Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Gorga : Jurnal Seni Rupa

TEKNIK MENYULAM SULAMAN BENANG EMAS DENGAN TITIK SAMEK DI KELURAHAN BATUANG TABA KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG Yudi, Nindika Gustri; Novrita, Sri Zulfia
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32305

Abstract

The titik samek is an embroidery technique which is usually combined with gold thread embroidery in Batuang Taba village. The titik samek is different from frenchknot or suji caia, and the process must use two needles, so it is considered difficult. The titik samek is a regional cultural asset that must be preserved. The purpose of the study is to describe the gold thread embroidery sewing technique in Batuang Taba village. This research method uses descriptive qualitative method. The type of data used is primary data and secondary data. Data collection techniques are observation, interviews and documentation. The data analysis technique carried out is an interactive model that has a relationship based on the subject matter, through data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of the study were the gold thread embroidery sewing technique using two sewing needles. For the technique, embroider the gold thread first by copying the motif on the fabric, locking the binding thread, inserting the binding thread, pulling slowly while tucking the gold thread. Pull the thread until the gold thread is tied. , repeat a maximum distance of 0.5cm. For the next technique, fill it with titik samek embroidery by inserting one sheet of moulin thread and gusset, stab from under the fabric on the part of the motif that will be filled with the titik samek, wrap one time around the sewing needle, stab again in the same hole, tuck in the loop. the large needle that will be used to hold the loop, so that it forms like a circle, pull the thread slowly so it can't be separated from the large needle. Embroidering gold thread is done by making the edges of the motif first using gold thread and then filling the interior of the motif with moulin thread with the titik samek technique. Keywords: gold thread embroidery, titik samek.AbstrakTitik samek merupakan teknik menyulam yang biasanya di kombinasikan dengan sulaman benang emas di Kelurahan Batuang Taba. Titik samek berbeda dengan kepala peniti atau suji caia, dan pengerjaannya harus menggunakan dua jarum, sehingga dinilai sulit. Titik samek merupakan aset budaya daerah yang harus dilestarikan. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tentang teknik jahit sulaman benang emas di Kelurahan Batuang Taba. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisa data yang dilaksanakan yaitu model interaktif yang memiliki kaitan berdasarkan pokok permasalahan, melalui reduksi data, penyajian data serta pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian yaitu teknik jahit sulaman benang emas menggunakan dua jarum jahit, Untuk teknik, lakukan meyulam benang emas terlebih dahulu dengan cara menyalin motif pada kain, kunci benang pengikat, tusukkan benang pengikat, tarik perlahan sambil menyelipkan benang emas.Tarik benang hingga benang emas terikat, ulangi jarak maksimal 0,5cm. Untuk teknik selanjutnya isi dengan sulaman titik samek dengan memasukkan satu lembar benang moulin dan buhul, tusuk dari bawah kain pada bagian motif yang akan di isi titik samek, lilitkan satu kali lilit pada bagian jarum jahit, tusukkan lagi pada lobang yang sama, pada lilitan selipkan jarum besar yang akan di gunakan untuk menahan lilitan, agar terbentuk seperti lingkaran, tarik benang perlahan tidak boleh lepas dari jarum besar. Menyulam benang emas dilakukan dengan mambuat bagian tepi motif terlebih dahulu menggunakan benang emas selanjutnya mengisi bagian dalam motif dengan benang moulin dengan teknik titik samek.Kata Kunci: sulaman benang emas, titik samek. Authors:Nindika Gustri Yudi : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novita : Universitas Negeri Padang References:Hervilas, Adriani., & Nelmira, W. (2016). Bordir Kerancang di Kota Bukittinggi (Studi Kasus di Usaha Sulaman Ambun Suri). Journal of Home Economics and Tourism, 13(3).Maydayusi, D., Yasnidawati, & Andriani. (2015). Studi Tentang Pelaminan Dikecamatan Kota Baru Kota Jambi. E-Journal Home Economic and Tourism, 8(1).Rahman, D., Novrita, S. Z., & Efi, A. (2015). Ragam Hias Suji Cair pada Sulaman Selendang Kotogadang Kabupaten Agam Sumatera Barat (Studi Kasus di Yayasan Amai Setia). E-Journal Home Economic and Tourism, 9(2).Sativa, Aswar. (1999). Antakesuma Suji dalarn Adat Minangkabau. Jakarta: Djambatan.Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.Tamimi, Enna. (1982). Terampil Memantas Diri dan Menjahit. Jakarta: Depdikbut.Utari, A. G., Zahri, W., & Idrus, Y. (2014). Studi Tentang Kerajinan Sulaman Benang Emas di Nagari Saniangbaka Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Journal of Home Economics and Tourism, 7(3).Wahyuni, S., Idrus, Y., & Novrita, S. Z. (2015). Studi Tentang Sulaman Tangan pada Pelaminan Tradisional Naras di Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman. Journal of Home Economics and Tourism, 8(1).Yossi, Zullkarnaen. (2006). Sulam Benang untuk Pemula. Jakarta: Puspa Swara.
