Claim Missing Document
Check
Articles

STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF Busyairi, Ahmad; Sinaga, Parlindungan
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 2 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - Oktober 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i2.576

Abstract

This study aimed to get an idea related to the development of cognitive abilities and creative thinking skills in problem solving student after being given treatment with CPS-based experimental learning and conventional learning. The method used in this research is a quasi-experimental design with the randomized pretest-posttest control group design. The research sample group of 58 high school students who are divided into two classes (class 29 experimental and 29 control group). The collected data was then analyzed using N-gain calculation, t-test, and the calculation of effect size. The result showed that the students cognitive abilities for both classes equally increased by the moderate category. For the creative thinking skills of students in problem solving, experimental class increased by categories was increased while the control class with low category. Based on the test results show that the application of learning hypothesis-based experiments CPS can significantly improve the cognitive abilities and skills of creative thinking in solving problems of students compared to the application of conventional learning. In addition, based on the calculation of effect size indicates that the application of experiment-based learning CPS effective in improving cognitive ability and creative thinking skills in problem solving students with moderate category.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkait peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran CPS berbasis eksperimen dan pembelajaran kovensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain the randomized pretest-posttest control group design. Sampel penelitian sebanyak 58 siswa SMA yang dibagi ke dalam dua kelas (29 kelas eksperimen dan 29 kelas kontrol). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan N-gain, Uji-t, dan perhitungan effect size. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan kognitif siswa untuk kedua kelas sama-sama mengalami peningkatan dengan kategori sedang. Untuk keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa, kelas eksperimen mengalami peningkatan dengan ketegori sedang sedangkan kelas kontrol meningkat dengan kategori rendah. Berdasarkan hasil uji hipotesis  menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran CPS berbasis eksperimen secara signifikan dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa dibanding penerapan pembelajaran konvensional. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan effect size menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran CPS berbasis eksperimen efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa dengan kategori sedang.
STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF Busyairi, Ahmad; Sinaga, Parlindungan
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 20, No 2 (2015): JPMIPA: Volume 20, Issue 2, 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i2.36234

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkait peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran CPS berbasis eksperimen dan pembelajaran kovensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain the randomized pretest-posttest control group design. Sampel penelitian sebanyak 58 siswa SMA yang dibagi ke dalam dua kelas (29 kelas eksperimen dan 29 kelas kontrol). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan N-gain, Uji-t, dan perhitungan effect size. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan kognitif siswa untuk kedua kelas sama-sama mengalami peningkatan dengan kategori sedang. Untuk keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa, kelas eksperimen mengalami peningkatan dengan ketegori sedang sedangkan kelas kontrol meningkat dengan kategori rendah. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran CPS berbasis eksperimen secara signifikan dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa dibanding penerapan pembelajaran konvensional. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan effect size menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran CPS berbasis eksperimen efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah siswa dengan kategori sedang.ABSTRACTThis study aimed to get an idea related to the development of cognitive abilities and creative thinking skills in problem solving student after being given treatment with CPS-based experimental learning and conventional learning. The method used in this research is a quasi-experimental design with the randomized pretest-posttest control group design. The research sample group of 58 high school students who are divided into two classes (class 29 experimental and 29 control group). The collected data was then analyzed using N-gain calculation, t-test, and the calculation of effect size. The result showed that the students' cognitive abilities for both classes equally increased by the moderate category. For the creative thinking skills of students in problem solving, experimental class increased by categories was increased while the control class with low category. Based on the test results show that the application of learning hypothesis-based experiments CPS can significantly improve the cognitive abilities and skills of creative thinking in solving problems of students compared to the application of conventional learning. In addition, based on the calculation of effect size indicates that the application of experiment-based learning CPS effective in improving cognitive ability and creative thinking skills in problem solving students with moderate category.
Pendampingan Kerja Praktik Untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses IPA Bagi Guru Guru SD Di Kota Mataram I Wayan Gunada; Sutrio; Wahyudi; Ni Nyoman Sri Putu Verawati; Ahmad Busyairi; Ananda Fatara Suwandi
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.456 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i4.1137

Abstract

In elementary schools (SD), KIT IPA equipment is used to practice teaching and learning activities that teachers have not used to their full potential. Kit of knowledge and management abilities Teachers require IPA SD to advance their school. The management of KIT IPA is less effective and has become a major issue for elementary schools (SD) Group IV Cakranegara. The goal of this community service activity is to teach people about the names of the tools in some SD IPA KIT IPA SD, how to use them, and how to use KIT IPA SD in the learning process. This devotional activity employs lecture methods, simulations, and practical work. This activity was held in SD Negeri 1 Cakranegara, with as many as 28 teachers participating. The activities' outcomes demonstrated that participants gained knowledge and skills on how to teach IPA by utilizing KIT IPA tools for practical work activities. Based on observations from practical work, the average value of process skills of teachers was 70 and classified quite well. The positive response from teachers in mentoring activities indicates that this activity is running smoothly, and it is expected that there will be additional training for other KIT equipment as a result of this activity.
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Materi Optik Saat Proses Pembelajaran Dengan CCM-CCA Berbantuan Eksperimen Virtual Muh Makhrus; Syahrial Ayub; Wahyudi Wahyudi; NNSP Verawati; Ahmad Busyairi
Kappa Journal Vol 4, No 2 (2020): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/kpj.v4i2.2632

