Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Amerta Nutrition

Pengaruh Substitusi Bekatul (Rice Bran) dan Bengkuang (Pachyrhizus erosus) Terhadap Kadar Energi, Kadar Serat dan Daya Terima Pada Mini Pao Claudia Ni Luh Merry Marzeline; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.152 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.282-290

Abstract

Background: People with diabetes mellitus need low calorie dan high fiber snack to support their nutritional requirement and to control blood glucose levels. The examples of low calorie and high fiber foods are yam bean and rice bran.  Fiber slow down the glucose absorption process that will inderictly increase the viscosity of intestinal and decrease the speed of diffusion of the small intestines, so it can lead to a decrease in blood glucose levels slowly.Objectives: The addition of rice bran, yam bean essence and yam bean flour are expected to improve the fibers and low calories. The purpose of this research was to determine the acceptability and fiber and calories contents on mini steam bun.Methods: This research was experimental research with complete random design (CRD) and there are 4 treatments, one control formula (F0) and 3 modification formulas (F1, F2, F3) that are tested to 30 panelists. Calories and fiber content was calculated using Indonesian Food Composition Database and also analyzed in laboratory. The difference of acceptability was analyze using Friedman test and continued with Wilcoxon Sign Rank Test if it shows a significant difference.Results: The result showed that F2, yam bean flour substitution had the highest acceptability with the average score was 3.93 while the formula with the lowest score is F3 with a score of 3.33 . Calories content on F2 was 60.48 cal, and fiber content 3.64 grams per 25 grams mini steam bun. Conclusion: Mini steam bun with substitution 50 g of yam bean flour and 5 g of yam bean essence has a good acceptability with low calories and high fibers content than commercial mini steam bun and has a potential to be an alternative snacks for prediabetes and diabetes patientsABSTRAKLatar Belakang: Penderita diabetes mellitus membutuhkan makanan selingan yang rendah kalori dan tinggi serat untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi dan mengontrol kadar gula darah. Contoh bahan makanan rendah kalori dan tinggi serat adalah bengkuang dan bekatul. Serat dapat memperlambat proses penyerapan glukosa yang secara tidak langsung akan meningkatkan kekentalan isi usus serta dapat menurunkan kecepatan difusi permukosa usus halus sehingga dapat mengakibatkan penurunan kadar glukosa darah secara perlahan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima dan kandungan serat serta energi mini pao dengan substitusi tepung bengkuang, sari bengkuang dan bekatul.Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan rancangan acak lengkap dan terdapat 4 formula, 1 formula kontrol (F0) dan 3 formula modifikasi (F1,F2,F3) yang diujikan kepada 30 panelis. Perbedaan daya terima diketahui dengan uji Friedman dan dilanjutkan uji Wilcoxon Signed Rank Test jika diperoleh perbedaan yang signifikan. Kadar energi dan serat diperoleh melalui perhitungan DKBM dan uji laboratorium.Hasil: Berdasarkan hasil uji organoleptik, formula mini pao F2 substitusi tepung bengkuang memiliki daya terima tertinggi dengan nilai rata-rata 3,93 sedangkan formula yang memiliki nilai terendah adalah F3 dengan nilai 3,33. Kadar energi mini pao F2 sebesar 60,48 kalori dan kandungan serat sebesar 3,64 gram per 25 gram mini pao.Kesimpulan: Mini pao dengan substitusi tepung bengkuang 50 g dan sari bengkuang 5 g memiliki daya terima yang baik dengan kandungan energi yang rendah dan serat lebih tinggi dibandingkan mini pao komersial dan layak dijadikan alternatif makanan selingan bagi penderita pre diabetes maupun penderita diabetes mellitus. 
Penerapan Sistem Hazard Analisis Critical Control Point (HACCP) Pada Produk Ayam Bakar Bumbu Herb Di Divisi Katering Diet PT. Prima Citra Nutrindo Surabaya Novira Dian Rachmadia; Nanik Handayani; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.813 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.17-28

