat (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) AKSIOMA E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai-Nilai Islami) Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan AKSIOLOGIYA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Numeracy : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Jurnal Tadris Matematika JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Beta: Jurnal Tadris Matematika Malikussaleh Journal of Mathematics Learning (MJML) JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) SJME (Supremum Journal of Mathematics Education) Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Jurnal Basicedu International Journal of Elementary Education MAJAMATH: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Transformasi : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika Jurnal Riset Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran Matematika (JRPIPM) Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains Southeast Asian Mathematics Education Journal Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education Journal (Birle Journal) Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Studies in Learning and Teaching Jurnal Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika dan Statistika JURNAL PENDIDIKAN SAINS SOSIAL DAN AGAMA Pedagogy : Jurnal Pendidikan Matematika Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Jurnal Basicedu MATHEdunesa Indonesian Journal of Mathematics Education Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education) Journal of Mathematical Pedagogy (JOMP)
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : MATHEdunesa

Eksplorasi Berpikir Kritis Siswa dalam Aktivitas Collaborative Problem Solving Pada Penerapan Barisan dan Deret Siti Munawaroh; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Mathedunesa Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.267 KB) | DOI: 10.26740/mathedunesa.v10n2.pPDF_181-188

Abstract

Berpikir kritis penting dimiliki untuk bersaing di abad ke-21. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berpikir kritis siswa dalam aktivitas collaborative problem solving pada penerapan barisan dan deret. Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif bersifat eksploratif. Subjek terdiri dari siswa kelas XII MIPA 3 di SMAN 1 Balongpanggang dengan satu kelompok terdiri dari dua siswa dengan kriteria pasangan kolaborasi berpikir kritis tinggi dan rendah, sedang dan rendah, serta berpikir kritis tinggi dan sedang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes berpikir kritis dalam collaborative problem solving dan wawancara yang dianalisis dengan reduksi data, penyajian data dan penyimpulan. Data yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan indikator berpikir kritis dalam collaborative problem solving. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berpikir kritis siswa dalam Collaborative problem solving terkait penerapan barisan dan deret pada pasangan kolaborasi berpikir kritis tinggi dan rendah dapat melewati indikator identifikasi, analisis dan evaluasi. Sedangkan berpikir kritis siswa dalam Collaborative problem solving terkait penerapan barisan dan deret pada pasangan kolaborasi berpikir kritis sedang dan rendah tidak dapat melewati analisis dan evaluasi. Kata Kunci: berpikir kritis, collaborative problem solving, barisan dan deret
Komunikasi Matematika Tulis Siswa dalam Mengajukan Masalah Matematika Konteks Pandemi Covid-19 Setia Putri Ayu Ramadani; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Mathedunesa Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.837 KB) | DOI: 10.26740/mathedunesa.v10n2.p230-237

Abstract

Komunikasi merupakan hal penting dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk mengembangkan komunikasi matematika siswa yaitu melalui pengajuan masalah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematika tulis siswa dalam mengajukan masalah matematika konteks pandemi Covid-19. Konteks Covid-19 dalam penelitian ini diaplikasikan dalam soal yang digunakan untuk tes pengajuan masalah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan dua subjek yang terpilih yaitu bisa mengajukan masalah dan menyelesikan masalah, bisa mengajukan masalah dan tidak bisa menyelesaikan masalah. Subjek mengerjakan Tes Pengajuan Masalah, kemudian hasil dianalisis berdasarkan indikator komunikasi matematika tulis siswa dalam mengajukan masalah matematika yaitu keakuratan, kelengkapan, dan kelancaran. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa siswa yang bisa mengajukan dan meyelesaikan masalah memenuhi indikator keakuratan, kelengkapan, dan kelancaran karena siswa mampu menuliskan hal yang relevan dengan masalah, menuliskan informasi yang diperoleh secara lengkap, menuliskan langkah-langkah dan hasil dengan tepat, menyebutkan rumus dengan tepat serta tepat waktu dalam mengerjakan. Siswa yang bisa mengajukan dan tidak bisa menyelesaikan masalah memenuhi indikator kelancaran, tetapi tidak akurat dan tidak lengkap karena siswa mampu menuliskan hal yang relevan dengan masalah, tidak dapat menuliskan informasi yang diperoleh, menuliskan langkah-langkah perhitungan, tetapi hasil tidak tepat, tidak mampu menyebutkan rumus dengan tepat, tepat waktu dalam mengerjakan. Saran dari penelitian ini adalah guru mampu menemukan metode yang efektif untuk melatih kemampuan komunikasi tulis siswa. Kata Kunci: komunikasi matematika tulis, pengajuan masalah, pandemic covid-19
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMECAHAN MASALAH KOLABORATIF Nabilah Kartika Sukmawati; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 10 No 3 (2021): Jurnal Mathedunesa Volume 10 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.115 KB) | DOI: 10.26740/mathedunesa.v10n3.p480-489

