Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Multilocation Test Of Mutants (M4) Local Red Rice Sigah In Maninjau And Padang Irfan Suliansyah; Yusniwati Yusniwati; Fadilla Arishadea
JURNAL AGRONOMI TANAMAN TROPIKA (JUATIKA) Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Agronomi Tanaman Tropika (JUATIKA)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/juatika.v4i1.1662

Abstract

The 3rd generation mutant brown rice from the experimental cultivation of the 3rd generation mutant has problems in plant characteristics and various genetic traits. In the results of the research of the 3rd generation of mutants, several mutants with production levels were obtained in accordance with the initial objectives of the study, namely early-mature mutants and significant plant height. However, some mutants have unstable plant characters and traits, so a multi-location test of cultivation of the 3rd generation mutant was carried out at two locations with different elevations in order to obtain a 4th generation mutant which is more stable and has uniform characters and properties. This research was conducted in Jorong Sungai Batang, Tanjung Raya District, Agam Regency with a medium elevation level of 637,032 m above sea level and in Surau Gadang Village, Nanggalo District, Padang City with a minimum elevation level of 10.363 m above sea level. This research was carried out from December 2019 to April 2020. The materials used were M3 harvested red rice seeds of the Sigah genotype, namely mutant numbers MG13, MG9, MG2-209, MG5-58,MG6 and control seeds of red rice genotype Sigah. The purpose of the study was to obtain diversity and determine the stability of agronomic characters in the production of local red rice yields of West Sumatran Sigah M4 variety at two different elevations of the cultivation environment. From the results of the research, it was found that the diversity and agronomic characters of plants were quite stable in mutants numbered MG13, MG2-209 and MG5-58 with early plant age, and stable growth in the generative and vegetative phases.
Identifikasi Rizobakteria Asal Tanaman Cabai Berdasarkan Sekuen Gen 16S rRNA Jumsu Trisno; Yusniwati .
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 8 No. 3 (2012)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.476 KB) | DOI: 10.14692/jfi.8.3.79

Abstract

Rhizobacteria was reported to have a potential role as inducer of systemic resistance in several host plants. Five isolates of rhizobacteria (RbTD1-3, RbTD1-8, RbPdGN-3, RbAg1-5, RbLPK1-9) were isolated from rhizosphere of chillipepper plants in West Sumatera. Identification of rhizobacteria was conducted by polymerase chain reaction using primers 27F and 1525R which amplified 16S rRNA region. DNA fragment of 1.5 kb was succesfully amplified from 4 isolates (RbLPK1-9, RbPdGN-3, RbTD1-3 and RbTD1-8) and subjected to direct sequencing. Phylogenetic analysis based-on 16S rRNA sequences showed that isolate RbLPK1-9 has a close relationship with Pseudomonas fluorescen Biotipe G (92%), whereas isolates RbTD1-3, RbTD1-8 and RbPdGN-3 have a close relationship with Bacillus subtilis 10407 (57%).Key words: polymerase chain reaction, rhizobacteria, 16S rRNA
INVENTARISASI HAMA KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq.) PADA DAERAH ENDEMIK SERANGAN DI KABUPATEN DHARMASRAYA Siska Efendi; Febriani Febriani; Yusniwati Yusniwati
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 19, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v19i1.4476

Abstract

Suatu daerah dikatakan endemik apabila terdapat laporan serangan OPT tertentu dalam skala besar. Daerah endemik serangan hama kelapa sawit dapat menjadi pedoman dalam mempelajari tingkat serangan hama di daerah tertentu. Ketinggian serangan hama pada daerah tertentu dapat menjadi acuan dalam menentukan teknik pengendalian yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman kelapa sawit di daerah endemik Kabupaten Dharmasraya. Metode yang digunakan adalah purposive random sampling. Sedangkan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan koleksi langsung menggunakan tangan. Hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 353 individu serangga dari 4 ordo, 9 famili dan 14 spesies. Jumlah individu tertinggi berasal dari Coptotermes sp sedangkan yang terendah spesies Setora nitens. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman serangga endemik kelapa sawit menyerang sangat tinggi dengan total spesies yang ditemukan sebanyak 14 spesies.
Perbaikan Genetik Padi Gogo Beras Merah Sumatera Utara melalui Pemuliaan Mutasi Rahmad Setia Budi; Irfan Suliansyah; Yusniwati Yusniwati; Sobrizal Sobrizal
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.507 KB) | DOI: 10.17146/jair.2019.15.1.4723

