Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN KONTAK PENDERITA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Devi Ratna Yuliani; M. Choiroel Anwar; Marsum Marsum
Buletin Keslingmas Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.9 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i1.3826

Abstract

AbstrakTuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacteriumtuberculosis), kuman itu hidup di dalam rumah dan dapat mempengaruhi udara dalam lingkungan fisik rumah.Puskesmas Jatilawang merupakan puskesmas yang memiliki jumlah penderita Tb Paru BTA (+) yang mengalamikenaikan kasus dalam 3 tahun terakhir 21 kasus (2012), 22 kasus (2013) dan 46 kasus (2014). Penelitian ini bersifatobservasional dengan menggunakan metode case control. Sampel sebanyak 64 orang, terdiri dari 32 kasus dan 32kontrol. Variabel yang diteliti meliputi Intensitas pencahayaan rumah,kelembaban,luas ventilasi, jenis lantai, jenisdinding, kepadatan hunian dan kontak penderita. Analisis univariat dan bivariate menggunakan SPSS dengan UjiChi Square dan OR dengan CI 95% dan α : 0,05. Analisis Multivariat menggunakan Uji Regresi Logistik dan metodebackward ; LR CI 95% dan α : 0,25. Hasil penelitian ini adalah Intensitas pencahayaan rumah (intensitaspencahayaan ruang keluarga (p=0,132;OR 0,407) dan intensitas pencahayaan ruang kamar (p=0,024;OR 0,209)),kelembaban (p=1,00; OR 0,802), luas ventilasi (luas ventilasi ruang keluarga (p=1,00;OR 1,00) dan luas ventilasiruang kamar (p=1,00;OR 1,152)), jenis lantai (p=1,00;OR 2,067), jenis dinding (p=1,00; OR 1,296), kepadatanhunian (p=0,606;OR 3,207) dan kontak penderita (p=1,00;OR 1,140). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adahubungan antara intensitas pencahayaan ruang kamar dengan Kejadian Tb Paru. Disarankan untuk penderita TbParu membuka jendela kamar dan menambah lubang ventilasi agar cahaya dapat masuk dalam ruang kamar.
PRAKTEK KERJA NYATA INTER PROFESSIONAL COLLABORATION (PKN-IPC) MAMPU MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Warijan Warijan; Marsum Marsum; Nina Indriyawati; Marichatul Jannah
Jurnal LINK Vol 14, No 2 (2018): NOVEMBER 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1459.336 KB) | DOI: 10.31983/link.v14i2.3764

Abstract

PKN IPC sebagai proses pembelajaran dilapangan bagi mahasiswa dikolaborasikan dalam berbagai disiplin ilmu direncanakan secara sistematis dan terpadu berdasarkan permasalahan yang digali dari keluarga dan dirumuskan bersama keluarga. Program PKN IPC dengan tema, Pemberdayaan Kesehatan dan Gizi Keluarga Berbasis Potensi Lokal yang diharapkan dapat meningkatkan empati, kepedulian, kerjasama mahasiswa dari berbagai latar belakang keilmuan dengan pendekatan kolaboratif untuk peningkatan kualitas hidup keluarga dan masyarakat dan mendorong terciptanya learning community. Program PKN-IPC sebagai bentuk pengabdian masyarakat dilaksanakan untuk membantu menyelesaikan persoalan pembangunan kesehatan di daerah secara kolaboratif. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 2-21 Juli 2018 di 16 desa Kecamatan Bringin dan 9 desa Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang. Peserta berjumlah 432 mahasiswa dari 5 Jurusan dan didampingi oleh 25 dosen pembimbing lapangan. 
Need Assessment Survey Of The Expected Skill Types Of Graduates Of Semarang Health Polytechnic Marsum Marsum; Arwani Arwani; Supriyana Supriyana
Jurnal LINK Vol 9, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6111.794 KB) | DOI: 10.31983/link.v9i1.163

