Claim Missing Document
Check
Articles

Relaksasi Benson Untuk Durasi Tidur Pasien Penyakit Jantung Koroner Muliantino, Mulyanti Roberto; Herawati, Tuti; Masfuri, Masfuri
Jurnal Endurance Vol 3, No 3 (2018): Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.385 KB) | DOI: 10.22216/jen.v3i3.2788

Abstract

Coronary Arterial Disease (CAD) is one of cardiovaskular disease that remain leading cause death and disability. Short sleep duration is the major symptoms in patients with CAD, during recovery period after cardiac events and during cardiac rehabilitation. Benson’s relaxation is one of relaxation as modalities therapy to increase sleep duration, however few studies related to this technique in planned intervention. This study was to measured the effectiveness of Benson’s relaxation in short sleep duration of CAD patients during cardiac rehabilitation. It was a quasi experimental pretest posttest control group design. This study included 29 respondens in Dr.M.Djamil Hospital were assigned to intervention group which receiving Benson’s relaxation technique (n=15) and control group with routine care (n=14). Benson’s relaxation technique was administered for 5 days 2 times a day, each 20 minutes to intervention group. Short sleep duration was measured using sleep diary (self report). The result indicated significant increasing in mean of  sleep duration  before and after Benson’s relaxation in intervention group (p value < 0,001). The study concluded that Benson’s relaxation technique is an effective non-pharmacological intervention to increase sleep duration in CAD patients.Penyakit jantung koroner menjadi masalah kardiovaskular yang mengakibatkan angka mortalitas yang tinggi. Durasi tidur pendek termasuk salah satu keluhan utama pasien penyakit jantung koroner pada masa recovery setelah serangan dan menjalani rehabilitasi fase 2. Relaksasi Benson merupakan teknik relaksasi sebagai terapi modalitas untuk mengurangi keluhan durasi tidur pendek, namum belum banyak penelitian terkait intervensi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi Benson terhadap durasi tidur pasien penyakit jantung koroner yang menjalani rehabilitasi fase 2. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen dengan pendekatan control group pretest posttest design pada 29 responden di RSUP. Dr.M.Djamil Padang yang dibagi dalam dua kelompok (kelompok intervensi dan kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan rerata durasi tidur yang signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan intervensi relaksasi Benson pada kelompok intervensi (p value < 0,001). Simpulan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu terapi modalitas bagi perawat untuk mengatasi masalah durasi tidur pendek pada pasien penyakit jantung koroner.
PERUBAHAN TINGKAT FATIGUE MELALUI LATIHAN PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA Herlina, Santi; Sitorus, Ratna; masfuri, Masfuri
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2225.478 KB)

Abstract

Fatigue merupakan keluhan utama pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang, yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap tingkat fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pendekatan pretest-posttest control group. Jumlah responden dalam penelitian adalah 32 pasien dibagi 2 kelompok yaitu 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat fatigue pada kelompok intervensi antara sebelum dan sesudah dilakukan PMR dengan nilai p = 0,000. Disarankan latihan PMR dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam menurunkan fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa
PERUBAHAN TINGKAT FATIGUE MELALUI LATIHAN PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA Herlina, Santi; Sitorus, Ratna; masfuri, Masfuri
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v2i1.846

Abstract

Fatigue merupakan keluhan utama pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang, yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap tingkat fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pendekatan pretest-posttest control group. Jumlah responden dalam penelitian adalah 32 pasien dibagi 2 kelompok yaitu 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat fatigue pada kelompok intervensi antara sebelum dan sesudah dilakukan PMR dengan nilai p = 0,000. Disarankan latihan PMR dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam menurunkan fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa
Efektifitas Ketepatan Triage Trauma Terhadap Aktivasi Kode Trauma Pada Pasien Trauma Kategori Merah Di Instalasi Gawat Darurat: Literature Review Fatriani, Fatriani; Masfuri, Masfuri; Waluyo, Agung
Jurnal Keperawatan Vol 5 No 1 (2020): Vol 5 No 1(2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32668/jkep.v5i1.340

