Claim Missing Document
Check
Articles

Respon Ukuran Kelompok terhadap Efek Tepi dan Kepadatan Populasi Surili (Presbytis comata) pada Hutan Dataran Rendah dan Perbukitan di Kabupaten Kuningan Toto Supartono; Lilik Budi Prasetyo; Agus Hikmat; Agus Priyono Kartono
ZOO INDONESIA Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v25i2.3359

Abstract

Ekosistem hutan dataran rendah memiliki peranan penting bagi konservasi keanekaragaman hayati. Fragmentasi yang menyebabkan terpecah-pecahnya hutan alam dan memicu terjadinya efek tepi telah menjadi kendala dalam pelestarian populasi. Memahami pengaruh habitat tepi terhadap ukuran kelompok surili (Presbytis comata) dan tersedianya data kepadatan populasi sangat penting dalam konservasi populasi. Ukuran kelompok dapat menjadi indikator kualitas habi-tat. Akan tetapi, respon kelompok terhadap tepi hutan belum banyak diketahui dan informasi kepadatan populasi surili pada ekosistem hutan dataran rendah juga masih terbatas. Penelitian ini bertujuan menganalisis ukuran kelompok surili (Presbytis comata), pengaruh tepi hutan terhadap ukuran kelompok, dan kepadatan populasi surili. Pengumpulan data dilakukan pada tutupan hutan yang mencakup hutan alam, hutan tanaman, dan kebun campuran, dengan total panjang jalur 59 km di kelompok hutan Gunung Subang, Kabupaten Kuningan. Penelitian ini menemukan bahwa ukuran ke-lompok surili bervariasi dari 2 sampai 22 dengan rata-rata 8,52 individu. Rata-rata ukuran kelompok surili tidak berubah sejalan dengan bertambahnya jarak dari tepi hutan. Kepadatan populasi surili pada interval kepercayaan 95% berkisar 44,39 – 82,36 dengan rata 60,47 ind/km2. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan strategi konservasi populasi surili pada ekosistem hutan dataran rendah yang merupakan kumpulan dari sisa hutan alam, hutan tanaman, dan kebun campuran.
DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN HABITAT EMPAT SPESIES FELIDAE DI TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN Toto Supartono; Iing Nasihin; Feizal Tawaqal
Wanamukti: Jurnal Penelitian Kehutanan Vol 22, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/wanamukti.v22i2.329

Abstract

The polulation of Cat Family (Felidae) in Southeast Asia has declined in nature owing to its lost habitat, fragmentation one and massive hunting. Meanwhile, the research of Asiatic Golden Cats, Sunda Clouded  Leopards, Marbled Cats, and Asian Leopard Cats is not much conducted. This research aimed to find out their distribution and habitat use in Southern Bukit Barisan National Park (BBSNP). The data intake employed Camera Trap, then analyzed by occupancy model with single season and single species applying R-software. It was found that  Asiatic Golden Cat Occupancy Model yielded 0.75 in Intensive Protection Zone or Zona Perlindungan Intensive (IPZ) and 0.4 occupancy value in northen parts of  Sourthern Bukit Barisan National Park (BBSNP). Furthermore, its Sunda Clouded Leopards resulted in 0.50 in IPZ and 0.42 occupancy value in northen parts of BBSNP. Its Asian Leopard Cats was 0.16 occupancy value in IPZ  and unexecuted occupancy model in northen parts of BBSNP due to extremly low detection.
Identifikasi Penyebab Ketidakhadiran Surili (Presbytis comata) pada Sebuah Ekosistem Kebun Campuran di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Toto Supartono; Dede Kosasih
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2022.19.1.69-83

Abstract

Surili (Presbytis comata) tergolong primata langka dan tidak ditemukan lagi keberadaannya di beberapa habitatnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis penyebab hilangnya surili di kebun campuran pada blok yang tetap ditempati dan blok yang sudah tidak ditempati surili (Hulu Ciberung dan Argasari), dengan menggunakan metode wawancara, survei, dan analisis peta. Data dinalisis melalui uji beda nilai tengah dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel vegetasi berupa kepadatan pohon, kepadatan pohon berdiameter >30 cm, kepadatan pohon dengan tinggi >15 m, kepadatan pohon pakan, luas bidang dasar (LBDS) pohon, dan LBDS pohon pakan antara kedua blok tidak berbeda nyata (P >0,05). Penelitian juga memperoleh hasil bahwa blok Argasari dilalui oleh jalan angkutan, memiliki areal yang lebih sempit (137,39 ha vs 144,12 ha), lebih jauh terhadap hutan alam (1,04 km vs 2,06 km) dan lebih dekat terhadap jalan raya (154,35 m vs 169,63 m) dibandingkan dengan blok Hulu Ciberung. Hasil ini menunjukkan bahwa absennya surili di blok Argasari tidak berhubungan dengan kondisi vegetasi, tetapi diduga berhubungan dengan atribut lansekap yang memicu tingginya gangguan manusia. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa pelestarian surili di luar kawasan lindung harus menekankan faktor keamanan dengan meminimalkan gangguan, serta luasan areal.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN BEDENG PERSEMAIAN PADA KOMPEPAR PASIR BATANG TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN Toto Supartono; Iing Nasihin; Dede Kosasih
Jurnal Berdaya Mandiri Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Berdaya Mandiri (JBM: EDISI KERJASAMA STIE EKUITAS BANDUNG)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.49 KB) | DOI: 10.31316/jbm.v3i2.1779