Abstract

The aim of the research was to examine the expected skill types of graduates of Semarang Health Polytechnic. A quantitative research by applying survey was conducted to 17 samples (users) used a purposive sampling technique.Research results showed that users more expected to graduates to have soft skills in term of honesty, discipline, and communication skills. Furthermore, users also hoped that the graduates should be able to speak in foreign languages, have more training, and be capable in operating information and technology. In addition, users requested to the graduates to have particular skills such as wound care (diabetic wound care), hypnobirthing, pest control, catering diet, and radiation protection officer. It is recommended to the management of Semarang Health Polytechnic to set soft skills as local capacity as well as add some particular skills to be a part of certification in each department.
Analysis of Health Polytechnic Semarang Needs Leading to World Class University Sugiyanto Sugiyanto; Marsum Marsum; Lanny Sunarjo
Jurnal LINK Vol 9, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10011.094 KB) | DOI: 10.31983/link.v9i1.168

Abstract

Health Polytechnic Semarangimplemented quality assurance system in the management of continuing education in the hope of polytechnic universities able to become qualified, meets National Education Standards, define and realize its vision through the implementation of its mission and meet the needs of stakeholders to pursue even higher at World Class University. Onlyinstitutions thatgiveattention toquality andcustomer satisfactionthatcan surviveand winthe competition. The purposeof this studywas to determine thereadiness ofresources (human, material, methods andmanagement)andwhat the needs of Health PolytechnicSemarangleadingWorld ClassUniversity.This research is a descriptive research (quantitative), survey method approach to the study. Subjects were academic civitas of The Health PolytechnicSemarang in 2012 including educational staff (271 people), teaching staff (254 people) and students (1320 people) with a total sampling technique. The research instrument used was a questionnaire and a list of questions as well as secondary data. Results from the questionnaires, interviews and secondary data analyzed and evaluated by the frequency distribution. The results shows that the readiness of resources until the year 2012 is 45.83%, while the Health PolytechnicSemarang needs leading to WCU include preparation of the road map in short-term (2012 to 2016), medium (2017 to 2025) and long-term ( 2026 - 2040) and the preparation of the activities or programs to support the implementation of the road map for the short term. Required monitoring and evaluation of short-term road map.
Uji Bioassay pada Hasil Pelaksanaan Indoor Residual Spraying (IRS) dalam Pengendalian Penyakit Malaria Mawaddah Mawaddah; Marsum Marsum; Dwi Bayu Karti Utami
Jurnal LINK Vol 11, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.983 KB) | DOI: 10.31983/link.v11i3.411

Abstract

This research was conducted by quasi experimental method, with separate sample pretest post-test control group approach, and counting of the percentage of dead Anopheles spp after contacted for 1 hour with Icon 100 CS insecticide, both for the treatment and the control group. Data analysis was conducted descriptively and statistically by the Anova and LSD test using the software of SPSS version 17. The result of this research shows that in the Village of Bogangin along the time period of the year of 2011-2014 occurred the decrease of the number of positive malaria cases of 97,4%; IRS application in the year of 2014 got success to spray 273 houses (100%) at the target area; the average of the number of dead Anopheles spp mosquitoes after contacted for 1 hour with Icon 100 CS chronolgically at the kind of wall of masonry, wood, and bamboo were 37,66%, 86,63%, and 79,96%. The kind of the sprayed partition effects significantly the percentage of the number of dead Anopheles spp mosquitoes, with number of Sig = 0,007 at level of significant of 95%. To be suggested to review the use of insecticide of Icon 100 CS in the application of IRS.
Kesesuaian Lama Hari Rawat Pasien BPJS Berdasarkan Clinical Pathway Kasus Ca Mammae Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang Edy Susanto; Lina Umboro; Marsum Marsum; Siti Rofi'ah
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.248 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i1.3573