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada saat proses pembelajaran dengan CCM-CCA berbantuan virtual experiment. Materi yang dijadikan penelitian adalah Optik. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian yaitu 30 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika di salah satu universitas di NTB. Kemampuan berpikir kritis pada saat proses pembelajaran dilatih dengan lembar kerja mahasiswa (LKM) yang dilengkapi instrumen penilaian kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dari kategori rendah dengan skor rata-rata 38 menjadi kategori tinggi dengan skor rata-rata 75. Fakta ini menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan CCM-CCA berbantuan virtual experiment mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada materi Optik. DOI: 10.29408/kpj.v4i2.2632
Analisis Didaktis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Calon Guru Fisika Ditinjau dari Gaya Kognitif dan Gaya Belajar Ahmad Busyairi; Ahmad Harjono; Muhammad Zuhdi
Kappa Journal Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/kpj.v5i2.4455

Abstract

This study aims to analyze the learning outcomes of prospective physics teachers in terms of cognitive and learning styles. The sample consisted of 47 prospective physics teachers at the University of Mataram. The instruments used consisted of the Group Embedded Figures Test (GEFT), the VAK learning style questionnaire, and the learning outcomes test instrument. The research data were then categorized and analyzed using descriptive statistics to see a picture of student learning outcomes in terms of their learning styles and cognitive styles. Based on the results of data analysis, it can be seen that there are differences in learning outcomes between students who have a field independence (FI) cognitive style and students who have a field dependence (FD) cognitive style. Students who have FI cognitive style tend to get better scores when compared to FD. When viewed from the learning style, it can be seen that the number of students who have visual learning styles is 46.80%, audio is 8.51%, and kinesthetic is 44.68%. Students who have a kinesthetic learning style tend to get better scores when compared to students who have a visual and audio learning style. By paying attention to the characteristics and percentage of students who have FI and FD cognitive styles and students who have visual, audio, and kinesthetic learning styles, one alternative learning that can be used to improve student learning outcomes is cooperative or experimental-based collaborative learning model.
Pelatihan Penyelesaian Soal-Soal Fisika Berorientasi Higher-Order Thinking Skills (HOTS) pada Siswa Sekolah Menengah Ni Nyoman Sri Putu Verawati; Hairunnisyah Sahidu; Gunawan Gunawan; Ahmad Busyairi; Jannatin Ardhuha
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.729 KB) | DOI: 10.29303/jpmsi.v2i2.78

Abstract

Permasalahan utama siswa pada umumnya adalah siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal fisika yang berorientasi HOTS. Berdasarkan masalah ini, perlu dilakukan pelatihan penyelesaian soal-soal fisika yang berorientasi pada HOTS melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Mitra kegiatan PKM ini adalah SMAK Kesuma Mataram dengan kelompok mitra yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 13 (tigabelas) siswa kelas XII IPA. Sesuai dengan prioritas permasalahan yang ada, maka solusi yang direncanakan, yaitu melalui proses pelatihan dan pendampingan. Solusi yang dimaksud pada implementasinya melalui; (a) In Service Training (IST), yaitu pelatihan penyelesaian soal-soal fisika yang berorientasi pada HOTS, dan (b) On Service Training (OST), yaitu penyajian soal-soal fisika yang berorientasi pada HOTS dan meminta siswa menyelesaikannya serta mengevaluasi capaian siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang berorientasi HOTS tersebut. Dengan persiapan yang dilakukan, kegiatan PKM dilaksanakan dengan mode daring (online) memanfaatkan media zoom meeting melalui In Service Training (IST) dan On Service Training (OST). Kegiatan PKM berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta mendapat respon positif dari pihak sekolah mitra. Kedepan diharapkan dapat dilakukan kegiatan serupa di sekolah lain karena siswa sangat membutuhkan pelatihan yang terkait dengan penyelesaian soal-soal fisika berorientasi higher-order thinking skills (HOTS).
Pelatihan Kepenulisan dan Publikasi Karya Tulis Ilmiah Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika Ahmad Busyairi; Joni Rokhmat; I Wayan Gunada
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.36 KB) | DOI: 10.29303/jpmsi.v3i2.130