Abstract

Kemampuan Komunikasi matematis merupakan sarana untuk menyampaikan ide, strategi dan solusi matematika untuk memecahkan masalah matematika baik tertulis maupun lisan. Pemecahan masalah kolaboratif (Collaboraive Problem Solving) adalah kerja sama antara dua individu atau lebih dengan kemampuan dan keterampilan setiap individu untuk menyelesaikan suatu masalah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pemecahan masalah kolaboratif. Subjek penelitian ini yaitu 6 siswa kelas XI SMK yang dibagi menjadi 3 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 2 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan komunikasi matematis dan wawancara. Peneliti akan menyeleksi data awal terkait kemampuan subjek berdasarkan nilai rapor matematika sehingga terpilih 6 siswa. Peneliti menggunakan nilai rata-rata rapor matematika karena melalui nilai rata-rata rapor matematika dapat dilihat prestasi belajar atau kemampuan siswa. Kemudian subjek yang terpilih akan melakukan tes komunikasi matematis tulis dan wawancara. Teknik analisis pada penelitian ini dibedakan atas tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Skala tingkat kemampuan collaborative problem solving (CPS) dikelompokkan 4 tingkat yaitu tingkat 1 hingga 4 dimana setiap tingkat memiliki kriteria masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek kelompok 1 dengan tingkat collaborative problem solving berada pada tingkat 2 memiliki kemampuan komunikasi matematis yang tinggi, subjek kelompok 2 dengan tingkat collaborative problem solving berada pada tingkat 1 memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sangat rendah, dan kelompok subjek 3 dengan tingkat collaborative problem solving berada pada tingkat 1 memiliki kemampuan komunikasi matematis yang rendah. Kemampuan komunikasi matematis siswa dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat seperti pembelajaran kooperatif. Kata Kunci: kemampuan komunikasi matematis, pemecahan masalah kolaboratif (collaborative problem solving).
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA ASIMILASI (ASSIMILATING) DAN KONVERGEN (CONVERGING) DALAM MEMECAHKAN MASALAH NUMERASI Chusnul Fadlilah; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Mathedunesa Volume 11 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.919 KB) | DOI: 10.26740/mathedunesa.v11n2.p548-561

Abstract

Abstract The creative thinking ability is an individual’s capacity in combining logistical and divergent thinking in finding solutions to a problem to produce innovative new products. This study aims to analyze the level of creative thinking ability (LCT) of students with assimilating and converging learning styles in solving numeracy problems. The subjects of this qualitative research consisted of two grade VIII junior high school students who were selected using a purposive sampling technique, namely subjects who had assimilating and convergent learning styles. The research instrument consisted of a learning style questionnaire, a numeracy creative thinking ability test, and task-based interviews. The indicators used to assess creative products include fluency, flexibility, and novelty. Data analysis uses Pierce's triadic analysis or Peirce's semiotics which is the relationship between sign/representamen (which represents something else), object (which describes it), and interpretant (possible meaning or meaning made from it). The results showed that subjects with assimilating learning styles had creative thinking ability with LCT 3 (creative) because they met the indicators of fluency, flexibility and novelty. Meanwhile, students with convergent learning styles have the ability to think creatively with TKBK 2 (creative enough) because they meet the indicators of fluency and flexibility. Even though they did not meet the indicators of the results’s novelty, the students had reached the novelty of ideas. Therefore, teachers are expected to be stimulating students with members of questions related to the truth of the answers of students realizing the calculation they do so students can be more careful when solving the problem. Keywords: creative thinking ability, numeracy, assimilating and converging.
PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MENYELESAIKAN SOAL NUMERASI BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN NUMERASI Endri Puji Lestari; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Mathedunesa Volume 11 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.372 KB) | DOI: 10.26740/mathedunesa.v11n2.p538-547

