Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan kualitas hidup dan persepsi pasien tentang penyakit diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi Setiyo Budi Santoso; Dyah Aryani Perwitasari; Imaniar Noor Faridah; A.A Kaptein
Pharmaciana Vol 7, No 1 (2017): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.83 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v7i1.4699

Abstract

Kualitas hidup merupakan acuan penilaian outcome pasien diabetes mellitus tipe 2 (DMT2). Kualitas hidup pasien DMT2 dapat semakin menurun akibat komplikasi yang menyertainya. Aspek penting dalam pertimbangan intervensi peningkatan kualitas hidup adalah persepsi tentang penyakit. Tujuan penelitian ini untuk pengaruh persepsi tentang penyakit terhadap kualitas hidup pasien DMT2 dengan komplikasi.Studi potong lintang terhadap populasi terjangkau berlangsung selama Juli-September 2015 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Kuesioner Short Form-36  digunakan untuk mengukur kualitas hidup dan Brief-Illness Perceptions Questionnaire untuk persepsi tentang penyakit. Analisis uji T dan Anova satu jalan dilakukan untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup dan persepsi tentang penyakit berdasarkan karakteristik dasar pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, kadar gula darah sewaktu, tekanan darah, dan durasi diabetes), dan pengaruh persepsi tentang penyakit terhadap kualitas hidup.Penelitian melibatkan 51 pasien DMT2 dengan komplikasi. Subyek dengan tingkat pendidikan rendah memiliki peran fisik yang lebih buruk daripada subyek dengan pendidikan menengah dan tinggi (p=0,049). Persepsi subyek yang positif dapat meningkatkan kualitas hidup pada aspek; peran fisik (p=0,032), vitalitas (p=0,032), kesehatan mental (p=0,001), dan fungsi sosial (p=0,037).            Kualitas hidup pasien DMT2 dengan komplikasi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan persepsi tentang penyakit.
Effectiveness of 3rd generation cephalosporin compare to 3rd generation cephalosporin - macrolides for community acquired pneumonia patients in PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital Muhammad Dwi Suprobo; Dyah Aryani Perwitasari; Irma Risdiana
Pharmaciana Vol 9, No 2 (2019): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.898 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v9i2.10068

Abstract

Pneumonia is a lung infection caused by bacteria with high fever symptoms accompanied by cough with phlegm, shortness of breath. According to Riskesdas 2013 results, the prevalence of pneumonia based on diagnosis at Yogyakarta Special Region is 1.7% and 4.6%. The researcher has founds 172 adult patients diagnosed pneumonia during 2011-2016 in PKU Muhammadiyah Yogyakarta hospital. This study aims to determine the level of effectiveness between 3rd generation cephalosporins with 3rd generation cephalosporins and macrolides on the outcome of adult patients with pneumonia in PKU Muhammadiyah Yogyakarta hospital period 2015-2017. It was a retrospective cohort study with an affordable population. There were two groups of 3rd generation cephalosporins (n = 24) compared to the 3rd generation cephalosporins and macrolide (n = 13) measured results in the form of body temperature, shortness of breath, leukocyte count, and length of hospitalization using univariate and bivariate analyzes. Based on the results of the study, 70.3% was dominated by men, and 51.4% was dominated by the age group > 59 years. Both of groups showed a significant difference to the temperature where p=0.001 with difference of temperature decrease 0.79 ± 1.06 oC for single group while p=0.049 with difference of temperature decrease 0.65 ± 1.07 oC for combination group; as well as against leukocyte, both of groups had a value of p=0.001 where difference of leucocyte decrease was 4.80 ± 3.92 103/mm3 for single group and 5.43 ± 4.27 103 / mm3 combination group. While both of group showed no significant difference for shortness of breath p=0.638 with OR (95% CI) 2.4 (0.23 – 24.06) and p=0.435 for hospitalization, in single group was 5.88 ± 3.261 days while in combination group was 5.00 ± 1.826, this shows that the combination group had an average length of hospitalization of 0.88 days faster than the single group. The effectiveness between two groups showed a significant difference with p<0.05 on body temperature and leukocyte count. While both groups did not show a significant difference with p>0.05 to shortness of breath and length of stay.
Studi pharmacovigilance obat di puskesmas X Yogyakarta mustika muthaharah; Dyah Aryani Perwitasari; Nyoman Kertia
Pharmaciana Vol 7, No 1 (2017): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.367 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v7i1.4227

