Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Analisis Normalisasi Sungai Baubau Alianti Alianti; Ahmad Syarif Sukri; Catrin Sudardjat; Vickky Anggara Ilham
Sultra Civil Engineering Journal Vol 2 No 2 (2021): Sultra Civil Engineering Journal (SCiEJ)
Publisher : Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1308.506 KB) | DOI: 10.54297/sciej.v2i2.194

Abstract

The durability of the road flexural pavement structure is largely determined by the performance of each layer. One of these factors is the strength and resilience of the subbase. Compaction in accordance with applicable standards will produce roads with good quality so that the road life is longer and there is less damage. The purpose of this study is to analyze the carrying capacity using CBR, the value of the field density with the sand cone test and the correlation of the CBR value and the Sand cone value of the B grade foundation layer on the Tugu Munajah network. The research method used is laboratory and field testing combined with a descriptive statistic approach. The results of the study indicate that the carrying capacity using the CBR amounted to 55.02% <60%, the density value field with sand cone test of 72.50% <90%. Correlation of CBR and Sand cone value at the base layer (sub base course) is very strong at 0.998.
ANALISIS EFEKTIFITAS CHECK DAM 5 SUNGAI WANGGU KOTA KENDARI Mayura Aditya; Ahmad Syarif Sukri; Tryantini Sundi Putri; Uniadi Mangidi
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No 3 (2022): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v10i3.31244

Abstract

Sungai Wanggu terdapat pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Wanggu dengan luas area sungai mencapai 4.537,73 Km2. Sungai Wanggu mengalir melalui 2 wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu Kabupaten Konawe Selatan dan Kota Kendari. Peristiwa sedimentasi umumnya terjadi pada hilir sungai. Check Dam adalah bangunan yang dibuat melintang sungai yang berfungsi untuk menghambat kecepatan aliran permukaan dan menangkap sedimen yang dibawa aliran air sehingga kedalaman dan kemiringan sungai berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Berapa besar tampungan sedimen yang dapat tertampung pada check dam 5 sungai Wanggu dan Bagaimana efektivitas bangunan check dam 5 dalam mengendalikan sedimentasi untuk meminimalisir terjadinya banjir pada sungai Wanggu. Pengukuran efektifitas ini menggunakan aplikasi HEC-RAS dan metode endapan selama 1 Hari (23 jam). Hasil Pengukuran Volume tampungan check dam 5 sungai wanggu kota kendari ialah sebesar 594m³. Efektifitas Check Dam 5 Sungai Wanggu Kota Kendari menggunakan HEC-RAS 5.0.7 memperoleh hasil sedimentasi ketebalan 4 cm/hari dengan volume tampungan 594m³ atau sama dengan 0.0097m³ / hari. Sedangkan dengan metode endapan memperoleh hasil endapan juga senilai 0,0099 m³/ hari. Dari hasil yang sama kemudian dapat diketahui efektifitas check dam 5 sungai Wanggu adalah 22,3 tahun untuk analisis HEC-RAS 5.0.7 dan 21,9 tahun untuk metode endapan agar sedimmentasi tersebut memenuhi bak check dam 5
PEMODELAN GELOMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE SURFACE WATER MODELLING SYSTEM (SMS) CG WAVE PADA DAERAH PANTAI WATUBANGGA KABUPATEN KOLAKA Tryantini Sundi Putri; Muh. Nurdiansyah Saputra; Ahmad Syarif Sukri; Ranno Marlany Rachman; Mas&#039;ud Fitriah
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No 3 (2022): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v10i3.31246