Abstract

Emergency trauma can occur at any time, occur everywhere and can be experienced by everyone. The speed and accuracy of relief in trauma emergency conditions, will determine the outcome of the assistance provided. Help for trauma patients in the Emergency Department begins when the triage officer receives the patient. The triage process sorts patients according to the patient's emergency condition using parameters of level of consciousness, respiratory status and circulation status of the patient. An efficient trauma triage system aims to assist health workers in identifying life-threatening conditions, making timely assessments and management priorities that are appropriate to the severity of the patient. Trauma Code Activation is implemented as a system for providing emergency relief in cases of trauma in the red category. In some countries the application of Trauma Team Activation in cases of trauma in the red category is the main one to optimize the initial management of trauma emergency department. Trauma Code Activation at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta Emergency Department from September 2018 to June 2019 totaled 362 cases, consisting of 34.1% head injuries (7.6% bleeding), 19.3% fractures, 13% burns, 6, 7% politrauma, and there are 3.8% died.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pasien Ortopedi Pasca Pembedahan yang Menjalani Rawat Inap Maharani, Made Yashinta; Masfuri, Masfuri; Maria, Riri
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 2 (2020): VOL 6, NO 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i2.22952

Abstract

ABSTRAKGangguan tidur dapat mempengaruhi penurunan toleransi nyeri, dan pemulihan pasca pembedahan ortopedi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi literatur terkait faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien ortopedi pasca pembedahan yang menjalani rawat inap. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis artikel yang diperoleh dari database online Universitas Indonesia (ScienceDirect, Clinical Key, SAGE Journals) dan PubMed dengan menggunakan kata kunci Sleep disturbance, factors affecting sleep, sleep quality among orthopaedic patients, sleep on surgical patients, insomnia, sleep, hospitalization. Jurnal yang diperoleh dinilai menggunakan Critical Appraisal Skills Programme (CASP), dengan kriteria artikel yang dipilih dalam penulisan ini adalah memiliki desain cross sectional, cohort study, Randomized Controlled Trial (RCT),case control/series dan qualitative Research, full text,open access dan dipublikasi tahun 2014-2019, serta berbahasa Inggris. Hasilnya diperoleh lima artikel kuantitatif dan dua artikel kualitatif. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan didapatkan bahwa nyeri, kebisingan, lingkungan (suhu, dan pencahayaan), dan faktor psikologi merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pasien pasca pembedahan. Nyeri merupakan faktor terbanyak penyebab gangguan tidur. Pengetahuan perawat tentang pentingnya kualitas tidur dan faktor yang mempengaruhi sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan tidur yang dapat menghambat proses pemulihan pasien pasca pembedahan. ABSTRACTSleep disturbance can reduce patients’ pain tolerance, and interrupt post-operative rehabilitation. This study aims to explore literature relating to factors that affecting sleep quality in post-operative orthopaedic patients undergoing hospitalization. The method used is the study of literature through Universitas Indonesia online database (ScienceDirect, Clinica Key, Sage journals) and PubMed by using sleep disturbance, factors affecting sleep, sleep quality among orthopaedic patients, sleep on surgical patients, insomnia, sleep, and hospitalization as keywords. The acquired journal was measured using Critical Appraisal Skills Program (CASP), with article criteria as follow: cross-sectional design, cohort study, Randomized Controlled Trial (RCT), Case-control/series and Qualitative Research, full text, open access, written in English and published years between 2014 and 2019. The results were obtained 5 quantitative journals and two qualitative journals. Based on literature studies conducted, pain, noise, environment (temperature, and lighting), and psychological factors are factors that affecting sleep quality among surgical patients. Pain is the dominant factor that affects sleep. Nurses' knowledge about the importance of sleep quality and factors that cause sleep disturbance are needed to anticipate sleep disturbance in the future that can affect post-operative rehabilitation. 
MOTIVASI MELAKUKAN SELF MONITORING BLOOD GLUCOSE DENGAN DIABETES SELF MANAGEMENT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Masi, Gresty Natalia Maria; Yulia, Ns; Masfuri, Ns
JURNAL KEPERAWATAN Vol 8, No 1 (2020): E-JOURNAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jkp.v8i1.36598

