Claim Missing Document
Check
Articles

Penggunaan Instagram sebagai Media Promosi Kuliner Kota Semarang (Studi Kasus pada Komunitas Online @jakulsemarang) Wafda Afina Dianastuti; Lintang Ratri Rahmiaji; Sri Budi Lestari; Agus Naryoso
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.574 KB)

Abstract

Instagram adalah social media berbagi foto yang mulai banyak digunakan untuk kepentingan komunikasi pemasaran dengan ciri khasnya yang mengedepankan pesan visual dan interaktivitas yang tinggi. Pemasaran menggunakan media sosial sedang populer khususnya di bidang kuliner. Salah satunya adalah akun @jakulsemarang atau Jajanan Kuliner Semarang yang memanfaatkan Instagram untuk memberi ulasan mengenai kuliner Kota Semarang dan mempromosikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram sebagai media promosi kuliner Kota Semarang dengan studi kasus pada komunitas online @jakulsemarang. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh dari studi dokumentasi unggahan akun @jakulsemarang serta wawancara dengan pemilik akun dan follower. Teori yang digunakan adalah Teori Media Baru dan The 7C Framework. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Instagram sebagai media promosi memiliki fitur-fitur yang memenuhi enam aspek dari The 7C Framework, yaitu context, content, community, communication, connection, dan commerce. Context berperan dalam menarik minat, tetapi content merupakan penentu respon target sasaran. Community menyebarkan pesan secara luas dan personal, communication menjalin interaksi antara pemasar dengan target sasaran, connection memberi kemudahan akses informasi dalam sekali klik melalui tag dan hashtag, sedangkan commerce mendorong terjadinya pembelian. Kekuatan utama Instagram terletak pada content, community, dan connection. Satu-satunya aspek yang tidak terpenuhi adalah customization, tetapi ternyata aspek ini tidak berperan. Dalam kasus akun @jakulsemarang, respon followers terhadap kuliner yang dipromosikan sangat dipengaruhi oleh tren, selera, dan media habit. Followers paling aktif pada pukul 12.00-19.00 dan terutama sore hari. Keberhasilan terlihat ketika followers tertarik dengan foto yang diunggah, sehingga mereka mengklik like, menulis komentar, testimonial, merekomendasikannya kepada teman, mem-follow akun online shop yang dipromosikan, dan mengunjungi tempat kuliner tersebut. Keberhasilan juga dapat dibuktikan dengan klaim para klien bahwa jumlah followers dari akun online shop mereka bertambah dan pengunjung meningkat.
Kampanye Public Relations Untuk Penguatan Positioning Batik Jayakarta Melalui Event Batik Fashion Week 2014 Mellisa Indah Purnamasari; Agus Naryoso; Lintang Ratri Rahmiaji; Adi Nugroho
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.019 KB)