Abstract

Background: Healthy catering as a place of catering service providers are required to have clear safety standards in ensuring the quality of their products to the hands of consumers. PT. Prima Citra Nutrindo (PCN) as one of the healthy caterers has HACCP standard on one of its products that is Herb Roasted Chicken product. Quality control of food with HACCP standard needs to be done considering the occurrence of foodborne illnes very easily occur if food safety is not guaranteed.Objectives: The purpose of this research is to identify the application of HACCP system on Herb Roasted Chicken product in PT. Prima Citra Nutrindo (PCN).Methode: The method used is qualitative descriptive method including field observation, discussion, interview, and question and answer to complete the application of HACCP on Herb Roasted Chicken product.Result: Phase production of roasted chicken Herb starts from boiling water until serving known there are 2 stages which is the Critical Control Point to watch out for the cooling and serving stages. The control of the risk of foodborne illness in Herb Roasted Chicken can be done by keeping the time lag between cooling and packaging.Conclusions: The results of this study are useful as recommendations for improvement in order to maintain the quality management system that has been achieved and for the development of HACCP procedures on other products so as to produce products that are safe for consumption.ABSTRAKLatar Belakang: Katering sehat sebagai tempat penyedia jasa boga diharuskan mempunyai standar keamanan yang jelas dalam menjamin mutu produknya hingga ke tangan konsumen. PT. Prima Citra Nutrindo (PCN) sebagai salah satu katering sehat telah mempunyai standar HACCP pada salah satu produknya yaitu Ayam Bakar Bumbu Herb. Pengendalian mutu makanan dengan standar HACCP perlu dilakukan mengingat kejadian foodborne illnes sangat mudah terjadi apabila keamanan pangan tidak terjamin.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penerapan sistem HACCP pada produk Ayam Bakar Bumbu Herb di PT. Prima Citra Nutrindo (PCN).Metode: Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif meliputi observasi lapangan, diskusi, wawancara, dan tanya jawab untuk menyempurnakan penerapan HACCP pada produk Ayam Bakar Bumbu Herb.Hasil: Tahap produksi ayam bakar bumbu Herb dimulai dari proses perebusan air hingga serving diketahui terdapat 2 tahap yang merupakan Critical Control Point yang harus diwaspadai yaitu tahap pendinginan (cooling) dan tahap penyajian (serving). Pengendalian resiko kejadian foodborne illnes pada produk Ayam Bakar Bumbu Herb dapat dilakukan dengan menjaga jeda waktu antara pendinginan dan pengemasan.Kesimpulan: Hasil studi ini bermanfaat sebagai rekomendasi perbaikan dalam rangka mempertahankan sistem manajemen mutu yang telah tercapai serta untuk pengembangan prosedur HACCP pada produk yang lain sehingga menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi.
Kaldu Ayam Instan dengan Substitusi Tepung Hati Ayam sebagai Alternatif Bumbu untuk Mencegah Anemia Annisa Rizky Malichati; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.333 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.74-82