Abstract

Hasil analisis awal data klaim INA CBG’s bulan September 2015 RSUP Dr. Kariadi Semarang, ditemukan bahwa lama hari rawat pasien BPJS dengan kasus Ca Mammae, terdapat 37 dari 54 kasus ca mammae LOSnya tidak sesuai dengan standar LOS pada clinical pathway.Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik total sampling yang diambil secara keseluruhan kasus ca mammae pada pasien BPJS bulan Oktober-Desember tahun 2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan dicatat menggunakan checklist.LOS pasien BPJS sesuai berdasarkan clinical pathway sebanyak 44 kasus (29,33%) dan tidak sesuai sebanyak 106 kasus (70,67%). LOS pasien paling banyak adalah 11 hari dan sebagian besar kasus ca mammae terjadi pada umur 46 tahun dengan jenis kelamin perempuan karena pada umur tersebut ca mammae mulai bekembang pesat. Kasus ca mammae paling banyak memiliki diagnosis sekunder anemia dengan tindakan medis mastektomi yang merupakan penatalaksanaan dari diagnosis utama yaitu ca mammae dan sebagian besar berada pada tingkat keparahan I yaitu pada kasus yang tidak memiliki komplikasi atau memiliki komplikasi dengan perkenaan pada kelenjar getah bening (lymph nodes).
ANALISIS KUANTITATIF KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN KASUS BEDAH Marsum Marsum; Elise Garmelia; Edy Susanto; Rizky Febri Nugroho
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.635 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i2.3849

Abstract

AbstrakBerdasarkan studi pendahuluan bahwa dari sepuluh formulir persertujuan tindakan kedokteran yang diambil secara acak seluruhnya atau sebesar 100% tidak terisi lengkap. Pada empat review yang dilakukan untuk menelaah formulir yaitu review identifikasi, laporan isi informasi, autentikasi, pencatatan tidak ada yang semuanya terisi lengkap. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan analisis kuantitatif kelengkapan pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran di RSUD Ambarawa.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel penelitian ini adalah formulir persetujuan tindakan kedokteran kasus bedah di RSUD Ambarawa pada triwulan 1 tahun 2018. Besar sampel dihitung menggunakan rumus Solvin dan didapat 96 sampel. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa review identifikasi pasien terisi dengan lengkap sebesar 99%. Review lsi informasi (laporan penting) terisi dengan lengkap sebesar 5%. Review autentikasi terisi dengan lengkap sebesar 46%. Review pencatatan tidak ditemukan kesalahan. Pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran kasus bedah di RSUD Ambarawa sebesar 4 %  Abstract[English Title : Quantitative Analysis Completeness Form Informed Consent Case Surgery In RSUD Ambarawa] Based on a preliminary study that out of ten forms of intentional medical action taken completely randomly or at 100% incomplete. In the four reviews conducted to review the form of identification reviews, information content report, authentication, recording none of which are completely filled. The purpose of this research is to conduct a quantitative analysis of completeness informed consent form at RSUD Ambarawa. The type of research used is descriptive. The sample of this research is the informed consent form of medical case at Ambarawa General Hospital in first quarter of 2018. The sample size is calculated using Solvin formula and obtained 96 samples. Methods of data collection are observation and documentation study. The results showed that the patient identification review was completely filled by 99%. Review information filled (important reports) with complete 5%, Authentication review complete with 46% complete. recording review there is no mistake. Completed the form of approval of the medical action of the surgical case at RSUD Ambarawa at 4%   
3 in 1 Personal Health Record (PHR): Dalam Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Irmawati Irmawati; Adhani Windari; Marsum Marsum
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.355 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i2.7825

