Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Kesehatan

Teknik Relaksasi dan Exercise Intradialitik pada Pasien Hipotensi Intradialitik saat Menjalani Hemodialisis: A Case Study Vina Vina; Masfuri Masfuri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk201

Abstract

End-Stage Renal Disease is an end-stage chronic kidney disease and there is permanent loss of kidney function, so it requires routine hemodialysis throughout its life in order to survive. In undergoing hemodialysis can cause complications that arise that can affect the quality of life of patients, one of which is intradialytic hypotension. Nursing interventions were taken based on evidence from previous studies, namely the provision of intradialytic exercise and relaxation techniques. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of giving intradialytic exercise and relaxation to the occurrence of intradialytic hypotension during dialysis. This study used a case analysis method which was carried out on one ESRD patient with intradialytic hypotension who was selected based on purposive sampling and was given intervention for 4 weeks in 12 hemodialysis sessions and immediately evaluated after each intervention. After giving intradialytic exercise intervention and relaxation techniques for 4 weeks, there were complaints of anxiety and the incidence of intradialitic hypotension decreased during the dialysis session. The provision of intradialytic exercise intervention and relaxation techniques can be recommended and implemented in treating patients with intradialytic hypotension because it is relatively easy and safe to implement in the hemodialysis unit. Keywords: end-stage renal disease; hemodialysis; intradialytic hypotension; intradialytic exercise; relaxation ABSTRAK End-Stage Renal Disease (ESRD) adalah suatu penyakit ginjal kronis stadium akhir dan terjadi kehilangan fungsi ginjal secara permanen sehingga memerlukan tindakan hemodialisis yang rutin disepanjang hidupnya agar dapat bertahan hidup. Dalam menjalani hemodialisis dapat menimbulkan komplikasi yang muncul sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien salah satunya adalah hipotensi intradialitik. Intervensi keperawatan diambil berdasarkan bukti dari penelitian sebelumnya yaitu pemberian exercise intradialitik dan teknik relaksasi. Tujuan dari studi ini adalah menganalisis efektivitas pemberian exercise intradialitik dan relaksasi terhadap terjadinya hipotensi intradialitik selama menjalani dialisis. Studi ini menggunakan metode analisis kasus yang dilakukan pada satu pasien ESRD dengan hipotensi intradialitik yang dipilih berdasarkan purposive sampling dan diberikan intervensi selama 4 minggu dalam 12 kali sesi hemodialisis dan langsung dievaluasi setiap selesai pemberian intervensi. Setelah pemberian intervensi exercise intradialitik dan teknik relaksasi selama 4 minggu didapatkan keluhan kecemasan dan kejadian hipotensi intradialitikmengalami penurunan selama menjalani sesi dialysis. Pemberian intervensi exercise intradialitik dan teknik relaksasi ini dapat direkomendasikan dan diimplementasikan di dalam menanggani pasien dengan hipotensi intradialitik karena relatif mudah dan aman untuk diimplementasikan di unit hemodialisis. Kata kunci: end-stage renal disease; hemodialisis; hipotensi intradialitik; exercise intradialitik; relaksasi
Penerapan Latihan Intradialitik terhadap Adekuasi Hemodialisis: Literature Review Isnah Ariyanti; Riri Maria; Masfuri Masfuri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12303

