Claim Missing Document
Check
Articles

PERILAKU IMITASI FASHION SNSD OLEH SONE SEBAGAI BENTUK PRESENTASI DIRI DAN IDENTITAS SONE (ANALISIS FENOMENOLOGI PERILAKU FANS TERHADAP ARTIS IDOLANYA) Dewanti, Siska Ratih; Santosa, Hedi Pudjo; Widagdo, M Bayu; Rahmiaji, Lintang Ratri
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.982 KB)

Abstract

Skripsi ini melaporkan hasil penelitian dari analisis fenomenologi terhadap fashion komunitas penggemar girls band korea SNSD ,yaitu SONE di Kota Tegal. Fashion SONEmenunjukkan bahwa ada pesan yang ingin disampaikan oleh mereka. Dengan pengamatan terhadap atribut fashion yang mereka gunakan, penelitian ini ingin memaknai bagaimana fashion bisa dijadikan sebuah sarana untuk mempresentasikan diri dan sebagai identitas SONE. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan kajian fenomenologi komunikasi dan memberikan pengetahuan bahwa komunitas fashion SONE mempunyai sisi yang unik dan tidak selalu identik denganperilaku yang melanggar norma . Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengungkapkan adanya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi pustaka, dan wawancara. Analisa data dilakukan bersamaan ketika peneliti mengumpulkan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku imitasi yang terjadi pada kelompok SONE terjadi dalam hal simbolik saja. Dimana mereka menggunakan pakaian yang sama dengan apa yang kerap digunakan oleh anggota SNSD untuk menunjukan pada masyarakat bahwa mereka merupakan bagian dari kelompok SONE. Kelompok SONE sendiri dikenal sebagai kelompok fandom k-pop “eksklusif”di kota Tegal ,selain itu mereka ingin membuat kesan dengan menyampaikan pesan nonverbal melalui perantara fashion yang mereka gunakan ,bahwa dengan menggunakan SNSD style yang notabene berbeda dari kebiasaan pakaian yang digunakan oleh kebanyakan orang di lingkungan mereka dankerap kali dianggap “aneh” mereka justru bisa tampil lebih modis dan akhirnya membuat orang tertarik dengan apa yang mereka gunakan.Kata Kunci : Kpop , SNSD , SONE , Imitasi , Fenomenologi
Pembingkaian Media Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dalam Pemberitaan di detik.com Surya Mutumanikam, Gempita; Ratri Rahmiaji, Lintang
Interaksi Online Vol 8, No 1: Januari 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.384 KB)

Abstract

People with mental disorders have not been a mainstream issue in news articles. Throughout January – March 2019, detik.com reported as much as 93 news articles regarding people with mental disorders issue. Based on high quantity of news article release, this issue is perceived as one important issue for detik.com. Therefore, it is important to examine the quality of news article regarding people with mental disorders issue, in order to recognize the concern of detik.com toward this issue. This research aims to examine the frame being used in detik.com news articles of people with mental disorders. Research data sources obtained from random draw of 10 news articles during January – March 2019 period. This research will apply Zhongdang Pan and M. Kosicki’s framing analysis model to look deeper on four aspects of examination consist of syntactical, script, thematic, and rethorical structures. The results indicate, syntactical structure analysis show headline’s picks have a negative tendency, and the sources of news is dominated by people who come from non-psychiatrist background to explain and identify about news subject’ mental condition. In script structure analysis, detik.com emphasizes how from 5W+1H elements related to chronology of incident. Thematic structure analysis indicates three news themes consist of people with mental disorders and criminality, the behavior of people with mental disorders, and people with mental disorders’ rights as citizen. Each theme points out coherency between sentences about mental disorders and criminality, or details about their behavior. In rhetorical structure analysis, the word of perpetrators and victim is used to identify people with mental disorders as criminals, also diction used in detik.com news articles emphasize the behavior of people with mental disorders is inhumane, unsettling, unpredictable, and they have no ability to decide. Photos related to the crime scene or the subject themselves are also used to emphasize the facts regarding the incident. Furthermore, detik.com frame people with mental disorders same as insane. This frame conducted by detik.com indicates, they only viewed this issue as a news value, and reinforce the definition of people with mental disorders as it has been known by society.
Pola Komunikasi pada Hubungan Pernikahan dengan Pria yang Berusia Lebih Muda dalam Budaya Patriarki Yunusiah, Septia; Ratri Rahmiaji, Lintang
Interaksi Online Vol 6, No 1: Januari 2018
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.992 KB)

