Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Psikologi Mandala

Pengaruh Cognitive Behavior Therapy Terhadap Postpartum Depression Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Dermawan Waruwu
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 2, No 1 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.459 KB)

Abstract

Abstrak. Setiap ibu melahirkan rentan mengalami stress yang berlanjut pada tahap depresi. Dalam mengatasi masalah depresi diperlukan intervensi untuk mengatasi gangguan psikologis. Masalah yang dikaji dalam penelitian adalah pengaruh Cognitive Behavior Therapy terhadap postpartum depression. Untuk mengkaji masalah itu menggunakan metode kuantitatif tipe penelitian eksperimen serta menggunakan Beck Depression Inventory (BDI) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Cognitive Behavior Therapy terhadap postpartum depression. Subjek penelitian adalah ibu pasca melahirkan yang berusia 20-35 tahun, rentang waktu setelah melahirkan 1-2 bulan, tingkat pendidikan SMA, dan tidak mengkonsumsi obat antidepressant. Hasil penelitian menunjukkan sebelum dan sesudah pemberian Cognitive Behavior Therapy adalah (p = 0,034 < 0,05 ; z = -2,121) dan perbandingan posttest 1 dengan follow up (p = 0,038 < 0, 05 ; z = 2,070). Dengan demikian, perlakuan Cognitive Behavior Therapy dapat menurunkan postpartum depression pada ibu melahirkan.Kata Kunci: cognitive behavior, therapy, depression, ibu melahirkan
Kecemasan Penyandang Disabilitas dalam Mencari Pekerjaan di Kawasan Wisata Kuta Bali Dermawan Waruwu; Ni Ketut Jeni Adhi
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 2, No 2 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.149 KB)

Abstract

Abstrak. Penyandang disabilitas di Kabupaten Badung tahun 2017 terus meningkat setiap tahunnya. Kebijakan pemerintah Badung maupun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2015 kurang berpihak terhadap penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas menjadi kelompok termarjinalkan dan terhegemoni di tengah geliat industri pariwisata yang berlimpah dolar di kawasan wisata Kuta tersebut. Oleh sebab itu, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan selama ini. Masalah yang dikaji dalam artikel ini adalah kecemasan yang dialami oleh penyandang disabilitas dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta Bali serta jenis pekerjaan yang dilakukan di kawasan wisata Kuta Bali? Dalam mengkaji masalah ini dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan kajian budaya. Penelitian ini menghasilkan dua hal: Pertama, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta, sehingga mereka terpaksa bekerja yang kurang sesuai dengan potensi dirinya. Kedua, penyandang disabilitas terpaksa bekerja sebagai cleaning service dan operator CCTV di kawasan wisata Kuta. Kecemasan ini akan terus meningkat jika pemerintah dan pengusaha kurang berpihak sera memberdayakan penyandang disabilitas yang sesuai dengan potensi dirinya.Kata kunci: kecemasan, penyandang disabilitas, kawasan wisata kuta
Kesejahteraan Psikologis Lansia yang Tidak Mempunyai Anak Laki-Laki di Panti Sosial Tresna Werdha X Bali Ni Putu Lilik Agestin; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Dermawan Waruwu
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 1 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.951 KB)

Abstract

Abstrak. Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) X yang tidak mempunyai anak laki-laki memiliki permasalahan mengenai relasi yang kurang baik dengan penghuni Panti dan Keluarga. Relasi kurang baik itu muncul karena perasaan malu narasumber dan itu berdampak terhadap hubungannya dengan sesama penghuni Panti. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan dan menemukan faktor-faktor dimensi kesejahteraan psikologis lansia yang tidak mempunyai anak laki-laki di PSTW X Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dianalisis secara Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi konflik psikologis yang dialami lansia sebelum tinggal di PSTW X yaitu sikap lansia yang melakukan penolakan terhadap tanggung jawab di desanya mengenai ngayah karena kekuatan fisik yang menurun. Kemudian persepsi lansia mengenai gender bahwa anak perempuan tidak seharusnya merawat orang tua dan kebutuhan lansia untuk dirawat (caregiver) yang membuat lansia berinisiatif tinggal di PSTW X. Dari keenam dimensi kesejahteraan psikologis lansia, ada lima dimensi yang terpenuhi yaitu penerimaan diri, hubungan positif terhadap orang lain, otonomi, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Dengan demikian terjadi perubahan dalam kesejahteraan psikologisnya, di saat lansia memikirkan konfliknya kembali dan itu berpengaruh di lingkungan PSTW X.Kata Kunci: Lansia, Kesejahteraan Psikologis, InterpretativeAbstract. Elderly in Werdha Nurshing Home (PSTW) x has no boys have problems about the relationship is not good with The residents and families. Relations less well it appears because of the feeling of shame Speaker and it affect his relationship with fellow residents of the care. Thus researchers interested in conducting research with the aim of describing and understanding the psychological well-being of the elderly in PSTW X who did not have the boy. This study uses qualitative methods with the phenomenology of approach are analyzed in Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). The results showed that the psychological conflicts experienced by the elderly before lived in X PSTW i.e. elderly attitude that does the rejection of responsibility in his village about ngayah due to declining physical strength. Then the perception of the elderly regarding gender that girls aren't supposed to care for the elderly and elderly needs to be treated (caregiver) that make the elderly initiative resides in PSTW x. Of the six dimensions of psychological well-being of the elderly, there are five dimensions are met i.e. self-acceptance, positive relationship towards other people, autonomy, purpose of life and personal growth. Thus there are changes in their psychological well-being, while the elderly think conflict is back and it's influential environment PSTW X.Keywords: The Elderly, Psychological Well-being, Interpretative Phenomenological Analysis Werdha Nurshing Home. Phenomenological Analysis (IPA), Panti Sosial Werdha.
Kecemasan Penyandang Disabilitas dalam Mencari Pekerjaan di Kawasan Wisata Kuta Bali Dermawan Waruwu; Ni Ketut Jeni Adhi
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol. 2 No. 2 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpm.v2i2.915