Abstract

Hemodialysis patients were mostly physically inactive and their functional capacity had been reduced, even though exercise could improve physical fitness, aerobic capacity, quality of life, decrease depressive symptoms and include dialysis adequacy (measured as Kt/V). A lower Kt/V value means that the patient had inadequate HD, can lead to increased hospitalization time and costs, increased morbidity and mortality and should therefore be avoided. This study aims to determine the application of intradialytic exercise to hemodialysis adequacy. The method used in this study was literature review with electronic searches on 4 online databases: Wiley Online, Sciencedirect, clinical key and EBSCOhost (Medline and CINAHL plus). The keywords used were "Intradialytic Exercise", "Intradialytic Training", "Hemodialysis Adequacy", "Urea reduction" and "Kt / V". The criteria for the articles chosen in this paper: full text, published in 2015-2020 and in English. Selected articles were assessed for quality using an evaluation table. From the search results and assessed for quality, there were 7 articles. The results showed that the application of intradialytic exercise improves hemodialysis adequacy, quality of life, physical fitness, lowers blood pressure, and had an effect on the mental of hemodialysis patients. In its application, it needs support from staff and hospital organizations so that it could be carried out optimally without neglecting other important tasks. The type of exercise most widely used was aerobic exercise. This exercise did not require special tools like other types of exercises. Easy to implement and did not cause side effects, so it is recommended as a type of exercise that can be applied. Keywords: intradialytic exercise; hemodialysis adequacy ABSTRAK Pasien hemodialisis sebagian besar tidak aktif secara fisik dan kapasitas fungsionalnya telah berkurang padahal olahraga/latihan dapat meningkatan kebugaran fisik, kapasitas aerobik, kualitas hidup, berkurangnya gejala depresi dan termasuk adekuasi dialisis (diukur sebagai Kt/V). Nilai Kt/V yang lebih rendah berarti HD yang dijalani pasien tidak memadai, dapat menyebabkan peningkatan waktu rawat inap dan biaya, peningkatan morbiditas serta mortalitas dan karena itu harus dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan latihan intradialitik terhadap adekuasi hemodialisis. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah literatur review dengan pencarian elektronik pada 4 database online yaitu: Wiley Online, Sciencedirect, clinical key dan EBSCOhost (Medline dan CINAHL plus). Kata kunci yang digunakan “Intradialytic Exercise”, “Intradialytic Training”, “Hemodialysis Adequacy”, “Urea reduction” dan “Kt/V”. Kriteria artikel yang dipilih dalam penulisan ini adalah full text, dipublikasi tahun 2015-2020 dan berbahasa Inggris. Artikel terpilih dilakukan penilaian kualitas menggunakan tabel evaluasi. Dari hasil pencarian dan penilaian kualitas didapatkan sebanyak 7 artikel. Didapatkan hasil bahwa penerapan latihan intradialitik meningkatkan adekuasi hemodialisis, kualitas hidup, kebugaran fisik, menurunkan tekanan darah, dan berefek pada mental pasien hemodialisis. Pada penerapannya perlu dukungan dari staf dan organisasi rumah sakit sehingga dapat dilaksanakan secara maksimal tanpa mengabaikan tugas penting lainnya. Jenis latihan yang paling banyak digunakan yaitu latihan aerobik. Latihan ini tidak membutuhkan alat khusus seperti jenis latihan lain. Mudah dilaksanakan dan tidak menimbulkan efek samping, sehingga direkomendasikan sebagai jenis latihan yang dapat diterapkan. Kata kunci: latihan intradialitik; adekuasi hemodialisis
Music Intradialytic Sebagai Intervensi dalam Mengurangi Kecemasan Pasien End Stage Renal Disease: Sebuah Studi Kasus Andi Sudrajat; Krisna Yetti; Masfuri Masfuri; Welas Riyanto
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk301

