Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN KEBUTUHAN PETANI DALAM PELAKSANAAN USAHATANI DENGAN SISTEM PENGELOLAAN GILIR GANTI PADI SAWAH Zulfartial Arifin; Rosyani Rosyani; Suandi Suandi
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 20 No. 1 (2017): Jurnal Sosioekonomika Bisnis
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.149 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v20i1.5036

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mendeskripsikan usahatani padi sawah dengan sistem pengelolaan gilir ganti, 2) untuk mendeskripsikan kebutuhan petani dalam pelaksanaan usahatani padi sawah, dan 3) untuk menganalisis hubungan antara kebutuhan petani dengan usahatani padi sawah dengan sistem pengelolaan gilir ganti. Adapun kebutuhan petani meliputi kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan pengakuan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Besarnya sampel yang diambil adalah jumlah petani yang mengusahakan padi sawah dengan sistem pengelolaan gilir ganti yang tergabung dalam gabungan kelompok tani Tengah Padang dengan total keseluruhan sampel adalah 70 orang. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk mencapai tujuan 1 dan 2 dilakukan analisis kualitatif, sedangkan untuk memenuhi tujuan ke 3 dilakukan dengan uji Chi-Square (Siegel, 1997) yang kontingensi 2x3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem gilir ganti masih dipertahankan di daerah penelitian meskipun manfaat dari sistem ini berdampak sangat kecil terhadap pengguna sistem. kebutuhan petani di daerah penelitian pada umumnya tergolong tinggi, terdapat 5 indikator kebutuhan petani dalam pelaksanaan usahatani padi sawah dengan sistem pengelolaan gilir ganti padi sawah: 1) kebutuhan fisik, 2) kebutuhan rasa aman, 3) kebutuhan sosial, 4) kebutuhan pengakuan, 5) kebutuhan aktualisasi diri. Selanjutnya, kebutuhan petani dalam pelaksanaan usahatani berhubungan secara nyata dengan pelaksanaan sistem pengelolaan gilir ganti padi sawah Kata Kunci : Kebutuhan, Pengelolaan, sistem gilir ganti, Padi sawah
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerapan Sistem Tabela Oleh Petani di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tri Ariyanto; Rosyani Rosyani; Idris Sardi
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 20 No. 2 (2017): Jurnal Sosioekonomika Bisnis
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.15 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v20i2.5044

Abstract

Setiap petani memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengadopsi teknologi yang akan diterapkan. Banyak petani yang tidak mudah menerima suatu teknologi baru karena kebanyakan petani menerapkan teknologi yang telah diterapkan sejak turun temurun. Sistem Tabela telah dikenal oleh petani padi sawah di Kecamatan Geragai sejak Tahun 2008. Petani memperoleh informasi Sistem Tabela dari keluarga dan kegiatan penyuluhan. Dengan demikian diperlukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penerapan Sistem Tabela. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat penerapan Sistem Tabela dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan Sistem Tabela di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pemilihan dan penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan karena lokasi merupakan salah satu daerah pengembangan usahatani padi sawah dengan Sistem Tabela di Provinsi Jambi. Uji analisis menggunakan Chi-Square (X2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan Sistem Tabela di daerah penelitian tergolong tinggi yaitu 62,79%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, umur menjadi faktor tertinggi dalam penerapan Sistem Tabela, yaitu sebesar 69,77%. Dilanjutkan berturut-turut yaitu pengalaman usahatani sebesar 65,12%, pendapatan sebesar 65,12%, dan lingkungan sosial sebesar 60,46%. Untuk faktor yang dinyatakan tidak berhubungan yaitu pendidikan sebesar 32,56%, artinya sebagian besar petani tidak memperoleh informasi Tabela dari pendidikan. Kosmopolitan sebesar 25,58%, artinya sebagian besar petani di daerah penelitian menyatakan Sistem Tabela yang petani adopsi berasal dari keluarga bukan dari pelatihan yang didapat di luar daerah. Lingkungan ekonomi sebesar 44,19%, artinya sebagian besar petani di daerah penelitian mengetahui ketersediaan sarana kredit untuk usahatani, namun tidak pernah melakukan peminjaman. Kata kunci: Penerapan, Faktor-faktor yang berhubungan, Sistem Tabela
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PETANI MENJUAL BAHAN OLAH KARET KEPADA PEDAGANG PENGUMPUL DAN NON PEDAGANG PENGUMPUL DI KECAMATAN JUJUHAN KABUPATEN BUNGO Dedi Iskandar; Rosyani Rosyani; Tri Suratno
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 20 No. 2 (2017): Jurnal Sosioekonomika Bisnis
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.261 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v20i2.5074

