Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Uji Potensi Cendawan Endofit Beauveria bassiana terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Magdalena Saragih; Trizelia Trizelia; Nurbailis Nurbailis; Yusniwati Yusniwati
Unri Conference Series: Agriculture and Food Security Vol 1 (2019): Seminar Nasional Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.111 KB) | DOI: 10.31258/unricsagr.1a20

Abstract

Peranan cendawan endofit dalam bidang pertanian banyak mendapat perhatian karena selain dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman, juga mempunyai kemampuan dalam memacu perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Salah satu cendawan endofit yang diuji dalam penelitian ini adalah Beauveria bassiana berasal dari isolat tanaman gandum, tanaman kopi, tanaman kakao dan cendawan Beauveria bassiana dari serangga walang sangit (Leptocorisa acuta). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan kolonisasi cendawan endofit Beauveria bassiana dari isolat gandum, kakao, kopi dan serangga walang sangit terhadap benih dan bibit cabai, untuk mendapatkan waktu yang terbaik dalam memacu perkecambahan dan pertumbuhan bibit cabai melalui metode perendaman benih dengan suspensi Beauveria bassiana selama 2, 6 dan 10 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua isolat Beauveria bassiana mampu mengkolonisasi benih maupun bibit tanaman cabai dan Bb dari isolat gandum merupakan isolat yang terbaik memacu perkecambahan dan pertumbuhan bibit cabai dengan perendaman benih selama 6 jam.
PENGARUH PENGGUNAAN LINDI HITAM PADA PROSES BIODELIGNIFIKASI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP DEGRADASI KOMPONEN LIGNOSELULOSA Deivy Andhika Permata; Anwar Kasim; Alfi Asben; Yusniwati Yusniwati
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.26.1.124-129.2022

Abstract

Lignoselulosa merupakan komponen utama tandan kelapa sawit yang terdiri dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Keberadaan lignin menjadi faktor pembatas dalam penggunaan serat. Upaya untuk mengurangi lignin dapat dilakukan melalui proses biodelignifikasi. Penelitian ini melakukan proses biodelignifikasi dengan menggunakan lindi hitam yang diperoleh dari biodelignifikasi spontan tandan kosong kelapa sawit fraksi serat campuran. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 kali ulangan, data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji F dan jika berbedanya dilanjutkan dengan uji DNMRT pada α 5%. Perlakuan yang diberikan yaitu perbedaan persentase lindi hitam yang digunakan sebesar 1%, 3%, 5%, 7%, dan 9% pada proses biodelignifikasi tandan kosong kelapa sawit fraksi serat panjang. Pada serat hasil biodelignifikasi dilakukan analisis kadar hemiselulosa, kadar selulosa dan kadar lignin. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan lindi hitam pada proses biodelignifikasi tandan kosong kelapa sawit fraksi serat panjang berpengaruh nyata terhadap kadar hemiselulosa, selulosa dan lignin. Semakin banyak lindi hitam yang digunakan semakin tinggi persentase degradasi komponen lignoselulosa yang terjadi.
PENGARUH LAMA FERMENTASI SPONTAN TERHADAP KARAKTERISTIK TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT FRAKSI SERAT CAMPURAN Deivy Andhika Permata; Anwar Kasim; Alfi Asben; Yusniwati Yusniwati
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 25, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.25.1.96-103.2021

Abstract

Limbah agroindustri merupakan salah satu hal yang penting untuk dikelola, misalnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol dan pulp, dan untuk memperolehnya perlu praperlakuan (fermentasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh lama fermentasi spontan terhadap karakteristik komponen bukan lignoselulosa TKKS fraksi serat campuran. Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 kali ulangan, data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji F dan jika berbedanya dilanjutkan dengan uji Duncan pada α 5%. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lama fermentasi spontan berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar nitrogen, kadar fosfor dan kadar kalium TKKS fraksi serat campuran. Semakin lama proses fermentasi maka kecenderungan terjadi penurunan kadar lemak, kadar nitrogen, kadar fosfor dan kadar kalium yang ada pada TKKS.
PENGARUH BERBAGAI DOSIS MULSA ORGANIK ALANG- ALANG TERHADAP TANAMAN PADI (ORYZA SATIVA L.) METODE SRI SISTEM JARWO 4:1 Dendy Tri Dharma Putra; Nalwida Rozen; Yusniwati Yusniwati
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 6, No 1 (2021): Jurnal AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v6i1.3708