Abstract

End stage renal disease is a traumatic disease with significant psychological consequences on the patient's life. The series of dialysis therapy treatments that must be done throughout life is a difficult experience, resulting in anxiety. This article is a case study in patients with ESRD undergoing hemodialysis. Patients were given music intradialytic 8 times in 1 month. Anxiety level was measured using The State-Trait Anxiety Inventory (STAI) before and after the intervention. The patient's anxiety level decreased from 39 to 17 after being given music intradialytic. Music intradialytic is an excellent choice of nursing intervention because it is easy to use, accessible, without side effects, and can reduce anxiety in ESRD patients undergoing hemodialysis therapy.Keywords: anxiety; end stage renal disease; hemodialysis; music intradyaliticABSTRAKEnd stage renal disease adalah penyakit traumatis dengan konsekuensi psikis yang signifikan terhadap kehidupan pasien, rangkaian pengobatan terapi dialisis yang harus dilakukan sepanjang hidup, menjadi pengalaman sulit yang harus dijalani yang berdampak pada kecemasan, penelitian ini adalah studi kasus pada pasien ESRD yang menjalani terapi hemodialisis. pasien yang diberikan terapi musik intradialitik 8 kali dalam sebulan bahwa skor tingkat kecemasan menunjukan sebelum diberikan intervensi sebesar 39 dan setelah diberikan intervensi menunjukan penurunan skor tingkat kecemasan sebesar 17 Dari data perbedaan Skor Strait anxiety level menunjukan bahwa setelah dilakukan intradialityc music, skore nilai tingkat kecemasan pasien mengalami penurunan. Intradialytic music merupakan alat terapi yang sangat baik, karena mudah digunakan, dapat diakses, tanpa efek samping dan dapat diberikan pada pasien ESRD yang menjalani terapi hemodialisis, studi kasus ini menguraikan upaya untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.Kata kunci: kecemasan; end stage renal disease; hemodialisis; music intradialytic
Efektivitas Penerapan Intervensi Berbasis Adaptasi dan Guided Imagery pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Dewiyanti Toding; Masfuri Masfuri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk207

Abstract

Patient with chronic kidney disease should undergo hemodialysis therapy to maintain their quality of life however they still have to face with various complications both physical and psychosocial. Adaptation-based interventions and guided imagery have been widely used to overcome various problems experienced by hemodialysis patients. This study used a case study method to see the effectiveness of adaptation-based interventions and guided imagery in tackling the various symptoms experienced by hemodialysis patients. After 30 days of intervention, there was decreased in anxiety, increase sleep quality, decrease blood pressure and increased self management in hemodyalisis patient, however there was no significantly change in the adequacy of hemodialysis patients. Adaptation-based and guided imagery-based interventions can be recommended to be applied in implementation of nursing care in the hemodialysis unit to improve the quality of life for hemodialysis patients Keywords: adaptation; end stage renal disease; hemodialysis; guided imagery; Roy adaptation model ABSTRAK Pasien gagal ginjal kronik harus menjalani terapi hemodialisis untuk mempertahankan kualitas hidup tetapi mereka juga harus menghadapi berbagai komplikasi fisik maupun psikososial. Intervensi berbasis adaptasi dan guided imagery merupakan intervensi yang telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dialami pasien hemodialisis. Penelitian ini menggunakan metode analisis kasus untuk melihat efektivitas intervensi berbasis adaptasi dan guided imagery dalam menangani berbagai gejala yang dialami pasien hemodialisis. Setelah pemberian intervensi selama 30 hari terjadi penuruanan tingkat kecemasan, peningkatan kualitas tidur, penurunan tekanan darah dan peningkatan self management pasien hemodialisis, tetapi tidak terjadi perubahan terhadap adekuasi pasien hemodialisis. Intervensi berbasis adaptasi dan guided imagery dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di unit hemodialisis untuk meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis. Kata kunci: adaptasi; hemodialisis; gagal ginjal kronik; guided imagery; Roy adaptation model
Penerapan Terapi Psikologis dalam Menurunkan Tingkat Depresi pada Pasien Hemodialisis: Literature Review Dewiyanti Toding; Masfuri Masfuri; Sri Yona
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12304