Abstract

Abstrak Kontrol glukosa darah dapat dipertahankan melalui perawatan mandiri. Motivasi melakukan self monitoring blood glucose (SMBG) yang baik dapat meningkatkan diabetes self management pada pasien diabetes melitus tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi melakukan SMBG dengan diabetes self management pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan crossectional, melibatkan 96 pasien. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner karakteristik responden, Treatment Self Regulation Questionare, Diabetes Self Management Questionare, Diabetes Knowledge Scale. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi melakukan SMBG dengan diabetes self management (p = 0,001). Hasil analisis regresi logistik menunjukkan motivasi melakukan SMBG berhubungan dengan didabetes self management setelah dikontrol variabel pengetahuan. Kesimpulan diperlukan perhatian khusus dari perawat untuk meningkatkan motivasi melakukan SMBG pada pasien diabetes melitus tipe 2 dalam self care management. Kata kunci : Motivasi, SMBG, diabetes self management Abstract Glycemic control could be maintained through diabetes self-management. Motivation to perform self-monitoring blood glucose (SMBG) could improve diabetes self-management in type 2 diabetes mellitus patients. The purpose of this study was to explore the relationship between motivation to perform SMBG and diabetes self-management in patients with type 2 diabetes mellitus. This study applied quantitative method with a cross sectional approach, involving 96 patients. The Instruments used were questionnaires for respondent characteristics, Treatment Self-Regulation Questionnaire, Diabetes Self Management Questionnaire and Diabetes Knowledge Scale. The results show that there was a significant relationship between motivation to perform SMBG and diabetes self-management (p = 0,001). Results of logistic regression analysis showed that motivation to perform SMBG is associated with diabetes self-management after controlled by knowledge variable. In conclusion it is a necessarily for nurses to provide attention to increase motivation to perform SMBG in patients with type 2 diabetes mellitus as part of self care management. Keywords: Motivation, SMBG, diabetes self management
Teknik Relaksasi dan Exercise Intradialitik pada Pasien Hipotensi Intradialitik saat Menjalani Hemodialisis: A Case Study Vina Vina; Masfuri Masfuri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk201