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir kritis siswa SMP dengan kemampuan numerasi tinggi dan rendah dalam menyelesaikan soal numerasi. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen utamanya yaitu peneliti dan instrumen pendukung terdiri dari tes kemampuan matematika, tes berpikir kritis, dan wawancara tak terstruktur. Penelitian melibatkan 2 siswa kemampuan numerasi tinggi dan 2 siswa kemampuan numerasi rendah jenjang SMP kelas VIII A. Teknik analisis menggunakan konsep tanda Pierce. Berdasarkan hasil penelitian yaitu (1) siswa kemampuan numerasi tinggi memenuhi keseluruhan indikator berpikir kritis FRISCO. Pada aspek focus yaitu siswa mengidentifikasi informasi pada soal dan memberikan penjelasan sederhana, aspek reason yaitu siswa menuliskan langkah-langkah pengerjaan, menyelesaikannya, dan memberikan alasan yang relevan dalam setiap proses pengerjaan soal, aspek inference yaitu siswa menjelaskan dan menuliskan kesimpulan detail dan benar, aspek situation yaitu siswa memilah informasi yang penting atau tidak penting untuk dicantumkan dalam langkah-langkah penyelesaian, aspek clarifity yaitu siswa menjelaskan mengenai istilah atau simbol pada proses pengerjaan soal, aspek overview yaitu siswa memastikan kembali jawaban yang sudah ditulis dan (2) siswa kemampuan numerasi rendah tidak memenuhi keseluruhan indikator berpikir kritis FRISCO, siswa hanya memenuhi aspek focus. Pada aspek focus, siswa memahami masalah dari membaca soal, menulis apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Kata Kunci: Berpikir kritis, soal numerasi, kemampuan numerasi Abstract This study aims to describe the critical thinking of junior high school students with high and low numeracy skills in solving numeracy problems. The type of research is descriptive qualitative research. The main instrument is the researcher and the supporting instruments consist of a mathematical ability test, a critical thinking test, and an unstructured interview. The study involved 2 students with high numeracy skills and 2 students with low numeracy abilities at the SMP class VIII A. The analysis technique used the concept of Pierce's sign. Based on the results of the study, namely (1) students with high numeracy abilities met all of the FRISCO critical thinking indicators. In the focus aspect, namely students identify information on questions and provide simple explanations, the reason aspect is that students write down the steps of work, complete them, and give relevant reasons in each process of working on the problem, the inference aspect, namely students explain and write detailed and correct conclusions, aspects situation, namely students sorting out important or unimportant information to be included in the completion steps, clarification aspect, namely students explaining terms or symbols in the process of working on questions, overview aspect, namely students confirming the answers that have been written, and (2) students with low numeracy skills. did not meet all of the FRISCO critical thinking indicators, students only met the focus aspect. In the focus aspect, students understand the problem from reading the question, writing what is known and asked in the question. Keywords: Critical thinking, numeracy, numeracy skills.
Penalaran Proporsional Siswa Bergaya Kognitif Sistematis dan Intuitif dalam Menyelesaikan Masalah Numerasi Dovina Meilisa Nur Fadilla; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 11 No 3 (2022): Jurnal Mathedunesa Volume 11 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.154 KB) | DOI: 10.26740/mathedunesa.v11n3.p630-643