Abstract

The prevalency of hemodialysis patient with depression was high but only a few of patients who experienced the symptoms of the depression were diagnosed and treated. Therefore, the study and treatment of depression is one of the highest priorities in health care in the hemodialysis unit. Although psychological therapy has been widely implemented in hemodialysis patients who were depressed, the effectiveness from psychological therapy particularly applied to hemodialysis patients in Indonesia has not been certainty. This article was intended to assess the effectiveness of psychological therapy on a decline in depression levels in hemodialysis patients. The study of the article was a literature study obtained through data retrieval on four online databases of Pubmed, Ebsco, Cocharane and Scopus with the inclusion criteria have randomized control trial (RCT) designs, full text, published in 2015-2020, and in English. In the search, there were 219 articles found later in the review on abstract according to the research purpose that followed 8 selected articles after quality assessment using Critical Appraisal Skills Programme guide. The 4 types of psychological therapy were cognitive behavioral therapy, psychoeducation, hemodialysis self-management and hope therapy are potentially applied in Indonesia. These modifications and combinations of interventions could be suggested as to further research to improve th effectivities of phisicological therapy on hemodyalisis patients who were depressed. Keywords: cognitive behavioral therapy; hemodialysis; self-management; hope therapy; intervention; psychoeducation ABSTRAK Prevalensi pasien hemodialisis yang mengalami depresi masih tinggi tetapi hanya sebagian kecil yang gejala depresinya didiagnosis dan ditangani. Oleh karena itu, kajian dan penanganan terhadap depresi merupakan salah satu prioritas utama dalam pelayanan kesehatan di unit hemodialisis. Meskipun terapi psikologis telah banyak digunakan pada pasien hemodialisis yang mengalami depresi, tetapi belum ada kepastian efektifitas dari terapi psikologis terutama untuk bisa diterapkan pada pasien hemodialisis di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menilai efektifitas terapi psikologis terhadap penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisis. Penelitian artikel ini mengunakan kajian literatur yang diperoleh melalui pencarian pada 4 database online yaitu Pubmed, EBSCO, Cocharane dan Scopus dengan kriteria inklusi memiliki desain Randomized Control Trial (RCT), full text, dipublikasi tahun 2015-2020, dan berbahasa Inggris. Dalam pencarian ditemukan ada 219 artikel, kemudian di telaah yang sesuai dengan tujuan penelitian dan selanjutnya diperoleh 8 artikel terpilih setelah dilakukan penilain kualitas dengan menggunakan panduan Critical Appraisal Skills Programme (CASP). 4 jenis terapi psikologis yaitu cognitive behavioral therapy, psychoeducation, hemodialysis self- management dan hope therapy berpotensi untuk diterapkan di Indonesia. Modifikasi dan kombinasi dari berbagai intervensi ini disarankan untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya untuk lebih meningkatkan efektivitas terapi psikologis pada pasien hemodialisis yang mengalami depresi. Kata kunci: cognitive behavioral therapy; hemodialisis; self-management; hope therapy; intervensi; psychoeducation
Penerapan Foot Massage dan Profiling Ultrafiltrasi pada Pasien ESRD on HD Reguler dengan Hipertensi Intradialitik dan Sakit Kepala: A Case Study Isnah Ariyanti; Masfuri Masfuri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk208

Abstract

Hemodialysis became the most common renal replacement therapy used by patients with ESRD. Intradialytic hypertension was still the biggest complication for HD with 38%. The incidence of headaches following the incidence of hypertension also increased to 9%. Excess fluid volume was one of the factors causing intradialytic hypertension. The UF profiling strategy could maximize fluid discharge. Foot massage could improve peripheral circulation, help move and manipulate nerves, blood vessels and cells in tissues, reduce anxiety and have been shown to lower blood pressure. This study aims to determine the application of foot massage and ultrafiltration profiling in regular ESRD on HD patients with intradialytic hypertension and headaches. This study used a case study. After giving the intervention for 1 month, the results of the application of foot massage combined with an ultrafiltration profiling program, IDWG evaluation and adherence to medication therapy had a good effect on patients with intradialytic hypertension, reduce headache and had an effect on increasing the patient's hemodialysis adequacy. Keywords: intradialytic hypertension; intradialytic headaches; ultrafiltration profiling; foot massage ABSTRAK Hemodialisis menjadi terapi pengganti ginjal yang paling umum digunakan oleh pasien ESRD. Hipertensi intradialitik masih menjadi penyulit HD terbanyak yaitu 38%. Kejadian sakit kepala yang mengikuti kejadian hipertensi juga meningkat hingga angka 9%. Kelebihan volume cairan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi intradialitik. Strategi UF profiling dapat memaksimalkan pembuangan cairan. Foot massage dapat meningkatkan sirkulasi perifer, membantu perpindahan dan memanipulasi saraf, pembuluh darah, dan sel dalam jaringan, mengurangi ansietas serta telah terbukti menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan foot massage dan profiling ultrafiltrasi pada pasien ESRD on HD regular dengan hipertensi intradialitik dan sakit kepala. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Setelah pemberian intervensi selama 1 bulan, didapatkan hasil penerapan foot massage dikombinasikan dengan program ultrafiltration profiling, evaluasi IDWG serta kepatuhan terapi pengobatan memberikan efek yang baik pada pasien dengan hipertensi intradialitik, mengurangi sakit kepala yang dialami oleh klien dan berefek pada peningkatan adekuasi hemodialisis pasien. Kata kunci: hipertensi intradialitik; sakit kepala intradialitik; profiling ultrafiltrasi; foot massage
Peran Perawat Ambulans dalam Pelayanan Pre Hospital di Indonesia: Kajian Literatur Kharisma Adytama Putra; Masfuri Masfuri; Juliana G. E. P. Massie
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 10, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.442 KB) | DOI: 10.33846/sf10413