Abstract

Batik Jayakarta merupakan salah pilihan untuk fashion batik di kota Semarang. Batik Jayakarta melakukan pendekatan promosi yang baik untuk masyarakat Kota Semarang. Promosi melalui media baru telah ditekuni oleh Batik Jayakarta seperti adlips di lampu merah, mini baliho yang bekerja sama dengan pos polisi, dan mencari endorse untuk memasarkan produknya. Namun, pemasaran ini belum menyentuh segmentasi anak muda. Minat anak muda untuk mengunjungi toko batik dan minat menggunakan batik masih rendah. Maka, laporan karya bidang ini disusun untuk meningkatkan brand awareness Batik Jayakarta dan meningkatkan minat anak muda memakai batik. Karya bidang ini disusun dengan menggunakan pendekatan persuasive serta penerapan teori-teori kampanye PR untuk mendukung keberhasilan tujuan komunikasinya. Melalui penyelenggaraan serangkaian event “Batik Fashion Week 2014”. Acara ini dinilai efektif untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap Batik Jayakarta. Roadshow diselenggarakan di berbagai sekolah dan universitas di kota Semarang. Acara puncak “Batik Fashion Week” diselenggarakan di kawasan Kota Lama Semarang dengan bekerjasama dengan para desainer batik dan komunitas - komunitas yang ada di Jawa Tengah. Keberhasilan dalam mencapai tujuan komunikasi dapat diketahui berdasarkan riset pasca event. Setelah event berlangsung, awareness audiens meningkat sebanyak 16% dari yang semula 30% menjadi 46%. Sedangkan minat untuk memakai batik juga meningkat sebesar 15 % dari yang semula 20% menjadi 35%. Dengan demikian, rangkaian kampanye PR melalui event ini efektif untuk mencapai tujuan komunikasi awal. Karya bidang ini diharapkan dapat memberikan implikasi-implikasi dalam aspek akademis dan praktis. Implikasi akademis karya bidang ini berupa kontribusi untuk memperkaya pengetahuan akan penerapan strategi persuasive dan penerapan teori kampanye PR dalam pencapaian tujuankomunikasi. Sementara itu, implikasi praktis memberikan pengetahuan dan pengalaman untuk membuat kegiatan promosi yang efektif sesuai dengan target audiens serta tujuan komunikasinya. Keywords : fashion, batik, skripsi, event
REPRESENTASI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PADA RUBRIK “NAH INI DIA” DI SURAT KABAR POS KOTA (ANALISIS WACANA SARA MILLS) Yunni Wulan Ndari; Lintang Ratri Rahmiaji; Dr Sunarto; Hapsari Dwiningtyas
Interaksi Online Vol 3, No 2: April 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.883 KB)

Abstract

Skripsi ini melihat bagaimana representasi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang ada pada rubrik “Nah Ini Dia” di Surat Kabar Pos Kota. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana Sara Mills. Tujuan skripsi ini adala h menjelaskan bagaimana strategi teks pemunculan korban KDRT, melihat viktimisasi korban KDRT yang ditampilkan dalam rubrik ini serta mengetahui ideologi dominan apa yang melatarbelakanginya. Hasil dari skripsi ini menunjukkan bahwa kemunculan korban KDRT dilakukan melalui empat tahap yaitu konstruksi karakter lelaki dan perempuan dalam teks pemberitaan (character), penggambaran bagian tubuh perempuan (fragmentation), sudut pandang gender (focalization) dan bagaimana ideologi dominan yang ada tumbuh dalam perbedaan gender. Adapun viktimisasi korban KDRT dilakukan dengan menggunakan bahasa dan ekpresi humor yang membuat KDRT sebagai hiburan bagi pembaca dan bukannya sebagai masalah serius, penyudutan korban KDRT, dan terakhir memanfaatkan konstruksi sosial budaya. Sedangkan ideologi patriarki dan ekonomi politik media adalah ideologi dominan yang melatarbelakangi representasi korban KDRT.
Negosiasi Identitas Dalam Pernikahan Tanpa Marga Pada Pasangan Campuran (Suku Batak dan Suku Lainnya Juwita Veronica; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 6, No 1: Januari 2018
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.74 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku dengan adat istiadat yang berbeda-beda. Salah satunya adalah pernikahan suku Batak. Suku Batak memiliki adat istiadat dalam penikahan yakni pernikahan dengan marga. Namun, percampuran budaya yang terjadi karena sebagian penduduk Indonesia yang berpindah tempat tinggal untuk alasan pendidikan dan pekerjaan menjadi alasan terjadinya pernikahan antar suku. Akulturasi budaya ini memunculkan fenomena baru yakni pernikahan suku Batak tanpa pemberian marga Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana negosiasi identitas yang dilakukan pada pasangan campuran yang melakukan pernikahan tanpa pemberian marga dan bagimana pasangan Batak yang melakukan pernikahan tanpa pemberian marga memaknai pemberian marga. Penelitian ini merujuk pada paradigma interpretatif dengan metode fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah tiga pasangan campuran (Batak dan suku lainnya) yang lahir dan besar dari luar Sumatera Utara yang melakukan pernikahan tanpa pemberian marga. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori negosiasi identitas menurut Stella Ting Toomey Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas Batak dalam diri orang Batak terutama di luar daerah Sumatera sudah memudar karena orang Batak di luar Sumatera sudah tidak lagi memegang kuat budaya Batak. Kurangnya terpaan dan penanaman budaya Batak dalam diri juga merupakan salah satu alasan memudarnya identitas Batak dalam diri. Ide pernikahan dengan marga cenderung diabaikan oleh orang Batak yang tinggal di luar Sumatera karena mereka sudahh terbuka dengan perbedaan yang ada. Orang Batak yang tingal di luar Sumatera Utara berusaha melakukan negosiasi identitas yakni dengan menentang identitas yang ada dan berusaha mendefinisikan ulang identitas yang ada. Negosiasi yang dilakukan akan berjalan lebih mudah apabila di dukung dengan pola komunikasi dan pola hubungan yang baik. dalam dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola komunikasi yang terbentuk dalam keluarga adalah pola komunikasi yang cair, dimana keluarga menerapkan pola komunikasi yang aktif dan bersifat sirkular. Negosiasi juga dapat berjalan dengan baik apabila memiliki hubungan yang saling mendukung dalam keluarga sehingga setiap keputusan yang diambil mendapatkan respon yang positif.
Representasi Androgini Jovi Adhiguna di Video Blog YouTube Chela Merchela Funay; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 6, No 2: April 2018
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.148 KB)

