Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Habbatussauda Nigella Sativa terhadap Status Gizi Shelly Indri Yagi; Yesi Nurmalasari; Rakhmi Rafie
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 10 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v10i1.586

Abstract

Introduction; Nutritional status of a person, apart from being determined by the nutritional content of this food, is also determined by the amount and quality of nutritional intake. This increase in intake can be triggered by an increase in appetite for Black Seed (Nigella sativa.) Objectives; know the effect of Black Seed Extract (Nigella sativa) on Nutritional Status. Method; a purely experimental pre-and post-test study with a control group design. The samples used were 24 rats which were divided into 4 groups. Result; that there was a significant increase in the lee index in the KP 150 KP1 group (p = 0.021) and the 150 KP1 dose group and the positive KP group (0.02) there was no significant pulse. decreased APGAR score in the KP1 dose group of 150 (p = 0.092) and the dose group of 300 (p = 0.327). Conclusion; that there is an effect of Black Seed Extract (Nigella sativa.) on the APGAR Score of physical appearance.
HUBUNGAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 6-59 BULAN DI DESA MATARAM ILIR KEC. SEPUTIH SURABAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2019 Yesi Nurmalasari; Novaldo Yudhasena; Deviani Utami
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 4 (2019): Volume 6 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.717 KB) | DOI: 10.33024/jikk.v6i2.2122

Abstract

. Berdasarkan data situasi dan analisis gizi di Indonesia pada tahun 2017 Status gizi balita diukur dengan indeks tinggi badan per umur (TB/U), tinggi badan per umur (TB/U). Hasil pengukuran status gizi tahun 2017 dengan indeks TB/U pada balita 0-59 bulan, mendapatkan persentase balita pendek sebesar 8,6%, dan sangat pendek sebesar 19,0%. Provinsi dengan persentase balita pendek dan sangat pendek terbesar adalah Kalimantan Barat (32,5%) dan terendah adalah Sumatera Selatan (14,2%). Diketahui hubungan kejadian stunting dengan perkembangan motorik kasar pada balita usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kec. Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan survei analitik dengan pendekatan cross sectional, Populasi seluruh balita usia 6-59 bulan sebanyak 463 orang. Sampel sebanyak 215 orang dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Distribusi frekuensi kejadian stunting pada balita, dengan kategori mengalami stunting sebanyak 106 responden (49,3%). Distribusi frekuensi perkembangan motorik kasar pada balita usia 6-59 bulan, dengan kategori tidak normal sebanyak 111 responden (51,6%). Hasil analisis diperoleh nilai (p-value 0,000< α 0,05). OR: 18,280. Kesimpulanya ada hubungan kejadian stunting dengan perkembangan motorik kasar pada balita usia 6-59 bulan.
ANALISIS FAKTOR KETENAGAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018 Yesi Nurmalasari; Widara Aryanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 4 (2017): Volume 4 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.61 KB) | DOI: 10.33024/.v4i4.1327

Abstract

Rekam medis merupakan ringkasan data pasien selama di rawat dalam satu periode di Rumah Sakit .Rekam medis berguna untuk kepentingan pasien , dokter dan pihak lain seperti asuransi. Sumber data terdiri dari asesmen awal, CPTT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) dan resume. Berdasarkan data KLPCM tahun 2017 data rekam medis pasien rawat inap yang tidak lengkap sebesar 34,8 % Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor ketenagaan yang berhubungan dengan kelegkapan pengisian rekam medis pada pasien rawat inap di RS Pertamina Bintang Amin Kota Bandar Lampung tahun 2018. Metode dalam penelitian ini adalah analitik observatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian ini sebanyak 248 data rekam medis rawat inap periode 1 -24 Januari 2018 dan 20 dokter dilihat dari status kepegawaian dan masa kerja di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Pengambilan data menggunakan simple random sampling, dianalisis menggunakan Chi-square. Hasil : rekam medis yang diisi lengkap lebih besar sebanyak 138 data (55,6%). Berdasarkan status kepegawaian data rekam medis yang diisi lengkap lebih besar pada kategori tetap yaitu sebanyak 67 data (87%). Berdasarkan masa kerja data rekam yang diisi lengkap lebih besar pada kategori masa kerjanya ≥ 5 tahun  yaitu sebanyak 73 data (62%). Terdapat hubungan status kepegawaian dokter dengan kelengkapan rekam medis dengan nilai p velue = 0,000. Dan hubungan masa kerja dokter dengan kelengkapan rekam medis dengan nilai p velue = 0,030. Kesimpulan: terdapat hubungan anatara status kepegawaian dan masa kerja dokter terhadap kelengkapan data rekam medis pasien pawat inap di RS Pertamina Bintang Amin Kota Bandar Lampung tahun 2018.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN Yesi Nurmalasari; Rakhmi Rafie; Efrida Warganegara; Lingga Desta Wahyuni
Jurnal Medika Malahayati Vol 5, No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.656 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v5i2.4155