Abstract

Background: Instant chicken broth with chicken liver powder substitution had a potential to become a non-MSG alternative seasoning with health value, especially to prevent anemia. Innovation of processing chicken liver into the product could increase its value as a by-product.Objective: This research was aimed to determine product’s organoleptic quality and nutritional values (protein, fat, water and iron).Methods: This research was true experimental design with Complete Randomized Design (CRD) with four levels. Level of chicken liver powder substitution to 300 g flours as broth’s filling were 0%, 10%, 30% and 40%. Organoleptic test to determine product’s acceptance was statistically analyzed by descriptive and inferential analysis, with Kruskal Wallis and Mann Whitney test. Analysis of nutritional values only for the chosen formula from organoleptic test’s result.Results: The chosen formula which had the highest organoleptic quality score was F1 with 10% chicken liver powder substitution. The texture (p=0.000) and taste (p=0.007) of instant chicken broth was significantly affected by chicken liver powder substitution. Nutritional value of product had met the requirement of instant broth standart with 10.24% protein, 2.87% fat, 3.67% water, and 20.42 ppm iron in 100 g serving. Conclusion: It could be concluded that instant chicken broth with 10% chicken liver powder substitution had a good organoleptic quality and had a potential to be non-MSG alternative seasoning to prevent anemia. The product contained higher protein and iron compared to commercial instant chicken broth.ABSTRAKLatar Belakang: Kaldu ayam instan dengan substitusi tepung hati ayam berpotensi untuk menjadi penyedap non-MSG yang memiliki manfaat kesehatan terutama sebagai alternatif pencegahan anemia. Inovasi pengolahan hati ayam pada produk sekaligus dapat meningkatkan nilai guna jerohan sebagai by-product.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu organoleptik dan kandungan protein, lemak, kadar air, dan zat besi pada produk kaldu ayam instan dengan substitusi tepung hati ayam.Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental murni dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) taraf perlakuan. Tepung hati ayam disubstitusikan pada 300 g bahan pengisi tepung terigu dengan persentase 0%, 10%, 30%, dan 40%, kemudian dilakukan uji organoleptik yang dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan uji Kruskal Wallis dengan uji lanjutan Mann Whitney. Analisis kandungan gizi dilakukan hanya pada formula terpilih dari hasil analisis deskriptif uji organoleptik.Hasil: Hasil uji organoleptik menunjukkan produk dengan mutu organoleptik tertinggi adalah F1 dengan substitusi tepung hati ayam sebesar 10%. Substitusi tepung hati ayam memberikan pengaruh secara signifikan terhadap tekstur (p=0,000) dan rasa (p=0,007) dari produk kaldu ayam instan. Kandungan gizi kaldu ayam instan F1 sudah memenuhi standar kaldu bubuk dengan 10,24% protein, 2,87% lemak, 3,67% air, dan 20,42 ppm zat besi dalam 100 g sajian.Kesimpulan: Dapat disimpulkan kaldu ayam instan dengan substitusi 10% tepung hati ayam memiliki mutu organoleptik yang baik dan berpotensi menjadi alternatif bumbu non-MSG tambahan untuk mencegah anemia, karena memiliki kandungan protein dan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan kaldu ayam instan komersial.
Hubungan Status Gizi dan Level Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kebugaran pada Pemain Bola Basket di UKM Basket Febry Dian Permatasari; Annis Catur Adi; Ratna Candra Dewi
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 4 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.25 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i4.2018.332-339

Abstract

Background: Basketball is sport that requires physical endurance, speed and high energy expenditure. Some college students have problem like low of fitness level because lack of physical activity, so it can inhibit basketball player’s performance. Besides, the irregular consumption of  food and drink daily also causes effect nutritional status. Technique and exercise without good nutrition status will not reach optimal achievement.Objectives: This research aims to analyze of correlation between nutritional status and physical activity with fitness level among basketball players in student’s basketball club in Surabaya.Methods: This was study with cross sectional design. The sample was 40 students who were recruited through simple random sampling. The data collection including nutritional status by measuring theweight and height, questionnaire about physical activity and measuring fitness level with bleep test method. Data analysis used was Pearson Correlation. Results: The majority nutritional status respondents was normal in boys (85.7%) and in girls (84.1%). Majority of respondents have high physical activity for both boys (52.4%) and girls (73.7%). While the fitness level was mostly good in boys (28.5%) and girls (26.3%). There was a significant correlation between physical activity and fitness level among basketball players (p=0.046). However, the correlation between nutrition status and fitness level was not statistically significant (p=0.693).Conclusions: Physical activity was significantly correlated with fitness level and but not with nutrition status. Basketball player should maintain their nutritional status together with physical activity through regular exercise and healthy eating. Normal nutrition status without adequate physical activity will not increase fitness level. ABSTRAKLatar Belakang: Olahraga bola basket menuntut ketahanan fisik, kecepatan, dan pengeluaran energi yang besar. Pada mahasiswa, sering muncul masalah rendahnya tingkat kebugaran karena aktivitas fisik yang kurang sehingga dapat menghambat kemampuan olahraga. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman yang tidak teratur dapat mempengaruhi status gizi. Teknik dan latihan tanpa dilengkapi dengan status gizi baik tidak akan mencapai prestasi yang optimal.Tujuan: Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran pemain bola basket di UKM basket Surabaya.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 40 orang diambil secara acak dengan menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data meliputi status gizi dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, kuesioner aktivitas fisik dan pengukuran tingkat kebugaran dengan metode bleep test. Analisis data yang digunakan adalah korelasi Pearson.Hasil: Mayoritas status gizi responden normal (85,7%) laki-laki dan (84,1%) perempuan. Mayoritas aktivitas fisik responden adalah tinggi (52,4%) laki-laki dan (73,7%) perempuan. Sedangkan tingkat kebugaran mayoritas baik dengan (28,5%) laki-laki dan (26,3%) perempuan. Adanya hubungan antara aktivitas fisik (p=0,049) dengan tingkat kebugaran, sedangkan status gizi dengan tingkat kebugaran pemain bola basket tidak ditemukan hubungan yang signifikan (p=0,693).Kesimpulan: Aktivitas fisik berhubungan dengan tingkat kebugaran dan status gizi tidak berhubungan dengan tingkat kebugaran pada pemain bola basket. Pemain bola basket sebaiknya memantau status gizi (IMT) bersamaan dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga secara rutin dalam kehidupan sehari-hari. Apabila hanya dengan status gizi baik tanpa aktivitas fisik, maka tingkat kebugaran tidak akan meningkat.
Pengaruh Kombinasi Kacang Kedelai (Glycine Max) Dan Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata (L) Walp.) Yang Diperkaya Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Terhadap Daya Terima Dan Kadar Protein Snack Bar Lisda Juniarsy Rahardjo; Asrul Bahar; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 3 No. 1 (2019): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.284 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v3i1.2019.71-77