Abstract

Padi merupakan salah satu sumber pangan utama yang dikonsumsi oleh hampir setengah penduduk dunia. Kebutuhan akan padi semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas  padi, salah satu metode yang digunakan adalah metode Jarwo dan SRI. Jarwo (Jajar legowo) ialah sistem pertanaman yang pada intinya dilakukan dengan cara mengatur jarak antar benih pada saat penanaman, sedangkan SRI (System of Rice Intensification) merupakan sistem budidaya yang dapat digunakan untuk intensifikasi pertanian. Namun masalah utama yang muncul dalam budidaya metode SRI yaitu pertumbuhan gulma. Salah satu cara mengatasi gulma adalah dengan pengunaan mulsa organik alang-alang. Percobaan ini bertujuan untuk memperoleh dosis mulsa organik alang-alang yang paling efektif untuk menekan pertumbuhan gulma dan meningkatkan hasil padi sawah dengan metode SRI dalam sistem legowo 4:1. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan dosis mulsa organik alang-alang yaitu : 0 ton/ha, 2 ton/ha, 4 ton/ha, 6 ton/ha dan 8 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis mulsa 6 ton/ha memberikan hasil tertinggi yaitu 7.75 ton/ha dan memberikan hasil paling efektif dalam menekan pertumbuhan gulma. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar menggunakan dosis 6 ton/ha dalam budidaya tanaman padi, serta disarankan untuk dilakukan penelitan lanjutan pada tipe jajar legowo yang lainnya
KEANEKARAGAMAN HYMENOPTERA PARASITOID PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jacq.) YANG BERBATASAN DENGAN HUTAN SEKUNDER Afrizal Nofri; Yusniwati; Yaherwandi
Jurnal Riset Perkebunan (JRP) Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Riset Perkebunan (JRP)
Publisher : Jurusan Budidaya Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.553 KB) | DOI: 10.25077/jrp.1.1.1-12.2020

Abstract

Secondary forest is primary forest that managed for forest exploitation purposes, so there are many oil palm plantations that are directly adjacent to secondary forest. Hymenopteran parasitoid is a group of the most important insect in the Hymenoptera order, because of its role as natural enemies or biological control agents against insect pests in agricultural ecosystems, including oil palm plantations. The objective of this study was to understand the diversity, species richness and abundance of Hymenopteran parasitoids in oil palm plantations which adjacent to secondary forests. The research was a survey, the purposive sampling method to determine the research location, while to determine the sample points used a systematic random sampling method. For insect collection, insect nets and yellow pan traps were used. The research was carried out in oil palm plantations located in Gunung Selasih and Siguntur Village. In each research unit there were 10 sample points with a distance of each sample point was 100 m along the transect line. The results showed that the total number of Hymenopteran parasitoids collected was 199 individuals belonging to 23 families and 94 morphospecies. Braconidae and Ichneumonidae were the Hymenopteran parasitoids family which its members were found many in the present study.
Application of the flower of Beauveria bassiana Through immersion Seeds and It's effect on Colonization and content of Chlorophil leaves of red chilli (Capsicum annuum L.) Saragih Magdalena; Trizelia; Nurbailis; Yusniwati
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 8 No. 2 (2021): JURNAL PERTANIAN TROPIK
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.214 KB) | DOI: 10.32734/jpt.v8i2.6519