Abstract

Penalaran proporsional ialah segala sesuatu terkait dengan konsep rasio dan proporsi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah. Menyelesaikan masalah numerasi adalah aktivitas mencari penyelesaian soal dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan keterampilan mengaplikasikan konsep matematika. Gaya kognitif memicu proses berpikir siswa sehingga berpengaruh terhadap cara siswa dalam menyelesaikan masalah. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan penalaran proporsional siswa bergaya kognitif sistematis dan intutitif dalam menyelesaikan masalah numerasi. Subjek penelitian berjumlah dua orang yaitu siswa yang memenuhi gaya kognitif sistematis dan intuitif. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes gaya kognititf (CSI), tes penalaran proporsional, dan wawancara. Analisis data yang dilakukan menggunakan trikotomi tanda Peirce yang mengaitkan tiga komponen utama yaitu tanda, objek, dan interpretasi sehingga menghasilkan sebuah makna. Hasil peneitian menunjukkan dalam memahami kovariasi siswa bergaya kognitif sistematis mengidentifikasi segala informasi sehingga dapat menentukan kuantitas dan jenis perbandingan sedangkan siswa bergaya kognitif intuitif mengidentifikasi sebagian informasi sehingga melewatkan informasi penting yang membuatnya salah dalam menentukan kuantitas dan jenis perbandingan. Keduanya mengenali situasi proporsional dengan menggunakan hubungan multiplikatif bukan aditif serta menggunakan strategi multiplikatif kali silang dalam menyelesaikan masalah. Siswa bergaya kognitif sistematis memiliki strategi multiplikatif lain yaitu faktor perubahan sedangkan siswa bergaya kognitif intuitif tidak. Oleh sebab itu, guru diharapkan dapat membiasakan siswa menggunakan berbagai strategi multiplikatif dalam menyelesaikan masalah numerasi yang megandung situasi proporsional.
Scaffolding in Supporting Senior High School Students’ Critical Thinking Skills in Sequences and Series Problems Savirra Tazkia; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Mathedunesa Volume 12 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/mathedunesa.v12n1.p207-220

Abstract

Critical thinking skills are important for every individual, that they need to be developed in classroom learning, one of which is through learning sequences and series material. However, there are still many students who have difficulty solving problems on sequences and series material, so they need help using scaffolding. This study aims to describe students' thinking skills on sequences and series material, as well as scaffolding which helps students' critical thinking skills in solving sequence and series material questions. The subjects of this study were 2 students who failed to complete the two critical thinking skills tests given. The two students were then interviewed and given scaffolding. The interviews were conducted in a semi-structured manner, that the researcher prepared several questions which could indicate indicators of critical thinking skills, as well as scaffolding which could assist students in solving problems, but the researcher was free to improvise by asking for other information according to the conditions during the interview. The data obtained was then analyzed by reducing the data, presenting the data, and drawing conclusions. The results showed that scaffolding in the form of reviewing played a dominant role for supporting the failure of critical thinking skills on the indicators of interpretation, analysis, evaluation and explanation. Restructuring helps the failure of critical thinking skills on the indicators of interpretation. Explaining helps the failure of critical thinking skills on evaluation indicators. Developing conceptual thinking helps indicators of critical thinking skills analysis, inference, and self-regulation.
Proses Berpikir Kreatif Siswa SMA dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual Materi Fungsi Kuadrat Muhammad Arif Fathoni; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 12 No 3 (2023): Jurnal Mathedunesa Volume 12 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/mathedunesa.v12n3.p780-796