Abstract

Background: Protein Energy Malnutrition (PEM) is one of the nutritional problems in Indonesia which is a major health problem. Factors that cause the occurrence of PEM are one of the direct factors where the imbalance of nutritional intake has an impact on the nutritional status of children. Nutrient-dense snack especially needed so that nutritional adequacy can be fulfilled. One nutrient-dense snack is a snack bar. Snack bar combination of soy bean and cowpeas enriched with jackfruit seeds is a snack that comes from local food which can be used as one of alternative high protein snack to overcome PEM problems in school-age children. Cowpeas are one of local legume which is being optimize as a subtitute for imported beans, soy beans. Jackfruit seeds are the waste from jackfruit which has high nutrition but has not been optimizely used. Objectives: Acceptability and protein levels of snack bar combination of soy beans (Glycine max) and cowpeas (Vigna unguiculata (l) walp.) enriched with jackfruit seeds (Artocarpus heterophyllus). Methods: This Study used True Experimental, subtitution of cowpeas 0 %, 10%, 20%, and addition of jackfruit seeds 0%, 40%, 50%. Then using organoleptic test to see the acceptance of snack bar.Results: The chosen formula according to the organoleptic test is in formula F1 (subtitution of 10% cowpea and 40% jackfruit seeds) get highest best response by panelist from taste and texture. Based on the proximat test of the protein levels of the best formula is 17.85% and can reach the protein content of commercial snack bar 16.70% and its able to reach 18.21% protein requirements on AKG.Conclusions: Snack bar combination of soy bean and cowpeas enriched with jackfruit seeds has a good acceptability and has a protein levels that meets a protein standart.ABSTRAKLatar Belakang: Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia yang menjadi masalah kesehatan utama. Faktor yang menyebabkan terjadinya KEP salah satunya faktor langsung dimana tidak seimbangnya asupan gizi yang berdampak pada status gizi anak. Dibutuhkan makanan terutama jajanan padat gizi agar kecukupan gizi anak dapat terpenuhi. Salah satu jajanan padat gizi adalah snack bar. Snack bar kombinasi kacang kedelai dan kacang tunggak yang diperkaya dengan biji nangka merupakan makanan ringan yang berasal dari bahan pangan lokal dimana dapat diperuntukkan sebagai salah satu alternatif snack tinggi protein untuk mengatasi masalah KEP pada anak usia sekolah. Kacang tunggak adalah jenis kacang-kacangan lokal dimana saat ini tengah dioptimalkan sebagai pengganti kacang import yakni kedelai dikarenakan kandungan gizi makro dan mikro yang tinggi. Biji nangka merupakan hasil limbah dari buah nangka yang pemanfaatannya kurang namun memiliki kandungan gizi yang tinggi.  Tujuan: Mengetahui daya terima dan kadar protein snack bar kombinasi kacang kedelai (Glycine max) dan kacang tunggak (Vigna unguiculata (L) Walp.) yang diperkaya biji nangka (Artocarpus heterophyllus).Metode: Jenis penelitian eksperimental menggunakan 3 aras perlakuan yaitu subtitusi kacang tunggak sebesar 0%, 10%, 20% dan penambahan biji nangka sebesar 0%, 40%, 50%. Kemudian dilakukan uji panelis untuk melihat daya terima snack bar. Hasil: Formula terbaik yaitu pada formula F1 (subtitusi kacang tunggak 10% dan penambahan biji nangka 40%) dari segi penilaian organoleptik rasa dan tekstur. Berdasarkan uji proksimat protein pada formula terbaik yaitu F1 sebesar 17,85% dan dapat memenuhi standar kadar protein pada snack bar komersil (16,70%) serta mampu memenuhi 18,21% dari kebutuhan protein pada AKG.Kesimpulan: Snack bar kombinasi kacang kedelai dan kacang tunggak yang diperkaya biji nangka memiliki daya terima yang baik dan memiliki kadar protein yang telah memenuhi standar protein.
Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Kejadian Sakit dan Sanitasi Lingkungan Berhubungan dengan Status Gizi Balita Usia 1-5 Tahun Di Surabaya Hernita Riski; Luki Mundiastutik; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 3 No. 3 (2019): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.419 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v3i3.2019.130-134

