Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIVITAS TRANSFER DAN EKSPRESI GEN PhGH PADA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi; Alimuddin Alimuddin; Agus Oman Sudrajat; Komar Sumantadinata
Jurnal Riset Akuakultur Vol 7, No 2 (2012): (Agustus 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.083 KB) | DOI: 10.15578/jra.7.2.2012.171-180

Abstract

Penggunaan konsentrasi DNA yang tinggi dalam elektroporasi sperma meningkatkan pengikatan DNA eksogen pada sperma, dan meningkatkan persentase ikan yang membawa gen asing. Pada penelitian ini, konstruksi gen pCcBA-PhGH yang mengandung promoter β-aktin ikan mas (pCcBA) dan cDNA hormon pertumbuhan (PhGH) ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) dibuat dan selanjutnya ditransfer menggunakan metode elektroporasi pada sperma yang berperan sebagai perantara. Elektroporasi dilakukan dengan tipe kejutan square wave dengan panjang kejutan (pulse length) 30 milidetik, interval kejutan (pulse interval) 0,1 detik, kuat medan listrik (electric field strength) 125 V/cm, dan jumlah kejutan (pulse number) 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan transfer gen PhGH eksogen pada ikan patin siam meningkat dengan meningkatnya konsentrasi DNA yang digunakan. Persentase ikan yang membawa gen asing pada konsentrasi DNA 10 μg/mL, 50 μg/mL, dan 90 μg/mL, secara berturut-turut adalah 28,57%; 78,57%; dan 85,71%. Bobot ratarata yuwana ikan patin siam transgenik F0 umur 2 bulan yang dihasilkan menggunakan konsentrasi DNA 50 μg/mL dan 90 μg/mL adalah 22,6% dan 19,0% lebih berat dibandingkan non-transgenik, tetapi pada konsentrasi 10 μg/mL lebih rendah (-8.45%). Populasi yuwana ikan patin siam berumur 4 bulan yang diintroduksi gen asing dengan konsentrasi 90 μg/mL memiliki bobot rataan 53,38% lebih berat dibandingkan kontrol non-transgenik. Dengan menggunakan metode RT-PCR, ekspresi gen PhGH terdeteksi pada sirip ikan transgenik, sedangkan pada ikan non-transgenik tidak terdeteksi. Dengandemikian, elektroporasi sperma menggunakan konsentrasi DNA 90 μg/mL efektif meningkatkan keberhasilan transfer gen, dan over-ekspresi gen PhGH eksogen meningkatkan pertumbuhan ikan patin siam.
DIFERENSIASI KELAMIN TIGA GENOTIPE IKAN NILA YANG DIBERI BAHAN AROMATASE INHIBITOR Didik Ariyanto; Komar Sumantadinata; Agus Oman Sudrajat
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.749 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.2.2010.165-174

Abstract

Penggunaan hormon sintetik 17 a-metiltestosterone untuk sex reversal ikan konsumsi sudah dilarang. Salah satu bahan yang terbukti efektif dalam sex reversal adalah bahan aromatase inhibitor. Bahan ini dapat digunakan dalam proses pembalikan kelamin karena menghambat sekresi enzim aromatase yang bertanggung jawab dalam konversi hormon androgen menjadi estrogen. Tingginya kadar androgen dalam tubuh akan mengarahkan proses diferensiasi kelamin ke arah kelamin jantan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor terhadap diferensiasi kelamin tiga genotipe ikan nila. Bahan utama yang digunakan adalah larva ikan nila genotipe XX, XY, dan YY yang diberi bahan aromatase inhibitor, khususnya imidazole. Penambahan hormon sintetik 17a-metiltestosterone digunakan sebagai kontrol (+). Pemberian imidazole dilakukan melalui pakan pada larva ikan nila yang berumur 7 hari setelah menetas, selama 28 hari. Selanjutnya benih dipelihara dalam hapa pendederan selama 60 hari di kolam tanah. Pada akhir pendederan dilakukan identifikasi jenis kelamin, bobot individu rata-rata, dan sintasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imidazole efektif meningkatkan rasio kelamin jantan pada ikan nila genotipe XX dan YY, tetapi tidak pada genotipe XY. Sampai akhir tahap pendederan, semua genotipe dan perlakuan yang berbeda tidak memberikan efek yang berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan maupun nilai sintasan, kecuali pada genotipe YY
KEBERHASILAN MASKULINISASI DAN KINERJA REPRODUKSI IKAN GAPI, Poecilia reticulata DIBERI EKSTRAK SERBUK SARI PINUS MELALUI PAKAN Eka Kusuma; Agus Oman Sudrajat; Harton Arfah; Alimuddin Alimuddin
Jurnal Riset Akuakultur Vol 16, No 3 (2021): (September, 2021)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.38 KB) | DOI: 10.15578/jra.16.3.2021.177-183