Abstract

Hemoglobin merupakan suatu protein tetrametrik eritrosit yang tersusun dari protein globin dan heme. Radikal bebas dapat menyebabkan lisisnya membran eritrosit. Proses tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Daun kelor termasuk dalam antioksidan alami yang memiliki sifat neurofektif melalui mekanisme antioksidatif. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) Terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. Jenis penelitian eksperimental murni (true-experiment) menggunakan pre and post with control group design. Sampel adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan berusia 1-4 minggu dengan  berat  100-150  gram sejumlah 28 ekor. Sampel dibagi empat kelompok meliputi Kelompok murni (KM) kelompok yang tidak diberikan ekstrak daun kelor, Kelompok Perlakuan 1 (KP1) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 150 mg/kgBB, Kelompok Perlakuan 2 (KP2) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 450 mg/kgBB,dan Kelompok Positif (KP) kelompok yang diberikan suplemen vitamin dosis 5,4 ml/kgBB. Uji Paired T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada Kelompok Murni (KM) p=0,155, Kelompok Perlakuan 1(KP1) p=0,329, Kelompok Perlakuan 2(KP2) p=0,014 dan Kelompok Positif (KP) p=0,012. Uji Kruskal-Wallis didapatkan p=0,027 (p>0,05)berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok, uji Post Hoc dengan menggunakan Mann-whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik(p<0,05) pada Kelompok Perlakuan 2 (KP2) dengan nilai p=0,002, dan Kelompok Positif (KP) dengan nilai p=0,002. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) Galur wistar jantan pada  kelompok perlakuan 2 (KP2) dosis 450 mg/kgBB dan Kelompok Positif (KP) dosis 5,4 ml/kgBB.
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 6-59 BULAN DI DESA MATARAM ILIR KEC. SEPUTIH SURABAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2019 Yesi Nurmalasari; Tessa Sjariani; Putra Intan Sanjaya
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2019): Volume 6 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.594 KB) | DOI: 10.33024/jikk.v6i2.2120

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh multi-faktorial dan bersifat antar generasi. Di Indonesia persentase balita pendek sebesar 8,6%, dan sangat pendek sebesar 19,0%. Mengetahui hubungan tingkat kecukupan protein dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kec. Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh balita usia 6-59 bulan sebanyak 463 balita. Sampel sebanyak 215 balita dengan teknik random sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Distribusi frekuensi usia balita, sebagian besar adalah usia 49-59 bulan sebanyak 98 balita (45,58%). jenis kelamin perempuan sebanyak 114 responden (53,02%). Distribusi frekuensi kejadian stunting pada balita, dengan kategori mengalami stunting sebanyak 106 responden (50,7%). Distribusi frekuensi kecukupan protein pada balita usia 6-59 bulan, sebagian besar kategori kurang sebanyak 117 responden (54,4%). Hasil analisis diperoleh nilai (p-value 0,000< α 0,05). OR: 15,145.Kesimpulan ada hubungan kecukupan protein dengan kejadian stunting pada balita.
FAKTOR-FAKTOR PROGNOSTIK KESEMBUHAN PENGOBATAN MEDIKAMENTOSA RINOSINUSITIS KRONIS DI POLI THT RSUD A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017 Yesi Nurmalasari; Dera Nuryanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 3 (2017): Volume 4 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.552 KB) | DOI: 10.33024/.v4i3.1316