Abstract

Background: Food security is an important aspect that plays a role in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs). Based on the second purpose of SDGs, food security can be achieved if the community has been free from hunger, access to safe and nutritious food is sufficient for everyone. Food security is an important aspect because it can influence the nutritional status of the community, especially children. According to Riskesdas 2018, in Indonesia the prevalence of malnutrition and malnutrition in children are 13.85% and 3.9%.Objectives: To analyze the relationship of household food security, incidence of illness, and environmental sanitation with nutritional status of children in Sidotopo, Semampir Surabaya.Method: This research used cross sectional design. The sample size was 64 household. Sampling was done by multistage random sampling. Data was collected through interview using US-HFSSM, recall 2x24hours, environmental sanitation, and general questionnaire. The result was analyzed using spearman test. Result: Food security had a significant relationship between nutritional status WAZ (p<0.001), the incidence of illness had a significant relationship with nutritional status WAZ (p=0.001), and environmental sanitation had a significant relationship with nutritional status with WAZ (p=0.039). Conclusion: The conclusion that there were relationship of household food security, incidence of illness, and environmental sanitation with nutritional status of children.ABSTRAK Latar Belakang: Ketahanan pangan merupakan salah satu aspek penting yang berperan dalam pencapaian Susteinable Development Goals (SDGs). Berdasarkan tujuan kedua SDGs, ketahanan pangan dapat dikatakan tercapai apabila masyarakat telah bebas dari kelaparan, akses pangan yang aman dan bergizi tercukupi untuk semua orang. Ketahanan pangan merupakan aspek yang penting karena mampu mempengaruhi status gizi masyarakat terutama balita. Menurut Riskesdas 2018, di Indonesia prevalensi status gizi kurang  dan gizi buruk pada balita sebesar 13,85% dan 3,9%.Tujuan: Menganalisis hubungan ketahanan pangan rumah tangga, kejadian sakit, dan sanitasi lingkungan dengan status gizi balita di Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir Kota Surabaya.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 64 rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner US-HFSSM untuk mengetahui status ketahanan pangan rumah tangga, kuisioner sanitasi lingkungan untuk mengetahui status sanitasi lingkungan rumah, dan kuisioner umum untuk mengetahui identitas responden, kejadian sakit dan status gizi responden . Penelitian dianalisis dengan uji korelasi spearman.Hasil: Ketahanan pangan memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi BB/U (p<0,001) dengan koefisien korelasi sebesar 0,463, kejadian sakit memiliki hubugan signifikan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U (p=0,001) dengan koefisien korelasi sebesar -0,390, dan sanitasi lingkungan memiliki hubungan signifikan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U (p=0,039) dengan koefisien korelasi sebesar 0,259.Kesimpulan: Terdapat hubungan ketahanan pangan rumah tangga, kejadian sakit, dan sanitasi lingkungan dengan status gizi balita.
Hubungan Sumber Informasi dan Pengalaman dengan Tingkat Pengetahuan tentang Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) pada Ibu Rumah Tangga Yasmin Muntaza; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 4 No. 1 (2020): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v4i1.2020.72-78

