Claim Missing Document
Check
Articles

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Keripik Singkong Borneo Di Desa Cindai Alus Ariyanti, Widia; Salawati, Umi; Hanafie, Usamah
Frontier Agribisnis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i1.12264

Abstract

Singkong sangat fleksibel diolah menjadi produk makanan, baik secara langsung maupun tidak langsung maka dari itu munculah sebuah ide mengenai pengembangan produk olahan singkong menjadi salah satu bagian kuliner saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor internal dan eksternal dan menganalisis strategi pengembangan usaha keripik singkong Borneo dengan analisis SWOT. Tempat penelitian berlokasi di Jalan Kebun Raya No,95 RT 05 Rw 02, Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar, dimulai sejak bulan April 2023. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan matriks posisi yang diperoleh dari perhitugan bobot X rating diketahui posisi kuadran usaha keripik singkong Borneo terletak pada kuadran V dengan strategi mempertahankan dan pelihara dengan rata rata 2,0 – 2,99. Dari hasil penggabungan dan pencocokan matriks IE melalui hasil IFE dan EFE diperoleh divisi sel 5 yaitu melaksanakan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari hasil analisis SWOT diketahui faktor kekuatan adalah terjaganya kualitas serta kuantitas produk, faktor kelemahan adalah kurangnya promosi dan inovasi baik segi rasa maupun produk, faktor peluang adalah permintaan akan produk keripik singkong cukup tinggi dan harga produk lebih murah dibandingkan produk sejenis, faktor ancaman adalah merek dagang yang tidak dicantumkan dan banyaknya perusahaan sejenis
ALOKASI WAKTU TENAGA KERJA WANITA PENGRAJIN ANYAMAN PURUN DAN KONSTRIBUSI PENDAPATANNYA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL RUMAH TANGGA DI DESA WALATUNG KECAMATAN PANDAWAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH, KALIMANTAN SELATAN Marhamah, Marhamah; Wilda, Kamiliah; Hanafie, Usamah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7787

Abstract

Desa Walatung merupakan salah satu desa penghasil anyaman purun berupa bakul di Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kegiatan menganyam purun ini umumnya dilakukan oleh wanita yang sudah berumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alokasi waktu kerja wanita pengrajin anyaman purun, pendapatan dan kontribusi pendapatannya terhadap pendapatan total rumah tangga. Responden dalam penelitian ini memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga juga sebagai pengrajin anyaman purun. Curahan waktu kerja responden pada usaha anyaman purun ini berkisar antara 4 sampai 6 jam setiap harinya. Penerimaan yang didapat responden pada usaha ini rata-rata Rp 442.286 perbulan dan total biaya eksplisitnya adalah Rp 82.052 perbulan. Rata-rata pendapatan responden dalam penelitian ini adalah Rp 360.234 perbulan. Pendapatan total rumah tangga reponden diperoleh dari pendapatan responden dan pendapatan anggota keluarga lainnya yang bekerja. Rata-rata pendapatan total rumah tangga responden Rp 1.305.948 perbulan. Konstribusi pendapatan responden terhadap pendapatan total rumah tangga sebesar 27,54%.
ANALISIS USAHA PENGOLAHAN KERIPIK SINGKONG IKHWAN CAP BINTANG DI DESA SIDOREJO KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA Nisa, Nisa; Hanafie, Usamah; Ferrianta, Yudi
Frontier Agribisnis Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i3.595

