Claim Missing Document
Check
Articles

Prevalensi Infeksi Cacing Toxocara cati pada Kucing Lokal di Wilayah Denpasar NEALMA, SAMUYUS; DWINATA, I MADE; MADE OKA, IDA BAGUS
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (4) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.294 KB)

Abstract

The purpose of this study was to determine of the prevalence of Toxocara cati in local cat (Felis catus) in Denpasar and to know the ratio of prevalence T. cati between cat that are kept by the stray in Denpasar. Samples used in this study were taken from feces of 80 cats. Feces collected in the form of pots and stored in formaldehyde 4% for samples stored for a long time. Inspection feces by the floating method and data obtained from this study are presented descriptively and analyzed with Chi-square test. It found 39 positive cats infected of T. cati or prevalence is 48,8%. Based maintenance system, which cat that are kept was found infected with 13 positive of 40 samples (32,5%) while the stray cat was found infected with 26 positive of 40 samples (65%). The difference prevalence og infection found a very significant (P<0,01) between cats that are kept by the stray. The prevalence of infection T. cati on the local cats in Denpasar showed higher in feral cats than in domestic cats.
Prevalensi dan Faktor Risiko Infeksi Trichuris suis pada Babi yang Dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir Denpasar Yoseph, Veronica Vriscilla; Dwinata, I Made; Oka, Ida Bagus Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (4) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.709 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.4.393

Abstract

Trichuris suis merupakan cacing nematoda yang predileksinya pada sekum babi. Cacing ini umumnya menginfeksi babi muda terutama yang berumur enam bulan. Dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini bagi ternak babi diantaranya diare, gastritis, peritonitis, anoreksia, penurunan berat badan, kekurusan bahkan pada kasus berat dapat mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi infeksi T. suis dan faktor risikonya pada babi yang dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar. Sampel penelitian yang digunakan adalah 100 sampel feses babi dan diperiksa menggunakan metode apung. Identifikasi jenis telur cacing T. suis berdasarkan morfologi. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dan faktor resikonya dianalisis dengan Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi T. suis pada babi di TPA Suwung, Denpasar adalah 55%. Jenis kelamin dan umur tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap prevalensi infeksi T. suis sedangkan jumlah babi per kandang berjumlah 1-4, 5-8 dan ? 9 ekor babi mempengaruhi prevalensi infeksi T. suis (P<0,05). Hasil penelitian ini menyediakan informasi dasar yang digunakan untuk pencegahan T. suis pada babi.
Prevalensi dan Identifikasi Nematoda Gastrointestinal Kuda serta Dampaknya terhadap Body Condition Score di Bali Equstrian Centre dan Bali Star Adventures Putranty, Rahmi Maulidya; Oka, Ida Bagus Made; Widyananta, Budhy Jasa
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.724 KB)