PEWARNAAN ALAM BATIK STUDI KASUS DI RUMAH BATIK SAMPAN PESONA MINANG DESA SUNGAI KASAI KOTA PARIAMAN Hafizah, Ovi Muara; Novrita, Sri Zulfia
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.49960

Abstract

The re-emergence of sampan batik with natural dyes as a substitute for synthetic dyes that are not environmentally friendly encourages this research. In 1946, the first batik company in the Sampan area, Padang Pariaman Regency was called Batik Sampan. The aim of the research is to describe the natural materials used, the process of making natural dye extracts and the natural coloring process. Qualitative descriptive research uses primary and secondary data. The 5 owners and craftsmen of the Sampan Pesona Minang Batik House were used as informants. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data analysis techniques namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The research results used were 3 natural materials, namely gambier bark, tingi bark and jengkol bark using a mixture of alum mordant, soda ash, rinso with tunjung fixator and whiting. The process for making extracts from the three natural ingredients is the same, namely by boiling using a vlot of 1:12 (1 kg of gambier is boiled in 12 liters of water until it reduces to its initial volume), vlot 1:8 (1 kg of jengkol bark is boiled in 8 liters of water until the initial volume decreases), vlot 1:3 (1 kg of jengkol bark is boiled in 3 liters of water until the initial volume decreases), then filtered and left for a day before use. Dyeing process (1) 300 grams of cloth dipped in 12 liters of water, (2) mordanting with a mixture of 20 grams of alum + 25 grams of soda ash + 10 grams of rinso per 12 liters of water for 30 minutes, (3) dyeing 300 grams of cloth/5 liters Natural dye extract was carried out 4 times, (4) fixation with 830 grams of tunjung/5 liters of water or 1,670 grams of whiting/5 liters of water, (5) dilorod batik with 25 grams of soda ash/12 liters of water.Keywords: dyeing, natural dye extract. AbstrakMunculnya kembali batik sampan dengan pewarnaan alam sebagai pengganti pewarnaan sintetis yang tidak ramah lingkungan mendorong penelitian ini. Tahun 1946, perusahaan batik pertama di daerah Sampan Kabupaten Padang Pariaman bernama Batik Sampan. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan bahan alam yang digunakan, proses pembuatan ekstrak warna alam dan proses pewarnaan alam. Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan data primer dan sekunder. Pemilik dan pengrajin Rumah Batik Sampan Pesona Minang berjumlah 5 orang dijadikan informan. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian ada 3 bahan alam yang digunakan yaitu gambir, kulit kayu tingi dan kulit jengkol menggunakan mordan campuran tawas, soda ash, rinso dengan fiksator tunjung dan kapur sirih. Proses pembuatan ekstrak ketiga bahan alam sama, yaitu dengan cara direbus menggunakan vlot 1:12 (1 kg gambir direbus dengan 12 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), vlot 1:8 (1 kg kulit kayu tingi direbus dengan 8 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), vlot 1:3 (1 kg kulit jengkol direbus dengan 3 liter air hingga menyusut menjadi volume awal), kemudian disaring dan didiamkan sehari sebelum digunakan. Proses pewarnaan (1) kain 300 gram dicelup ke dalam 12 air, (2) mordanting dengan campuran 20 gram