Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PUPUK UREA BERSUBSIDI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA Maulida, Aslam; Yanti, Nuri Dewi; Dja’far, Abdullah
Frontier Agribisnis Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i2.624

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian berperan penting pada pembangunan ekonomi Indonesia. Masalah pangan bukan hanya merupakan masalah ekonomi tetapi juga masalah stabilitas dan keamanan. Disamping itu pertanian juga berperan penting di kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini ialah mengetahui faktor yang berpengaruhi terhadap permintaan pupuk urea bersubsidi untuk usahatani padi sawah di Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala, mengetahui masalah apa saja yang dihadapi petani dalam mendapatkan pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala. Hasil dari tujuan pertama menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan yaitu harga pupuk urea, harga pupuk SP-36, harga pupuk NPK, harga gabah padi, serta luas lahan simultan signifikan mempengaruhi permintaan pupuk urea bersubsidi, secara parsial variabel harga pupuk urea, variabel harga pupuk SP-36, variabel harga pupuk NPK, serta variabel luas lahan signifikan pada permintaan pupuk urea bersubsidi, sedangkan variabel harga gabah padi tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan pupuk urea bersubsidi. Hasil dari tujuan kedua yaitu dalam mendapatkan pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Anjir Pasar masih terdapat kendala.Kata kunci: permintaan, subsidi pupuk
Tingkat Penggunaan Teknologi pada Usahatani Karet Di Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong Siti, Habibah; Yanti, Nuri Dewi; Hidayat, Taufik
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1936

Abstract

Karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting untuk lingkup internasional, di Indonesia seperti di Provinsi Kalimantan Selatan pada kabupaten Tabalong karet merupakan salah satu hasil perekonomian perkebunan karet rakyat yang banyak dikelola oleh masyarakat. Akan tetapi pengelolaan yang dilakukan hanya seadanya setelah ditanam, karet dibiarkan tumbuh begitu saja, perawatannya kurang diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tingkat penggunaan teknologi budidaya karet di Kecamatan Kelua dan apa kendala dan permasalahan yang dihadapi petani dalam kegiatan budidaya karet di Kecamatan Kelua. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Kelua. Dimulai dari bulan Desember 2018 sampai Maret 2019, yang meliputi tahapan persiapan, pengambilan dan pengumpulan data di lapangan, pengolahan dan analisis data serta penyajian laporan akhir. Jumlah sampel sebanyak 50 orang petani karet, diambil secara senghaja (purposive). Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat penggunaan teknologi budidaya karet pada persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, penyadapan pengolahan di Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong adalah rendah yaitu 51%. Kendala dan permasalahan petani karet diantaranya adalah serangan penyakit jamur akar putih dan kering alur sadap. Kurang aktifnya kelompok tani yang mana masih tidak adanya tenaga penyuluh yang berpengalaman dibidang karet.Kata kunci: tingkat penggunaan, teknologi karet, petani karet
Permintaan Petani Terhadap Pupuk Urea Bersubsidi Pada Usahatani Padi Di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Aminah, Aminah; Fauzi, Muhammad; Yanti, Nuri Dewi
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8282

Abstract

Pupuk bersubsidi memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkaitan dengan pengadaan, penyaluran dan harga. Berdasarkan laporan Dinas Pertanian Banjar 2018, Kecamatan Gambut merupakan kecamatan dengan kebutuhan pupuk Urea terbesar di Kabupaten Banjar, sehingga penyediaan pupuk Urea perlu mendapatkan perhatian khusus. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pupuk Urea bersubsidi dan menganalisis masalah yang dihadapi petani dalam memperoleh pupuk Urea bersubsidi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan regresi fungsi tipe Cobb-Douglas dengan jumlah sampel 30 orang petani padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga pupuk Urea dan harga pupuk SP-36 memperlihatkan hubungan negatif, berarti setiap kenaikan harga pupuk Urea dan harga pupuk SP-36 akan menyebabkan penurunan permintaan pupuk Urea, dan sebaliknya. Sementara itu, harga gabah dan luas lahan memperlihatkan hubungan yang positif. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan pupuk Urea bersubsidi adalah harga pupuk SP-36 dan luas lahan, sedangkan variabel harga pupuk Urea dan harga gabah padi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan pupuk Urea bersubsidi. Masalah yang sering dihadapi petani adalah terbatasnya pupuk Urea bersubsidi dilokasi penelitian, disamping keterlambatan penyaluran sehingga tidak sesuai dengan waktu pemupukan di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar.
ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA PENGOLAHAN TAHU DI KELURAHAN SYAMSUDIN NOOR KECAMATAN LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU (STUDI KASUS PADA USAHA BAKTI) Eldyanto, Eldyanto; Yanti, Nuri Dewi; Hamdani, Hamdani
Frontier Agribisnis Vol 6, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i4.7864

