cover
Contact Name
Iyan Hardiana
Contact Email
jurnalfarmasikryonaut@gmail.com
Phone
+6282226669313
Journal Mail Official
jurnalfarmasikryonaut@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Air Sanih, Km.11 Buleleng, Bali 81171
Location
Kab. buleleng,
Bali
INDONESIA
Jurnal Farmasi Kryonaut
ISSN : -     EISSN : 28281624     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Focus And Scope Pharmacology And Toxicology Clinical Pharmacy Community Pharmacy Social Pharmacy Pharmaceutical Chemistry Pharmaceutical Biology Pharmacognosy Phytochemistry Microbiology Pharmacoepidemiology Pharmacoeconomics Biopharmaceutics Management And Pharmacy Practice Pharmaceutical Marketing Pharmacy Ocean Alternative Medicines
Articles 35 Documents
Evaluasi Perbandingan Tekanan Darah Pada Pemberian Petidin Dan Fentanil Sebagai Pramedikasi Anestesi Di Instalasi Bedah Rumah Sakit XYZ Tangerang Azizah Fasrobun Jamil; Ivans Panduwiguna; Iyan Hardiana
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.355 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i1.4

Abstract

Pemakaian petidin dan fentanil sebagai obat anestesi intravena saat ini makinbanyak digunakan. Beberapakeuntungan menggunakan kedua obat iniadalah mempunyai batas keamanan yang lebih besar karena dapatmencapai efek opioid yang diinginkan pada Sistem Saraf Pusat tanpa mendatangkan efeksamping. Sedangkankerugian anestesi intravena pada petidin dan fentanil, yaituterjadinya hipoventilasi atau penurunan volumetidal serta hipotensi tetapi tidak terlalu banyak. Pada fentanil hipoventilasi dan hipotensi yang terjadi tidakseberapa dibandingkan petidin, serta efek analgesiknya yang lebih kuat dibandingkan petidin. Penelitian inimerupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan penganbilan data secara retrospektif. Subyek penelitianadalah pasien yang menjalani operasi elektif di instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Bhakti Asih Tangerangdan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data penelitian dianalisa menggunakan uji-t untuk mengetahuiada tidaknya perbedaan yang bermakna. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok secara random sederhana, yaitu15 orang pasien dimasukkan dalam kelompok petidin dan 15 orang pasien dimasukkan dalam kelompokfentanil. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu anestesi intravena dengan menggunakan fentanilmempunyai efek hipotensi lebih sedikit dibanding dengan menggunakan petidin Berdasarkan hasil analisisdidapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara perlakuan petidin dan fentanil pada tekanandarah sistole, tekanan darah diastolik, tekanan darah MAP sebagai anestesi intravena pada menit ke 0 hingga5 menit ke III.
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN OBAT HEPATOPROTEKTOR TERHADAP PERBAIKAN NILAI SGOT/SGPT PADA PASIEN HEPATITIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT XYZ TANGERANG Mochamad Rifky Hasan Noor; Lestari Nugrahini; Iyan Hardiana
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.943 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i1.5

Abstract

Obat golongan hepatoprotektor berfungsi menjaga sel-sel hati dan membantu mempercepat penyembuhan.Terapi dengan hepatoprotektor dapat menurunkan atau mengurangi hasil tes faal hati secara bermakna padapasien hepatitis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis dan kegunaan obat-obat hepatoprotektorpada terapi hepatitis terhadap perbaikan nilai SGOT/SGPT serta mengetahui rata-rata lama penggunaan obatobat hepatoprotektor pada penderita. Metode penelitian bersifat deskriptif analisis yang bersifat retrospektif.Sebagai bahan penelitian yang utama adalah rekam medik penderita rawat inap dengan diagnosa penyakithepatitis periode Juli–Desember 2017. Penelitian ini dilakukan di ruangan rekam medik Rumah Sakit XYZTangerang pada bulan Juli-Desember 2019. Populasi dan sampel disini adalah seluruh pasien dewasa dengandiagnosa penyakit hepatitis yang menggunakan obat hepatoprotektor di Rumah Sakit XYZ Tangerang padaperiode Juli-Desember 2019. Obat yang paling banyak digunakan yaitu Lesichol 300 mg (54,55%) ataspemakaian obat terhadap 18 pasien penderita hepatitis, jenis obat yang paling lama diberikan penggunaanyayaitu Lesichol 300 mg dengan jumlah rata-rata per 13 hari atas pemakaian obat terhadap pasien penderitahepatitis hasil uji rata-rata kadar SGOT sebelum mendapatkan obat Hepatoprotektor sebesar 235,3125 u/ldan sesudah mendapatkan obat Hepatoprotektor sebesar 54.4375 u/l. Kadar SGPT sebelum mendapatkanobat Hepatoprotektor sebesar 428,2188 u/l, dan sesudah diberikan terapi Hepatoprotektor sebesar 102,9063u/l.
Identifikasi Drug Related Problems Potensial Kategori Interaksi Obat Pada Pasien Hipertensi Geriatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit XYZ Tangerang Muhamad Fajar Saputro; Ari Permana Putra; Rizka Aisyah
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.848 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i1.6