tawas + 25 gram soda ash + 10 gram rinso per 12 liter air selama 30 menit, (3) pencelupan 300 gram kain/5 liter ekstrak pewarna alam dilakukan sebanyak 4 kali, (4) fiksasi dengan 830 gram tunjung/5 liter air atau 1.670 gram kapur sirih/5 liter air, (5) batik dilorod dengan 25 gram soda ash/ 12 liter air.Kata Kunci: ekstrak pewarna alam, pencelupan. Authors:Ovi Muara Hafizah : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References: Andika, D. (2023), “Bahan Alam Pewarna Batik”. Hasil Wawancara Pribadi: 26 Juli 2023, Rumah Batik Sampan Pesona Minang.Berlin, S. W., & Riza Linda, M. (2017). Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Pewarna Alami Oleh Suku Dayak Bidayuh Di Desa Kenaman Kecamatan Sekayam    Kabupaten Sanggau. Jurnal Protobiont, 6(3).Derisa, D., Efi, A., & Adriani, A. (2012). Pengaruh Garam terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutera dengan Ekstrak Kulit Pohon Mahoni. Journal of Home Economics and Tourism, 1(1).Dullah, Santosa. 2002. Batik, Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Solo: Danar Hadi.Hanifati, I., Novrita, S. Z., & Yusmerita, Y. (2023). Teknik Pembuatan Ekstrak Warna Alam dari Tumbuhan dan Limbah Pasar (Studi Kasus di Rumah Batik Tarancak Kota Solok). Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(1), 1370-1376.Herwandi, Lindayanti, Dosen FIB Unand, and Batik di Pariaman. "Industri Batik di Sumatera Barat (PerspektifSejarah): Kebutuhan Pasar Besar Namun Kemampuan Produksi Kecil1."Isfi, Y. P., & Novrita, S. Z. (2021). Proses Pewarnaan Anyaman Mansiang di Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 559-364.Kamala, N., & Adriani, A. (2019). Studi Tentang Motif Dan Pewarnaan Batik Cap Dengan Zat Pewarnaan Alam Di Rumah Batik Dewi Busana Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 303-307.Kwartiningsih, E., Setyawardhani, D. A., Wilyanto, A., & Triyono, A. (2009). Zat pewarna alami tekstil dari kulit buah manggis. Ekuilibrium, 8(1), 41-47.Maryami, I., Ernawati, E., & Adriani, A. (2012). Studi Tentang Kain Pelangi Studi Kasus di Industri Salsabillah Collection Palembang. Journal of Home Economics and Tourism, 1(1).Pujilestari, T. (2014). Pengaruh ekstraksi zat warna alam dan fiksasi terhadap ketahanan luntur warna pada kain batik katun. Dinamika Kerajinan dan Batik, 31(1), 31-40.Putri, E. H., & Midawati, M. (2020). Sejarah Batik Tanah liek dan Pekerjaan Perempuan Perajin Batik di Kabupaten Dharmasraya. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 8(1), 13.Rahmi, E., & Novrita, S. Z. (2021). RESEP DAN TEKNIK PEMBUATAN EKSTRAK PEWARNAAN ALAM BATIK INDRAGIRI HULU  INDRAGIRI  HULU  PROVINSI RIAU. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(3), 104-108.Siallagan, N. R., Misgiya, M., & Azis, A. C. K. (2020). Analisis Souvenir Di Langgam Batik & Souvenir Tembung Berbahan Kain Perca Ulos. MAVIS: Jurnal Desain Komunikasi Visual, 2(2), 36-46.Ulum, I. (2009). Batik dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Bestari, (42), 241635.Widjajanti, Kesi. 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 12 Nomor 1, Juni 2011, hlm. 15-27. Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.Yuliana, E., & Adriani, A. (2022). Studi Tentang Pewarnaan Alam Batik Studi Kasus di Rumah Batik Krinok Kecamatan Rantau Pandan  Kabupaten  Muara  Bungo Jambi. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 178- 184.