Abstract

Dilihat dari banyaknya persaingan usaha produk pangan yang terjadi dipasar saat ini dalam setiap usaha yang dikerjakan  perlu adanya analisis usaha guna untuk mengetahui apakah usaha yang dikerjakan menguntungkan dan apakah layak untuk diusahakan. Selama ini usaha pengolahan Keripik Singkong Ikhwan Cap Bintang tidak pernah mengerjakan analisis usaha baik dari segi biaya, penerimaan maupun keuntungan. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui proses dari kegiatan usaha pengolahan keripik singkong Ikhwan Cap Bintang, untuk mengetahui besarnya biaya yang digunakan, penerimaan, keuntungan, kelayakan usaha, titik impas serta permasalahan yang dihadapi pada usaha pengolahan keripik singkong Ikhwan Cap Bintang. Data  yang  dikumpulkan dalam  penelitian  ini  terdiri dari data primer dan data sekunder, penelitian ini  merupakan studi kasus. Biaya  total  yang  dikeluarkan  oleh  usaha  keripik  singkong  Ikhwan  Cap Bintang  selama 1 bulan  produksi  pada  bulan  Mei  2017  sebesar  Rp. 16.914.905,-  dengan  total  penerimaan  sebesar  Rp. 22.400.000,- dengan keuntungan  sebesar   Rp. 5.485.094,-. Kelayakan usaha/ RCR usaha pengolahan keripik singkong Ikhwan Cap Bintang pada bulan Mei 2017 memiliki nilai yaitu sebesar 1,32 ini berarti usaha ini dapat dikatakan layak untuk diusahakan. Titik impas (Break Even Point) pada usaha pengolahan keripik singkong Ikhwan Cap Bintang untuk kemasan besar sebesar 1.422 bungkus dan untuk kemasan kecil sebesar 6.487 serta  jumlah penjualan untuk kemasan besar sebesar Rp. 5.686.459,- dan untuk kemasan kecil sebesar Rp. 6.487.369,-. Permasalahan yang dihadapi oleh usaha pengolahan keripik singkong ikhwan cap bintang ini yaitu dilihat dari segi permodalan, produksi, persediaan bahan baku dan pemasaran.Kata kunci : Studi kasus, Keripik singkong, Analisis usaha 
Korelasi Faktor Internal dan Eksternal Petani Terhadap Motivasi Petani Dalam Usahatani Bunga Melati di Desa Jingah Habang Ilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Lestari, Mariyani Ayu; Hanafie, Usamah; Mariani, Mariani
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1995

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis serta didukung agroklimat yang bagus menjadikan Indonesia sebagai daerah yang berpotensi baik bagi berkembangnya komoditas hortikultura seperti jenis bunga yang dapat berlangsung sepanjang tahun. Pada awalnya fokus perhatian masyarakat hanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan mendasar atau kebutuhan keseharian mereka seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, sekolah dan kesehatan. Namun saat ini kebutuhan akan keindahan serta kenyamanan sekitar juga sudah termasuk sebagai kebutuhan. Bunga melati merupakan salah satu komoditas utama di Desa Jingah Habang Ilir dan merupakan usahatani yang menjadi mata pencaharian petani. Sudah menjadi budaya atau adat istiadat masyarakat setempat menggunakan bunga melati apabila ada acara-acara besar seperti pernikahan, maulid nabi maupun untuk ziarah makam. Bunga melati tidak hanya langsung digunakan setelah dipetik, untuk acara tertentu para petani maupun pengrajin bunga melati membuat kambang sarai yaitu bunga melati, mawar, kenanga, kembang sepatu dan lainnya dirangkai oleh tangan terampil untuk membuat sebuah rangkaian bunga. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat motivasi petani serta hubungan faktor internal dan juga eksternal petani terhadap tingkat motivasi petani itu sendiri. Untuk data yang digunakan merupakan data primer dan juga sekunder. Jumlah sampel yang diambil untuk penelitian yang dilakukan adalah 30 orang petani dari 4 kelompok tani. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat motivasi petani dalam usahatani bunga melati sebesar 81,92% dan termasuk dalam kategori tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dan resiko usahatani terhadap motivasi petani. Sedangkan pendidikan, pengalaman berusahatani serta peran kelembagaan tidak memiliki hubungan terhadap tingkat motivasi petani. Kata kunci: motivasi, usahatani, bunga melati
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TELUR ASIN DI KOTA BANJARMASIN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA ANNIDA BERKAH UTAMA) Ilham, Syaprudin; Hanafie, Usamah; Wilda, Kamiliah
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2928