Abstract

Prehospital nurse today are highly needed and perform specialized care. There are high expectations with respect to knowledge and competence of the nurses in prehospital care, as they possess a medical responsibility for emergency patient care in this setting. Nurses are responsible for staffing ambulances in Indonesia. However, those nurses may have limited knowledge and skills in prehospital care because the Indonesian nursing curriculum focuses mostly on in-hospital care. The overall aim of this literature review was to to explore current condition about prehospital care and prehospital nurses’ competence in Indonesia. A search of research literature published from 2000 to 2018 and indexed in CINAHL, EBSCO, ProQuest and Google Scholar was undertaken, and relevant sources were selected to build an informed discussion. Keywords: competence; emergency; nurse; pre hospital ABSTRAK Dewasa ini, perawat pre hospital sangat dibutuhkan dan memiliki keahlian khusus. Harapan tinggi diberikan masyarakat pada perawat pre hospital berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan kompetensi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kegawat daruratan di area pre hospital. Perawat pre hospital bertanggung jawab terhadap tata kelola ambulans di Indonesia. Namun, perawat pre hospital masih memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang terbatas dalam tatalaksana asuhan pre hospital. Oleh karena kurikulum keperawatan Indonesia sebagian besar hanya berfokus pada perawatan intra Rumah Sakit. Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah untuk mengeksplorasi kondisi saat ini tentang perawatan pra-rumah sakit dan kompetensi perawat pra-rumah sakit di Indonesia. Metode penulisan artikel ini menggunakan penelusuran literatur melalui database online seperti CINAHL, EBSCO, ProQuest dan Google Scholar. Literatur diberi batasan dari tahun 2000 – 2018. Kata kunci: gawat darurat; kompetensi; perawat; prehospital
Hip Abduction Pillow untuk Menurunkan Resiko Dislokasi pada Pasien Pasca Operasi Total Hip Replacement Luluk Nafisah; Masfuri Masfuri; Liya Arista
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 3 (2022): Juli 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13303