Abstract

Proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Pemerintah telah melakukan upaya dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya pengobatan kesehatan melalui Inpres No.1 Tahun 2017 dengan mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Pada penelitian sebelumnya telah dibangun aplikasi Personal Health Record (PHR) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk mendukung GERMAS. Namun dalam aplikasi ini masih terdapat banyak keterbatasan. Aplikasi masih terbatas penggunanya, aplikasi dapat digunakan jika menggunakan pin yang terdaftar, masyarakat tidak bisa secara luas mengakses aplikasi ini dan dalam proses aplikasi ini belum memberikan gambaran status kesehatan yang informatif.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi yang lebih mudah dalam aksesibilitas, lebih mudah dalam penggunaan dan lebih informatif terkait data yang disajikan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan evaluasi dan pengembangan yaitu mendeskripsikan hasil proses identifikasi, evaluasi dan pengembangan pada setiap tahapan dalam apilkasi PHR. Evaluasi dilakukan untuk menilai kualitas informasi yang dihasilkan sebelum dan sesudah pengembangan sistem informasi aplikasi PHR.Hasil penelitian ini Aplikasi PHR GERMAS-V2 multiplatform, lebih mudah digunakan oleh masyarakat luas (more available), mudah digunakan karena password dan username dapat ditentukan oleh pengguna sendiri (easier) dan data rekam hasil pemeriksaan kesehatan memberikan informasi terkait status kesehatan (more informative). Uji kualitas sistem sebelum dan sesudah pengembangan telah dilaksankan dengan hasil selisih rerata tertimbang 1,32 dan uji kepuasan pengguna terhadap aplikasi PHR GERMAS-V2 telah dilaksanakan dengan hasil 93% setuju dan merasa puas.Aplikasi masih perlu dikembangkan dengan penambahan self-reminder pada aplikasi terkait kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat yang harus dilakukan individu. Aplikasi diuji cobakan pada kelompok terbatas untuk mendapatkan data sebagai data dasar kesehatan masyarakat untuk dapat dilakukan berbagai analisis kesehatan selanjutnya.
Tinjauan Keterlambatan Retensi Dokumen Rekam Medis Di RSUD DR. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri Marsum Marsum; Adhani Windari; Subinarto Subinarto; Nurtian Fetia Candra
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.185 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i1.3576

Abstract

Pada Permenkes No.269 Tahun 2008 Pasal 8 Ayat 1 menyebutkan bahwa rekam medis pasien disimpan sekurang-kurangnya selama 5 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktorfaktor penyebab keterlambatan retensi. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara wawancara dengan petugas filing, kuesioner, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri terdapat 3 orang petugas filing dan hanya 1 orang yang berlatar belakang pendidikan DIII RMIK. Sarana prasarana retensi belum lengkap seperti Jadwal Retensi Arsip yang belum dibuat dan tidak adanya rak penyimpanan rekam medis in-aktif. Sebaiknya rumah sakit mengadakan pelatihan bagi petugas filing non pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan agar lebih memahami pelaksanaan retensi. Rumah sakit juga perlu segera membuat jadwal retensi arsip agar ada jadwal yang teratur untuk melakukan retensi.
Penilaian Pelatihan Penilaian Indek Keluarga Sehat (IKS) Kader Kesehatan Untuk Mendukung Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga Irmawati Irmawati; Marsum Marsum; Sri Lestari
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 2 No 1 (2020): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v2i1.291

Abstract

ABSTRAK Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan nasional adalah dengan Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Salah satu program PIS-PK adalah penilaian indek keluarga sehat (IKS) setiap keluarga. Keberhasilan pendekatan keluarga tentu tidak lepas dari peran serta masyarakat yaitu kader kesehatan wilayah setempat. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahun dan ketrampilan kader kesehatan tentang penilaian IKS melalui kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahun dan ketrampilan kader kesehatan tentang penilaian IKS. Sasara : dua puluh (20) kader kesehatan kelurahan Jabungan Kegiatan diawali dengan pre tes untuk mengetahui tingkat pemahaman kader kesehatan tentang penilaian IKS, dilanjutkan dengan paparan materi dan praktik penilaian IKS. Evaluasi dilaksanakan dengan kegiatan pos tes, penilaian praktik awal dan praktik lanjutan. Hasil nilai pre tes, pos tes dan praktik dilakukan rekapitulasi, untuk disusun rencana tindak lanjut bersama. Tingkat pengetahuan, baik (45%), cukup (45%), kurang (10%). Tingkat kemampuan praktik, benar (80%) dan tidak benar (20%). Pelatihan suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan dalam memahami suatu pengetahuan dan implementasinya. Pengetahuan dan ketrampilan meningkat sesudah diberikan pelatihan.