Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Medik Veteriner

Efektivitas Sugar Dressing (100% Gula) dalam Meningkatkan Kepadatan Kolagen pada Proses Penyembuhan Luka Bakar Buatan pada Kulit Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Angela Swasti Ivanalee; Ira Sari Yudaniayanti; Maya Nurwartanti Yunita; Nusdianto Triakoso; Iwan Sahrial Hamid; Amung Logam Saputro
Jurnal Medik Veteriner Vol. 1 No. 3 (2018): October
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.656 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol1.iss3.2018.134-141

Abstract

Luka bakar merupakan hilangnya atau rusaknya keutuhan kulit akibat paparan suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Proses penyembuhan luka tidak lepas dari peran kolagen. Sintesis kolagen dapat dipromosikan melalui pemberian gula (sugar dressing). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas sugar dressing untuk meningkatan kepadatan kolagen dalam proses penyembuhan luka bakar buatan pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Dua puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi menjadi lima kelompok dengan jumlah empat ekor tiap kelompok. Kelompok K- (kontol negatif) tidak diberi perlukaan. Kelompok K+ (kontrol positif) di beri perlukaan kemudian hanya diberi bilasan NaCl fisiologis. Kelompok P1 (Bioplacenton®) diberi perlukaan dengan pengobatan Bioplacenton®. Kelompok P2 (sugar dressing) diberi perlukaan dengan pengobatan gula dan P3 (madu) menggunakan madu sebagai obat. Perawatan diberikan setiap hari sekali selama empat belas hari. Hasil uji nonparametrik Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji beda Mann-Whitney. Kepadatan kolagen kelompok P1, P2, dan P3 tidak berbeda secara nyata (p>0,05), tetapi berbeda nyata dengan kelompok K- dan K+. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sugar dressing efektif untuk meningkatkan kepadatan kolagen pada proses penyembuhan luka bakar.
Efektivitas Ekstrak Daun Afrika (Vernonia amygdalina) Secara Topikal Untuk Reepitelisasi Penyembuhan Luka Insisi Pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Rizki Putrianirma; Nusdianto Triakoso; Maya Nurwartanti Yunita; Ira Sari Yudaniayanti; Iwan Sahrial Hamid
Jurnal Medik Veteriner Vol. 2 No. 1 (2019): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.601 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol2.iss1.2019.30-35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan konsentrasi pemberian ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina) secara topikal terhadap efektivitas penyembuhan luka dan reepitelisasi penyembuhan luka insisi pada tikus putih. 20 tikus putih jantan di kelompokkan secara acak dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu P0 (vaseline + adeps lanae), P1 (povidone iodine), P2 (salep ekstrak daun afrika 16,8 %), P3 (salep ekstrak daun afrika 28 %), dan P4 (salep ekstrak daun afrika 39,20 %). Penelitian ini dilakukan selama 14 hari dengan mengukur dengan skor reepitelisasi pada sediaan histopatologi kulit luka insisi yang telah diberi perlakuan. Hasil penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan (p>0,05). Perlakuan dengan ekstrak daun afrika (Vernonia amygdalina) tidak menunjukkan reepitelisasi yang berbeda dengan perlakuan kontrol.
Pengaruh Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis) Terhadap Kepadatan Kolagen dalam Proses Penyembuhan Luka Eksisi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Rizka Wulan Cahya; Ira Sari Yudaniayanti; Prima Ayu Wibawati; Maya Nurwartanti Yunita; Nusdianto Triakoso; Amung Logam Saputro
Jurnal Medik Veteriner Vol. 3 No. 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.313 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol3.iss1.2020.25-30