Abstract

Peranan kuda sebagai destinasi pariwisata, olahraga, dan rekreasi cukup besar di beberapa wilayah di Indonesia. Kuda dijadikan sebagai destinasi pariwisata, olahraga, dan rekreasi, di beberapa tempat di Pulau Bali yaitu Bali Equstrian Centre (BEC) dan Bali Star Adventures (BSA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan jenis nematoda gastrointestinal kuda yang dipelihara di BEC dan BSA, mengetahui perbedaan body condition score (BCS) kuda yang terinfeksi dan tidak terinfeksi nematoda gastrointestinal. Sampel yang digunakan berjumlah 40 kuda, dimana 28 sampel berasal dari BEC dan 12 sampel berasal dari BSA. Sampel diperiksa dengan menggunakan metode konsentrasi apung dan scotch tape test. Identifikasi dilakukan berdasarkan morfologi telur cacing. Prevalensi infeksi nematoda gastrointestinal pada kuda adalah 37,5% (15/40) dengan prevalensi di BEC 10,7% (3/28) dan di BSA 100% (12/12). Berdasarkan analisis Chi-square, prevalensi infeksi nematoda gastrointestinal pada kuda di BEC tidak berbeda nyata dengan kuda di BSA. Perbedaan umur dan jenis kelamin tidak menunjukan perbedaan yang nyata terhadap infeksi. Kuda yang terinfeksi nematoda gastrointestinal memiliki persentase BCS: “Kurus (skor 1-3)” 86,7% (13/15); “Ideal (4-6)” 13,3% (2/15); dan “Obesitas (skor 7-9)” 0%. Jenis cacing nematoda gastrointestinal yang ditemukan adalah cacing tipe Strongyle 30% (12/40), Oxyuris equi 7,5% (3/40), Parascaris equorum 2,5% (1/40), dan Trichuris spp 2,5% (1/40).
Vermisidal dan Ovisidal Ekstrak Daun Pepaya Terhadap Cacing Ascaris suum Secara In Vitro Bili Bora, Agung Mourizd Adventus; suri, Sam; Oka, Ida Bagus Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (2) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.108 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui vermisidal dan ovisidal dari ekstrak daun pepaya terhadap cacing Ascaris suum. Menggunakan  Rancangan  Acak  Lengkap (RAL), dengan perlakuan beberapa konsentrasi ekstrak daun pepaya 1,5%, 3%, 4,5% dan 6%; kontrol negatif menggunakan NaCl fisiologis dan kontrol positif menggunakan Albendazole 0,12%. Dilakukan uji vermisidal dan uji  ovisidal, uji ovisidal dibagi  menjadi  dua  uji,  yaitu kontak langsung dan kontak tidak  langsung. Untuk uji vermisidal data dianalisis dengan Analisis Probit untuk mengetahui LC100 (Lethal concentration) dan LT100 (Lethal  time), sedangkan  untuk  uji  ovisidal  data dianalisis dengan Sidik Ragam dan  jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil  penelitian  vermisidal  didapatkan  LC100 ekstrak  daun  pepaya adalah  3,362%  dan  LT100 39,822  jam.  Untuk  uji  ovisidal  kontak  langsung  dan kontak tidak langsung didapatkan ekstrak daun pepaya berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya berembrio telur A. suum. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak daun pepaya efektif sebagai vermisidal dan ovisidal terhadap cacing A. suum secara in-vitro.  
Prevalensi Infeksi Cacing Ancylostoma spp. pada Anjing di Kawasan Wisata di Bali Dharma, I Putu Panji Nara; Oka, Ida Bagus Made; Dharmawan, Nyoman Sadra
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (3) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.113 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi cacing Ancylostoma spp. pada anjing di kawasan wisata di Bali. Pengumpulan dan pelaporan data dilakukan secara deskriptif. Pemeriksaan sampel menggunakan metode konsentrasi apung dengan NaCl jenuh. Untuk mengetahui hubungan antara prevalensi terhadap jenis kelamin, umur, ras dan cara pemeliharaan dilakukan analisis Chi-square. Hasil pemeriksaan 100 sampel feses anjing yang berasal dari beberapa kawasan wisata di Bali ditemukan prevalensi sebesar 34%. Perbedaan jenis kelamin, umur, ras, dan cara pemeliharaan anjing di kawasan wisata di bali tidak berhubungan dengan prevalensi infeksi Ancylostoma spp.
Prevalensi Infeksi Cacing Nematoda pada Ular Python Reticulatus yang Dipelihara Pecinta Ular di Denpasar Telnoni, Febriyani R R; Oka, I Bagus Made; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (2) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.982 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi dan jenis cacing yang menginfeksi ular Python reticulatus asal Bali. Penelitian menggunakan 30 ekor ular Python reticulatus yang dipelihara pecinta ular di Denpasar melalui pemeriksaan koproskopi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disampaikan secara sistematis dalam narasi tertulis. Hasil penelitian menunjukan bahwa 22 sampel feses positif terinfeksi cacing nematoda dengan prevalensi sebesar 73,32%. Jenis cacing yang menginfeksi tunggal antara lain Oxyuris sp,Rhabdias sp, Kalicephalus sp, dan Ophidascaris sp masing masing dengan prevalensi sebesar 36.67%, 6.67%, 3.33%, 3.33%. Infeksi campuran antara lain Rhabdias sp dan Oxyuris sp(6.67 %), Rhabdias sp, Kalicephalus, Oxyuris sp dan Ophidascaris sp (3.33%), Rhabdias sp, Strongyloides sp, dan Oxyuris sp (3.33%), Oxyuris sp dan Ophidascaris (3.33%), Rhabdias sp, Kalicephalus,dan Oxyuris sp (3.33%), Rhabdias sp, Kalicephalus, Strongyloides sp dan Ophidascaris sp (3.33%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada satu ekor ular Python reticulatus tidak hanya terinfeksi oleh satu jenis cacing saja, melainkan dapat juga terinfeksi oleh dua atau tiga jenis cacing.
Prevalensi dan Identifikasi Parasit Gastrointestinal pada Musang Luak (Paradoxurus hermaphroditus) di Rumah Produksi Kopi Luwak Cikole Bandung Aini, Hanifah Alshofa Nurul; Apsari, Ida Ayu Pasti; Oka, Ida Bagus Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (2) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.535 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan identifikasi jenis-jenis parasit gastrointestinal yang menginfeksi musang luak yang dipelihara di Rumah Produksi Kopi Luwak Cikole Bandung. Sejumlah 58 sampel feses diperiksa dengan metode konsentrasi apung menggunakan larutan NaCl jenuh. Parameter yang diamati adalah morfologi untuk mengetahui jenis parasit gastrointestinal yang menginfeksi musang luak. Kejadian infeksi parasit gastrointestinal dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi parasit gastrointestinal pada musang luak di Rumah Produksi Kopi Luwak Cikole Bandung sebesar 6,89%. Jenis parasit gastrointestinal yang ditemukan pada musang luakterdiri dari:Ancylostoma sp. dan ookista coccidia.
HUBUNGAN ANTARA TITER ANTIBODI DENGAN KEBERADAAN SISTA Toxoplasma gondii PADA JARINGAN OTOT DAN DARAH BABI Darmadi, I Putu; Adi Suratma, Nyoman; Made Oka, Ida Bagus
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (5) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.436 KB)