Abstract

Practice of patriarchy is still so viscous on Indonesian society. Even on a marriage life, Indonesian believe that husband has a dominant social role than wife. That issue become interesting when a man married an older woman. Remembering that husband role is dominant in Indonesian believe, this research is focus on how is Communication Patterns on Marriage Relationship with Younger Man in Patriarki Culture The result of this research shows that different ages, in this case is when husband is younger, did not affect the process of communication between husband and wife. Even though one of the research subject shows that they have a communication problem in their marriage life, that problem did not come from age differential between two of them, but from their social status and some culture that give a women domination on a marriage life. A men who marry older woman tend to have a good quality of marriage life same as other married couples. Husband keep dominating almost all aspect on marriage life such as conflict, discussion, even on daily talk. However, some couples also shows that wife is dominating their marriage life, but it was caused by difference of their social status and the husband character not by the age differential.
Hubungan antara Terpaan Publisitas dan Faktor Demografis dengan Dukungan Masyarakat pada Kegiatan City Branding Jepara Wildan, Arbi Azka; Naryoso, Agus; Lestari, Sri Budi; Rahmiaji, Lintang Ratri
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.016 KB)

Abstract

City branding merupakan upaya atau strategi dari suatu kota untuk membuat positioning yang kuat di regional maupun global. Jepara memerlukan kegiatan city branding untuk memperkuat positoningnya diantara kota-kota lain, turut serta melibatkan masyarakat dan media juga sangat diperlukan dalam kegiatan city branding. Lalu, adakah hubungan antara terpaan publisitas dan faktor demografis dengan dukungan masyarakat pada kegiatan city branding Jepara?Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji korelasi terpaan publisitas dan faktor demografis dengan dukungan masyarakat pada kegiatan city branding Jepara. Hipotesis dari penelitian ini adalah Terdapat hubungan antara terpaan publisitas dengan dukungan masyarakat pada kegiatan city branding Jepara dan Terdapat hubungan antara terpaan publisitas dan faktor demografis dengan dukungan masyarakat pada kegiatan city branding Jepara. Penelitian ini menggunakan uji analisis korelasi pearson dan Reinforcement Theory serta Teori Kategori Sosial digunakan untuk menjelaskan hubungan antara terpaan publisitas dan faktor demografis dengan dukungan masyarakat pada kegiatan city branding Jepara. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Jepara yang diambil sebanyak 50 orang, secara purposive.Adapun hasil penelitian menunjukkan nilai koefiensi korelasi terpaan publisitas kegiatan city branding kota Jepara menunjukkan angka sebesar 0,219, artinya terpaan publisitas kegiatan city branding kota Jepara dan dukungan masyarakat pada kegiatan city branding memiliki korelasi rendah. Sedangkan koefisiensi korelasi faktor demografis menunjukkan angka 0,059, artinya faktor demografis dan dukungan masyarakat pada kegiatan city branding memiliki korelasi sangat rendah. Nilai koefisiensi korelasi keduanya menujukkan angka positif (+), maka dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki hubungan yang searah atau linier, artinya semakin tinggi terpaan publisitas dan faktor demografis maka semakin tinggi pula dukungan masyarakat pada kegiatan city branding kota Jepara. Pada penelitian ini hasil uji korelasi menunjukkan korelasi rendah, berarti bahwa publikasinya rendah sehingga dukungan masyarakat pada kegiatan city branding juga rendah.
Production of Talk Show Program “Breakout” and “Kimchi” at PRO 2 RRI Semarang (Creative Director) Margaret, Liza; Ratri Rahmiaji, M.Si, Dr. Lintang
Interaksi Online Vol 4, No 4: Oktober 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.635 KB)