Abstract

Endophytic fungi in lately was getting a lot of attention in agriculture. Besides being able to increase plant resistance against plant pest organism, it has also the ability to stimulate germination and pant growth. One of endophytic fungi tested in its research was Beauveria bassiana from isolate Wheat, Coffeae, Cacao and entomopatogen fungus from Leptocorisa acuta insect. The aim of this research was to know the ability of Beauveria bassiana from some tested isolates and its effect on chlorophyll content of leaf chili followed Mack Kinner methode by doing seed treatment aplication. Colonization and chlorophyl content of chili leaf was done on 7 MPI. The research design used Random Block Design non factorial, data was analysis by 8 STAT. The result showed all of Beauveria bassiana isolates were able to colonize and established as endophytic in chili plant.Beauveria bassiana of wheat isolate was the best isolate giving spurring germination and seedling plant growth and not significant with B.bassiana isolate from Leptocorisa acuta insect. Aplication of B.bassiana isolates was able to increase the chlorophyll contentof chilileaf compared control. All of the tested B.bassiana fungus could increased chlorophyl-b content and chlorophyl totally of chili leaf, whereas chlorophyl-a content all of tested isolates was not significant. From its research showed there were corelation between colonization and leaf chlorophyll content, the higher percentage of endophytic fungus on leaf chili, it made higher the chlorophyl-b content and chlorophyl totally content of leaf chili.
The Effect Of Administration Of Cow's Blood Liquid Fertilizer Dosage On The Growth Of Cocoa (Theobroma Cacao L.) Growth In Ultisol Sahroni Ridoi; Yusniwati; Dewi Rezki
Jurnal Riset Perkebunan Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Riset Perkebunan (JRP)
Publisher : Jurusan Budidaya Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrp.3.2.110-117.2022

Abstract

Pertumbuhan tanaman kakao sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Ketersediaan unsur hara ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pada tanah marginal seperti Ultisol memiliki tingkat ketersediaan unsur hara yang sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh proses pelapukan yang intensif. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan kesuburan tanahnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah Ultisol agar kakao dapat tumbuh dengan baik adalah dengan melakukan penambahan pupuk alam. Pupuk alam dapat berasal dari pemanfaatan sisa-sisa tanaman atau hewan. Salah satu diantaranya yaitu pemanfaatan limbah darah sapi, limbah ini belum banyak digunakan sebagai sumber pupuk alam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 hingga April 2020, yang bertempat di kebun percobaan kampus 3 Universitas Andalas, Dharmasraya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu: P0: 0 ml darah/L air P1: 40 ml darah/L air, P2: 60 ml darah/L air, P3: 80 ml darah/L air, P4: 100 ml darah/L air. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penambahan pupuk cair darah sapi memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bibit kakao pada ultisol. Aplikasi pupuk cair darah sapi dengan dosis 40 ml – 100 ml pada tanaman kakao memberikan respon pertumbuhan yang lebih baik pada tanah ultisol, jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak ditambahkan pupuk cair darah sapi. Hal ini dapat dilihat pada variabel pengamatan jumlah daun dan diameter batang. Dengan demikian pemanfaatan limbah darah sapi dapat dipertimbangkan sebagai salah satu sumber pupuk cair alami.
Karakterisasi Cendawan Entomopatogen Sebagai Penginduksi Ketahanan Tanaman Indri Yanil Vajri; Trizelia Trizelia; Haliatur Rahma; Yusniwati Yusniwati
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 10, No 3 (2022): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v10i3.6330