Abstract

Persemaian merupakan salah satu sarana penting dalam kegiatan pemulihan ekosistem karena dapat berperan sebagai sumber perbanyakan bibit.  Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah membangun persemaian di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Ciremai yang di dalamnya terdapat kelompok masyarakat yang mengelola obyek wisata.  Kompepar Pasir Batang telah dijadikan mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat.  Metode yang digunakan adalah penyampaian materi dan implementasi lapangan.  Persemaian dapat terbangun sesuai dengan yang diharapkan.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat memberikan respon positif terhadap kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh lembaga pendidikan.
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BIOHANDSANITIZER DAN BIODESINFEKTAN BERBASIS ECO-COMMUNITY UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA Nurdin Nurdin; Iing Nasihin; Nina Herlina; Toto Supartono; Dede Kosasih; Ai Nurlaila
Jurnal Berdaya Mandiri Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Berdaya Mandiri (JBM: EDISI KERJASAMA STIE EKUITAS BANDUNG)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.551 KB) | DOI: 10.31316/jbm.v3i2.1780

Abstract

Covid-19 telah menyebar secara luas keseluruh dunia melaluli perantara manusia ke manusia. Upaya memutus mata rantai penyebaran virus tersebut salah satunya dengan menjalankan perilaku hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Upaya tersebut dimulai dari tingkatan rumah tangga melalui suatu komunitas peduli lingkungan Bale Riung yang kemudian dikenal dengan  “Bale Riung Eco Community (BREC). Kegiatan diawali dengan fermentasi sampah organik buah dan sayuran untuk menghasilkan eco enzyme. Setelah itu eco enzyme dibuat biohandsanitizer dan biodesinfektan. Pengurangan sampah organik mulai terlihat sebagai dampak positif  pengolahan sampah organik tersebut. Masyarakat sudah mulai menggunakan biodesinfektan untuk mengepel lantai, mencuci bak mandi dan membersihkan kaca. Tidak ditemukan indikasi adanya iritasi kulit setelah penggunaan biohandsanitizer.  Lingkungan rumah menjadi lebih bersih dan segar serta terbebas dari gangguan serangga yang membahayakan kesehatan. Kandungan asam asetat (H3COOH) dalam eco enzyme dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan kandungan enzyme lipase, tripsin, amilase  mampu membunuh /mencegah bakteri patogen. Kata Kunci: Covid-19, sampah, eco enzyme, biohandsanitizer, biodesimfektan.
PENINGKATAN KAPASISTAS PETUGAS LAPANGAN DALAM PEMANENAN POPULASI SATWA LIAR LESTARI GUNA MENGURANGI INTENSITAS GANGGUAN SATWA Toto Supartono
JURNAL BUANA PENGABDIAN Vol 4 No 2 (2022): JURNAL BUANA PENGABDIAN
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.071 KB) | DOI: 10.36805/jurnalbuanapengabdian.v4i2.2789

Abstract

Gangguan satwa liar merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat di lahan budidayanya. Guna mengatasi atau mengurangi tingkat gangguan tersebut, masyarakat sering mengadu ke petugas lapangan dari Cabang Dinas Kehutanan Wilayah VIII, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Dalam pengaduan tersebut, masyarakat sering meminta untuk dapat menangkap dari sebagian populasi satwa liar tersebut. Akan tetapi, salah satu kendala yang dihadapi oleh petugas adalah tidak mengetahui cara penentuan jumlah populasi yang boleh ditangkap. Oleh karena itu, pelatihan telah dilakukan terhadap para petugas dengan materi terdiri dari teknik inventarisasi satwa, pendugaan daya dukung habitat, dan pendugaan jumlah satwa yang dapat ditangkap. Para petugas menyampaikan bahwa materi pelatihan sebagian besar dapat difahami dan bermanfaat dalam menjawab permasalahan terkait dengan gangguan satwa liar. Kata kunci: dinas kehutanan, gangguan, hama hutan, pemanenan populasi, satwa liar The disturbance of wildlife is one of the problems that are often faced by the community in their cultivation land. In order to overcome or reduce the level of disturbance, the community often complains to field officers from the Regional VIII Forestry Service Branch, Provincial Forestry Service of West Java. In these complaints, the community often asks to be able to capture some of the wildlife population. However, one of the obstacles faced by officers is not knowing how to determine the number of populations that can be arrested. Therefore, training has been carried out for the officers with material consisting of animal inventory techniques, estimation of carrying capacity of habitats, and estimation of the number of animals that can be caught. The officers said that most of the training materials were understandable and useful in answering problems related to wildlife disturbance. Keywords: disturbance, forest pest, forest service, population harvesting, wildlife
FLOWERING AND FRUITING CYCLE OF Cinnamomum sintoc Blume IN LOWLAND FOREST OF CIREMAI MOUNTAIN NATIONAL PARK, WEST JAVA AND THE IMPLICATION FOR CONSERVATION AGUS YADI ISMAIL AGUS YADI ISMAIL; Toto Supartono; Agung Rifai; Eming Sudiana; Elly Proklamasiningsih
Media Konservasi Vol 27 No 2 (2022): Media Konservasi Vol 27 No 2 Agustus 2022
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/medkon.27.2.76-81