PENGARUH MORDAN TUNJUNG TERHADAP PENCELUPAN BAHAN KATUN MENGGUNAKAN KULIT BAWANG MERAH DAN KULIT BUAH MANGGIS Cahya, Nana Dwi; Novrita, Sri Zulfia
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.49881

Abstract

One way to reduce textile waste and emissions is by utilizing natural materials as textile dyes.   This study aims to see the effect of tunjung mordan on dyeing cotton materials using onion peel and mangosteen fruit peel. This type of research is an experiment, where the object of research is cotton from tunjung dyeing. Data were collected using questionnaires distributed and arranged with Likert scales, processed using the Friedman K-related Sample test. The results showed that dyeing with tunjung mordan resulted in Chocolate Brown #524123, light dark colors in the less light category and evenness of flat category colors. Test the hypothesis for dark light colors stating 0.00 < 0.05 then H₀ is rejected, which means that there is an influence of mordan on dark light colors. In color flatness, the value of 0.00 < 0.05 H₀ is rejected, meaning that there is an influence of tunjung mordan on the evenness of the color in onion peel extract and mangosteen peel.Keywords: onion, mangosteen, dyes, tunjung. AbstrakSalah satu cara untuk mengurangi limbah dan emisi tekstil yaitu dengan memanfaatkan bahan alam sebagai pewarna tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh mordan tunjung terhadap pencelupan bahan katun menggunakan kulit bawang merah dan kulit buah manggis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dimana objek penelitiannya adalah kain katun hasil pencelupan tunjung. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang disebar dan disusun dengan skala likert, dianalisis dengan uji Friedman K-related Sample. Penelitian ini menunjukkan bahwa pewarnaan dengan mordan tunjung menciptakan warna Chocolate Brown #524123, gelap terang warna pada nilai kurang terang dan kerataan warna kategori rata. Uji hipotesis untuk gelap terang warna menyatakan 0,00<0,05 maka H₀ ditolak, yang berarti adanya pengaruh mordan terhadap gelap terang warna. Pada kerataan warna memperoleh nilai 0,00<0,05 H₀ ditolak, artinya adanya pengaruh mordan tunjung pada kerataan warna pada ekstrak kulit bawang merah dan kulit buah manggis.Kata Kunci: bawang merah, manggis, pencelupan, tunjung. Authors:Nana Dwi Cahya : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References:Adriani, A., & Atmajayanti, C. (2023). Pengaruh Mordan Tunjung Dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Ecoprint Daun Iler (Coleus Scutellarioides Linn. Benth). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 12(1), 230-236.Andriani, R., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Perbedaan Mordan Asam Jawa (Tamarindus Indica Linn) Dan Jeruk Purut (Citrus Histrix) Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma Candidium D. Don) Pada Bahan Sutra. Journal of Home Economics and Tourism, 12(2).Angendari, M. D. (2015). Pemanfaatan kulit bawang merah sebagai pewarna kain dengan teknik jumputan menggunakan mordan tawas, kapur, dan tunjung. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 12(1), 25-32.Azis, A. C. K., Lubis, S. K., Kartono, G., & Daulay, M. A. J. (2023). Digitalisation of Teaching Materials for Toba Batak Ethnic Decorative Variety with Procreate Media Based on p-Books and e-Books. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 9(3), 782-793.Ernawati, I., & Nelmira, W. (2008). Pengetahuan Tata Busana. Padang: UNP PRESS.Fatihaturahmi, F., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh perbedaan mordan tawas dan kapur sirih terhadap hasil pencelupan ekstrak daun sawo menggunakan bahan sutera. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 237-242.Hasanah, U., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2021). Pengaruh Mordan Air Tapai Ketan Hitam dan Air Tapai Singkong terhadap Hasil Pencelupan pada Bahan Sutera Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L). Journal of Home Economics and Tourism, 15(2).Hendrika, A. D. (2020). Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Nipah (Nypha Fructicans) dengan Kulit Bawang Merah (Allium Ascalonium L) Menggunakan Mordan Tunjung, Tawas dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Katun. (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).Masyitoh, F., & Ernawati, E. (2019). Pengaruh mordan tawas dan cuka terhadap hasil pewarnaan eco print bahan katun menggunakan daun jati (Tectona Grandis). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 387-391.Noor, F. (2007). Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari Tanaman di Sekitar Kita Untuk Pencelupan Tekstil. Jurnal PKK UNY.Purnomo, E., Aisyah, S., Hadjarati, H., Azis, ACK, Suardika, IK, Jermaina, N., ... & Gumilar, A. (2024). The Coach's Role in Understanding the Athletes' Condition: Maximizing Communication Functions. Retos, 55, 543-551.Putri, L. A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2015). Perbedaan Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Zat Warna Alam Air Limbah Penirisan Getah Gambir pada Sutera Menggunakan Mordan Tunjung (Feso4). Journal of Home Economics and Tourism, 9(2).Revianti, M. M., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Mordan Terhadap Pencelupan ekstrak Daun Puring (Codiaeum Variegatum) pada Bahan Katun. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 403-408.Rizky, A. F., & Fatimah, S. (2020). Belimbing Wuluh (Averhoa belimbi L.) sebagai Mordan pada Sintesis Zat Warna Alami dari Kulit Bawang Merah (Allium ascalonium L.) dengan Metode Ekstraksi Ultrasonik. Reka Buana: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 5(2): 104-111.Saputri, A., & Novrita, S. Z. (2021). Perbedaan Berat Mordan Tunjung, Tawas dan Kapur Sirih terhadap Hasil Pencelupan Kulit Buah Alpukat Pada Bahan Katun. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(2), 80-90.Setya, W. P. (2020). Pengaruh Mordan Kapur Sirih Dan Tunjung Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Batang Pisang Ambon Pada Bahan Katun. (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).Siregar, N. H., Azis, A. C. K., Mesra, M., & Mirwa, T.(2020). Analisis Gambar Bentuk Bunga Anggrek dengan Teknik Pointilis Berwarna di SMP Al-Fityan School Medan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 94-99.Yuled, U. R., & Adriani, A. (2021). Perbedaan Mordan Tunjung Dan Baking Soda Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Katun Dengan Menggunakan Ekstrak Kunyit (Curcuma Longa). Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(2), 97-103.
PENGARUH PERBEDAAN MORDAN PADA PENCELUPAN DENGAN ZAT WARNA DAUN INAI (LAWSONIA INERMIS L.) TERHADAP KAIN KATUN Muharrani, Khalishah Rezky; Adriani, Adriani; Novrita, Sri Zulfia; Nelmira, Weni
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.50050

Abstract

Natural dyes are highly recommended as environmentally friendly dyes so they can be used continuously. This research utilizes henna leaves as a natural dye that is easy to obtain and has a coloring agent. This study means to depict: 1) the color's name (hue), 2) its value, 3) its uniformity, and 4) the effect of various mordant whitting and tunjung on the results of natural dyeing cotton fabric with henna leaf extract. The primary data used in this study come from 18 panelists, making it an experiment. The gathered information is handled and investigated with the SPSS (Factual Item and Administration Arrangement) rendition 22.0 utilizing the K-related example friedman test equation. The research results show that the colors are produced from: 1) the non-mordant dye is Golden Sundance #BB9457, 2) dyeing with whiting mordant produces Golden Sundance color #BDB76B, and 3). dyeing with Tunjung mordant produces Dark Olive Green color #32441E. The results of data value analysis obtained from the Friedman K-relative sample a significance of 0.000 which is smaller than the significance level of 0.05 or 0.000 <0.05. Then Ho is declared rejected, which is  means that there is a significant effect on the color darkness (value) due to the influence of the use of mordant whitting, and tunjung on the dyeing results of henna leaf extract (Lawsonia Inermis L) on cotton fabric. Based on the analysis obtained from the Friedman K-related test the sample for evenness of color is 0.001 which is smaller than the significance level of 0.05 or 0.001 <0.05. Then Ho was declared rejected, which meant that there was a significant difference in the evenness of the color caused by differences in mordant to the results of dyeing henna leaf extract (Lawsonia