Sumatera Utara memiliki kabupaten yang dikenal karena tenun ulosnya yaitu kabupaten Tapanuli Utara dengan ibukotanya kecamatan Tarutung, hampir sebagian besar masyarakatnya mengandalkan hasil tenun untuk membantu perekonomian. Namun potensi yang dimiliki belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat penenun ulos di kabupaten Tapanuli Utara, hingga pada saat ini banyak beredar tenunan terbuat dari mesin yang membuat tenun tradisional kalah saing, keterbatasan bahan baku serta kesadaran masyarakat dibentuk kelompok masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat penenun dan faktor penghambat pemberdayaan penenun ulos di kabupaten Tapanuli Utara. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Untuk melihat keberhasilan pemberdayaan yang dilakukan harus dapat melewati tahap-tahap (Sulistiyani, 2017) yakni tahap absopsi, tahap pembinaan, tahap pergantian, dan tahap pelestarian. Temuan yang didapat dari penelitian ini menujukkan pemberdayaan masyarakat penenun ulos telah mampu mencapai 4 tahap, namun evaluasi yang dilakukan pada fase pelestarian membuktikan tujuan pemberdayaan masyarakat penenun ulos belum terwujud sepenuhnya ada beberapa hambatan yang dihadapi yaitu : kurangnya koordinasi kelompok penenun, kesadaran masyarakat penenun ulos dibentuk kelompok masih rendah, dan anggaran pelatihan yang terbatas. Untuk itu pemberdayaan harus mampu meningkatkan keterampilan penenun melalui kegiatan yang inovatif.