Abstract

Latar Belakang: Rinosinusitis kronis merupakan peradangan pada mukosa hidung dan sinus paranasalis yang berlangsung lebih dari 8 minggu yang dapat ditandai oleh discharge mukopurulen, hidung berbau, hidung tersumbat, nyeri wajah dan lain-lain. Pengobatan untuk rinosinusitis kronis tanpa komplikasi adalah dengan terapi medikamentosa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan medikamentosa antara lain faktor alergi, kebiasaan merokok, usia dan jenis kelamin.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor prognostik yang berhubungan dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah jenis peneltian kuantitatif dengan pendekatan retrospetive, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung sebanyak 45 orang. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan program SPSS versi 16.Hasil Penelitian: Ada hubungan yang bermakna antara alergi (p-value = 0,011 dan OR = 5,000), kebiasaan merokok (p-value = 0,001 dan OR = 11,375), umur (p-value = 0,026 dan OR = 4,000) dan jenis kelamin (p-value = 0,019 dan OR = 4,480) dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017Kesimpulan: Ada hubungan alergi, kebiasaan merokok, umur dan jenis kelamin dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017
HUBUNGAN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-59 BULANTINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-59 BULAN DI DESA MATARAM ILIR KECAMATAN SEPUTIH SURABAYA TAHUN 2019 Yesi Nurmalasari; Anggunan Anggunan; Tya Wihelmia Febriany
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 6, No 2 (2020): Volume 6 Nomor 2 April 2020
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v6i2.2409

Abstract

 ABSTRAK Latar Belakang : Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 kabupaten/kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Dan 3 diantaranya terdapat di Provinsi Lampung yaitu Lampung Selatan 43.01%, Lampung 43,17% dan Lampung Tengah 52,68%.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya tahun 2019Metode : Penelitian ini berbentuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 237 anak usia 6-59 bulan yang didapatkan dari perhitungan purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil : Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan stunting dengan hasil yaitu nilai OR  3,313 (CI : 1,878 - 5,848) dan nilai p (P-value) berupa 0,000 atau p value < 0,05 dan terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan stunting dengan hasil yaitu nilai OR  5,132 (CI : 2,602 – 10,121) dan nilai p (P-value) berupa 0,000 atau p value < 0,05 dimana keluarga dengan pendapatan rendah berisiko lima kali lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan pendapatan tinggi, dan nilai OR 2,255 (CI : 1,127 – 4,512) dan nilai p (P-value) berupa 0,032 atau p value < 0,05 dimana keluarga dengan pendapatan menengah berisiko dua kali lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan pendapatan tinggi.Kesimpulan :Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya tahun 2019. Saran: Pada Instansi yang terkait, perlu meningkatkan penyuluhan mengenai gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, memberikan pelatihan tentang pengolahan makannan yang bergizi tanpa membutuhkan biaya yang banyak.Kata kunci : Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Stunting
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN KONTRASEPSI IUD COPPER T 380 A DAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DI PUSTU SINAR BANTEN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Amadea Noor Awalia; Elitha M Utari; Yesi Nurmalasari
Jurnal Medika Malahayati Vol 1, No 1 (2014): Volume 1 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.769 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v1i1.1063