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas suplementasi ekstrak serbuk sari pinus melalui pakan terhadap maskulinisasi dan kinerja reproduksi ikan gapi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga ulangan, yaitu meliputi suplementasi 10 mg ekstrak serbuk sari pinus per kg pakan (SSP10), 50 mg kg-1 pakan (SSP50), 250 mg kg-1 pakan (SSP250), 1 mg 17b-metiltestosteron per kg pakan sebagai kontrol positif (MT atau kontrol-2), dan perlakuan tanpa suplementasi ekstrak serbuk sari pinus (kontrol-1). Ikan uji yang digunakan adalah induk gapi bunting diberi pakan perlakuan selama 15 hari dan dipelihara sampai anak kelahiran pertama (B1) dan kedua (B2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak serbuk sari pinus mampu meningkatkan persentase nisbah kelamin jantan pada B1, namun tidak pada B2. Suplementasi ekstrak serbuk sari pinus pada induk bunting tidak memengaruhi kinerja reproduksi. Persentase nisbah kelamin jantan B1 pada perlakuan SSP50 dan SSP250 tidak berbeda nyata, secara berurutan 63,9% dan 66,4%; tetapi keduanya lebih tinggi dibandingkan kontrol-1 (31,3%); namun masih lebih rendah dibandingkan perlakuan MT (81,9%) (P<0,05). Perlakuan MT pada B2 memiliki nisbah kelamin jantan tertinggi (48,4%) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (P<0,05). Suplementasi ekstrak serbuk sari pinus melalui pakan efektif dalam meningkatkan persentasi nisbah kelamin jantan ikan gapi pada dosis 50 mg kg-1. Ekstrak serbuk sari pinus dapat digunakan untuk maskulinisasi ikan gapi.The aim of this study was to evaluate the effectiveness of pine pollen extract supplementation through feed on masculinization and reproductive performance of guppy. This study used a completely randomized design consisting of five treatments with three replications. The treatments were the supplementation of pine pollen extract of 10 mg kg-1 of feed (SSP10), 50 mg kg-1 of feed (SSP50), and 250 mg kg-1 of feed (SSP250). Control treatments consisted of the supplementation of 1 mg 17b-methyltestosterone per kg of feed as a positive control (MT or control-2), and without supplementation pine pollen extract in feed (control-1). The test fish used were livebearer guppy brooders. The test fish were given treatment feed for 15 days and continued until the first (B1) and second (B2) offsprings were born. This study showed that the administration of pine pollen extract in feed was able to increase the percentage of male sex ratio in B1, but not in B2. Supplementation of pine pollen extract did not affect the tested fish’s reproductive performance. The percentages of male sex ratio B1 in the SSP50 and SSP250 treatments were not significantly different, 63.9% and 66.4%, respectively. Despite that, both treatments had a higher male sex ratio than control-1 (31.3%), yet lower than the MT treatment (81.9%) (P<0.05). The MT treatment at B2 had the highest male sex ratio (48.4%) and was significantly different from the other treatments (P<0.05). Supplementation of pine pollen extract through feed at a dose of 50 mg kg-1 effectively increased the male sex ratio of guppy. Pine pollen extract can be used for the masculinization of guppy.
POLA EKSPRESI GEN ENHANCED GREEN FLUORESCENT PROTEIN PADA EMBRIO DAN LARVA IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus) Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi; Alimuddin Alimuddin; Agus Oman Sudrajat; Komar Sumantadinata; Erma Primanita Hayuningtyas
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.512 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.3.2013.339-346