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah manusia. Diagnosis dari hipertensidapat di tegakkan jika rata-rata hasil pemeriksaan darah pada diastolik ≥90 mmHg dan sistolik ≥120 mmHg.Penurunan elastisitas pembuluh darah serta penyempitan pembuluh darah arteri pada lansia merupakan salahsatu faktor resiko terjadinya hipertensi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi DRPskategoro interaksi obat meliputi interkasi obat potensial, interaksi obat berdasarkan mekanisme, dan interaksiberdasarkan level signifikansinya pada pasien hipertensi geriatrik di instalasi rawat inap Rumah Sakit XYZTangerang. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental deskriptif analitik dengan pengumpulandata secara retrospektif menggunakan data berdasarkan catatan medis di Rumah Sakit XYZ Tangerang,pengambilan sampel menggukan metode purposive sampling. Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukandi Rumah Sakit XYZ Tangerang bahwa; Interaksi obat potensial terjadi pada 20 (48,78%) pasien denganjumlah kasus interaksi sebanyak 61 kasus; interaksi yang terjadi pada fase farmakokinetika sebanyak 20kasus (32,79%) dan interaksi yang tidak diketahui mekanismenya sebanyak 19 kasus (31,15%); berdasarkanlevel signifikansinya terjadi 10 kasus (16,39%) interaksi yang mempunyai level signifikansi I, level signifikansiII berjumlah 10 kasus (16,39%), level signifikansi III sejumlah 4 kasus (6,56%), level signifikansi IV sejumlah18 kasus (29,51%), level signifikansi V sejumlah 14 kasus (22,95%) dan interaksi yang belum diketahui levelsignifikansinya sejumlah 5 kasus (8,20%).
Studi Penggunaan Obat Infark Miokard Akut di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit XYZ Jakarta Ismu Ginanjar; Luh Putu Desy Puspaningrat; I Gusti Ngurah Putu Candra
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.247 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i1.7

Abstract

Penyakit jantung koroner masih merupakan pembunuh terbesar baik di Indonesia maupun di negara-negara barat. Kematian akibat penyakit jantung koroner umumnya terjadi melalui Sindroma Koroner Akut (SKA), yang berpuncak pada infark jantung dan kematian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis obat yang sering digunakan pada pasien infark miokard akut yang didapatkan dari rekam medik di Rumah Sakit XYZ Jakarta dan apakah telah sesuai dengan formularium rumah sakit dan pedoman tatalaksana sindroma koroner akut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif yang dilakukan di Rumah Sakit XYZ Jakarta di instalasi rawat inap pengambilan sampel dilakukan secara acak dan sistematis dengan mengambil seluruh rekam medik dari pasien infark miokard akut dengan teknik totally sampling, periode Januari – Juni 2019. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit XYZ Jakarta menunjukan bahwa kasus penyakit infark miokard akut terjadi sekitar 3-5 kasus perbulan, jenis obat yang sering digunakan yaitu ISDN dan ASA (Asam asetil salisilat). Penggunaan obat yang sesuai dengan formularium rumah sakit hanya mencapai 35,4%.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA TERAPI INFEKSI OPPORTUNISTIK PASIEN HIV DI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT XYZ BEKASI Riyanto Rakasiwi; Reza Ismail Abdul Rahman; Eric Kurnia Abdillah
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.554 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i1.8