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi petani karet dalam menjual bokar di Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo, (2)mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam menjual bokar di Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo. Metode pengambilan sampel menggunakan metode proportional random sampling dengan jumlah responden sebanyak 81 orang dengan alokasi 42 orang yang memasarkan ke pedagang pengumpul dan 28 orang yang memasarkan ke pasar lelang serta 11 orang yang memasarkan ke pabrik. Data yang diperoleh dari responden dianalisis secara statistik non parametrik dengan menggunakan uji Chi – Square(X2). Hasil penelitian menunjukkan : (1) Bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi keputusan petani dalam menjual bokar seperti pengetahuan terhadap lembaga pemasaran, luas lahan, kualitas bahan olah karet, kepercayaan petani terhadap lembaga pemasaran, serta kebutuhan akan uang tunai tergolong tinggi yaitu 66,67%, (2) Terdapat hubungan yang nyata antara faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan petani menjual bokar kepada pedagang pengumpul dan non pedagang pengumpul di Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo. Faktor-faktor tersebut antara lain: kualitas bahan olah karet menjadi faktor tertinggi dalam keputusan petani memilih lembaga pemasaran bokar,yaitu sebesar 80,25%. Dilanjutkan berturut yaitu pengetahuan sebesar 72,84%. Kebutuhan akan uang tunai sebesar 70,37%, artinya petani menjual kepada lembaga pemasaran dikarenakan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya hidup. Kepercayaan sebesar 69,14%, luas lahan sebesar 65,43%. Kata Kunci : Keputusan, Pemasaran, Bahan Olah Karet.
Hubungan Faktor-faktor Alih Fungsi Lahan Padi Sawah dan Perbedaan Tingkat Penerimaan Usahatani Petani Di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Peniarti Peniarti; Rosyani Rosyani; Elwamendri Elwamendri
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 21 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.048 KB) | DOI: 10.22437/jiseb.v21i1.5102

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah pada tingkat petani dan mengetahui perbedaan penerimaan usahatani petani yang mengalihkan lahan sebelum dan sesudah alih fungsi di Desa Koto Dian dan Koto Tuo. Faktor-faktor alih fungsi adalah tingkatusia, lama pendidikan, luaslahan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bertani. Metode pengambilan data diambil dari data primer dan sekunder. Data diolah dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan hubungan faktor-faktor alih fungsi lahan sawah, kemudian digunakan analisis uji beda dua rata-rata untuk mengetahui perbedaan penerimaan usahatani petani yang mengalih fungsikan lahan sawah sebelum dan sesudah alih fungsi lahan. Dengan jumlah responden sebanyak 37 petani yang mengalihkan sebagian lahan dan 20 petani responden yang mengalihkan semua lahan. Hasil analisis deskriptif yang menggambarkan hubungan faktor-faktor alih fungsi lahan adalah semakin tinggi tingkat usia, maka semakin tinggi tingkat alih fungsi lahan; semakin rendah tingkat pendidikan seorang petani, maka semakin tinggi tingkat alih fungsi lahan; semakin luas kepemilikan lahan, maka peluang petani untuk mengalih fungsikan lahannya lebihkecil; semakin banyak jumlah tanggungan yang harus ditanggung, maka alih fungsilahan akan semakin tinggi; dan semakin lama pengalaman dalam berusahatani, maka akan semakin berat dalam pengambilan keputusan untuk alih fungsi lahan. Kata kunci: hubungan faktor-faktor, alih fungsi lahan sawah, penerimaan usahatani.
SIKAP PETANI DALAM MEMASARKAN BAHAN OLAH KARET MELALUI KOPERASI DI DESA MUHAJIRIN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA KABUPATEN MUARO JAMBI Yayu Oktavia; Rosyani Yani; Idris Sardi
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 23 No. 01 (2020): VOLUME 23 NOMOR 01 2020
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jiseb.v23i01.11863

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk : (1) Mengetahui sikap petani karet terhadap koperasi dalam pemasaraan bokar di Desa Muhajirin Kecamataan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, (2) Menganalisis hubungan antara sikap petani karet terhadap koperasi dalam memasarkan olahan karet di Desa Muhajirin Kecamataan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi . Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember sampai Januari 2020 dengan jumlah sampel 40 orang petani. Penarikan sampel dari anggota Koperasi menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian dilaksanakan dengan metode analisis data, data yang dikumpulkan dengan metode deskriptif dengan pemberian skor menggunakan skala likert dan analisis uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh nilai Chi-Square hubungan antara sikap kognatif, afektif, dan konatif dengan nilai masing-masing 22.7068, 32.6974, dan 32.3280 dengan nilai signifikansi (p) 0.0001, 0.000, dan 0.000, hal ini menunjukkan bahwa sikap kognatif, afektif, konatif berhubungan nyata terhadap sikap pemasaran produk pada koperasi di Desa Muhajirin Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
RSPO Certification Impacts on Oil Palm Smallholders’ Welfare in Jambi Province Dompak MT Napitupulu; nFN Rosyani; Ernawati HD; Rukaiyah Rafiq
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 15, No 2 (2017): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.4 KB) | DOI: 10.21082/akp.v15n2.2017.127-136