Abstract

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Provinsi Kalimantan Selatan, terjadi penambahan unit usaha industri sebanyak 3.071 unit pada tahun 2015, dengan jumlah unit industri mencapai 66.432 unit. Sedangkan nilai investasi yang terjadi pada usaha industri sebesar 6,65 triliun atau tumbuh sebesar 41,27%. Salah satu usaha Banjarmasin industri pengolahan telur asin yang berbahan baku telur itik yaitu industri rumah tangga Annida Berkah Utama. Usaha ini sudah berdiri kurang lebih 8 tahun yaitu dari tahun 2011. Tujuan penelitian untuk mengetahui perkembangan usaha telur asin pada industri rumah tangga Annida Berkah Utama, mengetahui besar biaya, penerimaan, keuntungan serta kelayakan usaha, menghitung titik impas atau break even point serta mengetahui permasalahan pada industri. Data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu responden hanya satu orang. Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan total biaya tetap sebesar Rp 3.992.000 yang di dapat dari total penyusutan peralatan di tambah dengan biaya pajak bumi dan bangunan.Total biaya variabel selama satu tahun Rp 135.832.500. Biaya Total sebesar Rp 139.824.500 didapat dari biaya tetap perbulan di tambah dengan biaya variabel perbulan. Penerimaan sebesar Rp 184.000.000 selama satu tahun. Keuntungan selama satu tahun sebesar Rp 44.175.500. RCR menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,31 Juli 2017, Rp 1,31 Agustus 2017, Rp 1,32 September 2017, Rp 1,32 Oktober 2017, Rp 1,31 November 2017, Rp 1,31 Desember 2017, Rp1,32 Januari 2018, Rp1,32 Februari 2018, Rp1,32 Maret 2018, Rp1,32 April 2018, Rp 1,31 Mei 2018 dan Rp 1,32 Juni 2018. Karena RCR > 1 maka dapat ditarik kesimpulan industri pengolahan telur asin ini layak untuk diteruskan. Break even point berdasarkan jumlah produksi minimal dihasilkan sebesar 953 kotak, berdasarkan jumlah penjualan minimal dalam (Rp) sebesar Rp 15.249.452, berdasarkan break even price sebesar Rp 12.159.
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL BAGI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DI KOTA BANJARBARU Risky, Azahra Aprilia Noor; Hanafie, Usamah; Septiana, Nurmelati
Frontier Agribisnis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i2.13032

Abstract

Media sosial merupakan medium di internet yang memungkinkan penggunanya berinteraksi secara virtual dan memberikan dampak besar pada kehidupan sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pemanfaatan media sosial bagi petani wanita yang memiliki peran ganda dimana ia harus bertani dan disamping itu ia juga harus mengurus rumah tangganya, serta menganalisis manfaat dan hambatan penggunaan media sosial. Pengambilan sampel digunakan metode proporsionate random sampling dan analisis data digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial yang paling banyak digunakan oleh petani wanita adalah WhatsApp, Youtube, dan Facebook. Mayoritas responden mengakses WhatsApp, Facebook, dan Youtube untuk kebutuhan informasi. Tidak ada media sosial yang dominan diakses responden sebagai media pendidikan. Sedangkan media sosial yang digunakan sebagai media mempengaruhi adalah WhatsApp dan Yotube. Sementara itu, sebagai hiburan, media sosial yang diakses adalah Instagram, Facebook, dan Tiktok. Manfaat yang paling besar dirasakan adalah peningkatan interaksi sosial antar petani maupun penyuluh. Sedangkan hambatan yang paling besar dirasakan adalah keterbatasan diri sendiri dalam meggunakan media sosial.
ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI MELATI (Jasminum sambac) DI DESA JINGAH HABANG ILIR, KECAMATAN KARANG INTAN, KABUPATEN BANJAR Arbiassari, Ika Irana; Hanafie, Usamah; Muzdalifah, Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.811