Abstract

Jovi Adhiguna’s vlog is one of the social media accounts on YouTube featuring the personal life of a Jovi Adhiguna with his uniqueness as an androgyny. Androgyny is an individual who has two gender roles with masculine and feminine social values that are equally strong and emerge at the same time. This study aims to find out how the androgynous representation through semiotic analysis and also to see the effect of androgyny on the dominant ideology of heteronativity. In analyzing the three vlogs of Jovi, the author uses the theory of semiotics from Roland Barthes, which in theory is expressed in the meaning system of denotation, connotation, and myth. Based on the results of three vlogs Jovi's research, shows the representation that androgyny is not a gender identity that has a sexual orientation but the development of gender roles, in which the masculine self is integrated into the feminine traits. Nevertheless, Jovi also represents androgyny as “the other”, the realization that he is the “self” outside the normal conception prevailing in society, discriminated against because of the differences he believes in, while continuing to refuse to be called a “banci”, “waria”, “bencong”, and transgender. Other findings suggest that androgynous tend to engage in creative activities that are not limited by gender or unisex, but tend to feminine headlines such as fashion and beauty. Through the representation that appears on Jovi's vlogs, it shows that the androgyny concept that is presented is not fully against heteronativity and even tends to strengthen the ideology of heteronativity by recognizing the concept of androgyny as liyan.
Produksi Program Acara Berita Feature “Harmoni Islam” di Cakra Semarang TV sebagai Juru Kamera Nanda Dwitiya Swastha; M Bayu Widagdo; Hedi Pudjo Santosa; I Nyoman Winata; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.764 KB)