Abstract

ABSTRACT The increasing  use of herbal medicine in community also increase adverse event and toxicity report. Adverse events and toxicity can be detected with pharmacovigilance system. Adverse Drug Reaction (ADR) of herbal medicines are rarely studied in Indonesia. With the increasing use of herbal medicines in Indonesia, pharmacovigilance studies are necessary to detect the incidence of ADR. The purpose of this study is to describe the incidence of ADR on the use of herbal medicines. This research is a descriptive study using retrospective data. Research was conducted for 3 months by taking 10-month retrospective data backward using medical record. Interviews were conducted to identify the occurrence of ADR and assessment of quality of life using Naranjo algorithm.The result showed that three (13.63%) of 22 patients experiencing the ADR with probability of probable categories (1) and possible (2). The symptom of ADR that showed was the increased frequency of defecation, decreased in stool consistence and diuresis.The results of this study concluded that there are ADR event in patients who have been prescribed herbal medicine in Public Health Center X Yogyakarta. Keywords: ADR, herbal medicine, pharmacovigilance.
HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Naili Ra fi&#039;ah; Dyah Aryani Perwitasari
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 14, No 1: Maret 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.575 KB) | DOI: 10.12928/mf.v14i1.9830

Abstract

Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) terjadi karena adanya resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Insidensi DMT2 mencapai 90-95% dari penyakit diabetes mellitus secara  umum. Adanya komplikasi yang menyertai DMT2 dapat membahayakan jiwa dan menurunkan kualitas hidup. Persepsi pasien tentang penyakit juga dapat berkontribusi terhadap kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, penilaian terhadap persepsi dengan kualitas hidup pasien DMT2 dengan komplikasi sangat penting karena kualitas hidup yang menurun akibat persepsi tentang penyakit yang buruk dapat memperparah penyakit dan menyebabkan kematian. Untuk mengetahui hubungan persepsi pasien dengan kualitas hidup DMT2 dengan komplikasi yang dinilai dengan menggunakan kuesioner Short Form 36 (SF-36) dan Brief Illness Perceptions Questionnaire (B-IPQ). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, pengambilan data secara prospektif pada pasien DMT2 dengan komplikasi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner SF-36 dan kuesioner persepsi B-IPQ. Pada penelitian ini dilakukan uji validasi pada kuesioner Sf-36. Analisis data  dilakukan secara deskriptif dan menggunakan uji regresi linear multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa domain konsekuensi, durasi, identitas dan respon emosi pada kuesioner persepsi B-IPQ berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien DMT2. Hasil tersebut didasarkan pada analisis regresi linear dengan metode stepwise yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara domain persepsi tentang penyakit (B-IPQ) dengan domain kualitas hidup (SF-36) yaitu domain fungsi fisik (p = 0,014), keterbatasan peranan emosi (p = 0,002), keterbatasan peranan emosi (p = 0,003),  fatigue (p = 0,000), kesehatan mental (p = 0,000), fungsi sosial (p = 0,002), nyeri (p = 0,008) dan kesehatan umum (p = 0,000). Ada hubungan bermakna antara persepsi tentang penyakit dengan kualitas hidup pada pasien DMT2 dengan komplikasi. Penelitian ini dapat menjadi dasar kepada seluruh tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, intervensi klinis serta pemahaman pasien terkait penyakit DMT2 dengan komplikasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. 
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENERAPAN CLINICAL PATHWAY PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSUD SELE BE SOLU KOTA SORONG Sri Handayani Gurning; Dyah Aryani Perwitasari
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 18, No 1: Maret 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.819 KB) | DOI: 10.12928/mf.v18i1.20060