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya, menganalisis penerimaan dan pendapatan serta menganalisis besar nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kedelai menjadi tahu pada usaha pengolahan tahu Bakti. Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan analisis data menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif. Berdasarkan dari hasil penelitian biaya total pengeluaran usaha pengolahan tahu Bakti selama bulan Agutus 2022 yaitu sebesar Rp 257.663.861 dengan pengeluaran biaya tetap sebesar Rp 4.903.611 atau 1,9 % dan biaya variabel sebesar Rp 257.663.861 atau 98,1 %. Penerimaan yang diperoleh usaha pengolahan tahu Bakti pada bulan Agustus 2022 yaitu sebesar Rp 332.291.000 dengan pendapatan bersih sebesar Rp 74.627.139. Nilai tambah yang didapatkan oleh usaha pengolahan tahu Bakti yaitu sebesar Rp 7.625/kg dengan rasio 35,8 % yang termasuk dalam kategori sedang.
EFISIENSI HARGA (ALOKATIF) PADA USAHATANI TOMAT DI DESA RANTAU KEMINTING KECAMATAN LABUAN AMAS UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Zulfa, Akhmad; Abdurrahman, Abdurrahman; Yanti, Nuri Dewi
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7792

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji banyak faktor yang mempengaruhi produksi tomat dan menilai implikasi harga pasar dari faktor-faktor yang digunakan oleh petani dalam memanen tomat untuk konsumsi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rantau Keminting Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah dari bulan Maret 2021 sampai dengan Desember 2021. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas lahan, benih, pupuk anorganik, pupuk organik, pestisida dan tenaga kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 60 orang dari jumlah populasi petani 97 orang dijadikan sebagai responden dengan pertimbangan bahwa kondisi populasi relatif homogen pada luasan lahan usahatani tomat. Adapun metode pengumpulan data adalah dengan melakukan wawancara kepada petani sampel sebagai responden dengan menggunakan alat bantu daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun sebelumnya. Hasil analisis menggunakan Cobb-Douglas dalam fungsi produksi didapat bahwa hasil pengujian menggunakan taraf α yang berbeda- beda, pada luas lahan, pupuk organik, pestisida, dan tenaga kerja signifikan pada taraf uji α = 0,01. Benih signifikan pada taraf uji α = 0,05. Pupuk anorganik signifikan pada taraf uji α = 0,10, sehingga dapat diputuskan menolak H0 dan menerima H1 yang berarti bahwa semua faktor produksi yang digunakan berpengaruh nyata pada produksi tomat Hasil pengujian menggunakan analisis efisiensi alokatif pada usahatani tomat, didapat bahwa faktor produksi benih, pupuk anorganik, pupuk organik, dan tenaga kerja di daerah tersebut sudah mencapai tahap efisien. Sedangkan penggunan luas lahan tidak efisien sehingga input harus dikurangi penggunaanya (ki < 1). Sedangkan faktor produksi pestisida belum efisien sehingga penggunaan inputnya harus ditambah (ki > 1).
PERBANDINGAN PENDAPATAN BERSIH PETANI KARET LUMP PENGGUNA PEMBEKU DEORUB DAN NON-DEORUB DI DESA KARUH KECAMATAN BATUMANDI KABUPATEN BALANGAN Nabawi, Nabawi; Abdussamad, Abdussamad; Yanti, Nuri Dewi
Frontier Agribisnis Vol 2, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v2i4.664