Abstract

Daerah pesisir pantai dapat terjadi pengikisan akibat hantaman gelombang secara terus menerus sehingga mengancam kehidupan manusia yang berada di sekitaran pesisir pantai. Berdasarkan permasalahan tersebut, hal ini juga terjadi di pantai Watubangga Kabupaten Kolaka yang mengalami kerentanan terhadap perubahan garis pantai yang ditimbulkan oleh gelombang berskala besar dari angin laut. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya teknologi yang mampu menggambarkan pemodelan gelombang pada daerah pantai. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui tinggi dan periode gelombang pada dan untuk mengetahui model penjalaran gelombang pada pantai Watubangga dengan menggunakan SMS-CG Wave. Metode pada penelitian ini menggunakan suatu software perangkat lunak pemodelan serta menggunakan metode analitik, dengan menghitung peramalan gelombang secara analitik dan menggunakan metode CERC (1984) dan mensimulasikan dalam model penjalaran gelombang pada Software Surface Water Modelling System. Hasil penelitian dengan menggunakan metode CERC SPM 1984 diperoleh tinggi gelombang signifikan maksimum adalah 1,023 meter dan periode gelombang signifikan maksimum di laut dalam dari arah barat adalah 5,325 detik dan periode 7,47 detik dengan kala ulang periode 25 tahun. Sedangkan distribusi pola arah penjalaran gelombang berdasarkan vektor gelombang dengan arah dominan barat dan arah barat daya dengan kecepatan gelombang maksimum 0.24 m/s. 
POTENTIAL SEDIMENT TRANSPORT IN WEIR AEPODU SOUTH KONAWE REGENCY, INDONESIA ahmad Syarif Sukri; Saripuddin M; Riswal Karama; Nasrul Nasrul; Romi Talanipa
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 11, No 1 (2023): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v11i1.39838

Abstract

Land changes and use significantly affected sediment production in the Aepodu watershed, leading to river siltation. The study aims to determine the condition of the Aepodu river flow, and this study is essential to know the potential of sediments that enter the Aepodu weir and the age of the bend.  The study uses a qualitative approach with observation and survey methods. The data used in the study included fourteen years of rainfall data, watershed conditions, flow discharge, and sediment observations in the Aepodu weir. The current condition of the Aepodu watershed significantly affects the sedimentation potential judging by the significant potential of expansion sediments of 0.0124m2 / sec, the flow rate of 1,050 m3 / second with large grains that settle at the angle of D75 = 3.5 mm. Potential sidemen in weir Aepudo (QT)= 308,371,965 tons/year, with upstream weir (QV) capacity = 39,375 tons so that the weir is ineffective and must be held sediment dredging.
Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Ameroro Kabupaten Konawe Haydir Haydir; Abdul Aman Ega; Iksan Saputra; Ahmad Syarif Sukri; Hasddin Hasddin
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol. 9 No. 3 (2023): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Jurnal dan Publikasi Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pencerah.v9i3.3096

Abstract

In general, sources of agricultural irrigation in Indonesia still rely on rainwater, so the productivity of wetland agriculture, especially rice, is highly dependent on rainwater as an agricultural input. In this position, irrigation (weirs) is important in maintaining the availability of water for agricultural irrigation needs. This study aims to analyze water availability and water demand from Ameroro Irrigation. Both of these results provide information (pattern) of farmer planting. Research data comes from primary and secondary. Comparative analysis of the supply and demand for irrigation water using the Penman method and the F.J. Mock method to determine the amount of water flow from rainfall data, the hydrological characteristics of the catchment area, and evapotranspiration. The results of this study position that the construction of the Ameroro Dam has a vital role in maintaining the balance of irrigation (inflow and outflow). Maintaining this balance is at the same time the basis for irrigation engineering management efforts for agricultural activities. For farmers, those who live on or cultivate functional agricultural land A, B, and C start the planting season in May or in another month taking into account that the maximum plant growth period does not occur in the October period.
Potential Erosion in Mining, Oil Palm Plantations, and Watersheds Reforestation Areas Ahmad Syarif Sukri; M. Saripuddin; . Nasrul; Romy Talanipa
Civil Engineering Journal Vol 9, No 9 (2023): September
Publisher : Salehan Institute of Higher Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28991/CEJ-2023-09-09-07

Abstract

Erosion forecasting is a complex issue generated by numerous causes, the extent of which varies based on the unique area and conditions. Changes in rainfall, land cover, and watershed function are the primary causes of increased erosion. This study aims to scrutinize the actual and potential erosion in the mining area (MA), oil palm plantations (OPP), and watersheds reforestation (WR) in Asoloe, South Konawe, Indonesia. We utilized qualitative research methods and surveys with the USLE model. MA shares the highest actual erosion with 332.30 tons/ha/year, with an average erosion of 27.69 tons/ha/year from 2011 to 2022. Meanwhile, the potential erosion is 4747.19 tons/ha/year, with an average of 395.60 tons/ha/year. In terms of current conditions, 44.6% of rainfall engenders erosion with more than 0.5 t/ha and 33.9% with more than 1 t/ha. This study successfully demonstrates that for given location and area characteristics, high amounts of rainfall and changes in land function eminently affect soil erosion and that the potential erosion changes that occur in the Asoloe watershed every year are exceptionally influenced by changes in land use and land function. Therefore, some mitigation strategies and policies must be taken to reduce the risk of future erosion. Doi: 10.28991/CEJ-2023-09-09-07 Full Text: PDF
PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT PESISIR TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM MELALUI MODEL ‘KAMPUNG IKLIM’ DI DESA BAJO INDAH Rudi Balaka; Edward Ngii; Adris Ade Putra; Agustan Agustan; Laode M. Golok Jaya; Sitti Nurjannah Ahmad; Tahir Azikin; Ahmad Syarif Sukri; Triantini. S. Putri; Fitriah.S Fitriah.S
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v5i1.41207