Abstract

Persalinan secara sectio caesarea semakin meningkat di Indonesia. Pelayanan medis dan terapi pada pasien sectio caesarea yang bervariasi dapat menimbulkan outcome terapi yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi biaya perawatan dan lama rawat inap pasien sehingga perlu adanya penerapan clinical pathway karena dapat meminimalkan biaya perawatan dan menurunkan lama rawat inap pasien di rumah sakit. Tujuan  penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian penerapan clinical pathway dan efektivitas biaya penerapan clinical pathway pada pasien sectio caesarea di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong. Rancangan penelitian berupa deskriptif analitik retrospektif dan jenis penelitian farmakoekonomi yaitu analisis efektivitas biaya pada pasien rawat inap sectio caesarea dengan perspektif rumah sakit (provider). Pada penelitian ini, sampel yang diperoleh dilakukan analisis kesesuaian penerapan clinical pathway berdasarkan kriteria-kriteria yang terdapat pada clinical pathway rumah sakit sehingga diperoleh kelompok sesuai dan tidak sesuai clinical pathway. Data yang diambil pada sampel adalah biaya medis langsung dan length of stay pasien sectio caesarea pada periode Januari-Juni 2019 kemudian dilakukan analisis efektivitas biaya penerapan clinical pathway dengan parameter Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER). Terdapat 74 pasien yang masuk dalam subyek penelitian. Jumlah pasien yang sesuai clinical pathway 1 pasien (1,35 %) dan yang tidak sesuai clinical pathway sebanyak 73 pasien (98,65 %). Rata-rata biaya medis langsung pada kelompok sesuai Rp 20.544.809 dan kelompok tidak sesuai clinical pathway Rp 14.316.469 serta diperoleh ICER sebesar Rp 8.304.453/hari. Disimpulkan bahwa penerapan clinical pathway sectio caesarea di RSUD Sele Be Solu dapat menambah biaya sebesar Rp 8.304.453/hari tiap penambahan satu hari length of stay.
Studi Pharmacovigilance Obat Herbal Di Puskesmas Kasihan II Bantul Nur Mahdi; Dyah Aryani Perwitasari; Nyoman Kertia
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 13, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.038 KB) | DOI: 10.12928/mf.v13i1.5744

Abstract

Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) dari obat-obat herbal merupakan hal yang masih jarang diteliti di Indonesia. Gaya hidup kembali ke alam menjadi cukup popular saat ini, sehingga masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam, termasuk pengobatan dengan tumbuhan obat atau herbal. Dengan meningkatnya penggunaan obat herbal di Indonesia, maka diperlukan pemantauan keamanan pada obat-obat herbal.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kausalitas kejadian ROTD serta mengetahui kualitas hidup pasien yang mendapatkan resep obat herbal. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional deskriptif, pengambilan data secara consecutive sampling secara prospektif. Pengambilan data selama dua bulan saat penelitian berlangsung, setelah itu dianalisis kejadian ROTD dan tanpa ROTD serta dinilai kualitas hidup pasien. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis adalah algoritma Naranjo dan kuesioner SF-36. Hasil wawancara kepada 25 subyek penelitian pada pengamatan prospektif dan retrospektif, subyek yang melaporkan adanya kejadian ROTD sebanyak 3 subyek (12%). Sebanyak 2 subyek dengan kategori possible (mungkin) dan 1 subyek dengan kategori probable (cukup mungkin). ROTD yang muncul adalah gatal-gatal, nyeri pinggang, mual, ngantuk dan dada berdebar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat kejadian ROTD pada pasien yang diberikan terapi herbal, gambaran kausalitas kejadian ROTD adalah kategori possible dan probable. Kata kunci: pharmacovigilance, reaksi obat yang tidak dikehendaki, obat herbal.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN LEUKEMIA AKUT DEWASA DENGAN FEBRILE NEUTROPENIA SETELAH PEMBERIAN KEMOTERAPI AGRESIF DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA Baiq Nurbaety; Dyah Aryani Perwitasari; Rizka Andalusia
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 11, No 2: September 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5012.078 KB) | DOI: 10.12928/mf.v11i2.1877