Abstract

Perhatian terhadap potensi cendawan sebagai penginduksi ketahanan tanaman telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Cendawan entomopatogen berperan sebagai pengontrol populasi serangga hama dengan menghasilkan metabolit sekunder berupa enzim dan toksin, serta mampu hidup secara endofit didalam jaringan tanaman dan mempengaruhi morfologis dan fisiologis tanaman. Keberadaan cendawan entomopatogen secara endofit mampu menginduksi ketahanan tanaman dengan merangsang terjadinya peningkatan fitohormon tanaman. Artikel ini bertujuan untuk mengulas peranan cendawan sebagai entomopatogen, karakterisasi cendawan sebagai entomopatogen serta peranan cendawan entomopatogen sebagai penginduksi ketahanan tanaman. Dari hasil review diketahui bahwa peranan cendawan entomopatogen sebagai penginduksi ketahanan tanaman merupakan alternative pengendalian yang sangat menjanjikan dalam perkembangan management perlindungan tanaman terhadap serangga hama
Kualitas Kimia Serat beberapa Klon Rami Asal Sumatera Barat Denny Yulfa; Reni Mayerni; Yusniwati Yusniwati
Agrotechnology Research Journal Vol 3, No 2 (2019): Agrotechnology Research Journal
Publisher : Perkumpulan Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.073 KB) | DOI: 10.20961/agrotechresj.v3i2.34761

Abstract

Flax/jute is natural fiber plants that that produce fiber from the bark. Ramie fiber has a better quality than the others natural fiber, so it can meet fiber the increase needs cultivar with the best chemical composition of fiber. The aim of this study was to detect the chemical composition of fiber in several clones of ramie from West Sumatera. The study was conducted on December 2018 at the Laboratory of Technology Agriculture Product Andalas University for analyzed the content of chemical composition (water, ash, holocellulose, cellulose, hemicellulose, and lignin). The result of this study showed that the highest level of water content, ash, hemicellulose, and lignin were found in Situjuah clones those are 40.43, 6.74, 14.39, and 9.98% respectively. Whereas for the highest level of holocellulose and cellulose contents were in Ramindo 1 clone those were 70.23 and 58.46% respectively.
Profile and Bioactivity of Bioactive Compounds of Beauveria bassiana Fungi Entomopathogens of Endophytes as Plant Growth Boosters Yusniwati Yusniwati; Trizelia Trizelia; Nurbailis Nurbailis; Magdalena Saragih Saragih
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 26, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/agrium.v26i1.14364

Abstract

The purpose of this study was to identify bioactive compounds of Beauveria bassiana  entomopathogenic fungi derived from insect isolates of Leptocorisa oratorius and endophytic fungi B. bassiana from cocoa plants that have bioactivity as growth boosters.  The research was conducted in the laboratory of Biological Control, Faculty of Agriculture, Andalas University. The study was conducted for 4 months, using the GCMS method. From the results of the study, bioactive compounds identified as growth boosters of B. bassiana endofyt fungi from cocoa plants are compounds Acetic acid, Ethanoic acid, Ethylic acid, Glacial acetic acid, CH3COOH;  n- Hexadecanoic acid Hexadecanoic acid, Palmitic acid;  9-Octadecenoic acid (2)-(CAS), Oleic acid, Red oil, Oelsaure; octadecanoic acid (CAS) Stearic acid, n-Octadecanoicacid, vanilla; Ergosta-5,7,22-trien-3-ol, (3.,beta.,22 E) – (CAS), Ergosterol (CAS);  while  from the  entomopathogenic B. bassiana fungus from L. oratorius insects  are Acetic acid (CAS), Ethylic acid, vinegar acid, Ethanoic acid, CH3COOH, Dianhydromannitol; Isosorbide, D-Glucitol,1,4-3,6-dianhydro-(+)-D-Isosorbide Devicoran;  Hexadecanoic acid, methyl ester (CAS), Methyl palmitate, Uniphat A60;  n-Hexadecanoic acid Hexadecanoic acid, n- Hexadecanoic acid, Palmitic acid; 9-octadecenoic acid, methyl ester, (E)-elaidic acid; 9-octadecanoic acid (Z)-(CAS) , oleic acid, Red oil, Oelsauere; octadecanoic acid, stearic acid, -n-octadecanoic acid, Humko Industrene R; Ergosta-5,7,22-trien-3-ol, (3.beta.,22E)-CAS, Ergosterol (CAS)