Abstract

Penelitian ekspresi sementara (transient expression) dari transgen secara in vivomenggunakan gen reporter berguna untuk mendesain konstruksi gen yang akan digunakan pada penelitian transgenesis. Gen reporter yang umum digunakan dalam penelitian ekspresi sementara transgen adalah gen GFP (green fluorescent protein). Pengamatan gen EGFP (enhanced green fluorescent protein) pada embrio dan larva ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan promoter -aktin ikan mas dalam mengendalikan ekspresi gen EGFP. Gen EGFP diintroduksikan ke dalam sperma ikan patin siam menggunakan metode elektroporasi. Sperma yang telah dielektroporasi digunakan untuk membuahi sel telur ikan patin siam. Pengamatan ekspresi gen EGFP dilakukan setiap enam jam dimulai dari embrio fase 2 sel sampai larva. Berdasarkan hasil penelitian, gen EGFP terekspresi pada fase embrio dan larva ikan patin siam. Puncak ekspresi gen EGFP terjadi pada fase neurula dan menurun pada fase larva. Berdasarkan penelitian ini maka ikan patin siam transgenik telah berhasil dibentuk dan promoter -aktin ikan mas terbukti aktif dalam mengarahkan ekspresi gen asing (GFP) di dalam tubuh ikan patin siam.
INDUKSI MATURASI BELUT SAWAH (Monopterus albus) DENGAN HORMON HUMAN CHORIONIC GONADOTROPIN DAN ANTIDOPAMIN Wiwin Kusuma Atmaja Putra; Agus Oman Sudrajattin; Nur Bambang Priyo Utomo
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.692 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.2.2013.209-220

Abstract

Penelitian maturasi belut sawah (Monopterus albus) dengan Hormone human Chorionic Gonadotropin dan antidopamin dilakukan di Kolam Percobaan Babakan, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hormon hCG dan kombinasinya terhadap maturasi belut sawah. Penelitian ini dilakukan dengan metode ekperimental secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan kontrol (NaCl), hCG (dosis 20 IU/kg), antidopamin (AD) (dosis 0,01 mg/kg), dan hCG+AD (dosis 20 IU+0,01 mg/kg) dengan tujuh ulangan individu. Data dianalisis secara deskriptif dan ANOVA. Parameter uji pada penelitian ini di antaranya adalah konsentrasi estradiol-17β, gonado somatik index (GSI), hepatosomatik index (HSI), histologi gonad, tingkat kematangan gonad, diameter telur, tingkat kebuntingan, dan kualitas air (oksigen terlarut (DO), pH, amoniak, dan suhu). Hasil terbaik pada akhir penelitian ini adalah perlakuan hCG+AD dengan nilai konsentrasi estradiol-17β (13,63-95,49 pg/mL), GSI (1,25%), HSI (1,53%), TKG (IV), diameter telur (0,88 mm), dan tingkat kebuntingan (85,71%). Perlakuan kontrol dan antidopamin tidak berpengaruh dan hanya mampu mencapai tingkat kematangan gonad I. Hasil analisis parameter kualitas air adalah berkisar DO (5,32-5,58 mg/L), amoniak (0,558-0,978 mg/L), pH (6,06-6,36), dan suhu (27,80oC-27,94oC). Hasil ini menunjukkan bahwa hCG dapat menginduksi pematangan gonad belut sawah.
Induksi Pematangan Gonad Ikan Lele (Clarias sp.) Menggunakan Oodev dan Kunyit (Curcuma longa) melalui Pakan di Kabupaten Tulang Bawang Barat Agus Oman Sudrajat; Herawati Rasid
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) Vol. 2 No. 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.983 KB)

