Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Albacore : Jurnal Penelitian Perikanan Laut

DAMPAK PENANGKAPAN TERHADAP EKOSISTEM: LANDASAN PENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN Am Azbas Taurusman; Budy Wiryawan; Besweni -; Isdahartati -
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 1 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.1.109-118

Abstract

Kegiatan penangkapan berdampak langsung dan tidak langsung terhadap ekosistem secara dinamis (spasial dan temporal). Perikanan tangkap harus dikelola pada batas yang memberikan dampak yang dapat ditoleransi oleh ekosistem, merupakan prinsip pertama dalam pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem (EAFM). Ekosistem merupakan unit organisasi biologi dimana terjadi hubungan fungsional antara komponen-komponen biotik dan lingkungan abiotiknya pada suatu area tertentu (ecological boundary). Penangkapan berdampak terhadap ikan target, non-target (bycatch), serta habitat (lingkungan), yang diindikasikan oleh degradasi populasi (kematian) ikan target dan non-target, degradasi (kerusakan) fisik habitat, dan pencemaran lingkungan perairan. Pada gilirannya akan mengakibatkan terjadi degradasi dinamis struktur (jumlah jenis, kelimpahan, biomassa) dan fungsi ekosistem (reproduksi dan rantai makanan). Intensitas dampak penangkapan ditentukan oleh karakteristik kegiatan penangkapan dan kondisi sumberdaya ikan. Suatu analisis terintegrasi dengan memperhitungkan parameter-parameter tersebut diperlukan dalam studi dampak penangkapan terhadap ekosistem. Dalam kerangka EAFM terdapat solusi teknologi dan manajemen untuk mengatasi dampak penangkapan yakni: perbaikan teknologi, pengendalian input-output, manipulasi ekosistem, dan pengelolaan berbasis hak (right-based). Kata kunci: EAFM, dampak penangkapan, perikanan berkelanjutan, struktur-fungsi ekosistem
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN SIDAT MENGGUNAKAN BUBU DI SUNGAI TERUSAN, KABUPATEN KAUR, PROVINSI BENGKULU Ronny Irawan Wahju; Am Azbas Taurusman; Muji Nopriansah
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 3 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.3.295-305

Abstract

Sidat merupakan ikan yang unik karena dalam siklus hidupnya melakukan migrasi dari perairan tawar menuju ke perairan laut (katadromus) untuk memijah. Informasi mengenai perikanan jenis sidat serta komposisi hasil tangkapan menjadi penting dalam pemanfaatan sidat secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifkasi jenis dan sebaran hasil tangkapan sidat, serta menganalisis komposisi dan keraragaman hasil tangkapan bubu sidat. Penelitian dilakukan dengan melakukan penangkapan menggunakan bubu di bagian hulu dan hilir sungai pada bulan Januari-Februari 2020 di Sungai Terusan Kabupaten Kaur, Bengkulu. Hasil identifikasi ciri morfologi dan perbandingan nilai ano-dorsal terhadap tangkapan sidat yang diperoleh selama penelitian ditemukan tiga spesies sidat yakni A. bicolor bicolor dengan nilai perbandingan ano-dorsal sebesar 3,43-3,58 % tertangkap pada bagian hilir sungai sedangkan A. marmorata (13,7-18,81 %) dan A. nebulosa (9,21-9,36 %) tertangkap pada bagian hulu sungai. Komposisi spesies hasil tangkapan antara hulu dan hilir sangat berbeda dengan indeks keragaman (H’) hasil tangkapan perairan hulu sungai sebesar 1,73 dan perairan hilir sungai 1,64. Kata kunci: A. bicolor bicolor, A. marmorata, A. nebulosa, bubu, sidat
ESTIMASI PRODUKTIVITAS DAN EFEKTIVITAS ALAT TANGKAP BENIH SIDAT (GLASS EEL) DI SUNGAI CIMANDIRI, SUKABUMI Ronny Irawan Wahju; Am Azbas Taurusman; Viola Azzuhra Haryono
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 3 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.3.291-301