Abstract

Padi lokal masih banyak ditemukan dan merupakan aset sumber daya genetik dalam penyediaan varietas unggul yang adaptif, sehingga pengembangannya masih terus diupayakan. Salah satu jenis padi gogo lokal di Sumatera Utara yang banyak ditanam masyarakat adalah padi gogo beras merah, selain memiliki keunggulan baik sebagai makanan pokok maupun fungsi kesehatan bagi tubuh. Varietas lokal biasanya beradaptasi baik pada daerah asalnya dengan rasa nasi dan aroma sesuai selera masyarakat setempat. Namun demikian padi lokal memiliki kekurangan seperti umur dalam, batang tinggi sehingga mudah rebah, tidak responsif terhadap pemupukan dan produksi rendah. Penelitian ini dilaksanakan sejak April 2016 sampai Juni 2017 bertujuan untuk memperbaiki genetik padi beras merah lokal Sumatera Utara (Sigambiri merah) khususnya terkait umur tanaman agar lebih genjah dan postur pendek/semi pendek melalui pemuliaan mutasi (mutasi induksi). Untuk mendapatkan dosis optimum, benih padi diiradiasi dengan sinar gamma Co-60 dosis 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, dan 1000 Gy di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR - BATAN), Jakarta. Penanaman M1 dan M2 dilaksanakan di BPTP Sumatera Utara. Dari hasil pengamatan persentase tumbuh bibit, tinggi tanaman dan panjang akar pada fase pembibitan, dan persentase kehampaan gabah pada tanaman M1 diperoleh dosis iradiasi 200 - 300 Gy merupakan dosis yang efektif dalam menghasilkan keragaman genetik. Hal ini juga terlihat pada populasi tanaman M2 hasil iradiasi 200 Gy menghasilkan jumlah mutasi klorofil yang tergolong luas dengan 8 macam tipe mutasi dari 8 tipe, yaitu albina, xhanta, viridis, tigrina, spotting leaf, alboviridis, marginata, dan striata. Juga menghasilkan keragaman genetik yang luas pada variabel karakter tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan umur panen. Hasil seleksi yang dilakukan pada populasi M2 diperoleh kandidat mutan genjah sebanyak 69 kandidat dengan frekuensi mutasi sebesar 1,09%. Tanaman genjah dan postur pendek (dwarf)/semi-pendek (semidwarf)  terseleksi tentu akan sangat berguna sebagai bahan tanaman awal dalam perbaikan varietas padi beras merah dalam program pemuliaan tanaman ke depan.
Karakter Morfologi dan Sitologi Bunga Pepaya Merah Delima Noflindawati Noflindawati; Aswaldi Anwar; Yusniwati Yusniwati; Agus Sutanto
Jurnal Biologi Universitas Andalas Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jbioua.7.1.21-26.2019

Abstract

The papaya plant has three types of flowering, male flowers, female flowers, and perfect flower (hermaphrodite). The difference in interest affects the shape of the resulting fruit. This study aimed to characterize morphology and cytology of papaya flowers. The study was conducted in Tropical Fruit  Research  Institute at Solok and Laboratory of SPT at the Biology Department of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University, Padang, West Sumatra. The research material uses papaya flowers Merah Delima variety  from KP. Aripan Balitbu Troipka. The results showed the male flowers of male plants were smaller than the male flowers of the perfect plant. The difference of hermaphrodite flower of pentandria with hermaphrodite elongata flower, among others, the number of stamens, the length of the stem and the size of the ovary. Hermaphrodite pentandria has a number of stamens 5 while elongata has stamens 10
SYNTHESIS, CHARACTERIZATION AND MODIFICATION OF FLEXIBLE POLYURETHANE FOAMS USING RAW MATERIALS FROM BIOPOLYOLS BASED ON PALM OIL AND OTHER VEGETABLE OILS: A REVIEW Neswati Neswati; Novizar Novizar; Syukri Arif; Yusniwati Yusniwati
Jurnal Agroindustri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.9.2.66-82