Abstract

Tanaman hias semakin berkembang pada saat ini, Kalimantan Selatan salah satu daerah yang mengembangkan tanaman hias, karena memiliki daerah yang tropis sehingga sangat cocok untuk bertanam tanaman hortikultura seperti bunga melati. Khususnya di Kabupaten Banjar banyak terdapat makam-makam dan tempat bersejarah dimana tidak pernah sepi akan pengunjung, sehingga permintaan terhadap bunga melati akan selalu ada bahkan bisa meningkat pada saat peringatan hari-hari besar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis besarnya biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan usahatani melati, menganalisis berapa besar kontribusi pendapatan usahatani melati terhadap keseluruhan pendapatan keluarga petani, menganalisis kelayakan usahatani melati, dan mengetahui permasalahan yang dihadapi petani menyangkut usahatani melati. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive sampling), yaitu memilih wilayah yang memproduksi tanaman melati. Sebanyak 39 petani responden diambil sebagai sampel, menentukan jumlah sampel yang bisa mewakili masing-masing kelompok menggunakan metode Proportionated Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya rata-rata sebesar Rp 11.489.666/usahatani atau Rp 90.891.877/ha, penerimaan rata-rata sebesar                                 Rp 29.529.739/usahatani atau sebesar Rp 233.602.396/ha, pendapatan rata-rata sebesar Rp 24.302.078/usahatani atau sebesar Rp 192.247.673/ha, keuntungan rata-rata sebesar Rp 18.040.0738/usahatani atau sebesar Rp 142.710.519/ha. Hasil kontribusi pendapatan usahatani melati terhadap keseluruhan pendapatan petani responden diperoleh persentase sebesar 76%. Hasil kelayakan usahatani/ RCR memiliki nilai sebesar 2,57 ini berarti dapat dikatakan usaha ini layak untuk diusahakan. Permasalahan yang dihadapi petani responden yaitu produksi melati di Desa Jingah Habang Ilir per usahatani masih sangat kurang dari standar rata-rata produksi bunga melati, belum ada nilai tambah dari pasca panen usahatani melati pasca panen dan bunga melati rentan terkena serangan hama dan penyakit.Kata kunci: bunga melati, Jasminum sambac, analisis keuntungan, kontribusi, usahatani
POLA PENGGUNAAN TENAGA KERJA BERDASARKAN GENDER PADA BEBERAPA USAHATANI SAYURAN DI KECAMATAN LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU Desyanti, Tara Erin; Rahmawati, Emy; Hanafie, Usamah
Frontier Agribisnis Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i1.768

Abstract

Hortikultura merupakan bidang pertanian dengan cakupan yang cukup luas, diantaranya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias. Di Kecamatan Landasan Ulin, komoditas sayuran dan palawija banyak ditemukan dengan mayoritas varietas unggul dengan masa pemeliharaan sepanjang tahun dan masa panen dilakukan sepanjang tahun dengan pola tanam secara bergiliran. Kelurahan Syamsudin noor dan Kelurahan Guntung Payung adalah wilayah penghasil tanaman sayuran terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pola penggunaan tenaga kerja pada usaha tani sayuran pada setiap aktivitas yang dilakukan, mulai pengolahan tanah sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja pria dan wanita. Mengetahui tingkat upah yang didapat tenaga kerja pada setiap aktivitas yang dilakukan mulai pengolahan tanah sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja pria dan wanita pada satu kali proses periode penanaman sayuran. Penelitian dilaksanakan dari Agustus 2016 sampai pada tahap sidang yaitu Oktober 2017. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode untuk memilih petani dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisis data dengan cara analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan penjelasan secara detail. Pola penggunaan tenaga kerja petani pria dan petani wanita pada usahatani sayuran di Kelurahan Syamsudin Noor maupun Kelurahan Guntung Payung memiliki perbedaan. Pada kegiatan pengolahan lahan, penanaman, dan pemeliharaan di dominasi oleh petani pria, karena menggunakan fisik yang cukup berat. Sedangkan kegiatan panen hingga pasca panen yaitu pengikatan sayuran didominasi oleh petani wanita. Pada upah petani pria dan petani wanita memiliki harga upah yang berbeda-beda tergantung ketentuan harga masing-masing per wilayah. Pada kelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung tingkat upah petani pria dari pukul 08.00 – 17.00 sebanyak Rp 100.000,- sampai dengan Rp 150.000,-/ hari , dan untuk upah petani wanita dari pukul 08.00 – 14.30 sebesar Rp.60.000,- sampai dengan Rp.75.000,-/hari.Kata kunci: pola penggunaan tenaga kerja, gender, petani sayuran.
SISTEM AGRIBISNIS USAHA KACANG JARUK DI DESA TELUK MESJID KECAMATAN HARUYAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH (Studi Kasus Kacang Jaruk Dua Putri) Hikmah, Nahdatul; Kurniawan, Ahmad Yousuf; Hanafie, Usamah
Frontier Agribisnis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i2.13062