Abstract

Pada era sekarang karet yang di hasilkan petani memiliki mutu yang kurang baik karena tidak menggunakan bahan pembeku yang direkomendasikan melainkan pupuk, tawas, gadung dan pembeku lainnya yang mudah di dapat oleh petani. Rendahnya mutu karet yang dihasilkan petani salah satu penyebab turunnya harga yang membuat pendapatan petani karet juga menurun. Salah satu pembeku lateks yang direkomendasikan oleh pemerintah selain asam semut ialah deorub (asap cair) yang terbuat dari cangkang sawit, pembekuan. dengan deorub memiliki keunggulan antara lain tidak menimbulkan bau busuk dan dapat meningkatkan kadar karet kering (K3). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui biaya, pendapatan bersih petani karet lump pengguna deorub dan non deorub, untuk mengetahui perbandingan pendapatan bersih petani lump pengguna deorub dan non deorub, untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh petani karet lump di Desa Karuh. Data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode secara sensus untuk petani pengguna deorub dan simple random sampling untuk petani non deorub (pupuk SP 36) dengan memilih 50 responden di Desa Karuh Kecamatan Batumandi. Analisis yang digunakan yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian dalam jangka waktu satu bulan rata-rata biaya total petani karet dengan zat penggumpal deorub sebesar Rp 945.093/ha/bulan dengan penerimaan sebesar Rp 1.846.732/ha/bulan dan pendapatan bersih sebesar Rp 901.639/ha/bulan. Sedangkan untuk rata-rata biaya total petani karet non deorub (pupuk SP 36) dalam jangka waktu satu bulan sebesar Rp 1.119.718/ha/bulan dengan penerimaan sebesar Rp 1.896.683/ha/bulan dan pendapatan bersih sebesar Rp 776.965/ha/bulan. Perbandingan pendapatan bersih petani lump pengguna zat penggumpal deorub dan non deorub (pupuk SP 36). Pada tingkat kepercayaan 95% menggunakan uji satu arah (one tail) sehingga nanti yang dilihat yaitu. one tail, Hasil ini menunjukkan bahwa nilai statistik t yang diperoleh adalah 1.277, dan nilai p‐value pengujian adalah 0.104. Dengan menggunakan kaidah pengambilan keputusan berdasarkan p‐value, maka pada α=0.05 maka dapat disimpulkan terima H dan tolak H yang berarti tidak ada perbedaan pendapatan bersih petani karet lump pengguna deorub dan non deorub.Kata kunci: pendapatan bersih, petani karet, deorub, non deorub
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KECAMATAN KARANG INTAN, KABUPATEN BANJAR Wikarno, Widhi; Abdussamad, Abdussamad; Yanti, Nuri Dewi
Frontier Agribisnis Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i2.2775

Abstract

Pulau Kalimantan merupakan penghasil karet terbesar ke dua di Indonesia tetapi dari segi produktivitas lebih rendah dari pada Pulau Sumatera, Jawa dan Bali. Selain produksi yang belum optimal dan kualitas bahan olahan karet (Bokar) yang belum standar mengakibatkan rendahnya harga yang diterima petani. Tingkat kesejahteraan petani sering dikaitkan dengan keadaan usahatani yang dicerminkan oleh tingkat pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor (lama penyimpanan, umur tanaman, frekuensi penyadapan, jumlah tanaman, dan jenis cairan pembeku) yang mempengaruhi pendapatan petani karet rakyat dan kendala yang dihadapi petani dalam mendapatkan deorub di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Responden sebanyak 30 orang di Desa Mandikapau Barat dan 30 orang di Desa Sungai Alang. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel bebas yang digunakan yaitu lama penyimpanan, umur tanaman, jumlah tanaman, frekuensi penyadapan dan dummy secara bersama – sama atau simultan sangat nyata atau signifikan mempengaruhi pendapatan petani karet. Namun, berdasarkan uji t menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan petani karet yaitu variabel umur tanaman, jumlah tanaman, frekuensi penyadapan dan variabel dummy, sedangkan untuk variabel lama penyimpanan tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil yang kedua menunjukan dalam mendapatkan deorub di Kecamatan Karang Intan masih terdapat kendala karena jarang ada yang menjual di toko pertanian  atau kios pengecer di daerah tersebut dan harga deorub di pabrikan juga tidak murah. Tetapi untuk di Desa Mandikapau Barat sudah tidak sulit karena sekarang memiliki alat produksi sejenis deorub sendiri sehingga mandiri dalam menyediakan cairan pembeku, sehingga membantu petani dalam memenuhi kebutuhan cairan pembeku.Kata kunci: pendapatan, karet rakyat, cairan pembeku
Analisis Nilai Tambah Tahu Bakso Crispy 25 di Loktabat Selatan Kota Banjarbaru (Studi Kasus: Industri Rumah Tangga Bapak Nurul Huda) Prabowo, Rajif Abirawa; Yanti, Nuri Dewi; Radiah, Eka
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1965