Abstract

The most obvious phenomenon of the impact of climate change in the coastal area of Bajo Indah village is seen in sea level rise, so that during high tide, sea water enters through the drainage towards the lowlands. Apart from that, another phenomenon is an increase in air temperature, strong winds, high waves and extreme rainfall. In addition, an increase in air temperature causes a decrease in the quantity of clean water, which results in a clean water crisis experienced by the coastal communities of Bajo Indah village. The dominant processes of coastal abrasion and erosion occur along the coast. This coastal area is an area that has a high vulnerability to climate change. One result is the concentration of settlements that are close to the coastline. The purpose of this service is for the community to gain knowledge about the phenomenon of climate change that is occurring so that the community knows and is able to make the necessary adaptations and mitigations to minimize the negative impacts of climate change.
PENDAMPINGAN SURVEY DAN ASESSMENT KERUSAKAN DRAINASE PADA SISI JALAN BELIMBING DAN JALAN DURIAN KELURAHAN ANDUONOHU-KOTA KENDARI Ahmad Syarif Sukri; La Ode Muhamad Nurrakhmad Arsyad; Siti Nurjanah Ahmad; Nasrul Nasrul; Muh. Thahir Azikin; Sulha Sulha; Try Sugiyarto Soepariyanto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpmit.v5i1.43161

Abstract

Kondisi ruas jalan Belimbing dan jalan Durian di Kelurahan Anduonohohu secara keseluruhan berada di daerah dataran dekat dengan lapangan dan perumahan, kondisi drainasenya dipengaruhi oleh faktor lingkungan setempat seperti aliran drainase, topografi, kondisi tanah, kondisi material dan kondisi beban kendaraan yang melintasi ruas jalan tersebut. Drainase jalan yang baik harus mampu mengatur debit air yang masuk kedalam saluran, sehingga laju air dapat terkendali. Untuk mengendalikan air saluran samping jalan, kemiringan melintang dan memanjang sangat berpengaruh. penampang memanjang dari saluran drainase air dapat diatur pendistribusian air dan kemana arah air dibuang. Kemudian saluran samping berfungsi untuk menampung debit air untuk didistribusikan. Tujuan dari Pendampingan survei dan assessment ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan drainase (saluran samping) di sepanjang Jalan Belimbing dan jalan Durian Kelurahan Anduonohu, juga untuk mengkaji sistem pembuangan air hujan dan air limbah masyarakat yang langsung masuk ke drainase samping jalan untuk menunjang pengembangan kebijakan tata kelola sistem drainase yang bersih dan berkesinambungan serta merekomendasikan sistem Pengelolaan dan bangunan/konstruksi drainase yang kuat, berfungsi dengan baik efektif dan efisien. Pendampingan ini menghasilkan data survey kerusakan drainase dan assessment pada sisi ruas jalan Belimbing dan jalan Durian Kelurahan Anduonohu dengan dimensi saluran drainase yang tidak seragam, konstruksi bangunan tidak sesuai dengan standar SNI dan Dep PU, kemiringan saluran drainase tidak sesuai lagi karena banyak terdapat sedimen kemudian Saluran drainase sebagian besar tersumbat yang cukup parah akibat sampah dan sedimen serta saluran drainase dibawah trotoar yang tidak memiliki inlet sehingga air menggenangi pada badan jalan.
ANALISIS KEBUTUHAN DAN DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH DESA LABUNGGA KECAMATAN ANDOWIA KABUPATEN KONAWE UTARA Amal Ichlasul Magribi; Ahmad Syarif Sukri; Romy Suryanigrat Edwin Tamburaka
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol 5, No 1: Mei Tahun 2023
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v5i1.43304