Abstract

The Radio of Republic Indonesia (Radio Republik Indonesia - RRI) is the oldest and the only government’s radio which has visions to embody Indonesia public broadcasting as the extensive network radio, character development of nation, and as the world class radio. RRI has a very extensive network, from Aceh to Papua, but not many young people are interested listening to the RRI. The basic reasons of that case are the RRI image as radio news and radio for the older. Solution to overcome the matter is creating talk show programs like “Breakout” and “Kimchi” in PRO 2 RRI Semarang. Those programs are addressed to young people as the listener target. Thus, the paramount expectation by creating those programs is to increase the listener of RRI PRO 2 Semarang, in particular the young people. During the execution of those programs, the author acts as creative director who has the responsibility to make the programs more interesting by making earcatcher, voxpop, quiz and poster in supporting the process of buzzing in media social. Result of the post-production questionnaire shows that through the production of "Breakout" and "Kimchi" talk show, we succeed to increase the number of PRO 2 RRI listeners. At first the program "Kimchi" was only 8% of the initial data we collect but then increased to 67%. While the program "Breakout" which was initially 28%, then increased to 65%. Another finding is the program "Kimchi" increased more than in the "Breakout". In addition, culinary theme is the theme that most interests the listener. It is proven from the success of both talk show program that resulted from the combination of right buzzing, interesting material such as voxpop and earcatcher, good cooperation between broadcasters and sources, and a quiz with prizes.
The Production of “Breakout” and “Kimchi” Talk Show Program at Pro 2 RRI Semarang (Program director) Tsalitsati, Afiati; Ratri Rahmiaji, M.Si, Dr. Lintang
Interaksi Online Vol 4, No 4: Oktober 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.373 KB)

Abstract

Radio Republik Indonesia is the oldest radio in Indonesia and the only government-owned radio that had the vision to realize the public broadcasters Indonesia as the largest networked radio, the character development of the nation, world class. RRI has a very extensive network from Aceh to Papua, but not many people, especially young people who are interested in listening to Radio Republik Indonesia. The main reason is the image of RRI as radio news and radio for the elderly, making it less attractive to young people. One solution is to create a talk show programs Breakout and Kimchi on RRI Pro 2 Semarang and targeting young people as the target audience. So it is expected to increase the radio listeners again, especially RRI Pro 2 Semarang, which has a target audience among the young. During the implementation of this program, the author has a duty to execute the event that appropriate with run down and concept that was created by the creative director and has been approved by the producer. Promotion using social media such as twitter, instagram, Line, whatsapp is carried out before and during the event. The questionnaire result of post-production shows through the talk show programs “Breakout” and “Kimchi” our main target is to increase the listener number of PRO 2 RRI Semarang are fulfilled. "Kimchi" program is more increasing than "Breakout" program. Initially the "Kimchi" program only 8% of the initial data that we collect and then increased to 67%. Meanwhile the "Breakout" program which was originally 28% increase into 65%.
Produksi Program Acara Talk Show “Sore Binggo” di Pro 2 RRI Semarang (Produser) Damayanti, Fitri; Lukmantoro, Triyono; Rahmiaji, Lintang Ratri; Hendriama, Titiek
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.282 KB)