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah masalah kesehatan global dimana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa ada 36,7 juta orang yang hidup dengan HIV (ODHA) dengan 1,1 juta kematian ODHA pada tahun 2015, di seluruh dunia. Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Meskipun program pengendalian TB di Indonesia telah berhasil mencapai target Millenium Development Goals (MDG), beban ganda akibat peningkatan epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) akan mempengaruhi peningkatan kasus TB di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu kolaborasi antara program pengendalian TB dan pengendalian HIV/AIDS.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pengobatan infeksi oportunistik selama pengobatan HIV-TB di RSUD dr. Chasbullah A.M kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rawat RSUD dr. Chasbullah A.M kota Bekasi Tahun 2016 pada bulan November 2017 dengan metode penelitian menggunakan deskriptif dengan melihat data rekam medis pasien HIV koinfeksi TB dengan metode retrospektif, serta pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposivesamplingTahun 2016.Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Chasbullah Bekasi Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dr. Chasbullah Bekasi pasien yang lebih banyak didiagnosa HIV koinfeksi TB adalah jenis kelamin laki-laki 161 orang dengan rentang umur 26-35 th dan pasien yang menggunakan ARV paling sedikit adalah perempuan sebanyak 3 pasien dengan rentang umur 55-65. Dengan diagnose Infeksi oportunistik yang paling banyak adalah TB 144 (49,15%). Dengan penggunaan obat cotrimoxazole paling banyak digunakan untuk treatment sebanyak 235 (80,20%). 28 total pengecekan kadar cd4 paling banyak yaitu kadar cd4 >300 pada 12 bulan pengecekan kadar cd4. Kerasionalan penggunaan obat arv pada pasien pediatrik berdasarkan kriteria tepat indikasi (100%), tepat obat (100%), tepat pasien (100%), dan tepat dosis (100%).
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Anonna muricata L.) DALAM MEMBUNUH JENTIK NYAMUK Aedes aegypti Made Raningsih; Luh Putu Desy Puspaningrat; Luh Yesi Angga Natalia Dewi
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.93 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i2.11

Abstract

Daun sirsak (Annona muricata L.) diperkirakan memiliki kemampuan sebagai insektisida nabati untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahan aktif yang terkandung dalam ekstrak daun sirsak yaitu saponin, flavonoid, tanin, dan alkaloid yang mempunyai kemmapuan untuk membunuh larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas ekstrak daun sirsak dalam berbagai konsentrasi yaitu 0%, 20%, 40%, dan 60%. Penelitian ini merupakan jenis eksperimen dengan menggunakan desain rancangan acak lengakap (RAL). Hasil penelitian dianalisa dengan uji Anava satu arah. Hasil peneilitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh esktrak daun sirsak terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti dengan nilai kurang dari 0,05 (p<0,05). Analisis perbandingan (p=0,0001). Penggunaan larvasida ekstrak daun sirsak lebih efektif dalam menekan jumlah jentik nyamuk dengan konsentrasi 60%. Kata kunci: Efektivitas,daun sirsak, Aedes aegypti.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT TIKUS JANTAN TROMBOSITOPENIA Marselina
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.055 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i2.14