Abstract

End-Stage Renal Disease is an end-stage chronic kidney disease and there is permanent loss of kidney function, so it requires routine hemodialysis throughout its life in order to survive. In undergoing hemodialysis can cause complications that arise that can affect the quality of life of patients, one of which is intradialytic hypotension. Nursing interventions were taken based on evidence from previous studies, namely the provision of intradialytic exercise and relaxation techniques. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of giving intradialytic exercise and relaxation to the occurrence of intradialytic hypotension during dialysis. This study used a case analysis method which was carried out on one ESRD patient with intradialytic hypotension who was selected based on purposive sampling and was given intervention for 4 weeks in 12 hemodialysis sessions and immediately evaluated after each intervention. After giving intradialytic exercise intervention and relaxation techniques for 4 weeks, there were complaints of anxiety and the incidence of intradialitic hypotension decreased during the dialysis session. The provision of intradialytic exercise intervention and relaxation techniques can be recommended and implemented in treating patients with intradialytic hypotension because it is relatively easy and safe to implement in the hemodialysis unit. Keywords: end-stage renal disease; hemodialysis; intradialytic hypotension; intradialytic exercise; relaxation ABSTRAK End-Stage Renal Disease (ESRD) adalah suatu penyakit ginjal kronis stadium akhir dan terjadi kehilangan fungsi ginjal secara permanen sehingga memerlukan tindakan hemodialisis yang rutin disepanjang hidupnya agar dapat bertahan hidup. Dalam menjalani hemodialisis dapat menimbulkan komplikasi yang muncul sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien salah satunya adalah hipotensi intradialitik. Intervensi keperawatan diambil berdasarkan bukti dari penelitian sebelumnya yaitu pemberian exercise intradialitik dan teknik relaksasi. Tujuan dari studi ini adalah menganalisis efektivitas pemberian exercise intradialitik dan relaksasi terhadap terjadinya hipotensi intradialitik selama menjalani dialisis. Studi ini menggunakan metode analisis kasus yang dilakukan pada satu pasien ESRD dengan hipotensi intradialitik yang dipilih berdasarkan purposive sampling dan diberikan intervensi selama 4 minggu dalam 12 kali sesi hemodialisis dan langsung dievaluasi setiap selesai pemberian intervensi. Setelah pemberian intervensi exercise intradialitik dan teknik relaksasi selama 4 minggu didapatkan keluhan kecemasan dan kejadian hipotensi intradialitikmengalami penurunan selama menjalani sesi dialysis. Pemberian intervensi exercise intradialitik dan teknik relaksasi ini dapat direkomendasikan dan diimplementasikan di dalam menanggani pasien dengan hipotensi intradialitik karena relatif mudah dan aman untuk diimplementasikan di unit hemodialisis. Kata kunci: end-stage renal disease; hemodialisis; hipotensi intradialitik; exercise intradialitik; relaksasi
Penerapan Latihan Intradialitik terhadap Adekuasi Hemodialisis: Literature Review Isnah Ariyanti; Riri Maria; Masfuri Masfuri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12303

Abstract

Hemodialysis patients were mostly physically inactive and their functional capacity had been reduced, even though exercise could improve physical fitness, aerobic capacity, quality of life, decrease depressive symptoms and include dialysis adequacy (measured as Kt/V). A lower Kt/V value means that the patient had inadequate HD, can lead to increased hospitalization time and costs, increased morbidity and mortality and should therefore be avoided. This study aims to determine the application of intradialytic exercise to hemodialysis adequacy. The method used in this study was literature review with electronic searches on 4 online databases: Wiley Online, Sciencedirect, clinical key and EBSCOhost (Medline and CINAHL plus). The keywords used were "Intradialytic Exercise", "Intradialytic Training", "Hemodialysis Adequacy", "Urea reduction" and "Kt / V". The criteria for the articles chosen in this paper: full text, published in 2015-2020 and in English. Selected articles were assessed for quality using an evaluation table. From the search results and assessed for quality, there were 7 articles. The results showed that the application of intradialytic exercise improves hemodialysis adequacy, quality of life, physical fitness, lowers blood pressure, and had an effect on the mental of hemodialysis patients. In its application, it needs support from staff and hospital organizations so that it could be carried out optimally without neglecting other important tasks. The type of exercise most widely used was aerobic exercise. This exercise did not require special tools like other types of exercises. Easy to implement and did not cause side effects, so it is recommended as a type of exercise that can be applied. Keywords: intradialytic exercise; hemodialysis adequacy ABSTRAK Pasien hemodialisis sebagian besar tidak aktif secara fisik dan kapasitas fungsionalnya telah berkurang padahal olahraga/latihan dapat meningkatan kebugaran fisik, kapasitas aerobik, kualitas hidup, berkurangnya gejala depresi dan termasuk adekuasi dialisis (diukur sebagai Kt/V). Nilai Kt/V yang lebih rendah berarti HD yang dijalani pasien tidak memadai, dapat menyebabkan peningkatan waktu rawat inap dan biaya, peningkatan morbiditas serta mortalitas dan karena itu harus dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan latihan intradialitik terhadap adekuasi hemodialisis. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah literatur review dengan pencarian elektronik pada 4 database online yaitu: Wiley Online, Sciencedirect, clinical key dan EBSCOhost (Medline dan CINAHL plus). Kata kunci yang digunakan “Intradialytic Exercise”, “Intradialytic Training”, “Hemodialysis Adequacy”, “Urea reduction” dan “Kt/V”. Kriteria artikel yang dipilih dalam penulisan ini adalah full text, dipublikasi tahun 2015-2020 dan berbahasa Inggris. Artikel terpilih dilakukan penilaian kualitas menggunakan tabel evaluasi. Dari hasil pencarian dan penilaian kualitas didapatkan sebanyak 7 artikel. Didapatkan hasil bahwa penerapan latihan intradialitik meningkatkan adekuasi hemodialisis, kualitas hidup, kebugaran fisik, menurunkan tekanan darah, dan berefek pada mental pasien hemodialisis. Pada penerapannya perlu dukungan dari staf dan organisasi rumah sakit sehingga dapat dilaksanakan secara maksimal tanpa mengabaikan tugas penting lainnya. Jenis latihan yang paling banyak digunakan yaitu latihan aerobik. Latihan ini tidak membutuhkan alat khusus seperti jenis latihan lain. Mudah dilaksanakan dan tidak menimbulkan efek samping, sehingga direkomendasikan sebagai jenis latihan yang dapat diterapkan. Kata kunci: latihan intradialitik; adekuasi hemodialisis
Music Intradialytic Sebagai Intervensi dalam Mengurangi Kecemasan Pasien End Stage Renal Disease: Sebuah Studi Kasus Andi Sudrajat; Krisna Yetti; Masfuri Masfuri; Welas Riyanto
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk301

