Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Naditira Widya

MANTRA BANJAR: SUATU KOMPROMI BUDAYA Yulianto, Agus
Naditira Widya Vol 5, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v5i2.72

Abstract

Abstrak. Tulisan ini membahas perkembangan kebudayaan Banjar yang ditinjau dari peranan mantra. Mantraadalah rangkaian kata yang diucapkan untuk melakukan praktek magis. Mantra Banjar tumbuh dan berkembangdi wilayah tenggara Kalimantan. Pertumbuhan dan perkembangan mantra Banjar sejalan dengan perkembanganpendukungnya, yaitu masyarakat Banjar. Pada awalnya, mantra Banjar lahir dari karya seni ciptaan leluhurimajinatif Banjar yang percaya pada animisme atau kepercayaan Kaharingan. Kedatangan komunitas Jawa danMalayu yang berlatar ideologis Siva-Buddha membawa warna baru untuk mantra. Kemudian, ketika Islamdatang, agama baru ini menolak semua jenis mantra, penolakan ini mempengaruhi keberadaan mantra Banjar.Akibatnya, praktek ritual dengan mantra Banjar menurun, karena Islam mencapai popularitas yang luas. Namun,ternyata ada pula kesengajaan untuk menyembunyikan mantra untuk menjaga efek sakral dari mantra.Bagaimanapun, mantra tidak benar-benar menghilang. Sebagai warisan budaya Banjar, mantra masih menjadibagian dari kehidupan mereka, mantra hidup dan tumbuh di antara orang-orang sampai hari ini.
MADIHIN: TRADISI TUTUR DARI ZAMAN KE ZAMAN Yulianto, Agus
Naditira Widya Vol 4, No 2 (2010): Oktober 2010
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v4i2.36

Abstract

Abstrak. Madihin adalah salah satu bentuk sastra lisan Banjar. Madihin pada mulanya merupakan kesenian yangdiperuntukkan bagi kalangan bangsawan atau keluarga raja. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kesenianini menjadi kesenian rakyat. Tulisan ini membahas asal-usul madihin, substansi, fungsi, instrumen, dan nilai yangdikandung madihin. Hasil kajian ini adalah pemahaman tentang madihin sebagai kesenian yang banyak mengandungnasihat mengenai banyak aspek kehidupan. Meskipun pernah mengalami kemunduran, pelaku madihin senantiasamengupayakan inovasi dan kreativitasnya agar kesenian ini tetap hidup di masyarakat, misalnya dengan mediumpenyampaian bahasa Indonesia.
REVITALISASI KESENIAN LAMUT DI KALIMANTAN SELATAN Yulianto, Agus
Naditira Widya Vol 9, No 2 (2015): OKtober 2015
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v9i2.125

Abstract

Lamut adalah seni tutur khas masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan. Kesenian lamut merupakan teater tuturtunggal dan hanya diiringi oleh satu alat musik yang bernama tarbang lamut. Lamut sudah mulai ditinggalkan generasimuda akibat dari kemajuan teknologi dan gaya hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lamut dapatdirevitalisasi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik studi pustaka dan observasi.Hasil dari penelitian dapat diketahui antara lain pagelaran lamut terbagi menjadi dua, yaitu untuk pertunjukkan danupacara. Isi cerita lamut sudah baku dan banyak mengandung nilai-nilai kebaikan. Melalui bengkel sastra, revitalisasikesenian lamut berhasil dilakukan.
Co-Authors - Susanto Abdul Hamid Adina Widi Astuti Agung Setyo Darmawan Agus Raharjo Ahsani, Muh Syukri Alifianto, Untung Allif Silfiyana Rohman Alvian, Alvian Andya Satya Purnomo Putro Andya Satya Purnomo Putro, Andya Satya Purnomo Ani Ariani, Ani Anjaya, Perdana Dika Anugrahaini, Ulya Santa Arianto, Ivan Setia Arif Widiyatmoko, Arif Ati, Laras Ayu Paramitha, Amelia Ayu Paramitha, Amelia Bambang Genjik S Bambang Subali Budi Antoni Saputra Budi Antoni Saputra, Budi Antoni Budi Astuti Budiyanto, Saraswati Putri D.R, Priyandika Delvita Puspitasari Dewi, Adelina Ryan Candra Dian Wahid Hermawan, Dian Wahid E. Marhaeniyanto Effendy, Suhardi - Eko Budianto Eko Nugroho Yuliono, Eko Nugroho Eling Purwantoyo Ellianawati, Ellianawati Endang Susilaningsih Fandi Musthofa A. S. Fandi Musthofa A. S., Fandi Musthofa Firmansyah Firmansyah Firmansyah Firmansyah, Firmansyah - Fitrianti, Dwi Agung Fitriawan, Margi Fitriawan, Margi Fitriyah, Maghfirotul Hadi Susanto Hasanah, Dian Uswatun Herkulana Herkulana Ian Yulianti, Ian Ibnul Mubarok Ihwanudin, Maulana Ika Vidiasari Aristawati Iwan Junaedi Iwan junaedi Junaedi Harmiansyah, Junaedi Kartono - Khoirun Nisa Khoirun Nisa’, Khoirun Khoirun Nisa’ Khumaedi - Kusjuriansah, Kusjuriansah Lucky Zaehir Maulana, Lucky Made D.P, Ngurah Mahardika Prasetya Aji Mahardika Prasetya Aji, Mahardika Prasetya Mashudi Mashudi Moh. Shofi Nur Utami Moh. Shofi Nur Utami, Moh. Shofi Nur Mohammad Qois Syafi Mufti, Afrizal Mulyanti, Restina Muji Mulyono Mulyono Naila Hilmiyana Syifa Nathan Hindarto Nisa’, Khoirun Nita Rosita Nita Rosita, Nita Noviyanto Noviyanto, Noviyanto Nur Khasanah Nur Rohman Arif Nur Rohman Arif, Nur Rohman Nuri Nuri Nurlita, Putri Sandra Nuryati, Iis Nuzulina, Khoirun Parmin - Parmin Parmin Pramuko Ilmu Purboputro Praptiwi, Ucca Swasti Primadian, Fatimah Putra, Ngurah Made Darma Ramadhani, Amanda Dhyan Purna Ramadhani, Athirah Nur Rengganis, Amalia Puspita Reza Faizal, Reza Riameinda Br. Bangun Riameinda Br. Bangun, Riameinda Br. Rizka Silviana Hartanti, Rizka Silviana Sarwi - Scolastika Mariani Sekarpratiwi, Farah Kinayu Sidiq, Alif Lombardoaji Siti Munazilah Sobirin, Mohamad Sobirin, Mohamad Sri Buwono . Sudrajat, Budi Sulhadi - Sunyoto Eko Nugroho, Sunyoto Eko Suparmi Suparmi Supraptomo, RTH Supriyadi Supriyadi Suranto Suranto Suroto, Karunia Setyowati Susanto Syafi, Mohammad Qois Syarif, Junaidi Theasy, Yoan Tri Novianto, Tri Ucca Swasti Praptiwi Upik Nurbaiti Usriyah, Farida Usriyah, Farida Wigandi, Dikdik Permana Wulandari, Martina Diah Yani Puspitarini Yani Puspitarini, Yani Yulita Nurbaiti Yusuf, Dini Hidayati