Abstract

Toxoplasmosis merupakan penyakit yang dapat menginfeksi hewan dan bersifat bersifat zoonosis pada manusia. Toxoplasmosis disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii. Hewan akan terinfeksi Toxoplasma gondii, bila menelan sista bradizoit pada daging yang tidak dimasak dengan sempurna atau ookista yang bersporulasi bersama makanan dan minuman. Diagnosis toxoplasmosis bisa dilakukan secara langsung dengan metode digesti dan secara tak langsung dengan serologi (ELISA). Metode digesti digunakan untuk mendeteksi sista Toxoplasma gondii dan jumlah kista pada jaringan babi, sedangkan metode ELISA digunakan untuk mendeteksi antibodi Toxoplasma gondii dan jumlah titernya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara titer antibodi dengan keberadaan sista terhadap Toxoplasma gondii pada jaringan babi. Sampel yang diperiksa adalah serum, organ jantung dan diafragma dari 171 ekor babi yang didapat di tempat pemotongan hewan tradisional di Darmasaba, Kecamatan Abian Semal, Kabupaten Badung. Pemeriksaan serum dilakukan dengan ELISA dan pemeriksaan organ (jantung dan diafragma) dilakukan dengan metode digesti. Kedua metode pemeriksaan tersebut dilakukan di Laboratorium Central for Study on Animal Disease dan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Hasil penelitian didapatkan 35 atau sebesar 20,47% sampel positif terdeteksi antibodi Toxoplasma gondii menggunakan metode ELISA, dengan titer antibodi berkisar antara 35-512. Pada metode digesti sampel organ yang positif sejumlah 9 atau sebesar 5,26%. Dari hasil metode digesti didapat intensitas kista Toxoplasma gondii berkisar antara 8-56. Berdasarkan hasil dengan menggunakan uji korelasi spearman didapatkan hubungan yang sangat bermakna (p<0,01) antara titer antibobi dengan keberadaan sista Toxoplasma gondii pada jaringan babi, dengan koefisien korelasi : rs = 0,618 dan r² = 0,38 serta persamaan regresi y = -0,77 + 0,05 x.
Ekstrak Metanol Daun Pepaya Efektif sebagai Vermisidal dan Ovisidal terhadap Cacing Ascaris Suum secara In Vitro Malelak, Ayu Murni Desrini; Oka, Ida Bagus Made; Sudira, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (3) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.132 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui vermisidal dan ovisidal dari ekstrak metanol daun pepaya dengan konsentrasi ekstrak 0,25% - 1% terhadap cacing Ascaris suum. Penelitian ini menggunakan  Rancangan  Acak  Lengkap (RAL), dengan perlakuan beberapa konsentrasi ekstrak daun pepaya 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1%. Kontrol negatif menggunakan NaCl fisiologis dan kontrol positif menggunakan Albendazole 0,12%. Dilakukan uji vermisidal dan uji  ovisidal, uji ovisidal dibagi  menjadi  dua  uji,  yaitu kontak langsung dan kontak tidak  langsung. Untuk uji vermisidal data dianalisis dengan Analisis Probit untuk mengetahui LC100 (Lethal concentration) dan LT100 (Lethal  time), sedangkan  untuk  uji  ovisidal  data dianalisis dengan Sidik Ragam dan  jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil  penelitian  vermisidal  didapatkan  LC100 ekstrak  daun  pepaya adalah  13,378%  dan  LT100 54,706  jam.  Untuk  uji  ovisidal  kontak  langsung didapatkan ekstrak daun pepaya berpengaruh sangat nyata (P<0,01) dan kontak tidak langsung didapatkan ekstrak daun papaya tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap daya berembrio telur Ascaris suum. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak daun pepaya efektif sebagai vermisidal dan ovisidal kontak langsung terhadap cacing Ascaris suum secara in-vitro.
Prevalensi Nematoda Gastrointestinal pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Mengwi, Badung Fadli, Muhsoni; Oka, Ida Bagus Made; Suratma, Nyoman Adi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (5) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.501 KB)