Abstract

Salah satu agroindustri yang dikembangkan di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah industri kacang jaruk yang berjumlah 15 industri. Salah satunya Usaha Kacang Jaruk Ibu Norlaila dengan nama merk Kacang Jaruk Dua Putri adalah salah satu yang cukup berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pasokandan harga bahan baku utama, keuntungan, kelayakan, saluran pemasaran. Metode yang akan digunakan dalam memilih responden pengusaha kacang jaruk dan pemasok kacang tanah adalah purposive sampling dan penentuan responden penjual dengan teknik snowball. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha kacang jaruk mengeluarkan total biaya Rp 484.340.913 yang terdiri dari 15,6%biaya tetap dan 84,4 % biaya variabel. Penerimaan dalam selama tahun 2022 Rp 707.576.000, keuntungan Rp 223.235.087 dan kelayakan RCR 1,46. Margin pemasaran termasuk perantara tingkat satu karena dari produsen melalui penjual menuju ke konsumen akhir. Keuntungan yang diterima produsen dalam satu bungkus kemasan plastik klip sebesar Rp 3.000 plastik klip dan 7.000 plastik roll untuk toko/perantara mendapatkan keuntungan sebesar Rp2.000 plastik klip dan 5.000 plastik roll dari konsumen.
ANALISIS KOMPARASI USAHATANI TUMPANGSARI CABAI RAWIT DAN TERUNG KENARI DENGAN CABAI RAWIT MONOKULTUR DI KECAMATAN KAPUAS BARAT (Studi Kasus Usahatani Bapak Yanir dan Bapak Mursito) Decky, Muhammad; Hanafie, Usamah; Rahmawati, Emy
Frontier Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i2.6043

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelenggaraan pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari, menganalisis keuntungan usahatani pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari dibandingkan dengan pola tanam monokultur cabai rawit dan menganalisis masalah dalam usahatani pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari. Penelitian ini dilaksanakan pada usahatani Bapak Yanir dan Bapak Mursito di Kecamatan Kapuas Barat. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara secara langsung kepada pemilik usahatani dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data sekunder dikumpulkan melalui Dinas Arsip dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas. Hasil penelitian menunjukan penyelenggaraan budidaya pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari dilaksanakan selama sebelas bulan dari pengolahan lahan hingga pemanenan dilaksanakan, jarak tanam yang diterapkan yaitu cabai rawit 60 cm x 60 cm dan terung kenari 70 cm x 30 cm, waktu pemanenan tanaman cabai rawit yaitu 80-90 hari setelah tanam dan terung kenari dipanen lebih awal yaitu 50-60 hari setelah tanam. Keuntungan usahatani tumpangsari cabai rawit-terung kenari sebesar Rp 32.535.481 /musim tanam lebih besar dibandingkan dengan usahatani monokultur cabai rawit sebesar Rp 22.675.851 /musim tanam dengan selisih keuntungan sebesar Rp 9.859.630 /musim tanam. Masalah yang dihadapi usahatani tumpangsari cabai rawit-terung kenari milik Bapak Yanir berupa penyakit antraknosa atau patek. Usahatani pola tanam tumpangsari cabai rawit-terung kenari lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani pola tanam monokultur cabai rawit.