Abstract

Daun benalu mangga memiliki kemiripan kandungan dengan tanaman lain yang mempunyai aktivitas meningkatkan jumlah trombosit. Selain itu, tanaman ini termasuk suku Loranthaceae sama seperti benalu belimbing (Macrosolen cochinchinensis) yang memiliki aktivitas meningkatkan jumlah trombosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun benalu mangga terhadap jumlah trombosit tikus jantan trombositopenia dan apakah terdapat perbedaan terhadap jumlah trombosit pada berbagai variasi dosis. Pada penelitian ini 24 ekor tikus dibagi secara acak menjadi 6 kelompok perlakuan: kontrol normal (tanpa diinduksi), kontrol negatif, kontrol positif (angkak 185 mg/kg berat badan tikus/hari), kelompok uji, dibagi menjadi 3 variasi dosis (ekstrak daun benalu mangga 200, 400, 800 mg/kg berat badan tikus/hari). Metotreksat dosis 3,084 mg/kg berat badan tikus/hari selama 3 hari sebagai penginduksi trombositopenia. Pemberian sediaan uji selama 8 hari dan setiap 4 hari sekali dilakukan pengambilan darah sebanyak 0,5 ml dari pembuluh darah ekor. Data di analisis menggunakan anova 2 arah dan uji Tukey HSD. Uji Tukey HSD menunjukkan kontrol normal terdapat perbedaan signifikansi (p≤0,05) dengan kontrol positif, dosis I, II, sedangkan dengan dosis III tidak terdapat perbedaan signifikansi (p>0,05), menunjukkan bahwa dosis III mampu meningkatkan jumlah trombosit mencapai normal. Dosis III dapat meningkatkan jumlah trombosit mencapai normal pada hari ke 8. Kata Kunci: Dendrophthoe pentandra (L.) Miq., ekstrak, trombositopenia Daun benalu mangga memiliki kemiripan kandungan dengan tanaman lain yang mempunyai aktivitas meningkatkan jumlah trombosit. Selain itu, tanaman ini termasuk suku Loranthaceae sama seperti benalu belimbing (Macrosolen cochinchinensis) yang memiliki aktivitas meningkatkan jumlah trombosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun benalu mangga terhadap jumlah trombosit tikus jantan trombositopenia dan apakah terdapat perbedaan terhadap jumlah trombosit pada berbagai variasi dosis. Pada penelitian ini 24 ekor tikus dibagi secara acak menjadi 6 kelompok perlakuan: kontrol normal (tanpa diinduksi), kontrol negatif, kontrol positif (angkak 185 mg/kg berat badan tikus/hari), kelompok uji, dibagi menjadi 3 variasi dosis (ekstrak daun benalu mangga 200, 400, 800 mg/kg berat badan tikus/hari). Metotreksat dosis 3,084 mg/kg berat badan tikus/hari selama 3 hari sebagai penginduksi trombositopenia. Pemberian sediaan uji selama 8 hari dan setiap 4 hari sekali dilakukan pengambilan darah sebanyak 0,5 ml dari pembuluh darah ekor. Data di analisis menggunakan anova 2 arah dan uji Tukey HSD. Uji Tukey HSD menunjukkan kontrol normal terdapat perbedaan signifikansi (p≤0,05) dengan kontrol positif, dosis I, II, sedangkan dengan dosis III tidak terdapat perbedaan signifikansi (p>0,05), menunjukkan bahwa dosis III mampu meningkatkan jumlah trombosit mencapai normal. Dosis III dapat meningkatkan jumlah trombosit mencapai normal pada hari ke 8. Kata Kunci: Dendrophthoe pentandra (L.) Miq., ekstrak, trombositopenia
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PASIEN THYPOID PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSIA XYZ KABUPATEN TANGERANG Iyan Hardiana; Ivans Panduwiguna; Eny Dwi Astutik; Taufani Tasmin
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.284 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i2.15

Abstract

Penyakit thypoid adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan bakteri Salmonella typhii, menyerang manusia dengan masuk ke saluran pencernaan dan melalui aliran peredaran darah masuk ke hati dan limpa. Menurut WHO, penyakit thypoid terjadi sekitar 15 juta kasus/tahun di dunia dan Indonesia merupakan negara dengan angka kejadian penyakit thypoid yang tinggi yaitu sekitar 900.000 kasus/tahun disertai 20.000 kematian/tahun. Penggunaan Antibiotika untuk populasi anak perlu memperoleh perhatian khusus karena kecenderungan berlebihan. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui evaluasi penggunaan obat antibiotic pada pasien pediatrik yang menderita penyakit thypoid di rawat inap di RSIA Xyz Kabupaten Tangerang periode Juli–Desember 2017. Metode Penelitian ini menggunakan deskriptif analitis dengan melihat data rekam medis pasien thypoid secara retrospektif dengan periode Juli–Desember 2017 . Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rawat inap RSIA Xyz Kabupaten Tangerang periode Juli–Desember 2017. Hasil dari penelitian ini prosentase kejadian pasien rawat inap demam tifoid anak di RSIA Xyz Kabupaten Tangerang didominasi oleh anak perempuan yaitu sebanyak 58 pasien (54.20%). Pasien demam tifoid anak paling banyak terdapat pada kelompok usia 0–5 tahun yaitu sebanyak 72 pasien (67.28%). Pasien demam tifoid anak paling banyak dirawat selama 1–4 hari yaitu sebanyak 79 pasien (73.83%). Antibiotika yang diresepkan dokter adalah golongan obat sefalosporin generasi ketiga yaitu seftriakson hampir keseluruh pasien yang menderita penyakit demamtifoid di RSIA Xyz Kabupaten Tangerang. Jika dilihat dari ketepatan dosis obat yang diberikan, ketepatan dosis pemberian yaitu sebanyak 93%. Pemberian obat antibiotika disesuaikan dengan umur dan BB dari anak itu sendiri.
PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT ANALGETIKA PADA PASIEN PASCA OPERASI DI RUMAH SAKIT X JAKARTA Eric Kurnia Abdillah; Reza Ismail Abdul Rahman; Lestari Nugrahini; Nur Islamiyah; Taufani Tasmin
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.995 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i2.16