Abstract

Background: Monosodium Glutamate (MSG) is a food additive that is often used by housewives as flavoring. However, the use of MSG is still controversial, especially in terms of health. This can cause a variety of information obtained by housewives so that it affects the use of MSG in daily life.Objectives: This study aimed to find out the relationship among information sources and experience with knowledge levels about the use of MSG in housewives.Methods: This study used cross sectional design. The sample sizes were 86 housewives who were recruited through simple random sampling. The data collected including characteristics of respondents (age, level of education, occupation), information sources, experiences, and knowledge levels about the use of MSG. The result was analyzed using Rank Spearman Test.Results: The correlation between information sources with knowledge levels about the use of MSG in housewives had a significant correlation (p-value<0.05), mean while the correlation between experiences and knowledge levels about the use of MSG in housewives was not statistically significant (p-value>0.05).Conclusions: Housewives had less information sources and knowledge levels that related to the use of MSG. Based on experiences, housewives used MSG in every day and it was still in safe amounts. Furthermore, there were significant correlations between information sources with knowledge levels about the use of MSG, so the increase in knowledge can be through informants that affect housewives like a family or friends.ABSTRAK Latar Belakang: Monosodium Glutamate (MSG) adalah bahan tambahan pangan yang sering dimanfaatkan ibu rumah tangga sebagai penyedap rasa. Namun, penggunaan MSG masih menjadi kontroversial terutama dalam hal kesehatan. Hal ini dapat menyebabkan beragam informasi yang diperoleh ibu rumah tangga sehingga mempengaruhi penggunaan MSG dalam kehidupan sehari-hari.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sumber informasi dan pengalaman dengan tingkat pengetahuan tentang penggunaan MSG pada ibu rumah tangga.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Besar sampel sebanyak 86 ibu rumah tangga diambil menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data meliputi karakteristik responden (umur, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan), sumber informasi, pengalaman, dan tingkat pengetahuan penggunaan MSG. Penelitian ini dianalisis menggunakan Uji Rank Spearman.Hasil: Korelasi antara sumber informasi dengan tingkat pengetahuan tentang penggunaan MSG pada ibu rumah tangga memiliki hubungan yang signifikan (p-value < 0,05), sedangkan pengalaman tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pengetahuan tentang penggunaan MSG pada ibu rumah tangga (p-value > 0,05).Kesimpulan: Ibu rumah tangga memiliki sumber informasi dan tingkat pengetahuan yang kurang terkait penggunaan MSG. Berdasarkan pengalamannya, MSG digunakan oleh ibu rumah tangga setiap hari dan masih dalam jumlah yang aman. Selain itu, ada hubungan yang signifikan antara sumber informasi dengan tingkat pengetahuan tentang penggunaan MSG pada ibu rumah tangga, sehingga peningkatan pengetahuan dapat melalui informan yang berpengaruh terhadap ibu rumah tangga seperti keluarga atau teman.
Determinants of Anemia among Early Adolescent Girls in Kendari City Irfa Ekasanti; Annis Catur Adi; Mardiyono Yono; Fifi Nirmala G; Muhammad Atoillah Isfandiari
Amerta Nutrition Vol. 4 No. 4 (2020): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v4i4.2020.271-279