Abstract

Flexible polyurethane foams is the most produced foam compared to other types of polyurethane foams. The raw material for polyurethane foams is usually derived from petroleum polyols. The availability of petroleum which is getting thinner needs to be sought alternative raw materials for polyurethane foams from vegetable polyols (biopolyols). The relatively high productivity of palm oil causes the potential of palm oil to be used as raw material for flexible polyurethane foams compared to other vegetable oils. Various formulations and modifications that have been made in synthesizing flexible polyurethane foams from various types of biopolyols are aimed at increasing the usability and to produce flexible polyurethane foams with characteristics close to polyols made from petroleum-based foams.Busa poliuretan fleksibel merupakan busa yang paling banyak diproduksi dibanding dengan jenis busa poliuretan yang lain. Bahan baku busa poliuretan biasanya berasal dari poliol minyak bumi. Semakin berkurangnya ketersediaan  minyak bumi,  maka perlu dicari alternatif  bahan baku busa poliuretan dari poliol nabati (biopoliol). Produktivitas kelapa sawit yang cukup tinggi menyebabkan minyak kelapa sawit cukup potensi digunakan sebagai bahan baku busa poliuretan dibandingkan dengan minyak nabati lain. Berbagai formulasi dan modifikasi yang telah dilakukan dalam mensintesis busa poliuretan fleksibel  dari berbagai jenis biopoliol  bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan untuk menghasilkan busa poliuretan fleksibel dengan karakteristik mendekati busa berbahan baku poliol dari minyak  bumi.
Keanekaragaman Serangga Pengunjung Bunga Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Aksesi Angola Siska Efendi; Syahbanuari Sitompul; Yusniwati Yusniwati
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i1.8670

Abstract

Aksesi Angola merupakan kelapa sawit yang diintroduksi dari Negara Angola pada tahun 2012. Aksesi tersebut memiliki karakteristik bunga yang berbeda dengan varietas kelapa sawit yang umum ditanam pada saat ini seperti ukuran tandan, panjang tandan, jumlah spikelet, kuncup, serta warna bunga. Kondisi tersebut diduga akan mempengaruhi keanekaragaman serangga pengunjung bunga, ditambah aksesi tersebut adalah jenis introduksi yang baru ditanam di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keanekaragaman serangga pengunjung dan mengkarakterisasi bunga jantan dan betina pada kelapa sawit aksesi Angola. Penelitian ini dilakukan pada kebun plasma nutfah Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat, di Kecamatan Sitiung. Serangga pengunjung bunga dikoleksi secara langsung, menggunakan nampan kuning dan jaring ayun. Serangga pengunjung bunga yang dikoleksi diidentifikasi sampai tingkat famili. Keanekaragaman dan kemerataan dihitung menggunakan indeks keanekaragaman Shannon dan kemerataan simpsons. Jumlah serangga pengunjung bunga kelapa sawit aksesi Angola sebanyak 1629 individu yang terdiri dari 16 morfospesies, 7 ordo dan 12 famili. Pada bunga jantan ditemukan sebanyak 1238 individu yang terdiri dari 6 ordo dan 8 famili. Serangga pengunjung bunga betina sebanyak 391 individu yang terdiri dari 7 ordo dan 9 famili. Indeks keanekaragaman dan kemerataan pada bunga betina lebih tinggi jika dibandingkan bunga jantan yakni 0,95; 0,48 dan 0,53; 0,25
KARAKTERISASI FENOTIPIK UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) LOKAL SUMATERA BARAT Nova Reskhi Firdaus; PK. Dewi Hayati; Yusniwati Yusniwati
JURNAL AGROTEKNOLOGI Vol 10 No 01 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.798 KB) | DOI: 10.19184/j-agt.v10i01.4295