Abstract

Analgesik adalah obat yang selektif mengurangi rasa sakit dengan bertindak dalam sistem saraf pusat atau pada mekanisme nyeri perifer, tanpa secara signifikan mengubah kesadaran. Analgesik menghilangkan rasa sakit, tanpa mempengaruhi penyebabnya. Nyeri merupakan sensasi yang mengindikasikan bahwa tubuh sedang mengalami kerusakan jaringan, inflamasi, atau kelainan yang lebih berat seperti disfungsi sistem saraf. Oleh karena itu nyeri sering disebut sebagai alarm untuk melindungi tubuh dari kerusakan jaringan yang lebih parah. Rasa nyeri seringkali menyebabkan rasa tidak nyaman seperti rasa tertusuk, rasa terbakar, rasa kesetrum, dan lainnya sehingga mengganggu kualitas hidup pasien atau orang yang mengalami nyeri. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit X Jakarta pada bulan November 2017 dengan metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan melihat data rekam medis pasien pasca operasi dengan metode retrospektif, serta pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling periode JanuariJuni 2017. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, ditemukan kejadian Drug Related Problem dengan kategori penggunaan obat tanpa indikasi sebanyak 1 pasien (7,59%). Dapat disimpulkan bahwa Pasien pasca operasi sebanyak 55,43% berjenis kelamin laki-laki dan 44,57% berjenis kelamin perempuan.Usia remaja sebanyak 11,96%, dewasa 48,91% dan lansia 39,13% Jenis operasi major sebanyak 52,57% dan operasi minor 40,43%. Pola penggunaan obat yang diperoleh 38,04% digunakan turunan pirazolin, 35.87% turunan asam karboksilat pirolizin, 15,22% turunan asam asetat, 5,43% turunan fenamat, 3,26% turunan asam propionat, dan 2,18% turunan para aminofenol. Dosis yang digunakan dari setiap terapi secara keseluruhan telah sesuai.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA PADA PASIEN PEDIATRIK DI PUSEKESMAS XYZ JAKARTA Ari Permana Putra; Rizka Aisyah; Febrina Ayu Ramadhani; Sri Sufiyantini; Taufani Tasmin
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.906 KB) | DOI: 10.59969/jfk.v1i2.17

Abstract

Asma merupakan penyakit umum yang terdapat di seluruh dunia. Angka prevalensinya bervariasi di berbagai negara. Secara klinis, kejadian asma ditandai dengan penyempitan bronkus yang reversibel. Diantara episode penyempitan terdapat keadaan ventilasi normal. Pada penderita asma, kekambuhan dapat diakibatkan oleh berbagai rangsangan yang menandakan adanya hipersensitivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat serta kesesuaian pengobatan asma dan asma pada pasien asma pediatri di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas XYZ Jakarta periode Agustus 2016–Januari 2017 yang meliputi jenis kelamin dan penyakit penyerta. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas XYZ Jakarta pada bulan November 2017 dengan metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan melihat data rekam medis pasien asma pediatri dengan metode retrospektif, serta pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling periode Agustus 2016 – Januari 2017.Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas XYZ Jakarta pasien pediatrik yang lebih banyak menderita asma adalah jenis kelamin Laki-laki 98 orang (58,68%), penggunaan obat antiasma pada pasien pediatrik yang paling banyak digunakan adalah Salbutamol 2mg 127 obat (49,03%) dari 347 obat dengan bentuk sediaan tablet (51,75%). Kerasionalan penggunaan obat antiasma pada pasien pediatrik berdasarkan kriteria tepat indikasi (100%), tepat obat (100%), tepat pasien (100%), dan tepat dosis (95,36%).

Page 1 of 4 | Total Record : 35