Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : EDUKASIA

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF NEUROSAINS: ROBOTIK, AKADEMIK, DAN SAINTIFIK Suyadi, Suyadi
EDUKASIA Vol 13, No 2 (2018): EDUKASIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/edukasia.v13i2.3255

Abstract

Abstract Early Childhood Islamic Education (PIAUD) in Yogyakarta is faced with political and academic and even theological dilemmas. On the one hand, PIAUD is required by the community to conduct reading, writing and numeracy (Calistung) reading, including Read Al-Qur'an (BTAQ), but on the other hand the Directorate General (Dirjen) of PAUD prohibits it. The purpose of this study is to describe the types of learning calistung and BTAQ in Yogyakarta in the study of neuroscience, both from the side of teachers, students, learning materials, strategy and evauasi. This research was conducted throughout 2017 involving nine PIAUD institutions in Yogyakarta. The research approach used is qualitative with data collection techniques in the form of interview, observation and documentation. The collected data are analyzed descriptively, interpretatively, and comparative based on neuroscience learning theories. The results showed that PIAUD in Yogyakarta can be placed into three, namely PIAUD robotik, academic and scientific. PIAUD robotik is PIAUD at risk of damaging the brains of children for doing the malls of learning practices (calistung & BTAQ). Academic early childhood is PIAUD risky membonsai brain of children because all learning activities only oriented to the mastery of calistung and memorizing Alqur'an. PIAUD Scientific is PIAUD oriented to the optimization of brain potential of children, because all learning activities are structured based on the characteristics of development and workings of the child's brain. Abstrak Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) di Yogyakarta dihadapkan pada dilema politis dan akademis bahkan teologis. Di satu sisi PIAUD dituntut masyarakat untuk menyelenggarkan pemebelajaran membaca, menulis dan berhitung (Calistung), termasuk Baca Tulis Al-Qur’an (BTAQ) namun di sisi lain Direktorat Jenderal (Dirjen) PAUD melarangnya. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan tipe-tipe pembelajaran calistung dan BTAQ di Yogyakarta dalam kajian neurosains, baik dari sisi guru, siswa, materi pembelajaran, strategi dan evauasi. Penelitian ini dilakukan sepanjang tahun 2017 dengan melibatkan sembilan lembaga PIAUD di Yogyakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Data-data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, interpretatif, dan komparatif berlandaskan teori-teori pembelajaran neurosains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PIAUD di Yogyakarta dapat dipetakkan menjadi tiga, yakni PIAUD robotik, akademik dan saintifik. PIAUD robotik adalah PIAUD yang beresiko merusak otak anak karena melakukan mal praktik pembelajaran (calistung & BTAQ). PAUD akademik adalah PIAUD yang beresiko membonsai otak anak karena semua kegiatan pembelajaran hanya diorientasikan pada penguasaan calistung dan hafalan Alqur’an. PIAUD Saintifik adalah PIAUD yang berorientasi pada optimalisasi potensi otak anak, karena semua kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan karakteristik perkembangan dan cara kerja otak anak.
Pengembangan Imajinasi Kreatif Berbasis Neurosains dalam Pembelajaran Keagamaan Islam Yusmaliana, Desfa; Suyadi, Suyadi
EDUKASIA Vol 14, No 2 (2019): EDUKASIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/edukasia.v14i2.4213

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan imajinasi kreatif peserta didik berbasis neurosain dalam proses pembelajaran keagamaan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif model Haberman dan Miles. Dalam periode keemasan anak, seluruh aspek berkembangan sangat pesat sehingga diperlukan stimulasi yang optimal, salah satunya dengan pengembangan imajinasi kreatif. Selama ini imajinasi kreatif belum banyak dikembangkan bahkan dianggap sebagai ganguan belajar. Tetapi, dalam lintasan sejarah banyak ilmuwan yang di masa anak-anak mengedepankan imajinasi kretifnya. Hal ini menunjukkan bahwa imajinasi kreatif bukan ganguan pembelajaran melainkan teknik optimalisasi fungsi otak lebih maksimal. Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang menstimulasi imajinasi kreatif anak seperti bermain musik religi, pembacaan kisah-kisah agung, nyanyian-nyanyian spiritual, tarian-tarian estetik, lukisan-lukisan unik, dan lain-lain sangat penting dikembangkan dalam proses pembelajaran keagamaan Islam.
The Application of Abraham Maslow's Hierarchical Theory in Islamic Education Learning at Tamanan Elementary School Bantul Adib, M. Afiqul; Suyadi, Suyadi
EDUKASIA Vol 16, No 1 (2021): EDUKASIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/edukasia.v16i1.9501