Abstract

End stage renal disease is a traumatic disease with significant psychological consequences on the patient's life. The series of dialysis therapy treatments that must be done throughout life is a difficult experience, resulting in anxiety. This article is a case study in patients with ESRD undergoing hemodialysis. Patients were given music intradialytic 8 times in 1 month. Anxiety level was measured using The State-Trait Anxiety Inventory (STAI) before and after the intervention. The patient's anxiety level decreased from 39 to 17 after being given music intradialytic. Music intradialytic is an excellent choice of nursing intervention because it is easy to use, accessible, without side effects, and can reduce anxiety in ESRD patients undergoing hemodialysis therapy.Keywords: anxiety; end stage renal disease; hemodialysis; music intradyaliticABSTRAKEnd stage renal disease adalah penyakit traumatis dengan konsekuensi psikis yang signifikan terhadap kehidupan pasien, rangkaian pengobatan terapi dialisis yang harus dilakukan sepanjang hidup, menjadi pengalaman sulit yang harus dijalani yang berdampak pada kecemasan, penelitian ini adalah studi kasus pada pasien ESRD yang menjalani terapi hemodialisis. pasien yang diberikan terapi musik intradialitik 8 kali dalam sebulan bahwa skor tingkat kecemasan menunjukan sebelum diberikan intervensi sebesar 39 dan setelah diberikan intervensi menunjukan penurunan skor tingkat kecemasan sebesar 17 Dari data perbedaan Skor Strait anxiety level menunjukan bahwa setelah dilakukan intradialityc music, skore nilai tingkat kecemasan pasien mengalami penurunan. Intradialytic music merupakan alat terapi yang sangat baik, karena mudah digunakan, dapat diakses, tanpa efek samping dan dapat diberikan pada pasien ESRD yang menjalani terapi hemodialisis, studi kasus ini menguraikan upaya untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.Kata kunci: kecemasan; end stage renal disease; hemodialisis; music intradialytic
Efektivitas Penerapan Intervensi Berbasis Adaptasi dan Guided Imagery pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Dewiyanti Toding; Masfuri Masfuri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk207