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa SMA dengan kemampuan matematika tinggi dan sedang dalam menyelesaikan masalah kontekstual materi fungsi kuadrat. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen utamanya yaitu peneliti dan instrumen pendukung terdiri dari tes da wawancara terstruktur. Penelitian melibatkan 1 siswa kemampuan matematika tinggi dan 1 siswa kemampuan matematika sedang jenjang SMA kelas X. Teknik analisis mengunakan teknik analisis miles dan huberman. Berdasarkan hasil penelitian yaitu (1) siswa kemampuan matematika tinggi melakukan proses berpikir kreatifnya dimulai dari memahami informasi yang tersaji dengan menulis ke lembar jawaban dan langsung mendapatkan ide terkait yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah. Kemudian, siswa membuat strategi dari ide yang sudah didapatkan, dengan jumlah strategi lebih dari satu. Siswa juga melakukan perencanaan yang jelas tehadap strateginya dari awal hingga akhir, terakhir siswa dapat menyelesaikan masalah dengan benar dan akurat, dan juga melakukan pengecekan terhadap jawabannya tanpa perlu diarahkan, siswa juga berhasil membuktikan jawabannya menggunakan strategi lain.(2) siswa kemampuan matematika sedang melakukan.proses berpikir kreatif dimulai dari memahami informasi yang tersaji dengan membaca berulang kali, siswa juga perlu diberikan stimulus tambahan supaya mendapatkan ide terkait yang bisa digunakan sebagai pemecahan masalah. Kemudian, dalam proses membuat strategi dari ide yang sudah didapatkan, siswa hanya memunculkan satu strategi saja karena penguasaan materi yang kurang. Siswa juga membuat rencana, namun hanya bisa menjelaskan langkah awal saja. Terakhir, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan benar dan akurat, namun sesekali perlu waktu berhenti untuk memikirkan langkah berikutnya. Dan siswa melakukan pengecekan terhadap jawabannya namun masih perlu diarahkan, siswa juga tidak membuktikan jawabannya menggunakan strategi lain, karena hanya satu strategi saja yang dimunculkan sebelumnya. Kata Kunci: Berpikir kreatif, Masalah Kontekstual, Fungsi Kuadrat
Metakognisi Siswa dalam Memecahkan Masalah Numerasi Ditinjau dari Gaya Berpikir Alista Hariyanti; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 12 No 3 (2023): Jurnal Mathedunesa Volume 12 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/mathedunesa.v12n3.p1014-1031

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metakognisi siswa dalam memecahkan masalah numerasi di kelas XI yang ditinjau dari gaya berpikir Gregorc. Kemampuan metakognisi pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan (planning), pemantauan (monitoring), dan evaluasi (evaluation). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah empat siswa yang diambil dari kelas XI IPA 6 di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo tahun ajaran 2021/2022 dimana empat siswa tersebut mewakili setiap gaya berpikir dengan mempertimbangkan skor angket. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik tes, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Analysis Interactive dari Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek dengan pemikiran sekuensial lebih baik dalam memecahkan masalah daripada subjek dengan pemikiran acak. Subjek sekuensial konkret melakukan aktivitas metakognisi yang meliputi perencanaan, pemantauan, dan evaluasi meskipun terdapat indikator yang belum tercapai dengan maksimal. Subjek sekuensial abstrak terdapat indikator pada aktivitas pemantauan yang tidak tercapai. Subjek acak konkret belum memenuhi beberapa indikator pada aktivitas pemantauan dan evaluasi. Subjek acak abstrak terdapat beberapa indikator yang belum tercapai pada tiap aktivitas metakognisi.
Analisis Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Segitiga Berbantuan Geogebra Defi Imamatus Sholikha; Tatag Yuli Eko Siswono
MATHEdunesa Vol 12 No 3 (2023): Jurnal Mathedunesa Volume 12 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Program Studi S1 Matematika UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/mathedunesa.v12n3.p982-996