Abstract

Abstrak. Penyandang disabilitas di Kabupaten Badung tahun 2017 terus meningkat setiap tahunnya. Kebijakan pemerintah Badung maupun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2015 kurang berpihak terhadap penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas menjadi kelompok termarjinalkan dan terhegemoni di tengah geliat industri pariwisata yang berlimpah dolar di kawasan wisata Kuta tersebut. Oleh sebab itu, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan selama ini. Masalah yang dikaji dalam artikel ini adalah kecemasan yang dialami oleh penyandang disabilitas dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta Bali serta jenis pekerjaan yang dilakukan di kawasan wisata Kuta Bali? Dalam mengkaji masalah ini dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan kajian budaya. Penelitian ini menghasilkan dua hal: Pertama, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta, sehingga mereka terpaksa bekerja yang kurang sesuai dengan potensi dirinya. Kedua, penyandang disabilitas terpaksa bekerja sebagai cleaning service dan operator CCTV di kawasan wisata Kuta. Kecemasan ini akan terus meningkat jika pemerintah dan pengusaha kurang berpihak sera memberdayakan penyandang disabilitas yang sesuai dengan potensi dirinya.Kata kunci: kecemasan, penyandang disabilitas, kawasan wisata kuta
Kesejahteraan Psikologis Lansia yang Tidak Mempunyai Anak Laki-Laki di Panti Sosial Tresna Werdha X Bali Ni Putu Lilik Agestin; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Dermawan Waruwu
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol. 3 No. 1 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpm.v3i1.1081

Abstract

Abstrak. Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) X yang tidak mempunyai anak laki-laki memiliki permasalahan mengenai relasi yang kurang baik dengan penghuni Panti dan Keluarga. Relasi kurang baik itu muncul karena perasaan malu narasumber dan itu berdampak terhadap hubungannya dengan sesama penghuni Panti. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan dan menemukan faktor-faktor dimensi kesejahteraan psikologis lansia yang tidak mempunyai anak laki-laki di PSTW X Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dianalisis secara Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi konflik psikologis yang dialami lansia sebelum tinggal di PSTW X yaitu sikap lansia yang melakukan penolakan terhadap tanggung jawab di desanya mengenai ngayah karena kekuatan fisik yang menurun. Kemudian persepsi lansia mengenai gender bahwa anak perempuan tidak seharusnya merawat orang tua dan kebutuhan lansia untuk dirawat (caregiver) yang membuat lansia berinisiatif tinggal di PSTW X. Dari keenam dimensi kesejahteraan psikologis lansia, ada lima dimensi yang terpenuhi yaitu penerimaan diri, hubungan positif terhadap orang lain, otonomi, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Dengan demikian terjadi perubahan dalam kesejahteraan psikologisnya, di saat lansia memikirkan konfliknya kembali dan itu berpengaruh di lingkungan PSTW X.Kata Kunci: Lansia, Kesejahteraan Psikologis, InterpretativeAbstract. Elderly in Werdha Nurshing Home (PSTW) x has no boys have problems about the relationship is not good with The residents and families. Relations less well it appears because of the feeling of shame Speaker and it affect his relationship with fellow residents of the care. Thus researchers interested in conducting research with the aim of describing and understanding the psychological well-being of the elderly in PSTW X who did not have the boy. This study uses qualitative methods with the phenomenology of approach are analyzed in Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). The results showed that the psychological conflicts experienced by the elderly before lived in X PSTW i.e. elderly attitude that does the rejection of responsibility in his village about ngayah due to declining physical strength. Then the perception of the elderly regarding gender that girls aren't supposed to care for the elderly and elderly needs to be treated (caregiver) that make the elderly initiative resides in PSTW x. Of the six dimensions of psychological well-being of the elderly, there are five dimensions are met i.e. self-acceptance, positive relationship towards other people, autonomy, purpose of life and personal growth. Thus there are changes in their psychological well-being, while the elderly think conflict is back and it's influential environment PSTW X.Keywords: The Elderly, Psychological Well-being, Interpretative Phenomenological Analysis Werdha Nurshing Home. Phenomenological Analysis (IPA), Panti Sosial Werdha.