Abstract

World demand for Crude Palm Oil (CPO) consistently increases. On the other hand, CPO market moves slowly probably due to Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) certification. International trade system requires large CPO producers to have a RSPO Certificate as one of requirements for exporting their product. It is expected that this requirement will also be applied immediately to smallholding oil palm plantations. This paper aims to analyze the benefits of RSPO certification on improving oil-palm smallholders’ welfare in Jambi Province. Data collected in this study were analyzed using both descriptive and quantitative methods. Results of the study showed that RSPO certification, in several aspects, significantly improved farmers’’ wealth, timely availability of input factors, oil palm yield, processing and marketing, and CSR financial support. It also indicates that oil palm plantation companies tend to give preferential treatment in transaction process with farmers having RSPO certificates. AbstrakPermintaan Crude Palm Oil (CPO) dunia pada dasarnya mengalami peaingkatan secara konsisten, namun pasar CPO cenderung mengalami kelesuan yang diduga sangat berkaitan dengan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).  Sistem perdagangan internasional mengharuskan produsen CPO untuk memiliki sertifikat RSPO sebelum memasarkan produk ke luar negeri. Dapat diduga bahwa kewajiban memiliki sertifikat RSPO tidak akan hanya terbatas kepada pengusaha perkebunan besar, namun lambat laun akan juga diwajibkan untuk dimiliki oleh setiap pengusaha kebun kelapa sawit termasuk petani rakyat swadaya. Tulisan ini bertujuan menganalisis manfaat sertifikasi RSPO terhadap peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit swadaya di Provinsi Jambi. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan statistik nonparametrik. Sertifikasi RSPO dalam beberapa aspek telah dapat dirasakan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan petani khususnya dalam hal ketersediaan input produksi secara tepat waktu, peningkatan produktivitas, pengolahan hasil dan pemasaran, serta dukungan dana CSR dari perusahaan inti. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit cenderung memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi kepada kelompok tani yang sudah memiliki sertifikat RSPO.
ANALISIS DETERMINAN POLA PENANGANAN PASCAPANEN PINANG (Areca catechu.L) DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Aras Aulia Hakim; Suandi; Rosyani
Journal of Agribusiness and Local Wisdom Vol. 4 No. 1 (2021): Journal Agribusiness and Local Wisdom
Publisher : Program Studi Agribisnis bekerja sama dengan PERHEPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jambi Province has the three largest and best-quality betel nut producing districts namely Tanjung Jabung Barat Regency, Tanjung Jabung Timur Regency, Muaro Jambi Regency, but Tanjung Jabung Barat Regency has the largest land area and production. With the limited technology and traditional post-harvest areca processing patterns, the yield of areca nuts is less than optimal. The purpose of this study are a). Describe the pattern of post-harvest handling of areca nut in Tanjung Jabung Barat Regency; b). Analyzing the determinants that influence farmers' decisions in choosing post-harvest areca nut management patterns in Tanjung Jabung Barat Regency. The sample of this study was farmers who worked on areca nut in Betara District which consisted of 3 villages namely Tanjung Senjulang Village, Jati Mas Village and Bram Itam Raya Village as many as 78 people from a population of 347 areca nut farmers. The method of determining the sample by simple random sampling. The data analysis method uses multinomial logistic regression analysis. In this study, researchers examined the influence of capital, experience, price, labor, education and technology on pentane decisions to choose between 3 post-harvest areca nut handling patterns. Based on the analysis results it is known that capital, experience and price have a significant effect (p <0.1) on the decision of farmers in choosing pattern 1 in post-harvest handlers. As for labor, education and technology had no significant effect (p> 0.1). Based on the analysis that capital has a significant effect (p <0.1) on the decision of farmers in choosing pattern 2 in post-harvest handling, but for experience, price, labor, education and technology have no significant effect (p> 0.1). Capital, experience and price have a significant effect (p <0.1).
Processing Mixture of Polypropylene (PP) Plastic Waste and Palm Fiber Waste into Alternative Fuels Ibnatun Rif&#039;ah; Rosyani Rosyani; Nazarudin Nazarudin
IJFAC (Indonesian Journal of Fundamental and Applied Chemistry) Vol 7, No 2 (2022): June 2022
Publisher : IJFAC (Indonesian Journal of Fundamental and Applied Chemistry)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24845/ijfac.v7.i2.80