Inermis L) on cotton fiber material.Keywods: whitting, tunjung, henna leaves.AbstrakPewarna alami sangat direkomendasikan sebagai pewarna yang ramah lingkungan sehingga dapat digunakan terus menerus. Penelitian ini memanfaatkan daun inai sebagai bahan pewarna alami yang mudah diperoleh dan memiliki zat warna. Penelitian tujuannya guna mendeskripsikan 1) nama warna (hue), 2)  gelap terang warna (value), 3) kerataan warna, dan 4) pengaruh perbedaan mordan kapur sirih, dan tunjung terhadap hasil pencelupan alami menggunakan ekstrak daun inai pada kain katun. Jenis penelitian adalah eksperimen, data penelitian yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari 18 panelis.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan uji Friedman K-Related Sample.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan dari: 1) pencelupan tanpa mordan adalah warna Golden Sundance #BB9457 2) pencelupan dengan mordan kapur sirih menghasilkan warna Golden Sundance #BDB76B, dan 3) pencelupan dengan mordan tunjung adalah menghasilkan warna Dark Olive Green #32441E. Hasil analisis data gelap terang yang diperoleh signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 atau 0,000 < 0,05. Maka Ho dinyatakan ditolak, mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap gelap terang warna (value) akibat pengaruh penggunaan mordan kapur sirih, dan tunjung terhadap hasil pencelupan ekstrak daun inai (Lawsonia Inermis L) pada kain katun. Berdasarkan analisis yang di peroleh dari uji Friedman K-related sampel untuk hasil kerataan warna adalah 0,001 yang lebih kecil dibandingkan dari taraf signifikansi 0,05 atau 0,001 < 0,05. Maka Ho dinyatakan ditolak, yang berarti adanya perbedaan signifikan terhadap kerataan warna yang diakibatkan oleh perbedaan mordan terhadap hasil pencelupan ekstrak daun inai (Lawsonia Inermis L) pada bahan dari serat katun.  Kata Kunci: kapur sirih, tunjung, daun inai.Authors:Khalishah Rezky Muharrani : Universitas Negeri MedanAdriani : Universitas Negeri MedanSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri MedanWeni Nelmira : Universitas Negeri Medan References:Abu, A., & Hading, A. (2016). Pewarnaan tumbuhan alami kain sutera dengan menggunakan fiksator tawas, tunjung dan kapur tohor. Indonesian Journal of Fundamental Sciences, 2(2), 86-91.Ahmad, A. F., & Hidayati, N. (2018). Pengaruh jenis mordan dan proses mordanting terhadap kekuatan dan efektifitas warna pada pewarnaan kain katun menggunakan zat warna daun jambu biji Australia. Indonesia Journal of Halal, 1(2), 84-88.Azizah, E., & Hartana, A. (2018). Pemanfaatan daun Harendong (Melastoma malabathricum) sebagai pewarna alami untuk kain katun. Dinamika Kerajinan dan Batik, 35(1), 1-8.Nisa, A. R., & Singke, J. (2018). Pengaruh Massa Mordan Tunjung Terhadap Hasil Pewarnaan Dengan Kulit Buah Asam (Sweettamarind) Menggunakan Teknik Tie Dye. Jurnal Tata Busana, 7(2), 41–47.Putri, A. W. A., Angelica, J., & Kartawidjaja, K. (2021). Pewarnaan dan Pemberian Motif Alami Kain Celup Ikat Itajime Shibori dengan Ekstrak Indigofera dan Tunjung. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 541-548.Nilamsari, Z., & Giari, N. (2018). Uji Coba Pewarna Alami Campuran Buah Secang Dan Daun Mangga Pada Kain Katun Prima. Jurnal Seni Rupa, 6(01), 839-847.Rosyida, A. (2015). Pengaruh Variasi pH dan Fiksasi pada Pewarnaan Kain Kapas dengan Zat Warna Alam dari Kayu Nangka Terhadap Kualitas Hasil Pewarnaannya. In Prosiding seminar Nasional 4th UNS SME’s Summit & Awards, Universitas Negeri Surakarta, Surakarta (pp. 101-112).Wulandari, C., Loravianti, S. R., & Jamarun, N. (2021). Pituah Paikek: Penciptaan Karya Tari Berangkat Dari Ritus Peralihan Malam Bainai Di Sumatera Barat. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 302-311.Zainab, Z., Sulistyani, N., & Anisaningrum, A. (2016). Penetapan parameter standardisasi non spesifik dan spesifik ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.). Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi, 13(2), 212-226.Zulikah, K., & Adriani, A. (2019). Perbedaan Teknik Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Bahan Katun Primisima menggunakan Warna Alam Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) dengan Mordan Kapur Sirih. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 209-213.