Abstract

Pasien dengan penyakit leukemia pada umumnya rentan terhadap infeksi dan apabila terkena infeksi seringkali sulit diatasi. Pemilihan antibiotika harus berdasarkan hasil kultur, pola resistensi serta guideline yang ada karena mikroorganisme dan sensitivitasnya terhadap antibiotika senantiasa berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien dewasa dengan leukemia akut yang mengalami febrile neutropenia setelah pemberian kemoterapi di RS Kanker Dharmais Jakarta. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional deskriptif dengan pengambilan data pasien secara retrospektif dan prospektif periode bulan Januari - Mei 2014. Data semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi diambil dari catatan rekam  medis pasien. Pada penelitian ini terdapat 18 episode febrile neutropenia pada pasien dewasa dengan leukemia akut. Pengggunaan antibiotika empirik monoterapi ditemukan sejumlah 10 episode (55,56%) dan yang terbanyak digunakan adalah sefepim (27,78%) sedangkan penggunaan antibiotika empirik kombinasi ditemukan sejumlah 8 episode (44,44%) dan yang terbanyak adalah kombinasi sefepim dengan amikasin (22,22%). Pada 16 episode (88,89%)  regimen antibiotika yang digunakan telah sesuai dengan guideline terbaru dari IDSA, NCCN dan Panduan  Tatalaksana Febrile Neutropeni / Demam Neutropenia pada Pasien Kanker. Antibiotika empirik yang digunakan sesuai dengan hasil kultur adalah sebesar 66,67%. Durasi antibiotika yang diberikan pada pasien febrile neutropenia adalah 6 sampai 34 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang mengalami keberhasilan terapi sebanyak 16 episode (88,89%). 
ANALISIS COST OF ILLNESS DAN LAMA RAWAT INAP PADA PASIEN STEVENS JOHNSON SYNDROME DAN TOXIC EPIDERMAL NECROLYSIS DARI PERSPEKTIF RUMAH SAKIT DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Darwis Darwis; Dyah Aryani Perwitasari; Sri Awalia Febriana
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 16, No 2: September 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.389 KB) | DOI: 10.12928/mf.v16i1.14642

Abstract

Stevens-Johnson Syndrom (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) merupakan suatu reaksi hipesensitivitas akut ditandai dengan nekrosis kutaneus dan masuk 10 besar efek samping terbanyak yang dilaporkan di Indonesia sebesar 3%. Banyaknya terapi dan lama perawatan diRumah sakit berdampak pada meningkatnya morbiditas, mortalitas dan biaya kesehatan. Tujuan dari penelitian inia adalah mengetahui cost of illness dan perbandingan lama rawat inap pada pasien SJS dan TEN akibat penggunaan obat dari perspektif rumah sakit. Design penelitian iniadalah cross sectional study dengan pengambilan data retrospektif. Data yang diambil adalah pasien yang terdiagnosa SJS dan TEN akibat penggunaan obat dan menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama periode tahun 2014-2018 sesuai kreteria inklusi daneksklusi. Sebanyak 48 pasien dilibatkan dengan diagnosa SJS sebanyak 41 pasien dan TEN sebanyak 7 pasien. Rata-rata total biaya pasien SJS sebesar Rp. 16.546.233,0224±16.091.819,01889, sedangkan untuk pasien TEN sebesar 14.356.586,2086 ± 6.645.740,75924. Rata-rata lama rawat inap pasien SJS (12,66±5,77 hari) dan TEN (13,29±3,03 hari). Tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata total biaya dan lama rawat inap antar pasien SJS dan TEN dimana nilai p > 0,05. SJS dan TEN tidak terdapat perbedaaan signifikan tetapi dapat menjadi beban biaya cukup tinggi dan peningkatan durasi lama rawat inap bagi pasien.
ASSOCIATION OF APPROPRIATNESS ANTIBIOTIC PRESCRIPTION WITH CLINICAL IMPROVEMENT IN CAP BASED ON Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) Fatimah Sri Kurniawati; Dyah Aryani Perwitasari; Irma Risdiana
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 18, No 1: Maret 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.51 KB) | DOI: 10.12928/mf.v18i1.19561