Abstract

One important phase in the fish reproduction cycle is the gonad maturation process. In general, catfish reproduce in the rainy season and do not reproduce in the dry season.The purpose of this activity is to accelerate the reproductive performance of catfish broodstock to produce optimal seeds outside the spawning season. Efforts to obtain optimal fish seed can be done by improving the performance or reproductive performance through supplementation of nutrients in the broodstock feed and combined with Oodev hormone premix. Catfish broodstock as many as five pairs with a total weight of 17.5 kg were fed with Oodev 0.5 mL/kg and turmeric 3%/kg of feed.Feeding is done as much as 3% of the total weight of catfish broodstock with a frequency of three times a day ie at 09.00, 15.00, and 21.00 WIB. Maintenance is carried out for 4 weeks. The results of the activity showed that the administration of Oodev and turmeric were able to produce mature gonads as much as 60%.
Health Status of Spiny Lobster Panulirus homarus with Sub-Mersible Net Cage System in the Different Depths at Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Dinamella Wahjuningrum; Irzal Effendi; Yani Hadiroseyani; Tatag Budiardi; Iis Diatin; Mia Setiawati; Yuni Puji Hastuti; Agus Oman Sudrajat; Yonvitner; Sri Nuryati; Putri Utami
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 21 No. 1 (2022): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.21.1.68-80

Abstract

ABSTRACT Cultivation of Panulirus homarus lobster is now carried out with sub-mersible net cage system at a certain depth in order to obtain optimal temperature, light and water pressure. The purpose of this study was to evaluate the health status of the sand lobster P. homarus which was kept in sub-mersible net cage system measuring 250 cm × 272 cm × 135 cm with a depth of 6 m and 8 m in the waters of Semak Daun Island, Seribu Islands, DKI Jakarta. The average size of lobster seeds used was 93.23 ± 0.99 g/head with a density of 4 lobsters/m2. Lobsters were fed trash fish, molluscs and crustaceans, with a frequency of twice a day at 07.00 WIB 30% and 17.00 WIB 70% of the lobster biomass weight. This study used a completely randomized design with the two depth treatments mentioned above and three replications. Observations of total haemocyte count, differential haemocyte count, phenoloxidase activity, respiratory burst phagocytic activity and histology of lobster hepatopancreas were performed twice every 14 days. Based on the above observations, the depth does not affect the immune response, there is no visible damage to the cells and tissues of the lobster hepatopancreas. Keywords: haemolymph, histology, lobster cultivation, sea, sub-mersible net cage system
Evaluation of Curcumin Analog Supplementation in Diet for Hematological Response and Growth Performance of Red tilapia (Oreochromis niloticus) Meillisa Carlen Mainassy; Wasmen Manalu; Andriyanto; Agus Oman Sudrajat; Imanuel Berly Delvis Kapelle; Bambang Gunadi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.2.182-192

Abstract

Nilai hematologi dapat digunakan untuk mengevaluasi respon fisiologi pada ikan. Suplementasi bahan herbal ke dalam pakan merupakan salah satu cara meningkatkan produksi akuakultur melalui peningkatan kekebalan dan fungsi fisiologis yang berhubungan dengan kesehatan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian pakan dengan suplementasi analog kurkumin terhadap nilai hematologi ikan nila merah (Oreochromis niloticus). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tujuh perlakuan dan tiga kali ulangan. Sampel yang digunakan berupa induk nila betina dengan bobot badan 294,11±51,40 g. Pemeliharaan dilakukan selama 6 minggu pada jaring masing-masing berukuran 2x1x1m, dengan kepadatan 5 ekor/jaring. Pengambilan sampel darah sebanyak tiga kali, yaitu pada minggu ke-2,minggu ke-4, dan minggu ke-6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian analog kurkumin memengaruhi respons hematologi dan kinerja pertumbuhan ikan nila merah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, suplementasi analog kurkumin 2,4 mg/100 g pakan adalah dosis yang terbaik untuk peningkatan kesehatan dan pertumbuhan ikan nila.
Tingkat Kelangsungan Hidup dan Kinerja Pertumbuhan Benih Ikan Lele (Clarias sp) dengan Pemberian Hormon Serotonin Nenima Halawa; Agus Oman Sudrajat; Alimuddin; Harton Arfah
Intek Akuakultur Vol. 6 No. 2 (2022): Intek Akuakultur
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (946.39 KB) | DOI: 10.31629/intek.v6i2.5191