Abstract

Patient with chronic kidney disease should undergo hemodialysis therapy to maintain their quality of life however they still have to face with various complications both physical and psychosocial. Adaptation-based interventions and guided imagery have been widely used to overcome various problems experienced by hemodialysis patients. This study used a case study method to see the effectiveness of adaptation-based interventions and guided imagery in tackling the various symptoms experienced by hemodialysis patients. After 30 days of intervention, there was decreased in anxiety, increase sleep quality, decrease blood pressure and increased self management in hemodyalisis patient, however there was no significantly change in the adequacy of hemodialysis patients. Adaptation-based and guided imagery-based interventions can be recommended to be applied in implementation of nursing care in the hemodialysis unit to improve the quality of life for hemodialysis patients Keywords: adaptation; end stage renal disease; hemodialysis; guided imagery; Roy adaptation model ABSTRAK Pasien gagal ginjal kronik harus menjalani terapi hemodialisis untuk mempertahankan kualitas hidup tetapi mereka juga harus menghadapi berbagai komplikasi fisik maupun psikososial. Intervensi berbasis adaptasi dan guided imagery merupakan intervensi yang telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dialami pasien hemodialisis. Penelitian ini menggunakan metode analisis kasus untuk melihat efektivitas intervensi berbasis adaptasi dan guided imagery dalam menangani berbagai gejala yang dialami pasien hemodialisis. Setelah pemberian intervensi selama 30 hari terjadi penuruanan tingkat kecemasan, peningkatan kualitas tidur, penurunan tekanan darah dan peningkatan self management pasien hemodialisis, tetapi tidak terjadi perubahan terhadap adekuasi pasien hemodialisis. Intervensi berbasis adaptasi dan guided imagery dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di unit hemodialisis untuk meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis. Kata kunci: adaptasi; hemodialisis; gagal ginjal kronik; guided imagery; Roy adaptation model
Co-Authors Aby Yazid Al Busthomy Rofi'i Aby Yazid Al Busthomy Rofi'i Adelina Vidya Ardiyati Agung Waluyo Agung Waluyo Almira Yuni Sunaryanti Almira Yuni Sunaryanti Ana Khumaeroh Andari Elsa Dwi Putri Andi Sudrajat Anna Tri Wahyuni Ati Surya Mediawat Ati Surya Mediawati Betty Luinta Saragih Betty Luinta Saragih Dewi Gayatri Dewiyanti Toding Dewiyanti Toding Elvina Elvina Eni Purwanty Enny Selawaty Boangmanalu Ervin Septian Dewi Ervin Septian Dewi Eva Chris Veronica Gultom Fatriani Fatriani Fatriani, Fatriani Gresty Natalia Maria Masi, Gresty Natalia Maria Gustini Putri Dewanti Hanny Handiyani Harun Al Rasid Herlina, Santi Herlina, Santi I Made Kariasa I Made Kariasa Irma Hermalia Isna Amalia Mutiara Dewi Isnah Ariyanti Juliana G. E. P. Massie Jun Absa B Juni Netti Mardian Kharisma Adytama Putra Krisna Yetti Krisna Yetti Leo Ginting Lestari Sukmarini Liya Arista Liya Arista Luluk Nafisah Maharani, Made Yashinta Maria, Riri Maria, Riri May Nurchayati Megawati Tabroni Muchamad Ardi Putrawardana Muhammad Putra Ramadhan Muliantino, Mulyanti Roberto Mutarobin Mutarobin Mutarobin, Mutarobin Prima Agustia Nova Rahma Jumila Ratna Sitorus Ratna Sitorus Ratna Sitorus Sudarsono Riri Maria Riri Maria Riri Maria Rr Tutik Sri Haryati Rr. Tutik Sri Hariyati Sahrudi Sahrudi Sapto Haryatmo Sapto Haryatmo Sri Hidayati Sri Sulistiowati Sri Yona Tuti Herawati Umi Aisyiyah Umi Aisyiyah Vina Vina Welas Riyanto Welas Riyanto Wella Meitri Wella Meitri Yiyin Qamariah Takaredas Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia, Ns Yunisar Gultom