Abstract

This research aims to determine the application of Abraham Maslow's hierarchy of needs theory in Islamic education learning at Tamanan Elementary School Bantul to help teachers understand the desires of their students in learning. The method used is field research, then it is integrated with various related sources. The results of this study are: a) Maslow's hierarchy of needs theory b) Application of Abraham Maslow's Hierarchy of Needs (Humanistic) Theory in Islamic Education learning at Tamanan Elementary School. The conclusion of Maslow's theory of needs aims to make individuals as good human being as possible. This will be very useful in the application of learning so that students can understand themselves and their environment. The students who have reached this level will do various things in order to maximize their potential so that learning can be effective.
Co-Authors A. Supriyantono Achadiah Rachmawati Adib, M. Afiqul Agus Budiarto Ahmad Furqon Akhmad, Chairul Ashari ALBAR, MAWI KHUSNI Anis Nur Khasanah Antonius B Wijanarto Apriloka, Dinita Vita Aulia, Rifqi Bambang Purwantara Budi Doloksaribu, Budi Cahyani, Ratih Chairdin Dwi Nugraha, Chairdin Dwi Daru, T. P. Desfa Yusmaliana Dian Anggraini Dian purnama Putri, Ragil Dwi Hastuti Eri Susanto, Eri Fajriati, Ruliana Familiani, Neti Furqon, A. Gaveau, David Luc Andre Gaveau, David Luc Andre Gaveau, David Luc Andre Guruh, Muhammad Hamdi Mayulu Haris, Muh. I. Heldanita, Heldanita Hendro Widodo Herviani, Dian Herwijanti, E. Herwijanti, Enniek I Nengah Surati Jaya Irida Novianti Ishari Romadhoni Ismudiono Ismudiono, Ismudiono Kusmartono Kusmartono L Hakim Laksono Trisnantoro Marjuki Addulah, Marjuki Marry Christiyanto Massy, Miranda Mohammad Winugroho, Mohammad Mujib, Zulfikar Muthiapriani, L. Na’imah, Na’imah Nisa, Halimatun Novianti, I. Nurfaizah Nurfaizah, Nurfaizah Nurgiartiningsih, V. M. A. Nurkhasyanah, Alfiyanti Nurwantoro . Poedji Haryanto Pratomo, Ariawan Wahyu Prihantoro, Wahyu Kholis Putra, Yoga Ade Putri, Rafika Febriani Rahmah MZ, Rafika Dwi Retno Anggraini Rofdli, Muhammad Faiz ROSFIANSYAH, ROSFIANSYAH Septian, W. A. Siregar, Veni Veronica Siti Nur Aisyah Soebarinoto Soebarinoto Sri Mulyani SRI RAHAYU Suharti Suharti Sukmayadi, Trisna Sulistyo, Agus Sumaryati Sumaryati Sunarso Sunarso Supendi, Moh. Sutrisno, Sutrisno Ulumudin, Y.I. Vebriansyah, R Waharjani, Waharjani Wantini Wantini Wibisono, Haryo Tabah Wibisono, Haryo Tabah Wibisono, Haryo Tabah Wibowo Harso Nugroho Wijanarto, Antonius B. Wijanarto, Antonius B. Wike andre Septian Wulantaka, Rr. Nazauma Nareswara Yuniatari, Yuniatari Zuniarsih, Zuniarsih