Abstract

Cinnamomum sintoc Blume is an endangered species experiencing an ongoing decline due to overharvesting; in- and ex-situ conservation efforts are urgently needed to ensure its survival. We performed a detailed assessment of the flowering and fruiting phenology of C. sintoc in a lowland forest in West Java, Indonesia. We aimed to relate the duration of each phenological phase to environmental factors including elevation, humidity, temperature, and slope, as well as the orientation of the flowers. A total of 30 trees were sampled from three elevation ranges (500–700, 700–900, and 900–1,100 m). We found that C. sintoc requires approximately 40 days to complete flowering and an additional 82 days to produce mature fruit. The period from flower initiation to fruit ripening spans 4 months, from late July to early November. Flowers that are east-facing developed mature fruit more rapidly than those facing other directions, and the shortest flowering and fruiting phenological period was observed for east-facing flowers at 700–900 m. These results provide a baseline for studying phenological shifts in C. sintoc, and could inform seed harvesting efforts for conservation projects in the study area of Gunung Cermai National Park. Key words: Bintangkot, declining population, Endangered species, Lauraceae, phenology
Pemberdayaan Kelompok Masyarakat dalam Pembuatan Persemaian Tendani (Goniothalamus Macrophyllus) di Desa Legokherang, Cilebak Kabupaten Kuningan Ilham Adhya; Toto Supartono; Yayan Hendrayana
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 03 (2022): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v5i03.5187

Abstract

Efforts to preserve biodiversity, in this case Tendani (Goniothalamus macrophyllus) as a medicinal plant, are not only the responsibility of the manager of an area but also the responsibility of all of us, because collaborative efforts will provide maximum results. real efforts are needed, especially from the surrounding community to get to know the existing natural resources as well as efforts to preserve them through plant cultivation activities in nurseries, this activity is expected to increase awareness of the preservation of natural resources and improve the community's economy. The purpose of this activity is to preserve tendani, increase public knowledge about the benefits and cultivate tendani as medicinal plants
Manfaat Tendani (Goniothalamus macrophyllus) Bagi Masyarakat di Desa Cimara Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan Jawa Barat Ilham Adhya; Toto Supartono; Yayan Hendrayana; Nina Herlina; Fahrul Shobarudin Syahban; Heris Fujiman
Journal of Innovation and Sustainable Empowerment Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.194 KB) | DOI: 10.25134/jise.v1i2.17

Abstract

Masyarakat Desa Cimara sebagian besar masih memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar kawasan hutan Gunung Tilu untuk meningkatkan perekonomiannya berupa hasil hutan bukan kayu, perkebunan dan pertanian. Tendani (Goniothalamus macrophyllus) pada tingkatan semai, pancang dan tiang ditemukan pada kawasan hutan Gunung Tilu, Goniothalamus merupakan hasil hutan yang mempunyai potensi sebagai tumbuhan obat yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Masyarakat Desa Cimara belum sepenuhnya mengetahui dan memahami mengenai manfaat dari Tendani sebagai tumbuhan berkhasiat obat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap Tendani sebagai sumberdaya alam berkhasiat obat. Pengetahuan mengenai Tendani (Goniothalamus macrophyllus) belum banyak didapat, sehingga sosialisasi ini merupakan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kekayaan sumberdaya alam yang ada disekitar kawasan hutan Gunung Tilu.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Peningkatan Kapasitas Mitigasi Bencana di Desa Cimara Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan Nina Herlina; Yayan Hendrayana; Ilham Adhya; Toto Supartono; Zillan Zalila; Bima Aria Indra Prahasta
Journal of Innovation and Sustainable Empowerment Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.25 KB) | DOI: 10.25134/jise.v1i2.18

Abstract

The importance of the community to have disaster knowledge, community or community participation is the spearhead of activities to deal with floods and landslides based on the knowledge and abilities possessed by the community. As a result of the catastrophic floods, communities suffered incalculable damage such as loss of property, livestock and crops. Cimara Village is a village that borders the Gunung Tilu Forest, it is predicted that disasters will occur due to illegal logging and forest destruction which continues to increase every year. However, until now no efforts have been made by the village government. So the purpose of this activity is to increase knowledge about various handling problems related to environmental damage, mitigation and disaster management that often occur in Cimara Village. The method used is in the form of socialization/counseling on the material of environmental damage and disasters. Based on the results of this activity, participants are able to understand the impact of environmental damage, disaster mitigation and post-disaster can run smoothly and need further approaches so that they can open up participants' insight and mindset in understanding the environment.