Abstract

Kita memang tidak bisa menghindari perkembangan global, mau tidak mau kita harus menerima dan mengikuti perkembangan zaman apabila tidak ingin tertinggal. Perkembangan media informasi baru yang lebih efektif dan efisien sangat pesat sehingga dapat menyingkirkan media informasi konvensional seperti radio. Namun, dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkecimpung di bidang ini, membuat radio sampe sekarang masih eksis dan memiliki kelompok peminatnya sendiri.Inilah alasan penulis memilih membuat program di radio dan menyasar anak muda sebagai target pendengarnya. Karena penulis ingin kembali meningkatkan pendengar radio khususnya Pro 2 RRI Semarang di kalangan anak muda. Selama pelaksanaan program ini, penulis bertugas sebagai produser yang mengkonsep acara, menentukan tema, narasumber, jadwal narasumber, sampai mengawasi proses berjalannya program, serta melakukan evaluasi di akhir program agar kedepannya tidak terjadi kesalahan yang sama.Sore Binggo sendiri merupakan acara talk show yang informatif dan menghibur. Talk show ini berdurasi satu jam mulai pukul 4-5 sore, dan disiarkan setiap hari Kamis dan Jumat. Konsep dari talk show ini selain memberi informasi dan tetap menghibur juga memiliki tema yang berbeda-beda di tiap siarannya. Setiap Kamis, tema yang diangkat seputar kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak muda di Semarang, seperti kegiatan di kampus masing-masing atau bisa juga kegiatan perseorang yang dapat menginspirasi para pendengar. Sedangkan setiap Jumat, tema yang diangkat seputar film. Untuk tema film ini kami berhasil mengundang salah satu nominasi Eagle Award Metro TV untuk berbagi cara membuat film dokumenter bagi para pemula dan respon yang kami dapatkan dari para pendengar pun baik. Begitu pula untuk tema-tema lain.Proses pengerjaan program talk show ini bukan tidak menemui kendala, beberapa kendala yang kami hadapi selama proses pengerjaan adalah, narasumber yang harus diganti karena tidak bisa datang serta narasumber yang harus dihubungi via telephon karena berhalangan hadir. Namun, itu semua dapat dilalui dengan baik dan tidak menghalangi prose produksi. Terbukti dengan pencapaian yang diperoleh dengan berhasil menaikkan jumlah pendengar RRI Pro 2 Semarang yang awalnya hanya 29 % menjadi 70% dan juga bisa menaikkan jumlah pendengar Sore Binggo menjadi 83% yang awalnya hanya sebesar 3% saja.
KOMUNIKASI KELUARGA DAN PENGGUNAAN SMARTPHONE OLEH ANAK Isti Prabandari, Ayu; Ratri Rahmiaji, Lintang
Interaksi Online Vol 7, No 3: Agustus 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.148 KB)

Abstract

Berdasarkan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016, kelompok usia 10-24 tahun menduduki peringkat ketiga terbanyak pengguna internet di Indonesia. Sementara itu, sebesar 47,6 % pengguna internet di Indonesia mengakses internet dengan menggunakan perangkat mobile atau telepon pintar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi keluarga dan penggunaan telepon pintar oleh anak dengan orang tua bekerja maupun tidak bekerja. Peneliti menggunakan Digital Parental Mediation sebagai dasar teori berpikir dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis metode fenomenologi. Subyek penelitian ini adalah keluarga dengan anak yang menggunakan telepon pintar dengan variasi orang tua bekerja dan tidak bekerja. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan telepon pintar anak baik dalam keluarga dengan orang tua bekerja maupun tidak bekerja mengurangi efektifitas komunikasi keluarga dilihat dari intensitas, komunikasi dua arah, sikap mendengarkan, empati dan perhatian. Di satu sisi keberadaan telepon pintar pada anak dengan orang tua bekerja menjadi solusi masalah komunikasi atas keterbatasan waktu dan jarak yang dimiliki keduanya. Akan tetapi kebiasaan penggunaan telepon pintar anak yang tidak mendapat kontrol yang baik dari orang tua dapat mengurangi kesempatan komunikasi langsung antara anak dengan orang tua di rumah. Dimana anak masih sering menggunakan telepon pintar di malam hari, padahal itu merupakan waktu yang dimiliki anak dan orang tua bekerja untuk berkumpul. Begitu pula anak dengan orang tua tidak bekerja. Keberadaaan telepon pintar justru menjadi faktor pengurang porsi komunikasi langsung dalam keseharian anak dan orang tua. Orang tua yang tidak memberikan pengaturan yang baik pada penggunaan telepon pintar anak membuat anak dapat bermain telepon pintar sesuai keinginannya, termasuk kebiasaan anak menghabiskan banyak waktu bermain telepon pintar di dalam kamar. Di samping intensitas komunikasi berkurang, kualitas komunikasi (respon, sikap keterbukaan) anak kepada orang tua juga dapat menurun. Temuan lain, yang membedakan efektivitas komunikasi keluarga bukan pada kondisi orang tua bekerja atau tidak bekerja tetapi lebih kepada sikap orang tua terhadap penggunaan telepon pintar anak (pengaturan batasan waktu, pengawasan). Baik orang tua bekerja maupun tidak bekerja sebaiknya berfokus pada literasi penggunaan telepon pintar pada anak agar komunikasi keluarga tetap berlangsung baik.
STRATEGI LOBI DAN NEGOSIASI SERIKAT PEKERJA DALAM MANAJEMEN KRISIS PERUSAHAAN (STUDI KASUS STRATEGI LOBI DAN NEGOSIASI FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERTAMINA BERSATU (FSPPB) DALAM PROSES ALIH KELOLA BLOK MAHAKAM) NUR CAHYANINGSIH, DEWI; Ratri Rahmiaji, Lintang
Interaksi Online Vol 5, No 4: Oktober 2017
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.464 KB)