Abstract

Background: Adolescent girls' anemia is a public health challenge. Anemia has an impact on cognitive abilities to reduce intelligence and results in adolescent achievement is down.Objective: The purpose of this study was to analyze the determinants of anemia in early adolescent girls in Kendari City.Methods: This study used a cross-sectional design with a sample of 97 students. Data on parental characteristics, breakfast habits, nutritional status, menstrual status, and history of infectious diseases were collected by interview using a questionnaire. Data on nutrient intake (iron, protein, vitamin C) obtained through the 2x24 hour recall method then compared to the Indonesian standard (AKG). Hemoglobin level was measured using the EasyTouch heamoglobin meter device. Data analysis was done by chi-square analysis and multiple logistic regression analysis.Results: The results showed 28.9% of adolescent girls had anemia. The results of chi-square analysis obtained that there was a relationship between the incidence of anemia on mother's education (p=0.010,), parental income (p=0.017), iron intake (p=0,000), protein intake (p=0,000), vitamin C intake (p=0.023), breakfast habits (p=0.006), menstrual status (p=0.007) and history of infection diseases  (p=0,000). While the results of multiple logistic regression analysis obtained that there was a relationship between iron intake (p=0.005,OR=3.009), protein intake (p=0.007,OR=2.012), vitamin C intake (p=0.038,OR=1.167), menstrual status (p=0.002,OR=3.181) with anemia.Conclusion: The dominant determinant of anemia in early adolescent girls in Kendari City is menstrual status. It is recommended to intervene in risk factors (mother's education, parental income, iron intake, protein, vitamin C, breakfast habits, menstrual status and history of infectious disease) to reduce the prevalence of anemia among adolescent girls.
Modifikasi Kacang Kedelai (Glycine Max) dan Hati Ayam pada Sosis Ayam sebagai Alternatif Sosis Tinggi Protein dan Zat Besi Annisa Lutfiah; Annis Catur Adi; dominikus raditya atmaka
Amerta Nutrition Vol. 5 No. 1 (2021): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v5i1.2021.75-83