TRANSFORMASI BENTUK ALAM MENJADI MOTIF BATIK DI KECAMATAN ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Pujiana, Pujiana; Novrita, Sri Zulfia
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.51342

Abstract

The batik motifs in the batik jajak lilin house have a simple form that is different from batik motifs in general, therefore the transformation of batik jajak lilin motifs from the original form into a more complex form but does not eliminate the characteristics of the original form. This research aims to analyze the transformation of batik motifs. This research uses descriptive qualitative method using primary and secondary data. The informants in this research are 7 batik artisans and 1 owner at Jajak Lilin batik house. Interview, observation and documentation techniques are the data collection techniques used in this research. The data analysis technique uses the steps of data reduction, data presentation and conclusion. Triangulation was used to test the validity of the data conducted to the owner of Jajak Lilin batik house. The results of the research show that there are several batik motifs that have undergone transformation from the original form into a more complex form, including the situhuak batik motif, which is a transformation of the situhuak fish which is distilled from the situhuak fish skeleton equipped with starfish and terumbukarang motifs. The karambia batik motif is a transformation of the coconut tree which is distilled from the coconut tree equipped with coconut fruit, fronds, and kaluak paku. The rumah gadang batik motif is a transformation of the shape of a gadang house which is distilled from the shape of a gadang house equipped with mangosteen fruit, coconut fruit, flowers, and kaluak paku. The cacao batik motif is a transformation of the cacao fruit distilled from the shape of the cacao fruit complemented by leaves and flowers. The batik motif of the anggang bird is a transformation of the anggang bird that is distilled from the anatomical shape of the anggang bird's body complemented by kalam nails, flowers, and kaluak nails. The kuau bird batik motif is a transformation of the kuau bird distilled from the anatomical shape of the kuau bird's body complemented with kaluak paku, flowers, leaves and female kuau birds.Keywords: motif, transformation. AbstrakMotif batik yang ada di rumah batik jajak lilin memiliki bentuk yang begitu sederhana berbeda dengan motif batik pada umumnya, maka dari itu dilakukan transformasi pada motif batik jajak lilin dari bentuk asli menjadi bentuk yang lebih kompleks tetapi tidak menghilangkan ciri khas dari bentuk aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transformasi motif batik. Penelitian ini memakai metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Informan pada riset ini adalah 7 orang perajin batik dan 1 orang owner di rumah batik Jajak Lilin. Teknik wawancara, observasi dan dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dipakai dalam riset ini. Teknik analisis data dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data serta kesimpulan. Trianggulasi dipakai untuk menguji keabsahan data yang dilakukan kepada pemilik rumah batik Jajak Lilin. Hasil penelitian ada beberapa motif batik yang mengalami transformasi dari bentuk asli menjadi bentuk yang lebih komplek diantaranya motif batik situhuak merupakan transformasi dari ikan situhuak yang distilasi dari kerangka ikan situhuak dilengkapi dengan motif Bintang laut, dan terumbukarang. Motif batik karambia merupakan transformasi dari pohon kelapa yang distilasi dari pohon kelapa dilengkapai dengan buah kelapa, pelepah, dan kaluak paku. Motif batik rumah gadang merupakan transformasi dari bentuk rumaha gadang yang distilasi dari bentuk rumah gadang yang