Abstract

Critical thinking is an important skill in making life changes for every individual. The importance of critical thinking causes the need to be developed since school. Learning in schools today needs to be linked to technology because it can improve students' critical thinking, one of which is GeoGebra. However, nowadays in the learning process not many or even no one has implemented technology-assisted learning, so it is necessary to implement technology-assisted learning, especially GeoGebra to help improve students' critical thinking. This research is a qualitative research using case studies. The purpose of this study was to analyze the critical thinking of students who were successful, less successful and unsuccessful in solving geogebra-assisted triangle problems. The subjects of this research were 3 students who fulfilled this research category. The results showed that (1) students with the category of successfully solving triangle problems with the help of Geogebra could fulfill all indicators of critical thinking well at each stage of solving triangle problems. (2) students in the less successful category of solving triangle problems with the help of Geogebra, can only fulfill 3 indicators of critical thinking skills, namely interpretation, analysis, and evaluation. (3) students in the category of not being successful in solving triangle problems with the help of Geogebra, can only fulfill 1 indicator of critical thinking skills well, namely interpretation.
Co-Authors Abadi Abadi Abadi Abdul Haris Rosyidi Abdul Haris Rosyidi ADINDA SURYA PUTRI, NOVIEA AGUNG LUKITO Agung Lukito Ahmad Sulthan Auliya Ahmad Wachidul Kohar Ain Putri Rustini Ajeng Rara Veronica Alfiati Oktaaviarina Alista Hariyanti Amalina, Ijtihadi Kamilia Amalina, Ijtihadi Kamilia Amirudin, Mochammad Amirudin, Mochammad Anis Shobikhah Anjariyah, Deka Ari Mawanto Ari Wahyudi Nuswantoro Arief Budi Wicaksono Aryo Andri Nugroho Asma Johan Atik Wintarti Auliya, Ahmad Sulthan AYU SEPTYANI, DWI Chusnul Fadlilah Defi Imamatus Sholikha Deka Anjariyah Dini Kinati Fardah Dita, Farah Dovina Meilisa Nur Fadilla Dwi Juniati Dwi Juniati Dwi Juniati Dwi Nur Yunianti DWI SISWANTORO, MAHMUD Eko Rahmad Bahrudin Elvita Novia Dinawati Ely Susanti Endah Budi Rahaju Endri Puji Lestari Evangelista Lus Windyana Palupi Evy Novia Nanda Artama FARIHATUS SADIYAH, IHDA Fatchiyah Rahman FATIMA AZZAHRO, ELOK Fatimatul Khikmiyah Fiangga, Shofan FILLAH FR, ASHDAQ Fitmawati, Entya Esa Galih Kurniadi Gusti Uripno HABIB MANAN, MUHAMMAD Hilaria Yesieka Ayu Wulandari I Ketut Budayasa Ida Dwijayanti Ijtihadi Kamilia Amalina Ika Dwi Retnowati Ika Kurniasari Ika Kurniasari Imelda Imelda Imelda Imelda Imelda Imelda Indah Ainurrohmah Ismail, Ismail Ismi Rahmatika Jamhari Jamhari Jayanti Putri Purwaningrum Julia Ayu Wulandari Kai-Lin Yang Khoirun Nisa kiki ratnaning arimbi Kurnia Widyaningsih Laikha Sari Lenthera Mega Devya M. Fauzan Asy'ari M. Zaenal Muttaqin MACHMUDAH, AMIROTUL Manuharawati MASRIYAH Masriyah Masriyah Masriyah Masriyah Masriyah Masriyah Masriyah Masriyah Masriyah Mega Teguh Budiarto Meryansumayeka Meryansumayeka Mochammad Amirudin Moh. Hafiyusholeh, Moh. Mohammad Zahri Mudinillah, Adam Muh. Rizal Muhamad Alfian Efendi Muhammad Arif Fathoni Muhtarom Muhtarom Muhtarom Muhtarom Muhtarom Muhtarom Muhtarom Muhtarom Muhtarom Muhtarom, Muhtarom Nabilah Kartika Sukmawati Nanda Ayu Indarasati Neni Mariana Nur Hidayatul Hikmah Nurdin Nurul Laili Nyimas Aisyah Oktaviana Ainun Ratnawati Oktaviana Ainun Ratnawati Pradnyo Wijayanti Putri Dwi Naryaningsih Ria Pusvita Sari Rizky Dian Pertiwi Rooselyna Ekawati ROYHAN, MUHAMMAD Rusydah Kamilah SANDI SETIAWAN, ARI Savirra Tazkia Sendi Ramdhani Setia Putri Ayu Ramadani Setianingsih, Rini Sipayung, Tetty Natalia Siti Khabibah Siti Khabibah Siti Maghfirotun Amin Siti Mistima Maat Siti Munawaroh Sugi Hartono Sugi Hartono Sugi Hartono, Sugi Suhendra Panca Wardhana Sutinah Syafiul Muzid Syamsu Alam Syarifatul Maf’ulah Syifa’uliyah Syifa'uliyah Tri Dyah Prastiti Tria Bitara Uzlifatul Hasanah Vania Idelia Cahyati Wiryanto Wiryanto Wiryanto Wiryanto Wiwik Andriani Yatim Riyanto Yulia Puji Astuti YUSUF FUAD