Abstract

Terapi utama pada pneumonia adalah antibiotika. Tingginya peresepan antibiotika berpeluang menimbulkan ketidaktepatan pemakaian antibiotika yang dapat menimbulkan Drug Related Problems (DRPs) dan memberikan dampak negatif pada perbaikan klinis pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan ketepatan peresepan antibiotika dengan perbaikan klinis pada pasien pneumonia rawat inap di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Rancangan penelitian observasional analitik dengan studi cohort retrospektif, dimana kriteria inklusi merupakan pasien dewasa pneumonia komunitas atau Community Acquired Pneumonia (CAP) rawat inap yang mendapatkan terapi antibiotika dan kriteria eksklusi pasien memiliki infeksi lain selain pneumonia, pasien dengan gangguan imunitas (immunocompromised), pasien dengan penyakit penyerta berupa keganasan pada paru atau saluran napas dan pasien meninggal <72 jam selama perawatan di rumah sakit. Data diambil dari rekam medik (RM) periode Januari-Desember 2019. Subyek penelitian diperoleh 72 sampel. Analisis penelitian menggunakan uji Chi Square untuk meneliti hubungan ketepatan peresepan antibiotika berdasarkan tools Pharmaceutical Care Network Europe(PCNE) dengan perbaikan klinis. Perbaikan klinis yang diamati meliputi frekuensi pernapasan, suhu, dan jumlah leukosit. Hasil penelitian terdapat 29,2% peresepan antibiotika tepat dan 70,8% tidak tepat. Sebanyak 54,2% mengalami perbaikan jumlah leukosit, 83,3% mengalami perbaikan RR, dan 65% mengalami perbaikan suhu. Nilai signifikansi pada jumlah leukosit p=0,000, pada perbaikan RR p=0,014, dan pada perbaikan suhu p=0,098. Ketepatan peresepan antibiotika berhubungan secara signifikan terhadap perbaikan klinis jumlah leukosit dan RR dengan nilai p ≤ 0,05. Ketepatan peresepan antibiotika dengan perbaikan klinis suhu tidak didapatkan hubungan yang bermakna.
EVALUASI KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL, YOGYAKARTA Wirawan Adikusuma; Dyah Aryani Perwitasari; Woro Supadmi
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 11, No 2: September 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4302.339 KB) | DOI: 10.12928/mf.v11i2.1880