Abstract

Televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki fungsi penting sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial sebagaimana tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Keunggulan berupa sifat audio-visual menjadikan televisi masih menjadi media massa yang digemari oleh sebagian besar masyarakat hingga kini. Oleh sebab itu, para stasiun televisi dituntut kreatif dalam menciptakan program acara yang mampu menarik minat masyarakat untuk menontonnya.Pada momen Ramadhan, stasiun televisi nasional maupun lokal berupaya menciptakan program acara bertemakan “bulan suci” tersebut. Sayangnya, tidak seluruh program acara bertemakan Ramadhan memiliki konten yang edukatif. Beberapa program acara Ramadhan justru hanya menonjolkan komedi yang terkadang mengandung unsur kekerasan, baik secara verbal maupun non verbal, dengan tujuan memperoleh rating dan share yang tinggi.Upaya untuk menampilkan program acara Ramadhan yang edukatif dan menarik menjadi alasan utama kami untuk menciptakan program Harmoni Islam. Pada dasarnya, program Harmoni Islam merupakan salah satu produk jurnalistik berbasis feature yang mengulas informasi seputar Islam untuk mengisi momen Ramadhan dan ditampilkan secara santai, mudah dipahami, dan didukung visual yang menarik. Target audience menyasar masyarakat yang berada pada usia produktif dengan karakter aktif, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, dan mampu memahami ajaran Islam yang disampaikan melalui pesan audio-visual.Setelah melalui tahapan praproduksi, proses produksi, pascaproduksi, program Harmoni Islam ditayangkan di Cakra Semarang TV setiap hari selama bulan Ramadhan mulai tanggal 28 Juni 2014 sampai 27 Juli 2014 pukul 17.00 WIB. Melalui program acara televisi ini diharapkan masyarakat memperoleh tayangan yang edukatif, sehingga mampu meningkatkan wawasan dan amalan ibadah di bulan Ramadhan.Kata Kunci: televisi, program acara, Ramadhan, Islam
Produksi Program Acara Pro 2 Activity di Pro 2 RRI Semarang (Editor) Kristiawan Agma Bima Setyanto; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 8, No 1: Januari 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.852 KB)

Abstract

Radio media that can be said by friends of the public from various walks of life as media can accompany, entertain, and convey a variety of new information needed by the community. Radio is said to be a friend of the people from various walks of life because radio can be used from a variety of people with different educational backgrounds and customs to consume radio that provides information through voice networks. LPP RRI was established on September 11, 1945 and on that date was made the day of the RRI (Radio Republik Indonesia) which is commemorated every year. RRI Semarang is one part of the national radio in Indonesia that always carries out various creativities. RRI has four programs, one of which is specifically for young people, namely Pro 2 RRI. The author is in charge as an editor whose job is to prepare all creative content from earcather, radio show (paparazy), viral interlude (selvi), and voxpop. In addition, the editor also made pamphlets that would later be used to conduct buzzing activities through the official social media Pro 2 RRI Semarang such as Instagram, WhatsApp, Facebook and Twitter which were carried out while the broadcast was in progress. Pro 2 RRI Semarang has a program called Pro 2 Activity which broadcasts every day for three hours from 06.00 - 09.00 WIB. The reason for choosing this program to be developed is because of the lack of enthusiasm of listeners towards the Pro 2 Activity program. Seen from the lack of response on social media listeners. After the program was run for 8 weeks using a new concept the editor and the team succeeded in producing 24 episodes and the Pro 2 Activity program experienced an increase in listeners from initially 3 to 4 listeners every day to 8 to 10 listeners. And if in the future there are still field works in Pro 2 RRI Semarang is expected to provide better breakthroughs to increase listeners
Komunikasi Interpersonal pada Proses Ta’aruf Melalui Aplikasi Ta’aruf Online Indonesia Rizka Rahmawati; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 10, No 1: Januari 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technological changes in the new era encourage ta'aruf to transform into a process of getting acquainted using media, or online ta'aruf. How interpersonal relationships are built in media intermediaries and thirdparty admins can work. This study aims to determine how the description of the interpersonal communication process in the development of partner relationships through the Ta'aruf Online Indonesia application. The phenomenon of online ta'aruf is interesting to study in the framework of the development of information technology and the concept of relationships in Islamic rules. The theory used is the theory of uncertainty reduction, violation of expectations, and the concept of ta'aruf. This research uses descriptive exploratory method. The subjects in this study were users of the Ta'aruf Online application who had been married for the last one year. Data collection methods in this study used observation, interviews and documentation with data analysis techniques including data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The results of the study show that Ta'aruf in the digital era has changed, namely to become ta'aruf through online or online applications. Ta'aruf online at Ta'aruf Online Indonesia was chosen by the informant because it was considered the most in accordance with Islamic rules. Compared to offline ta’aruf, there are two substantive differences, namely the limited function of intermediaries, and freedom as well as diversity of choice. The online ta'aruf communication process has almost the same stages as offline ta'aruf, usually starting with a premarital (school) study, registering and activating a TOI account, filling out a CV, applying for ta'aruf, asking questions, nadzor and khitbah. The deciding point is in the question and answer process and whether it is able to reduce uncertainty and meet expectations. The success of the online ta'aruf communication process through Indonesia's online ta'aruf has the potential for success when the prospective partner has strong motivation, parental approval, ideological similarity, willingness to understand the partner, and consideration of the prospective partner's faith.
Beauty Representation (Semiotic Analysis of Roland Barthes in Rachel Goddard Youtube Account) Afrilia Wening Anindya; Dr. Lintang Ratri Rahmiaji, M.Si
Interaksi Online Vol 5, No 2: April 2017
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.324 KB)