Abstract

Saat ini kegiatan budidaya sidat masih mengandalkan benih sidat atau glass eel dari alam. Muara Sungai Cimandiri menjadi salah satu lokasi penangkapan glass eel di Kabupaten Sukabumi yang sangat potensial. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi produktivitas dan efektivitas alat tangkap glass eel di muara Sungai Cimandiri berdasarkan hasil tangkapan utama dan sampingan. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan langsung. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis produktivitas dan efektivitas serta analisis hasil tangkapan sampingan. Hasil estimasi nilai produktivitas seser sebesar 33,22 g/jam dan sodok sebesar 46,03 g/jam. Hasil tangkapan yang diperoleh yaitu 92,58% hasil tangkapan utama dan 7,42% hasil tangkapan sampingan. Efektivitas dari alat tangkap seser memiliki nilai sebesar 91,76% untuk hasil tangkapan utama dan 8,24% hasil tangkapan sampingan. Sodok memiliki nilai efektivitas sebesar 93,40% untuk hasil tangkapan utama dan 6,60% untuk hasil tangkapan sampingan. Dari nilai tersebut maka alat tangkap sodok memiliki nilai efektivitas yang lebih tinggi daripada alat tangkap seser untuk menangkap glass eel. Kata kunci: benih sidat, efektivitas, hasil tangkapan sampingan, seser, sodok
PENYEBAB KEMATIAN BENUR LOBSTER DAN MITIGASINYA PADA OPERASI PENANGKAPANNYA (STUDI KASUS DI KECAMATAN SIMPENAN KABUPATEN SUKABUMI) Muhammad Faishal Ashshiddiqi; Wazir Mawardi; Zulkarnain; Am Azbas Taurusman
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 6 No. 1 (2022): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.6.1.077-089

Abstract

Puerulus atau yang biasa dikenal dengan benur lobster merupakan fase transisi antara fase phyllosoma lobster dan fase juvenile lobster pada life cycle lobster. Penangkapan benur lobster biasanya menggunakan jaring pocong. Kurangnya pengetahuan nelayan di Kecamatan Simpenan terkait penanganan benur lobster dibuktikan dengan fakta bahwa benur hasil tangkapan pernah mengalami mortalitas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unit penangkapan, operasional penangkapan, dan proses transportasi benur lobster dari daerah penangkapan ikan hingga pengepul; mengidentifikasi faktor penyebab kematian benur lobster pada operasi penangkapan serta strategi untuk menanganinya. Metode penelitian ini adalah observasi dan wawancara dengan menggunakan pendekatan teknik accidental sampling. Analisis yang digunakan ialah deskriptif dan fishbone analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap yang digunakan adalah jaring pocong dan alat bantu berupa lampu. Operasi penangkapan benur lobster biasa dilakukan pada malam hari. Transportasi ketika operasi penangkapan biasa menggunakan styrofoam box. Komposisi hasil tangkapan utama terdiri dari benur pasir dan benur. Strategi penanggulangan kematian benur terbagi menjadi 4; nelayan, metode, material, dan alat. Strategi tersebut diantaranya penggunaan air yang cocok sebagai media hidup benur membawa box cadangan, penyimpanan/pengondisian box menghindari perubahan parameter air, pemberian tali sumbu pada jaring. Kata kunci: benur lobster, fishbone analysis, Panulirus ornatus, Puerulus
KELAYAKAN USAHA PERIKANAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.): STUDI KASUS DI DESA KANDANGSEMANGKON, LAMONGAN Lina Indriani; Julia Eka Astarini; Am Azbas Taurusman; Sugeng Hari Wisudo; Mohammad Imron
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 6 No. 2 (2022): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.6.2.145-154

Abstract

Desa Kandangsemangkon merupakan salah satu tempat pendaratan ikan kakap merah di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Fasilitas yang ada di wilayah tersebut masih sangat minim dan terbatas sehingga perlu untuk dikembangkan. Namun, sumber dana yang dimiliki masih sangat terbatas sehingga membutuhkan investor untuk mendukung pembangunan fasilitas. Pemilik dana (investor) memerlukan studi kelayakan usaha sebagai bahan pertimbangan untuk mengoptimalkan investasinya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi terkini dan menganalisis kelayakan usaha perikanan kakap merah yang berbasis di Desa Kandangsemangkon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria responden yaitu pemilik kapal pancing ulur di Desa Kandangsemangkon yang menangkap ikan kakap merah. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kondisi perikanan kakap merah. Kelayakan usaha dihitung menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha perikanan kakap merah dengan menggunakan pancing ulur di Desa Kandangsemangkon menggunakan kapal berukuran 10-20 GT, lama trip berkisar 10-12 hari per trip, dengan hasil tangkapan sekitar 786,2 kg per trip. Analisis kelayakan finansial diperoleh nilai NPV sebesar Rp842.664.286, nilai net B/C sebesar 4,04, IRR sebesar 76%, dan nilai PP sebesar 2,75. Usaha perikanan kakap merah yang berbasis di Desa Kandangsemangkon layak untuk diusahakan. Kata kunci: investasi, kakap merah, Kandangsemangkong, kelayakan usaha, Lamongan, pancing ulur