Abstract

Infeksi parasit cacing masih menjadi faktor yang sering mengganggu kesehatan sapi bali dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, pengaruh perbedaan tempat pemeliharaan (lantai kandang), dan jenis-jenis cacing nematoda gastrointestinal yang menginfeksi sapi bali yang dipelihara peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Sampel penelitian adalah feses sapi bali berjumlah 100 sampel, diambil dari 50 sampel sapi bali yang dipelihara dengan lantai kandang semen, dan 50 sampel sapi bali yang dipelihara dengan lantai kandang tanah, yang dipelihara peternak sapi yang ada di Desa Sobangan. Sampel tinja diperiksa dengan metode apung menggunakan larutan NaCl jenuh. Parameter yang diamati adalah morfologi dan morfometri telur cacing untuk mengetahui jenis cacing nematoda gastrointestinal yang menginfeksi sapi. Kejadian infeksi cacing nematoda gastrointestinal dianalisis menggunakan analisis chisquare untuk mengetahui hubungan lantai kandang tanah dan lantai kandang semen. Prevalensi cacing nematoda gastrointestinal pada sapi bali yang dipelihara peternak di Desa Sobangan sebesar 21%. Prevalensi cacing nematoda gastrointestinal pada sapi bali yang dipelihara peternak berdasarkan lantai kandang tanah dibandingkan lantai kandang semen tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Jenis cacing nematoda gastrointestinal  yang ditemukan terdiri dari : Bunostomum phlebotomum, Chabertia ovina, Nematodirus filicollis, Strongyloides papillosus, Toxocara vitulorum, Trichostringylus axei, dan Trichuris ovis. Meskipun ditemukan beberapa jenis cacing, namun tidak membahayakan, karena intensitasnya rendah.
Co-Authors Ady Fendriyanto, Ady Affan Nur Alamsyah, Affan Nur Agostinho Moreira Belo Agung Mourizd Adventus Bili Bora Agus manahan manik Agustina A Naibaho Aida Lousie Tenden Rompis Aini, Hanifah Alshofa Nurul Alice Viria Cordeiro da Costa Xavier Anak Agung Gde Arjana Anak Agung Gde Oka Dharmayudha Anak Agung Raka Pramasudha Astuti K. W. Ayu Murni Desrini Malelak, Ayu Murni Desrini Budhy Jasa Widyananta Desyandri Desyandri Dharma, I Putu Panji Nara Dharmawan N.S Dhea Septiany Peda Lalupada Febriyani R R Telnoni, Febriyani R R Gilang Kala Maulana, Gilang Kala Glantiga, I Gede Jaya Rama Heri Utomo Baihaqi, Heri Utomo I Gede Mahardika I Gusti Agung Made Armada Hambarsika I K. K. Agustina I Kadek Swastika I Ketut Berata I Ketut Puja I Made Damriyasa I Made Dwinata I Made Kardena I Made Merdana I Made Subrata I NYOMAN ADI SURATMA I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Putu Darmadi I Putu Hendra Pradipta I Wayan Masa Tenaya I Wayan Sudira I WAYAN YUSTISIA SEMARARIANA Ida Ayu Pasti Apsari Ida Ayu Pasti Apsari Ida Bagus Ngurah Swacita Ida Bagus Oka Winaya Ida Bagus Windia Adnyana Kadek Ari Dwipayanti Kadek Karang Agustina Ketut Budiasa Ketut Widyani Astuti Lestari, Anak Agung Istri Trisna Jiwani Luh Dewi Anggreni Luh Gede Winda Maheswari Madani, Inggrid Mahatriny N. N. Muhammad Gustav Satriadistfa Septiadi, Muhammad Gustav Muhammad Wilmar Akbar Muhsoni Fadli, Muhsoni Mukti, Taufik Ni Made Ayudiningsih Astiti Sudewi Ni Nyoman Mahatriny, Ni Nyoman Ni Nyoman Widiasih Ni Putu Sanggra Payani, Ni Putu Ni Wayan Nur Sidi Murti Nonitema Nazara Pande Ketut Suwanti Devi, Pande Ketut Payani N. P. S. Putranty, Rahmi Maulidya Putu Anna Oktaviana Putu Titin Evi Sucitrayani Rencong Dwi Putra, Rencong Dwi Rio Fadly Sihombing Saduarsasila, I Gede Agus Kana Sajuri, Indri Agustin Stevi Sam suri Samsuri Samsuri SAMUYUS NEALMA Santri Yulita, Santri Saputri, Megawati Satria, Julian Septianingsih, Ni Luh Putu Diah Sonda, Kristina Sartika Sri Kayati Widyastuti Sumartono - Utama, Kadek Jaya Wayan Tunas Artama Wisana, Kadek Adya Arsa Yoseph, Veronica Vriscilla Zefanya, Fiorencia