Abstract

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam berbagai aspek. Pemenuhan kebutuhan air bersih sangat penting, baik dalam kebutuhan domestik dan non domestik. Desa Labungga merupakan salah satu desa di Kabupaten Konawe Utara yang mengalami kekurangan persediaan air. Secara administrasi desa Labungga memiliki 3 dusun yang dimana memiliki tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk dari tahun ketahun cukup tinggi, sementara masyarakat mengandalkan sumber air bersih melalui mata air dengan sistem gaya gravitasi. Hal ini dikarenakan kebutuhan air tidak tersalurkan secara keselurahan pada masyarakat desa Labungga, sehingga air yang seharusnya dapat peroleh setiap hari, harus tertunda dan masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya debit aliran pada mata air desa Labungga. Selain itu penelitian ini juga bertujuan Menganalisis kebutuhan air bersih desa Labungga hingga tahun 2033 dengan melakukan real demand survey kebutuhan air bersih menggunakan metode proyeksi jumlah penduduk dan untuk menganalisis perpipaan distibusi jaringan air bersih menggunakan aplikasi EPANET 2.0. Berdasarkan hasil analisa data, debit mata air desa Labungga adalah sebesar 10,489 ltr/dtk, untuk real demand survey kebutuhan air bersih tahun 2023 yaitu 0,605 ltr/dtk, tahun 2028 yaitu 0,721 ltr/dtk dan tahun 2033 yaitu 0,867 ltr/dtk ,dan hasil pengolahan dengan aplikasi EPANET 2.0. Kecepatan aliran (Velocty) terbesar terdapat pada pipa 1 yaitu 0,68 m/s dan terendah berada pada pipa 5 dan 6 yaitu 0,17 m/s.Kehilangan energi (Unit Headloss) terbesar berada pada pipa 1 yaitu 3,52 m/km dan terendah berada pada pipa 6 yaitu 0,33 m/km.Tekanan (Pressure) terbesar terdapat terdapat pada node 6 yaitu 68,41 m sedangkan terkecil terdapat pada node 1 yaitu 43,76 m. Kata kunci : Debit, Kebutuhan air bersih, Distribusi air bersih, EPANET 2.0.
ANALISIS KETERSEDIAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS AIR SUMUR BOR (Studi Kasus : Desa Lalonggolosua Kabupaten Kolaka) Evi Arianti; Ahmad Syarif Sukri; Abdul Kadir
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol.5 No.2 Oktober Tahun 2023
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v5i2.47447

Abstract

Kolaka bagian selatan, khusunya Desa Lalonggolosua memiliki potensi sumber air yang didominasi oleh sumber air tanah. Beberapa hasil pengeboran secara fisik tampak berwarna merah bahkan ada yang berwarna coklat. Sesuai dengan amanat yang tercantum pada Rancangan Teknokrat RPJMN 2020 – 2024, pemerintah Indonesia menargetkan dapat menyediakan layanan air minum yang aman dan sanitasi yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketersediaan dan kualitas air sumur bor setelah dilakukan peningkatan, serta kesiapan masyarakat dan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (KPSPAMS) menjamin akses air minum yang berkesinambungan. Metode yang digunakan yaitu eksperimental, sampel air dibawa ke laboratorium untuk diuji menguji parameter fisika antara lain bau, rasa, warna, kekeruhan serta suhu sedangkan parameter kimianya adalah pH (Derajat Keasaman), Nitrat ( , Nitrit ( , Kesadahan ( , Florida Besi , Mangan dan Kholorida yang terdapat dalam Permenkes No. 492 Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan air pada saat ini adalah 0,24 ltr/dtk, proyeksi tahun ke lima sebesar 0,25 ltr/dtk, proyeksi tahun ke sepuluh sebesar 0,26 ltr/dtk serta pada akhir peride sebesar 0,28 lt/dtk. Debit air eksisting sebesar 0,79 ltr/detk, sehingga air sumur di Dusun IV Desa Lalonggolosua tersedia. Kualitas air sumur bor telah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Kepuasan pemanfaat terhadap kinerja Kesiapan Kelompok Pengelola Saranan air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS), analisis CSI rata-rata diperoleh nilai CSI = 0,66. Kata Kunci : Ketersediaan, Peningkatan kualitas air, berkesinambungan