Abstract

The main problem faced in the supply of quality catfish seeds is the low survival and growth rates. The efforts that can be made to increase the survival rate of catfish and growth by administering the hormone serotonin. The purpose of this study was to evaluate the role and dose of the hormone serotonin on survival rates and growth performance in catfish fry. This study used RAL which consisted of 4 treatments with 3 replications namely the administration of serotonin hormone of 0 (S0), 0.1 (S1), 1.0 (S2), 1.5 (S3) mg/g-1 fish. The results showed that giving serotonin at 1.0 (S2) mg/g-1 fish was able to increase the survival rate of catfish seeds by 8.70% and inhibit growth performance by 13.86% in catfish seeds (Clarias sp).
EVALUASI TEPUNG KEDELAI SEBAGAI SUMBER FITOESTROGEN DALAM PAKAN TERHADAP TINGKAT KANIBALISME BENIH IKAN LELE (Clarias sp.) Danella Austraningsih Puspa Nazar; Agus Oman Sudrajat; Harton Arfah; Dinamella Wahjuningrum; Fajar Maulana
Jurnal Riset Akuakultur Vol 17, No 3 (2022): (September) 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.17.3.2022.145-153

Abstract

Beberapa upaya yang dilakukan untuk menanggulangi adanya kanibalisme pada ikan adalah dengan pemberian hormon sintesis estradiol-17β dan pemberian asam amino triptofan (bahan baku biosintesis serotonin) dalam pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung kedelai terhadap tingkat kanibalisme benih ikan lele. Tiga dosis perlakuan penambahan tepung kedelai yaitu: 0 (Kontrol), 50 (TK50), dan 100 g kg-1 pakan (TK100). Terdapat dua perlakuan kontrol yaitu penambahan hormon menggunakan 17α-metiltestosteron 30 mg kg-1 pakan (MT) dan estradiol-17β 50 mg kg-1 pakan (E2). Penelitian ini menggunakan benih ikan lele berukuran 2,90 ± 0,41 cm dengan padat tebar 2000 ekor m-2. Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari dengan pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari (07.00, 12.00, dan 18.00). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan menggunakan lima perlakuan yang masing masing diulang sebanyak tiga kali. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan TK100 pada pakan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup, menekan adanya kanibalisme serta ikan yang berpotensi kanibal (P<0,05). Hasil dari kinerja pertumbuhan menunjukkan bahwa nilai laju bobot mutlak, laju panjang mutlak, laju panjang spesifik, dan koefisien keragaman panjang memiliki hasil yang berbeda nyata antarperlakuan (P<0,05) dan perlakuan laju bobot spesifik tidak berbeda nyata (P>0,05). Penambahan tepung kedelai dalam pakan mampu menekan adanya kanibalisme pada benih ikan lele sebesar 21,21%. Penurunan kanibalisme tersebut sejalan dengan adanya peningkatan kelangsungan hidup pada benih. Suplementasi tepung kedelai dalam pakan dapat menjadi alternatif solusi untuk penurunan tingkat kanibalisme pada pemeliharaan benih ikan lele.Several attempts have been made to reduce cannibalism in fish by supplementing the synthetic hormone estradiol-17β and amino acid tryptophan (raw material for serotonin biosynthesis) in feed. This study aimed to evaluate the effect of soybean meal on the level of cannibalism of catfish fingerlings. Three treatment doses of the supplementation of soybean meal were 0 (Control), 50 (TK50), and 100 g kg-1 feed (TK100). There were two control treatments, with the addition of hormones using 17α-methyltestosterone 30 mg kg-1 feed (MT) and estradiol-17β 50 mg kg-1 feed (E2). This study used catfish fingerlings measuring 2.90 ± 0.41 cm with a stocking density of 2000 m-2. The experiment was conducted for 30 days, thrice daily feeding (07.00, 12.00, and 18.00). The experiment was arranged in a completely randomized design using five treatments with triplicates. The results show that TK100 produced an increased survival rate and suppressed cannibalism level and potentially cannibalistic fish (P<0.05). The growth performance results show that the total weight rate, relative length rate, specific length rate, and length variation coefficient of catfish fingerlings were significantly different among the treatments (P<0.05). However,  the specific weight rate of catfish fish fingerlings was not significantly different among the treatments (P>0.05). The supplementation of soybean meal in feed suppresses cannibalism in the catfish seeds by 21.21%. The decrease in cannibalism was strongly correlated with the increase in the fingerlings’ survival rate. Supplementing soybean meal in feed can be an alternative solution to reduce cannibalism in catfish seed rearing.
Co-Authors . Alimuddin . Suriansyah Agoes Mardiono Jacoeb Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Andriyanto Antharest Sugati Aprelia Martina Tomasoa Arief Boediono Armen Nainggolan Asda Laining Bambang Gunadi Bastiar Bastiar Citra Fibriana Cut Dara Dewi Damiana Rita Ekastuti Danella Austraningsih Puspa Nazar Daniel Djokosetiyanto Deny Sapto Chondro Utomo Didik Ariyanto Didik Ariyanto Dinamella Wahjuningrum Dinar Tri Soelistyowati Dony Prasetyo Dwi Mulyasih Eka Kusuma Eko Harianto Eko Rini farastuti Enang Harris Eny Heriyati Epro Barades Erma Primanita Hayuningtyas Fahmi Akbar Fajar Maulana . Fatahillah Maulana Jufri Gustiano, Rudhy Hadra Fi Ahlina Hafif Syahputra Harton Arfah Haryanti Haryanti Herawati Rasid Hesti Lukas, Ade Yulita Hesti Wahyuningsih Hirmawan Tirta Yudha Iis Diatin Imanuel Berly Delvis Kapelle Imron Indra Lesmana Irvan Faizal Irvan Faizal Irzal Effendi Jr, Muhammad Zairin K. Sumawidjaja Komar Sumantadinata Komar Sumantadinata Komar Sumantadinata Komar Sumantadinata Komar Sumantadinata Luki Abdullah M. Zairin Junior Mahdaliana Mahdaliana Mala Nurilmala Megawati Wijaya Meillisa Carlen Mainassy Melta Rini Fahmi Mia Setiawati Mia Setiawati Mochamad Syaifudin Mohammad Mukhlis Kamal MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Muttaqin Muhammad Zairin Jr Muhammad Zairin Jr Muhammad Zairin Jr. Muslim Muslim N. Suhenda Nadia Mega Aryani Nenima Halawa Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Odang Carman Pustika Ratnawati Putri Utami Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi Ratu Siti Aliah RIDWAN AFFANDI Ridwan Affandi Rizsa Mustika Pertiwi Ronny I. Wahju S. Sarah Samara, Syifania Hanifah Siti Subaidah Sri Nuryati Sufal Diansyah Sularto Sularto Suriansyah Suriansyah Suriansyah, Suriansyah T. Budiardi T. Nursyams T. Prasetya Tatag Budiardi Tuti Puji Lestari Upmal Deswira Uthami Nagin Lestari Utut Widyastuti Wahyu Purbiantoro Wasmen Manalu Widanarni Widanarni Wiwin Kusuma Atmaja Putra Y. Hadiroseyani Yanti Sinaga Yonvitner - Yuni Puji Hastuti Zahri, Abdul