dilengkapi dengan buah manggis, buah kelapa, bunga, dan kaluak paku. Motif batik kakao merupakan transformasi dari buah kakao yang distilasi dari bentuk buah kakao dilengkapi dengan daun, dan bunga. Motif batik burung anggang merupakan transformasi dari burung anggang yang distilasi dari bentuk anatomi tubuh burung anggang dilengkapai dengan paku kalam, bunga, dan kaluak paku. Motif batik burung kuau merupakan transformasi dari burung kuau yang distilasi dari bentuk anatomi tubuh burung kuau dilengkapai dengan kaluak paku, bunga, daun dan burung kuau betina.Kata Kunci: transformasi, motif. Authors:Pujiana: Universitas Negeri MedanSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Medan References:Arini, Asti M., & Ambar, B. (2011). Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta. Andi Offset.Jhonnedi. (2023). “Perubahan Motif Batik. Hasil Wawancara Pribadi:  27 Mei 2023, Universitas Negeri Padang.Kuwala, Norma .R, and Novrita, S. R. (2022) Ragam Hias Motif Batik Tanah Liek Dharmasraya (Studi Kasus di Kerajinan Batik Tanah Liek Citra). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 08-15. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.32358.Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Oktora, Nana, and Adriani Adriani. Studi Batik Tanah Liek Kota Padang (Studi Kasus di Usaha Citra Monalisa). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 129-136. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.12879.Sachari, A., & Sunarya, Y. Y. (2001). Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia dalam Wacana Transformasi Budaya. Penerbit ITB.Soekanto, Soerjono .1981. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia.Suhersono, H. (2004). Desain Bordir Motif Flora dan Dekoratif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Suhersono, H. (2015). Desain Bordir Motif Flora dan Dekoratif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Yuliarma. (2013). Desain Ragam Hias Sulaman dan Bodir Desain Motif Dasar. Padang: FT UNP.Zaeny, A. (2005). Transformasi Sosial dan Gerakan Islam di Indonesia. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 2(1), 153-165.https://www.academia.edu/download/58224278/transformasisosialdangerakanislamdiindonesia.pdf.
Co-Authors Adriani Adriani Adriani ADRIANI ADRIANI Agusti Efi Ali Djamhuri Almagita, Rachmy Bunga Alvina Alvina Ambiyar, Ambiyar Andriani, Rika Anisa Anggraeni, Anisa Annisa Prima Asmar Yulastri Asrah Rezki Fauzani Budiwirman Cahya, Nana Dwi Debi Novita Delmasari, Pujiana Dewi, Siska Miga Diva, Rahmatul Ernawati Ernawati Fatihaturahmi Fatihaturahmi Febian Vebyola Febri yanti Gabila Heira Mutia Ganefri . Giatman Gusmira, Gusmira Gustia Putri, Fany Gustina Gustina Hadaf, Alifa Hafizah, Ovi Muara Halimul Bahri Hansi Effendi Hardanti, Elvi Hasriawati, Leli Hurahmi, Intah Mifta Husni, Rafikah Idzni Hanifati Ilfira Gusti Jamhari Jamhari KARMILA, IIN Lilik Suheri Lucy Fridayati Mailani Pratiwi Mela Maha Revianti mita yani Muharrani, Khalishah Rezky Mulyana, Annisa Murni Astuti Muskhir, Mukhlidi Nizwardi Jalinus Nurhasan Syah Oktarina, Rahmi Oktaviani, Vina Puji Hujria Suci Pujiana, Pujiana Puput Novitasari, Puput Purnamawati, Sischa Puspa, Puspaneli Puspaneli Puspaneli Putri Ramadani Putri, Fanny Eka Putri, Lolita Aida Rahmadani, Ade Fitri Rahman, Doni Rahmiati Rahmiati Ramelawati, Ramelawati Refdinal, Refdinal Reni Fitria Resfi Norma Kuwala Rika Syafitri Rina Susanti Rini Widyastuti Sari Nurhardini Sefriani, Rini Sri Setiya Dewy Suci Rahmawati Sulityowati, Dwi Oktarina Syafriani, Selly Syahril Syukraini Putri, Afifi Wahyuni, Riza Weni Nelmira Wulan Dari, Ponda Tiara Yasnidawati Yasnidawati Yenni Idrus Yolanda Pratama Isfi Yudi, Nindika Gustri Yulia Aryati Yusmerita Yusmerita Yusmerita Yusmerita Zulmardi Zulmardi Zulmi, Yuliya