Abstract

Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa karena merupakan salah salu syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana. Namun berdasarkan hasil studi pendahuluan memperlihatkan bahwa keterampilan mahasiswa dalam menulis karya tulis ilmiah masih sangat rendah. Selain itu, sebagian besar mahasiswa juga tidak pernah mempublikasikan hasil karya tulis mereka pada pada jurnal-jurnal nasional ataupun internasional. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan kepenulisan dan publikasi ilmiah bagi mahasiswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang dunia kepenulisan dan publikasi serta meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menulis karya tulis ilmiah. Peserta pelatihan terdiri dari 73 mahasiswa calon guru fisika di Universitas Mataram. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan metode klasikal dan non-klasikal. Metode klasikal dilakukan dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab yang bertujuan untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang dunia kepenulisan dan publikasi artikel ilmiah. Setelah itu, kegiatan ini dilanjutkan dengan metode non-klasikal dalam bentuk pendampingan (coaching clinic) menulis artikel ilmiah bagi mahasiswa. Kegiatan pendampingan bertujuan untuk memberi pengalaman langsung kepada mahasiswa untuk menilis karya tulis ilmiah dengan harapan untuk meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa. Secara umum seluruh kegiatan pelatihan ini dilakukan secara daring (online) dengan menggunakan paltform zoom meeting. Luaran dari kegiatan ini yaitu dihasilkan 5 artikel ilmiah dari 15 mahasiswa yang sudah disesuaiakan dengan beberapa template jurnal tujuan masing-masing peserta. 
Analysis of prospective physics teacher misconceptions about friction force with three tier tests and clinical interviews Ahmad Busyairi; Muhammad Zuhdi
Jurnal Pijar Mipa Vol. 16 No. 5 (2021): November 2021
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.995 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v16i5.1448

Abstract

A good and correct understanding of concepts is a fundamental thing that prospective Physics teachers must have before graduated from college. Therefore, it is necessary to identify the conception to ensure that there are no students who have misconceptions and do not understand the concept. This study aims at identifying the misconceptions experienced by prospective Physics teachers at the final level, especially in the friction force material. This is descriptive research conducted in a university in Mataram with 12 students involved. The instrument used was a three-tier test in the form of a multiple-choice test with open reasons. A total of 10 items with 30 questions were used in this study. Data collection techniques used was tests and interviews. The data that has been collected was then analyzed using descriptive statistics. Based on the results of the data analysis, it was found that 46.29% of the students had misconceptions with details of 50.00% of the students experienced misconceptions in determining the type of friction force, 43.75% in determining the direction of friction force, and 47.22% in determining the magnitude of the friction force. The results of this study indicate that there are still many students of prospective Physics teachers have misconceptions. Therefore, we need an alternative learning that can be used to reduce the misconceptions had by prospective Physics teachers.
Pengembangan Instrumen Tes Model Ideation-Explanation Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Ahmad Busyairi; Parlindungan Sinaga
Jurnal Pijar Mipa Vol. 16 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.139 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v15i5.1700

Abstract

Kemampuan berpikir kreatif khusunya kreatif dalam konteks pemecahan masalah sangat dibutuhkan di era revolusi industri 4.0 ini. Oleh karena itu, setiap individu hendaknya tidak hanya dibekali dengan kemampuan pemecahan masalah semata melainkan juga harus dilatihkan kemampuan berpikir kreatif agar nantinya mereka dapat menyelesaiakan permasalahan dengan cara-cara yang kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dalam konteks pemecahan masalah. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dengan model 4D. Pengembangan model 4D terdiri dari empat tahapan yaitu; pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebarluasan. Instrumen tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berbentuk Ideation-Explanation (I-E model). Adapun jumlah item soal(permasalahan terbuka) terdiri atas 5 (lima) permasalahanyang masing-masing permasalahan diikuti oleh 2 (dua) buah pertanyaan.Hasil analisis data memperlihatkan bahwa semua item soal valid dengan reliabilitas 0,79 dalam kategori tinggi. Ini menunjukkan bahwa instrumentesyang sudah dikembangkan layak untuk digunakan
The validity of project-based learning device on momentum and impulse materials in increasing students creativity Farah Hulwani Lala Junti; Gunawan Gunawan; Ahmad Harjono; Ahmad Busyairi; Kosim Kosim
Jurnal Pijar Mipa Vol. 16 No. 5 (2021): November 2021
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.508 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v16i5.3067

Abstract

This study aims to determine the validity of project-based learning devices to increase students' creativity on momentum and impulse materials. It is a research and development type with a 4D (Define, Design, Develop, and Disseminate) model developed by Thiagarajan. The validity of the product developed in this study was tested by 2 Physics education expert lecturers and 3 Physics teacher practitioners. This study indicates that the learning device is feasible to proceed to the operational trial phase in learning activities. Based on the assessment by the device validator, it obtained an average validity value of 86.72% with a very feasible category. The student responses to the developed device are positive, with an average value of 100%.