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap kepadatan serabut kolagen dalam penyembuhan luka eksisi pada tikus putih (Rattus norvegicus). Dua puluh ekor tikus jantan dibagi secara acak menjadi lima kelompok, terdapat kontrol negatif (K-) yang diberikan basis salep, kontrol positif (K+) yang diberikan povidone iodine 10%, kelompok perlakuan (P1, P2, P3) yang diberikan salep ekstrak daun sukun 6,25%; 12,5%; dan 25%. Terapi diberikan sekali sehari selama empat belas hari. Hasil uji nonparametrik Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. kelompok kepadatan kolagen P1, P2, dan P3 tidak berbeda nyata (p>0,05), tetapi berbeda nyata dengan kelompok K- dan K+. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun sukun efektif untuk meningkatkan kepadatan kolagen dalam proses penyembuhan luka eksisi.
Efektivitas Krim Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dalam Meningkatkan Jumlah Sel Fibroblas Luka Bakar Derajat II pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Nurmitasari Rahmadhani; Ira Sari Yudaniayanti; Amung Logam Saputro; Nusdianto Triakoso; Prima Ayu Wibawati; Aditya Yudhana
Jurnal Medik Veteriner Vol. 3 No. 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.884 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol3.iss1.2020.65-75

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas krim ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dalam meningkatkan jumlah sel fibroblas luka bakar derajat II pada tikus putih (Rattus novegicus). Dua puluh ekor tikus putih (Rattus novegicus) jantan dibagi menjadi lima kelompok perlakuan dengan jumlah empat ulangan setiap kelompok. Semua tikus tersebut diinduksi dengan luka bakar derajat II. Kelompok kontrol negatif (K-) diterapi dengan basis krim minyak dalam air, Kelompok kontrol positif (K+) diterapi dengan Bioplacenton®, kelompok perlakuan diterapi dengan krim ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan konsentrasi P1 7.5%, P2 15%, dan P3 30%. Terapi diberikan dua kali dalam sehari selama 10 hari. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data terdistribusi normal (p>0.05) dilanjutkan dengan uji Oneway ANOVA yang menunjukkan adanya perbedaan nyata dari tiap kelompok perlakuan (p<0.05) dan dilanjutkan dengan uji Post-Hoc LSD. Rata-rata jumlah fibroblas setiap kelompok perlakuan menunjukkan bahwa kelompok K- dan K+ berbeda nyata dengan kelompok P1, P2 dan P3. Jumlah sel fibroblas terbanyak didapati pada kelompok P2. Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah krim ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat meningkatkan jumlah sel fibroblas luka bakar derajat II pada tikus putih (Rattus norvegicus).
Pengaruh Kitosan Udang Secara Topikal Terhadap Kepadatan Kolagen dalam Penyembuhan Luka Eksisi pada Tikus Putih Dinda Dwi Prastika; Boedi Setiawan; Amung Logam Saputro; Ira Sari Yudaniayanti; Prima Ayu Wibawati
Jurnal Medik Veteriner Vol. 3 No. 1 (2020): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.412 KB) | DOI: 10.20473/jmv.vol3.iss1.2020.101-107

Abstract

Luka eksisi adalah luka yang permukaan kulit dan lapisan bawahnya akan terpotong sampai kedalaman yang bervariasi dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh chitosan kulit udang terhadap kepadatan kolagen dalam proses penyembuhan luka eksisi pada tikus putih. Sebanyak dua puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan yaitu K- luka eksisi dengan pemberian basis salep, K+ (luka eksisi+10% povidone iodine), P1 (luka eksisi+salep chitosan kulit udang 1.5%), P2 (luka eksisi+udang salep kulit kitosan 2.5%), dan P3 (luka eksisi+kitosan kulit udang 5%). Hasil perhitungan persentase kepadatan kolagen dianalisis oleh Kruskal-Wallis yang menunjukkan perbedaan signifikan (p<0.05) dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U. Kelompok K+, K- dan P1 memiliki perbedaan signifikan dalam kepadatan kolagen pada P2, dan kelompok P3 (p<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini kitosan berpengaruh terhadap kepadatan kolagen dengan dosis 5%.