Abstract

This research was conducted from October 2015 through March 2016 in four districts in West Sumatera. The aim of this research was to obtain initial information about the phenotypic variability of cassava accessions in West Sumatra. A survey was conducted in four centres of cassava production in West Sumatra : Koto Tangah, Padang; Batang Anai, Padang Pariaman; Pariaman Selatan, Pariaman; Tilatang Kamang, Agam. Phenotypic characterization was performed of leaves, stem, and tubers, as well as the chemical characterization of cassava tubers. The 15 cassava accessions showed narrow to wide phenotypic variability in leaf, stem and tuber characteristics. Cluster analysis based on qualitative and quantitative characteristics resulted in four groups of cassava with 50 % similarity. A similar result was found based on just quantitative characteristics, whereas using just qualitative characteristics resulted in just three groups.Keywords: Cassava, accessions, characterization, phenotypic, cluster
PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN LAHAN KELOMPOK TANI SUNGKAI PERMAI MELALUI TUMPANG SARI JAGUNG DAN KACANG TANAH DAN PENGENALAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) Yusniwati Yusniwati; Nilla Kristina
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol 2 No 3 (2019)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v2i3.105

Abstract

The Sungkai Permai Lambung Bukik Farmer Group, Padang City, generally cultivates in monoculture, with limited productive land. The land is planted with rice, secondary crops such as corn, and some peanuts. In the past two years, corn farmers often experience crop failures, especially during the rainy season, where the sun shines less due to global climate change. Therefore, diversifying commodities on limited land so that land efficiency increases are significant to prepare the next source of seeds. To support increased land use efficiency, optimal soil conditions are needed. Utilization of Arbuscular Mycorrhizal fungi can improve soil fertility and is expected to become an alternative technology in plant cultivation. Science and technology activities based on the Study Program and the Assisted Nagari (IbPSNB) were carried out in groups of Permai Sungkai Farmers in the form of 1) Counseling on the pattern of corn-peanut intercropping cultivation, and how to make CMA spore cultures, 2). The demonstration plot for corn-peanut intercropping cultivation. Through this activity, farmers finally understood the benefits and patterns of corn-peanut intercropping. Farmers understand the role and method of making CMA spore cultures. Several farmers cultivated corn-peanut intercropping. Two farmers at the demonstration plot managed to harvest corn and peanuts at the same time. Other farmers have failed to harvest corn due to pest attacks but have succeeded in harvesting peanuts so that the losses experienced by farmers are reduced, and they still have stock of seeds for the next planting season.
PENGARUH BAHAN PERTANAMAN TERHADAP KUALITAS BENIH YANG DIHASILKAN PADA TANAMAN BENGKUANG Mismawarni Srima Ningsih; Irfan Suliansyah; Aswaldi Anwar; Yusniwati Yusniwati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Terapan Pertanian Vol 3 No 1 (2019): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jaast.v3i1.64

Abstract

Umbi dan biji merupakan bahan pertanaman yang sering digunakan petani untuk mendapatkan benih bengkuang dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh bahan pertanaman penghasil benih terhadap kualitas benih yang dihasilkan pada tiga aksesi bengkuang (Kuranji, Padang Sidimpuan dan Blitar). Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2018 dengan metoda Deskriptif. Pengamatan dilakukan terhadap 100 sampel dari tiap-tiap aksesi. Parameter yang diamati adalah panjang, lebar dan tebal biji, berat biji saat panen, berat biji saat polong pecah, berat biji kering, berat biji saat berkecambah, daya kecambah, nilai indeks perkecambahan dan uji muncul tanah. Hasil dianalisis dengan pengujian Parametrik, Independent Sample-T Test taraf 5% menggunakan program SPSS Statistik 19. Hasil memperlihatkan bahwa benih yang berasal dari bahan pertanaman umbi dan biji pada bengkuang tidak berbeda ukuran panjang, lebar dan tebal biji, berat saat panen, berat saat polong pecah, berat kering, berat saat berkecambah, nilai indeks perkecambahan dan uji muncul tanah pada ketiga aksesi uji. Perbedaan hanya terlihat pada daya kecambah. Berdasarkan pengujian dan analisis statistik yang telah dilakukan pada beberapa parameter pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa umbi dan biji sama-sama dapat digunakan sebagai bahan pertanaman penghasil benih pada pembudidayaan bengkuang.