Abstract

Latar Belakang: Hati ayam merupakan sumber zat besi yang baik dan kacang kedelai adalah jenis kacang-kacangan kaya protein dan besi yang dapat diolah menjadi sosis sebagai snack ataupun lauk tinggi protein dan zat besi.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hasil mutu hedonik, daya terima, kadar protein dan zat besi pada sosis dengan substitusi hati ayam dan kacang kedelai.Metode: Jenis penelitian ini yaitu experimental murni dengan rangangan acak lengkap (RAL). Terdapat 4 jenis formula, yaitu formula kontrol F0 (ayam) dan 3 formula modifikasi F2 (35 g hati ayam dan 65 g kacang kedelai), F3 (45 g hati ayam dan 55 g kacang kedelai), F4 (55 g hati ayam dan 45 g kacang kedelai) dengan pengulangan 4 kali. Panelis penelitian terdiri dari 5 panelis terbatas dan 27 panelis tidak terlatih.Hasil: Berdasarkan hasil penilaian panelis terbatas pada uji mutu hedonik adalah formula F2, F3, dan F4. Hasil uji daya terima, formula yang paling disukai panelis tidak terlatih adalah formula F4. Kandungan protein dan besi pada 100 g sosis F4 yaitu 17,21 g dan 7,415 mg. Terdapat perbedaan signifikan antara F0 dan F4 pada karakteristik aroma (p = 0,045), kekenyalan (p < 0,000) dan rasa (p < 0,000).Kesimpulan: Formula dengan tingkat mutu hedonik terbaik terdapat pada formula F2, F3 dan F4. Formula dengan daya terima tertinggi terdapat pada F4. Satu porsi (33 g) dapat mencukupi 10 – 15 % dari kebutuhan protein dan besi pada remaja putri berusia 16 – 21 tahun.
Co-Authors Abdurrahman Ali Adinda Nurul Istiqomah Adiningsih, Sri Alfian Yusuf Ali Iqbal Tawakal Ali Iqbal Tawakal Alristina, Arie Dwi Alzha Adila Harisina Amirah Adlia Andini Octaviana Putri Anggun Pinasti Ilahi Anna Surgean Veterini Anna Surgean Veterini Anni Syntya Annisa Lutfiah Annisa Rizky Malichati Annisa Rizky Maulidiana Arina Mufida Ersanti Arisya Humaira Asrul Bahar Atsarina Anindya Aulanni'am, Aulanni'am Aulanni’am Aulanni’am Bambang Wahjuprajitno Bambang Wirdjadmaji Bambang Wirdjadmaji, Bambang Brilliant Anjar Saputro Chatarina Umbul Wahyuni Chatarina Umbul Wahyuni Cindhy Pamela Kesuma Claudia Ni Luh Merry Marzeline Daniel Christanto Deandra Ardya Regitasari Deandra Ardya Regitasari Diah Patria Nuringtyas Dian Puteri Andani Dina Khomariyatul Hasanah Dini Andrias Andrias Dini Ririn Andrias Dominikus Raditya Atmaka Dyah Patria Nuringtyas Edinda Ayu Miranti Elya Sugianti Emyr Reisha Isaura Emyr Reisha Isaura Emyr Reisha Ishaura Endah Bardiati Eny Qurniyawati Eva Flourentina Kusumawardani Eva Flourentina Kusumawardani Faradillah Rahmy Savitri Faradita Meilinda Wulan Sari Farah Rosyihana Fadhila Farapti Farapti Farapti Fariani Syahrul Fariani Syahrul Fathrizqita Aghnia Raudhany Fathrizqita Aghnia Raudhany Febry Dian Permatasari Fifi Nirmala G Hamzah Hamzah Hari Basuki Notobroto Haryana, Nila Reswari HENI RACHMAWATI Heni Rachmawati Heni Rachmawati Heni Rachmawati Heni Rachmawati Heni Rachmawati Hernita Riski Hikmah Ervina Jayantini I Ketut Sudiana I Ketut Sudiana Iga Ayuni Fatmala Iga Ema Dini Ikeu Ekayanti Ikhtiar, Ilham Irfa Ekasanti Irma Sarita Rahmawati Irwanto idris Irwanto Irwanto Irwanto, Irwanto Ivan Mahardika Yusuf Junaida Astina Kartini Kartini Kusumawardani, Eva Flourentina Lailatul Muniroh Lailia Wahyuliana Lathifah Ilmawati Laura Navika Yamani Lina Nurbaiti Lisda Juniarsy Rahardjo Luki Mundiastuti M. G. Bagus Ani Putra Mardiyono Yono Mei Lestari Ika Widyyati Melissa Ruslan Merryana Adriani Merryana Adriani Meyrina Putri Cahyariani Muhammad Atoillah Isfandiari Nabillah Eka Permatasari Nancy Margarita Rehatta Nanik Handayani Nelly Setiawaty Niken Ayu Br Sinaga Novira Dian Rachmadia Nur Mufida Wulan Sari Nuthathai Sutthiwong Puspitasari, Prastiwi Novia Putra, M.G. Bagus Ani Putri Safrida Rahmawati Rachmad Suhanda Rahmawati, Irma Sarita Rakhmalia Imeldawati Ratna Candra Dewi Rehatta, Nancy Margarita Reza Yuanita Ananta Rifqi, Mahmud Aditya Riris Diana Rachmayanti Rita Ismawati Rita Ismawati Rizky Arifandy Amir S R Widya Areta Humaniora Justisia Sakinah Aljuffrie Santi Martini Sarmanu Sarmanu Sarmanu Sarmanu Septa Katmawanti, Septa Shrimarti R Devi Siti Nur Husnul Yusmiati Siti Rahayu Nadhiroh Siti Shofiya Novita Sari Soetjipto Soetjipto Soetjipto Soetjipto SRI LESTARI Subijanto Marto Soedarmo Subijanto Marto Soedarmo Suryanto Suryanto Suryanto Suryanto Syafrina Mareta Sari Timbuktu Harthana Tri Ratnaningsih Tri Ratnaningsih Trias Mahmudiono Ulfatul Karomah Vetty Silvana Maulida Vidya Anggarini Rahmasari Vidya Anggarini Rahmasari Widati Fatmaningrum Widati Fatmaningrum Widijiati Widijiati Widjiati Widjiati Widodo Jatim P Widodo Jatim Pudjirahardjo Widyyati, Mei Lestari Ika Wizara Salisa Wizara Salisa Wizara Salisa Wizara Salisa Yama Dharma Putera Yasmin Muntaza Yeni Susanti Yulia Kurnia Sari Yusmiati, Siti Nur Husnul Yusuf, Alfian