Abstract

Pertamina merupakan BUMN yang sering menjadi sorotan karena berbagai krisis besar yangdialaminya. Kasus krisis paling menarik adalah proses alih kelola Blok Mahakam yang telahbergulir selama delapan tahun terakhir walaupun kini Pertamina sudah mendapat payunghukum dari pemerintah. Proses alih kelola Blok Mahakam menimbulkan berbagai reaksi, adayang bersikap mendukung dan meragukan jika pengelolaan Blok Mahakam yang semuladilakukan oleh Total dan Inpex diambil alih oleh Pertamina. Manajemen krisis umumnyadilakukan oleh public relation (PR), namun di Pertamina yang berperan adalah serikatpekerja. Peneliti ingin mengetahui peranan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu(FSPPB) dalam manajemen krisis perusahaan melalui strategi lobi dan negosiasi pada kasusalih kelola Blok Mahakam.Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus.Peneliti menggunakan teknik penjodohan pola (pattern matching) untuk menghubungkandata-data kualitatif yang didapatkan dengan konsep yang sudah dibangun pada kerangkapemikiran. Subjek yang diteliti adalah serikat pekerja yang tergabung dalam FSPPB danstakeholder krisis Blok Mahakam.Hasil penelitian yang diperoleh adalah FSPPB dalam kasus Blok Mahakam melakukanperanan manajemen krisis dengan strategi lobi dan negosiasi ke berbagai stakeholder.Strategi lobi yang dilakukan terdiri dari pendekatan brainstorming, pengondisian,networking, institution building, cognitive problem, five breaking, manipulasi kekuatan, costand benefit, dan futuristik atau antisipatif. Strategi negosiasi yang dilakukan ialah win-lose,di mana pihak FSPPB sebagai pihak yang menang sedangkan Kementerian ESDM sebagaipihak yang kalah. Adapun teknik-teknik yang digunakan adalah membuat agenda berupaforum-forum resmi, membuat tenggat waktu dengan intimidasi, good guy bad guy denganbertukar peran tertentu (wiseman, sniper, pengamat), dan meminta konsesi kepadaKementerian ESDM dan Direksi Pertamina. FSPPB melakukan lobi dan negosiasi kepadapara stakeholder karena mempunyai peranan dalam manajemen krisis perusahaan.Penelitian ini menambahkan konsep bahwa serikat pekerja dapat mempunyai peranan dalammanajemen krisis perusahaan. Peranan tersebut akan semakin besar dengan adanyaPerjanjian Kerja Bersama (PKB) yang memuat peran-peran istimewa serikat pekerja,sehingga dapat memperkuat bargaining position serikat pekerja dalam melakukanmanajemen krisis perusahaan. Di Pertamina, FSPPB mempunyai peran istimewa untukmenjaga kelangsungan bisnis perusahaan dan mengupayakan kedaulatan energi Indonesia.Adapun strategi lobi yang paling dominan dan efektif dilakukan oleh FSPPB dalam kasus ini2adalah pendekatan manipulasi kekuatan, sedangkan untuk strategi negosiasinya adalah winlosedengan teknik good guy bad guy.
Production of Talk Show Program “Breakout” and “Kimchi” at PRO 2 RRI Semarang (Producer) Gabrielle P., Maria; Ratri Rahmiaji, M.Si, Dr. Lintang
Interaksi Online Vol 4, No 4: Oktober 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.305 KB)