Abstract

This research was started from beautiful meaning that remains a problem for women and still debated to this day. Rapid technological development, until the advent of vlog makes the concept of beauty changes. One of vlogger that discusses about beauty on her YouTube account is Rachel Goddard. She presents vlog about makeup tutorials, tips on caring for the body and face, also reviews on beauty products through her youtube account. The aim of this research is to know the beauty representation based on Semiotic analysis and also to dismantle the myth of what was built by Rachel Goddard. In analyzing vlog about beauty tutorials titled "Learning Makeup For Beginners" in the Rachel Goddard YouTube account, the writer using semiotic researchers from Roland Barthes. The first conclusion of this research is beauty representation still refer to the same criteria, but with the development of technology, beauty criteria has expanded. Beauty criteria that have expanded is thick and tidy eyebrows; big and colorful eyelids; curly, thick, and long eyelashes; eyes that look big; under eye that look bright; flawless, smooth, and perfect face; rosy cheeks; and colored lip in order not to look pale. The second conclusion of this research is beauty criteria still oriented to the western culture. This is evidenced by the figure of Rachel Goddard who became a model in the vlog also many makeup products and foreign language vocabulary that she used.
REPRESENTASI KEKUASAAN PEREMPUAN SEBAGAI ANGGOTA PARLEMEN DALAM VIDEO DPR – MUSIKAL PADA AKUN YOUTUBE SKINNYINDONESIAN24 Vivi Yolanda; Triyono Lukmantoro; Lintang Ratri Rahmiaji
Interaksi Online Vol 10, No 2: April 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media sosial sebagai pilar kelima dari demokrasi menjadi peluang bagi perempuan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai diri. Banyaknya video tayangan di media sosial tentang isu perempuan, video berjudul DPR – MUSIKAL menjadi menarik untuk diteliti karena menampilkan perempuan parlemen yang diproduksi oleh laki-laki. Penelitian yang berjudul “Representasi Kekuasaan Perempuan sebagai Anggota Parlemen dalam Video DPR – MUSIKAL pada Akun Youtube SkinnyIndonesian24” bertujuan untuk mengetahui bagaimana video berjudul DPR – MUSIKAL pada akun youtube SkinnyIndonesia24 merepresentasikan kekuasaan perempuan sebagai anggota parlemen dan menganalisis bagaimana perempuan digambarkan dalam mengatasi berbagai persoalan politik yang harus dihadapinya. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik analisis wacana kritis Sara Mills. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kekuasaan perempuan sebagai anggota parlemen yang ditampilkan dalam video DPR – MUSIKAL pada akun youtube SkinnyIndonesian24 tidak sesuai dengan perspektif feminisme eksistensialis Simone de Beauviour. Mawar yang direpresentasikan sebagai perempuan berkuasa yang memiliki akses tertinggi dalam sebuah negara belum sepenuhnya mendapatkan kekuasaan. Bahkan, pada lembaga publik tertinggi dalam suatu negara yaitu DPR RI perempuan masih tidak mendapatkan kekuasaan atas dirinya sendiri. Melalui Analisis Wacana Kritis Model Sara Mills, perempuan dalam menyelesaikan