Abstract

Agroindustri dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya industri pertanian yang kegiatannya terkait dengan sektor pertanian. Keterkaitan tersebut menjadi salah satu ciri dari Negara berkembang yang strukturnya mengalami transformasi dari ekonomi pertanian (agriculture) menuju industri pertanian (agroindustri). Wujud keterkaitan ini adalah sektor pertanian sebagai industri yang meningkatkan nilai tambah pada hasil pertanian menjadi produk yang kompetitif. Adanya nilai tambah terhadap penjualan Tahu Bakso Crispy 25, didasari oleh perbedaan harga jual antara tahu pong dan tahu bakso crispy. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskriptifkan pengolahan Tahu Bakso Crispy 25, mengetahui besarnya biaya dan penerimaan pada usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25, mengetahui besarnya keuntungan dan nilai tambah dari usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25 tersebut. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif digunakan untuk menceritakan cara pengolahan Tahu Bakso Crispy 25, besarnya biaya total, penerimaan, besarnya keuntungan dan nilai tambah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produksi Tahu Bakso Crispy 25 selama periode produksi mencapai 1.588/bungkus. Kemudian untuk penerimaan usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25 selama 2 minggu periode produksi sebesar Rp15.880.000 dengan total biaya sebesar Rp12.509.964. Kemudian keuntungan sebesar Rp3.370.036. Selanjutnya untuk nilai tambah yang diperoleh dalam usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25 sebesar Rp9.554.000.Kata kunci: total biaya, penerimaan, keuntungan, nilai tambah, Tahu Bakso Crispy 25
STRUKTUR BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI DESA BATU TUNGKU KECAMATAN PANYIPATAN KABUPATEN TANAH LAUT Rohim, Abdur; Rifiana, Rifiana; Yanti, Nuri Dewi
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.5954

Abstract

Salah satu tanaman yang memiliki prospek baik untuk dikembangkan di daerah yang bukan merupakan basis padi dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga yaitu tanaman palawija, dimana salah satu tanaman tersebut adalah jagung hibrida. Batu Tungku merupakan daerah dengan produktivitas tertinggi jagung di Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut pada Tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur biaya, penerimaan dan keuntungan petani jagung hibrida. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2019 sampai Januari 2020. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja sedangkan 60 sampel dipilih secara proportional stratified random sampling berdasarkan luas lahan yang petani gunakan untuk berusahatani jagung hibrida. Hasil penelitian menunjukkan struktur biaya usahatani jagung hibrida di Desa Batu Tungku terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Rincian per usahataninya untuk rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan sebesar 5,26% yang terdiri dari: pajak lahan (0,04%), sewa lahan (4,44%), penyusutan alat (0,78%), kemudian biaya variabel sebesar 94,74% yang terdiri dari: benih (7,92%), sewa alsintan (6,60%), tenaga kerja (35,74%), kapur (0,10%) pupuk (36,47%), obat-obatan (4,53%), dan perlengkapan (3,37%). Sehingga rata-rata biaya variabel lebih besar dibandingkan dengan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan dengan perbandingan 19:1 dari rata-rata biaya total yang dikeluarkan. Rata-rata penerimaan usahatani yang diterima petani jagung hibrida Rp42.399.167/usahatani (Rp14.876.901/ha) dengan rata-rata biaya total yang dikeluarkan Rp34.405.588/usahatani (Rp12.072.136/ha), sehingga rata-rata keuntungan yang diperoleh petani masing-masing sebesar Rp7.993.578/usahatani (Rp2.804.764/ha).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usahatani Cabai Rawit (Capsicum Fretescens L.) di Kabupaten Tabalong Sari, Irna; Yanti, Nuri Dewi; Hidayat, Taufik
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1937

Abstract

Cabai termasuk salah satu komoditi sayuran yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena peranannya yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai komoditi ekspor dan industri. Di Kalimantan selatan produktivitas cabai rawit mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke tahun 2016, sedangkan di Kabupaten Tabalong produktivitas tanaman cabai rawit mengalami penurunan dan menempati produktivitas terendah di Kalimantas Selatan. Produktivitas dipengaruhi oleh luas tanam dan produksi, produksi usahatani sangat erat kaitanya dengan pengunaan faktor produksi. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui pengaruh pemakaian faktor produksi (input) pada usahatani cabai rawit, menghitung elastisitas produksi masing input (luas lahan, bibit, pupuk organik, pupuk anorganik, obat-obatan dan tenaga kerja) serta menentukan return to scale usahatani cabe rawit. Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan menggunakan fungsi produksi tife Cobb-Douglas. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan faktor produksi diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,963. Secara simultan faktor input (lahan, bibit, kotoran hewan, pupuk anorgani, pestisida dan pekerja) mempengaruhi secara benar hasil produksi usahatani cabai rawit. Secara individu faktor produksi lahan, kotoran hewan, pestisida dan pekerja signifikan mempengaruhi produksi cabai rawit sedangkan bibit dan kotoran hewan tidak berpengaruh. Nilai koefisien elastisitas lahan (0,313), bibit (0,010), kotoran hewan (0,066), pupuk anorganik (0,096), pestisida (0,073) dan pekerja (0,598). Selanjutnya berdasarkan hasil return to scale produksi cabai rawit berada dalam keadaan skala meningkat (increasing returnato scale) dengan nilai 1,156.Kata kunci : usaha tani cabai rawit, faktor produksi, elastisitas, return to scale