Abstract

The Radio of Republic Indonesia (Radio Republik Indonesia - RRI) is the oldest and the only government’s radio which has visions to embody Indonesia public broadcasting as the extensive network radio, character development of nation, and as the world class radio. RRI has a very extensive network, from Aceh to Papua, but not many young people are interested listening to the RRI. The basic reasons of that case are the RRI image as radio news and radio for the older. Solution to overcome the matter is creating talk show programs like “Breakout” and “Kimchi” in PRO 2 RRI Semarang the paramount expectation by creating those programs is to increase the listener of RRI PRO 2 Semarang, in particular the young people. In this activity, the author served as a producer who is responsible for the continued operation of a radio broadcast program. Author tasked to conceptualize events, determine the theme and speakers, making rundown, overseeing the event and then do an evaluation at the end of the program. From several theme we found out culinary theme is the theme that most interests the listener. Result of the post-production questionnaire shows that through the production of "Breakout" and "Kimchi" talk show, we succeed to increase the number of PRO 2 RRI listeners. At first the program "Kimchi" was only 8% of the initial data we collect but then increased to 67%. While the program "Breakout" which was initially 28%, then increased to 65%. Another finding is the program "Kimchi" increased more than in the "Breakout". It is proven from the success of both talk show program that resulted from the combination of right buzzing, interesting material such as voxpop and earcatcher, good cooperation between broadcasters and sources, and a quiz with prizes.
Co-Authors Abimanyu Satriyo Wicaksono Ade Armando Adi Nugroho Adi Nugroho Afiati Tsalitsati, Afiati Afra Widyawiratih Arini Afrilia Wening Anindya Agus Naryoso S.Sos, M.Si, Agus Naryoso Agustina Rahmawati Aisyah Nadhilah Arsyi Malik Alya Azma Fazira Alya Nur Hana Anastasya Yuca Venina Andre Ghozali Putra Riyadi Anike Puspita Yunita Anissa Meiriam Swastinastiti Antika Yolanza Arbi Azka Wildan, Arbi Azka Arlinda Nurul Nugraharini Arum Sawitri Wahyuningtias Azalea Puspa Sessarina Bambang Sadono Bambang Sadono Bethania Swasti Akmarani Chela Merchela Funay Desynta Kurnia Hapsari Dhea Ayu Fairuzha Djoko Setyabudi DR Sunarto Dwi Purbaningrum, Dwi Fitri Damayanti Frans Agung Prabowo Freshia Trinanda Hamid Ginting, Stefany Hanna Oliviati, Nur Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas S, Hapsari Dwiningtyas Hapsari Dwiningtyas Sulistyani Hasan Hendratmoko Hedi Pudjo Santosa Hedi Pudjo Santosa Hendrianto Noor Ikhwan Herusna Yoda Sumbara I Nyoman Winata Iffah Shofiyah Ariefah Isti Prabandari, Ayu Josinita Endah Juniarlin Joyo NS Gono Joyo Nur Suryanto Gono Juwita Veronica Kaisya Ukima Tiara Anugrahani Keke Meidyluana Sitalaksmi Kristiawan Agma Bima Setyanto Liza Margaret, Liza M Bayu Widagdo Maria Gabrielle P., Maria Marisa Arum Larasati Mayangsari Cantika Mutiara Mellisa Indah Purnamasari Muhammad Bayu Widagdo Muhammad Imaduddin Nanda Dwitiya Swastha Nisa Bela Dina, Nisa Bela NUR CAHYANINGSIH, DEWI Nurist Surayya Ulfa Nuriyatul Lailiyah Oki Riski Karlisna Osa Patra Rikastana Primada Qurrota Ayun Puji Purwati Rakanita Oktaviani Hadi Saputri Rieda Anindita Putri, Rieda Anindita Rimadhani Putri Budiana Rizka Rahmawati Rizki Rengganu Suri Perdana Rony Kristanto Setiawan S. Rouli Manalu Safira Nurin Aghnia Septiana Hadiwinoto, Jessica Siska Ratih Dewanti Sri Budi Lestari Sri Budi Lestari Sri Widowati Herieningsih Sunarto Sunarto Sunarto Sunarto Surya Mutumanikam, Gempita Tandiyo Pradekso Taufik Suprihatini Taufik Suprihatini Tiara Apriyani Titiek Hendriama Titiek Hendriama, Titiek Tri Fajariani Fauzia Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Triyono Lukmantoro Turnomo Rahardjo Turnomo Rahardjo Vivi Yolanda Wafda Afina Dianastuti Warapsari, Dhyayi Wimala Wimardana Yoana Putri Elianna Yohanes Erik Wibawa Yoshita Rindha Anggraini Yulistra Ivo Azhari Yunni Wulan Ndari Yunusiah, Septia