Abstract

AbstractThe increasing accumulation of plastic and industrial biomass wastes, as well as the declining reserves of petroleum as an energy source, have become significant topics of discussion. Therefore, this research aims to determine alternative energy sources in the form of fuel derived from cracking a mixture of Polypropylene (PP) plastic and palm fiber (SKS) waste. It also aims to determine the quantity and quality of the derived products. The cracking process with a catalyst to feed ratio of 1:10 and a time of 40 minutes led to the highest % conversion Cracking Result Liquid (CHP) product of 48.08% with the variation condition of PP to SKS ratio of 1.5:1 at a temperature of 500°C. The GC-MS analysis results showed that the % area of the CHP product contains fuels, such as gasoline (32.97%), kerosene (5.36%), and diesel (2.24%).Keywords: Cracking, Polypropylene, plastic waste, palm fiber, alternative energi Abstrak (Indonesian)Meningkatnya akumulasi limbah, baik itu sampah plastik maupun limbah biomassa hasil industri, serta menurunnya cadangan minyak bumi sebagai sumber enegi, menjadi topik masalah yang cukup signifikan untuk dibahas dan dicarikan solusinya. Penelitian dilakukan dengan tujuan mencari sumber energi alternatif berupa bahan bakar yang berasal dari perengkahan campuran sampah plastik jenis PP (Polypropylene) dan limbah biomassa serabut kelapa sawit (SKS), serta mengetahui kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Perengkahan yang dilakukan dengan perbandingan katalis dan umpan 1:10 dan waktu 40 menit, menghasilkan %konversi produk CHP (Cairan Hasil Perengkahan) tertinggi sebesar 48,08% dengan kondisi variasi rasio PP:SKS adalah 1,5:1 dan suhu 500°C. Hasil analisa GC-MS menunjukkan % area produk CHP tersebut mengandung bahan bakar seperti bensin (32,97%), minyak tanah (5,36%) dan solar (2,24%). Kata Kunci : Perengkahan, Polypropylene, sampah plastik, serabut kelapa sawit, energi alternatif
Pengaruh Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Kualitas Lingkungan Di Sekitar Areal Hutan Tanaman Industri Ripil Hadi; Rosyani Rosyani; Ermadani Ermandani
Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Pembangunan Berkelanjutan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpb.v5i1.18625

Abstract

The high number of forest and land fires that occur every year can damage the quality of the environment. Serious and continuous efforts are needed to reduce, prevent and control forest and land fires that occur. It is important to do this so that the number of forest and peatland fires caused by humans can be suppressed. One of the efforts that can be done is through community empowerment programs. This study aims to analyze the business and the role and influence of community empowerment on the quality of the environment around the PT Wirakarya Sakti Industrial Plantation Forest Area. This study uses a mixed method approach by combining quantitative research and qualitative research. Based on the results of data analysis, it is known that the environmental quality, including the air quality index, is in the good category (IKU=32,4), the water quality index is good (IKA=0.989) and the soil quality index is in the bad category (IKT=33,5). In addition, it is known that the level of community understanding of forest and peatland knowledge is in the medium category (65.3%), community understanding of forest and land fires is in the medium category (67.1%) and community understanding of community empowerment is in the high (78.2%). The results of the regression analysis prove that the significance value obtained is 0.389>0.05, meaning that community empowerment has no significant effect on environmental quality in the area around industrial plants.
Metode Strategic Asumption Surfacing And Testing (Sast) Dalam Upaya Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Sektor Perhotelan Di Kota Jambi Liza Milani; Rosyani Rosyani; Rikky Herdiyansyah
Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol. 4 No. 2 (2021): Jurnal Pembangunan Berkelanjutan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpb.v4i2.18936

Abstract

This study measures environmental management compliance in the hotel sector in Jambi City and determines strategies to improve environmental management with Strategic Asumption Surfacing and Testing (SAST) method. Assessment of environmental management compliance by the hotel sector is measured through an assessment of 3 aspects, namely licensing, monitoring and reporting based on statutory indicators. Meanwhile, strategy determination uses the Strategic Assumption Surfacing And Testing (SAST) method by considering the assumptions of 15 factors based on certainty and importance levels, with a range of 1 to 5 intervals. The results shows that they have complied in licensing aspects, but have not complied in monitoring and reporting aspects. Assumption as a priority strategy by Jambi City’s Government to improve environmental management of hotel sector is increasing coordination efforts as guidance and supervision form in appeals, strengthening the structure and person in charge of environmental management, as well as providing environmental management facilities. Important to increase of guidance and supervision efforts by strengthening coordination with hotels in carrying out environmental management, especially strengthening the structure and person in charge of environmental management as well as to increase provision of environmental management facilities in hotels in Jambi City.