Abstract

Penggunaan kontrasepsi IUD Copper T 380 A dan kontrasepsi suntik DMPA dapat menimbulkan efek samping,diantaranya adalah perubahan pada siklus menstruasi. Pada pengguna kontrasepsi IUD Copper T 380 A perdarahanmenstruasi lebih banyak dan lama, terdapat perdarahan intermenstrual, serta perdarakan bercak.. Dan pada penggunakontrasepsi suntik DMPA perdarahan menstruasi menjadi lebih sedikit atau menghilang. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD Copper T 380 A dan kontrasepsisuntik DMPA di Pustu Sinar Banten Kemiling Bandar Lampung Tahun 2013.Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian inimenggunakan tehnik total sampling, yaitu seluruh populasi sebanyak 76 responden yang terdiri dari 36 respondenpengguna kontrasepsi IUD Copper T 380 A dan 40 responden pengguna kontrasepsi suntik DMPA digunakan sebagaisampel. Data di uji dengan independent t-test dengan nilai α 0,05.Hasil penelitian menunjukan bahwa siklus menstruasi pengguna kontrasepsi IUD Copper T 380 A dominanmemiliki siklus menstruasi yang normal yaitu sebanyak 27 orang (75%), sedangkan pengguna kontrasepsi suntik DMPAdominan memiliki siklus menstruasi panjang yaitu sebanyak 25 orang (62,5%). Dari hasil uji statistik independent t-testdidapatkan nilai p value < α (0,000<0,05) yang artinya adalah ada perbedaan siklus menstruasi antara ibu yangmenggunakan kontrasepsi IUD Copper T 380 A dan kontrasepsi suntik DMPA di Pustu Sinar Banten Tahun 2013.Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan kontrasepsiIUD Copper T 380 A dan kontrasepsi suntik DMPA di Pustu Sinar Banten. Siklus menstruasi yang dialami ibu penggunakontrasepsi IUD Copper T 380 A relatif normal dibandingkan dengan ibu pengguna kontrasepsi suntik DMPA yangmengalami siklus menstruasi lebih panjang.
Hubungan Kebiasaan Sarapan Dengan Konsentrasi Belajar Pada Anak Stunting dan Tidak Stunting Di SD Negeri 13 Teluk Pandan Pesawaran Tahun 2019 Yesi Nurmalasari; Eka Silvia; Siti Anisya Agustina Husin
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v9i1.2627

Abstract

Latar Belakang: Stunting pada masa balita yang mengalami kegagalan dalam tumbuh kejar akan mengakibatkan stunting yang berkelanjutan pada anak sekolah. Menurut UNICEF tahun 2012 penyakit infeksi dan kebutuhan makanan yang tidak seimbang menyebabkan masalah gizi pada anak. . Sarapan pagi dengan kecerdasan mental berkaitan erat, artinya memberi nilai positif untuk aktivitas otak yang dapat berfungsi secara optimal. Tanpa makan saat sarapan otak anak sulit untuk berkonsentrasi saat sekolah.Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar pada anak stunting dan tidak stunting di SD Negeri 13 Teluk Pandan, Pesawaran Tahun 2019.Metodologi:Jenis penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anak kelas IV, V dan VI yaitu 77 orang di SD Negeri 13 Teluk Pandan, serta pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data dianalisis dengan Uji Spearman. Hasil: Hasil uji statistik bivariat Spearman didapatkan masing-masing nilai p = 0,002  pada anak stunting dan p = 0,031 pada anak tidak stunting. Berarti stunting dan tidak stunting memiliki hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar. Kesimpulan : Terdapat hubungan dari sarapan dengan konsentrasi belajar pada anak stunting dan tidak stunting SD Negeri 13 Teluk Pandan, Pesawaran Tahun 2019. Kata Kunci : Kebiasaan Sarapan, Konsentrasi Belajar, Stunting.
Artikel Penelitian Perbandingan Air Perasan Daucus Carota L. Dengan Povidone Iodine Topikal Dalam Penyembuhan Luka Insisi Mencit Yesi Nurmalasari; Nofita Nofita; Efrida Warganegara; Aprilia Indah Sijabat
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 9 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v12i2.378

Abstract

Background: Injury is damage or loss of body tissue that occurs due to a factor that interferes with the body's protection system. These factors such as trauma, changes in temperature, chemicals, explosions, electric shock, or animal bites. Wound treatment as the first treatment to prevent infection, among others, using antiseptics such as povidone iodine. one of the agents that can heal wounds and is easily sought after by the public because of its availability such as carrot bulbs. Carrot bulbs (Daucus carota L.) are effective as an antiseptic, strengthen liver function, urinate, get rid of useless substances through the kidneys, laxatives, and protect the body from toxic chemicals. Research Objective: To compare the effects of carrot tuber juice with 10% povidone iodine topically in wound healing so that it can be used as an alternative medicine to accelerate wound healing. Research Methods: The type of research to be conducted in this study is an experimental laboratory with a post test only group design method. Sampling was calculated using the Federer formula. Analysis of bivariate data with Shapiro-Wilk. Research Results: From a total of 24 mice research samples. Statistical analysis using the Shapiro-Wilk test showed p = 0.001. Conclusion: There was a significant difference (p <0.05) between each treatment group.