Abstract

Malposition of the acetabular component is a risk factor for postoperative dislocation. This study aims to identify and review studies related to the effectiveness of the use of a hip abduction pillow in reducing the incidence of dislocation in postoperative total hip replacement patients. The sources used are several online databases, namely Scopus, ScienceDirect, and SpringerLink published from 2000-2021. With keywords “Hip Abduction Pillow”, “Leg Abductor Cushion”, “adductor pillow”, “Concave Hip Abduction”, “Post Total Hip Replacement surgery”, “dislocation post total Hip replacement”, “Hip replacement”, and total hip replacement intervention". It was found that dislocation affects the occurrence of revision surgery. Risk factors that lead to THR revision surgery are younger age, greater comorbidities, diagnosis of avascular necrosis (AVN), larger femoral head size, male gender -male, longer operating time, and smaller size of the femoral head.Hip abduction pillow intervention has been shown to have little effect on the occurrence of dislocations in patients after total hip replacement surgery.Keywords: dislocation; hip abduction pillow; post surgery total hip replacement ABSTRAK Malposisi dari komponen acetabular merupakan salah satu resiko penyebab terjadinya dislokasi pasca operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta meninjau dari penelitian-penelitian yang berkaitan dengan efektifitas penggunaan hip abduction pillow dalam menurunkan kejadian dislokasi pada pasien pasca operasi total hip replacement. Sumber yang digunakan adalah beberapa online database yakni Scopus, ScienceDirect, dan SpringerLink terbitan dari tahun 2000-2021. Dengan kata kunci "Hip Abduction Pillow", “Leg Abductor Cushion”, “adductor pillow”, “Concave Hip Abduction”, “Post Total Hip Replacement surgery”, "dislocation post total Hip replacement", "Hip replacement ", dan total hip replacement intervention". Didapatkan hasil bahwa dislokasi mempengaruhi terjadinya operasi revisi ulang. Faktor risiko yang mengakibatkan tindakan revisi operasi THR adalah usia yang lebih muda, komorbiditas yang lebih besar, diagnosis nekrosis avaskular (AVN), ukuran kepala femoralis yang lebih besar, jenis kelamin laki-laki, waktu operasi yang lebih lama, dan ukuran kepala femoralis yang lebih kecil. Intervensi Hip abduction pillow terbukti tidak banyak mempengaruhi terjadinya dislokasi pada pasien pasca operasi total hip replacement. Kata kunci: dislokasi; hip abduction pillow; pasca operasi total hip replacement
Co-Authors Aby Yazid Al Busthomy Rofi'i Aby Yazid Al Busthomy Rofi'i Adelina Vidya Ardiyati Agung Waluyo Agung Waluyo Almira Yuni Sunaryanti Almira Yuni Sunaryanti Ana Khumaeroh Andari Elsa Dwi Putri Andi Sudrajat Anna Tri Wahyuni Ati Surya Mediawat Ati Surya Mediawati Betty Luinta Saragih Betty Luinta Saragih Dewi Gayatri Dewiyanti Toding Dewiyanti Toding Elvina Elvina Eni Purwanty Enny Selawaty Boangmanalu Ervin Septian Dewi Ervin Septian Dewi Eva Chris Veronica Gultom Fatriani Fatriani Fatriani, Fatriani Gresty Natalia Maria Masi, Gresty Natalia Maria Gustini Putri Dewanti Hanny Handiyani Harun Al Rasid Herlina, Santi Herlina, Santi I Made Kariasa I Made Kariasa Irma Hermalia Isna Amalia Mutiara Dewi Isnah Ariyanti Juliana G. E. P. Massie Jun Absa B Juni Netti Mardian Kharisma Adytama Putra Krisna Yetti Krisna Yetti Leo Ginting Lestari Sukmarini Liya Arista Liya Arista Luluk Nafisah Maharani, Made Yashinta Maria, Riri Maria, Riri May Nurchayati Megawati Tabroni Muchamad Ardi Putrawardana Muhammad Putra Ramadhan Muliantino, Mulyanti Roberto Mutarobin Mutarobin Mutarobin, Mutarobin Prima Agustia Nova Rahma Jumila Ratna Sitorus Ratna Sitorus Ratna Sitorus Sudarsono Riri Maria Riri Maria Riri Maria Rr Tutik Sri Haryati Rr. Tutik Sri Hariyati Sahrudi Sahrudi Sapto Haryatmo Sapto Haryatmo Sri Hidayati Sri Sulistiowati Sri Yona Tuti Herawati Umi Aisyiyah Umi Aisyiyah Vina Vina Welas Riyanto Welas Riyanto Wella Meitri Wella Meitri Yiyin Qamariah Takaredas Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia, Ns Yunisar Gultom