permasalahan politiknya digambarkan sebagai sosok yang emosional, dilema, dan tidak berdaya. Fragmentasi tubuh perempuan ditunjukkan melalui wajah, dada, hingga pinggang dan kaki untuk menggambarkan inferioritas perempuan dan kesan sensual. Selanjutnya, fokalisasi menunjukkan pola komunikasi perempuan lebih kompetitif. Hal ini terjadi karena dialog laki-laki lebih mendominasi dan menunjukkan suara perempuan sulit didengar. Sehingga dapat ditarik benang merah melalui analisis skemata bahwa video tayangan berjudul DPR – MUSIKAL pada akun youtube SkinnyIndonesian24 menguatkan adanya ideologi patriarki. Tayangan tidak menunjukkan kekuasaan perempuan di ruang publik. Sebaliknya, tayangan menegaskan bahwa dalam arus utama perempuan tidak memiliki hak atas dirinya sendiri dan laki-lakilah pemegang kekuasaan tertinggi sekaligus pengambil keputusan.
Co-Authors Abimanyu Satriyo Wicaksono Ade Armando Adi Nugroho Adi Nugroho Afiati Tsalitsati, Afiati Afra Widyawiratih Arini Afrilia Wening Anindya Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Agustina Rahmawati Aisyah Nadhilah Arsyi Malik Alya Azma Fazira Alya Nur Hana Anastasya Yuca Venina Andre Ghozali Putra Riyadi Anike Puspita Yunita Anissa Meiriam Swastinastiti Antika Yolanza Arbi Azka Wildan, Arbi Azka Arlinda Nurul Nugraharini Arum Sawitri Wahyuningtias Azalea Puspa Sessarina Bambang Sadono Bambang Sadono Bethania Swasti Akmarani Chela Merchela Funay Desynta Kurnia Hapsari Dhea Ayu Fairuzha Djoko Setyabudi DR Sunarto Dwi Purbaningrum, Dwi Fitri Damayanti Frans Agung Prabowo Freshia Trinanda Hamid Ginting, Stefany Hanna Oliviati, Nur Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas S, Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas Sulistyani Hasan Hendratmoko Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Hendrianto Noor Ikhwan Herusna Yoda Sumbara I Nyoman Winata Iffah Shofiyah Ariefah Isti Prabandari, Ayu Josinita Endah Juniarlin Joyo NS Gono Joyo Nur Suryanto Gono Juwita Veronica Kaisya Ukima Tiara Anugrahani Keke Meidyluana Sitalaksmi Kristiawan Agma Bima Setyanto Liza Margaret, Liza M Bayu Widagdo Maria Gabrielle P., Maria Marisa Arum Larasati Mayangsari Cantika Mutiara Mellisa Indah Purnamasari Muhammad Bayu Widagdo Muhammad Imaduddin Nanda Dwitiya Swastha Nisa Bela Dina, Nisa Bela NUR CAHYANINGSIH, DEWI Nurist Surayya Ulfa Nuriyatul Lailiyah Oki Riski Karlisna Osa Patra Rikastana Primada Qurrota Ayun Puji Purwati Rakanita Oktaviani Hadi Saputri Rieda Anindita Putri, Rieda Anindita Rimadhani Putri Budiana Rizka Rahmawati Rizki Rengganu Suri Perdana Rony Kristanto Setiawan S. Rouli Manalu Safira Nurin Aghnia Septiana Hadiwinoto, Jessica Siska Ratih Dewanti Sri Budi Lestari Sri Budi Lestari Sri Widowati Herieningsih Sunarto Sunarto Sunarto Sunarto Surya Mutumanikam, Gempita Tandiyo Pradekso Taufik Suprihatini Taufik Suprihatini Tiara Apriyani Titiek Hendriama Titiek Hendriama, Titiek Tri Fajariani Fauzia Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Turnomo Rahardjo Vivi Yolanda Wafda Afina Dianastuti Warapsari, Dhyayi Wimala Wimardana Yoana Putri Elianna Yohanes Erik Wibawa Yoshita Rindha Anggraini Yulistra Ivo Azhari Yunni Wulan Ndari Yunusiah, Septia