Abstract

Diabetes melitus merupakan sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepatuhan pasien DM tipe 2 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional crossectional dengan mengambil data pasien secara prospektif selama periode Oktober-Desember 2013. Subyek penelitian adalah pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang telah menerima antidiabetik oral minimal 6 bulan terapi sebelum pengukuran kepatuhan. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 56 pasien diabetes melitus tipe 2 dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok monoterapi sejumlah 24 pasien dan kelompok kombinasi terapi sejumlah 32 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS) untuk mengukur kepatuhan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan antara monoterapi dan kombinasi terapi berbeda signifikan (p>0,05). Pada faktor karakteristik hanya jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kepatuhan  [RR=0,463; interval kepercayaan 95%: 0,202-1,062]  
Co-Authors A.A Kaptein Abdi Wira Septama Adi Wira Septama Adnan Adnan Adnan Adnan Adnan Adnan Adnan, Adnan Ahmad Azrul Zuniarto Aisyi, Mururul Ajeng Diantini Akrom, Akrom Anak Agung Gede Sugianthara Ananda Muhammad Naafi, Ananda Muhammad Andalusia, Rizka Andriana Sari Andriana Sari Andriana Sari Anisa Nova Puspitaningrum Arief Muttaqien Arief Rahman Afief Arifin, Bustanul Ariska Wigatiningtyas Athika Darumas Putri Baiq Adelina Atbam Munawwarah Baiq Nurbaety Bambang Purwoko Barkah Djaka Purwanto Barkah Djaka Purwanto Baroroh, Faridah Bayu Prio Septiantoro Bayu Prio Septiantoro Bayu Tri Murti Berry H Putra Bramadi Arya Bustanul Arifin Candradewi, Susan Fitria Cut Fatia Ulfa Cut Fatia Ulfa Damayanti, Elok Dania Haafizah Darwis Darwis Denys Chichi Kusumastuti Desty Kusumaningsih Dewi Wulandari Dias Ananda Sulistya Didik Setiawan Eka Wuri Handayani Elli Nur Hayati Endang Darmawan Endang Yuniarti Endang Yuniarti Farah Bidara Fatimah Sri Kurniawati Febriana, Sri Awalia Fredrick Dermawan Purba Gugun Suhendra Gugun Suhendra Haafizah Dania Haafizah Dania Haafizah Dania Haafizah Dania Haafizah Dania Haridini Intan Mahdi Hazena Misgi Damayanti Hendrik Hendrik Herjanti Ratnawiningsih Husnul Khuluq I Nyoman Kertia Ikrimah Nisa Utami Imaniar Faridah Imaniar Noor Faridah Imaniar Noor Faridah Imaniar Noor Faridah Imaniar Noor Faridah Imaniar Noor Faridah Intan Fatah Kumara Irma Risdiana Irma Risdiana Irma Risdiana Jaka Pradika Jarir At Thobari Kania Agustina Kaptein, A.A Kertia, Nyoman Kurniawan, Nurcholid Umam Kurniyati, . Kurniyati, . Lalu M Irham Lalu Muhammad Irham Lamhot B Simanjuntak Lamhot B Simanjuntak Lisza Niarisessa Lutfi Sukma Pratiwi M Rifqi Rokhman M. Rifqi Rokhman Made Ary Sarasmita Mahdi, Haridini Intan Maliza, Rita Mardiana Puji Lestari Marwin Marwin Marwin Marwin Melinda Widianingrum Melinda Widianingrum Melodia Rezadhini Menit Ardhiani Menit Ardhiani Muh. Deni Kurniawan Muhammad AR Saputra Muhammad Ardhani Muhammad Dwi Suprobo Muhammad Fathurrahman Muhammad Husnul Kuluq Mukti A Berlian Muliyani, Muliyani Mulyani, Sri Mumfasiroh Saputri Musa Fitri Fatkhiya mustika muthaharah Mustika Muthaharah muthaharah, mustika Mutmainnah Siradjuddin Muttaqien, Arief Nabial Chiekal Gibran Nabilah Nabilah Nabilah Nabilah Naili Ra fi&#039;ah Nanik Sulistyani Nasriyah, Chotijatun Nazhipah Isnani Nidia Yuni Lestari Nidia Yuni Lestari, Nidia Ninda Sari Wahyuningtyas Novi Milasari Nur Aida Nur Mahdi Nur Mahdi Nurcholid Umam Nurcholid Umam Kurniawan Nurcholid Umam Kurniawan Nurcholid Umam, Nurcholid Nurkhasanah Mahfudh Nurul Kodriati Nyoman Kertia Nyoman Kertia Oni Yulianta Wilisa Pendicho Eko Yuliyanto Prasandhya Astagiri Yusuf Prasasti, Dian Pratama, Kharisma Pratiwi, P.D. Putri Pertiwi Putri Rachma Novitasari Putri, Rr. Erni Kusuma Qarriy 'Aina Urfiyya Ra fi'ah, Naili Ratu Matahari Riana Prastiwi Handayani Rini, Vina Angga Rizka Andalusia Rizka Andalusia Rizka Novia Atmadani Robi’ah Adawiyah Rocky Cheung Rocky Cheung Sabaan, Wahid Saidah Rauf Santoso, Setiyo Budi Satibi Satibi Sawitri Sawitri Setiyo Budi Santoso Shabran Hadiq Sindy Cisna Ambarwati Siswandi Siswandi Siswandi Siswandi Siti Pandanwangi Siti Urbayatun Solikhah Sri Awalia Febriana Sri Handayani Gurning Sri Mulyani Sulastri Sulastri Susan Fitri Candradewi Susan Fitri Candradewi Susan Fitria Candradewi Tetie Herlina Triantoro Safaria Triantoro Safaria Ully Adhie Mulyani Ully Adhie Mulyani Vina Angga Rini Wahyu Rahmatulloh Wilisa, Oni Yulianta Wirawan Adikusuma Woro Supadmi Woro Supadmi Woro Supadmi Woro Supadmi Yeni Alfiana Ratnasari Yudha Rizky Nuari Yuli Rachmawati Yuli Rachmawati Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain