Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian

Pemisahan Kardanol Dari Minyak Kulit Biji Mete Dengan Metode Destilasi Vakum nFN Risfaheri; Tun Tedja Irawadi; M. Anwar Nur; Illah Sailah; Zainal Alim Mas'ud; Meika S. Rusli
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v1n1.2004.1-11

Abstract

Minyak kulit biji mete (Cashew nut shellliquidlCNSL) merupakan hasil samping dari pengo laban kacang mete, mengandung senyawa fenolik terutama kardanol. Kardanol merupakan senyawa monohidroksi fenolik yang mempunyai rantai panjang hidrokarbon pada posisi metanya. Kardanol memiliki potensi sebagai pengganti fenol pada berbagai produk industri kimia berbasis resin fenolik. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum pemisahan kardanol dari CNSL dan mengidentifikasi karakteristik kardanol serta estimasi kelayakan produksi kardanol. Tahapan penelitian meliputi: (I) analisis sifat fisika dan kimia CNSL; (2) optimasi dekarboksilasi CNSL untuk mengkonversi asam anakardat menjadi kardanol; (3) optimasi suhu destilasi CNSL untuk pemisahan kardanol; (4) identifikasi destilat dengan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry), HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dan FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy); serta (5) estimasi kelayakan produksi kardanol. Kondisi optimum dekarboksilasi dicapai dengan pemanasan 140"(: selama I jam. Kardanol dapat dipisahkan dari CNSL dengan dettilasi vakum (4-8 mmHg), dan suhu optimum dicapai pada 280"(: dengan rendemen 74,22%. Karakteristik destilat CNSL sesuai dengan spesifikasi kardanol teknis. Komponen destilat terdiri atas: 3-[8(Z),II(Z),14-pentadecatrienyl] phenol 74,25%, 3-[8(Z), II (Z),14-pentadecadienyl] phenol 10,94%, dan 3-[8(Z),11 (Z),14-pentadecieny/] phenol 14,81%. Industri produksi kardanol layak didirikan, dengan nilai NPV = Rp 5.311.121.638, IRR = 45,79%, Net B/C = 2,46 dan PBP = 2,22 tahun. Isolation of cardanol from the cashew nut shell liquid using vacuum distillation methodThe cashew nut shell liquid (CNSL) is a by product obtained during the cashew nut processing contained the phenolic constituents mainly cardanol. Cardanol is a mono hydroxyl phenol having a long hydrocarbon chain in the meta position. It has a potential as a subtitute for phenol in resin phenolic-base chemical products. The objective of the research was to find out the optimum condition in isolating the cardanol from CNSL and to identify the characteristic of cardanol and to estimate the feasibility of cardanol production. The research was carried out in several stages as followed: (I) analyses of physico-chemistry of CNSL, (2) dicarboxylic optimation of CNSL to convert anacardic acid into cardanol, (3) temperature optimation of CNSL distillation process, (4) identification of CNSL distillate using GC-MS, HPLC, and FTIR; and (5) estimation of feasibility of cardanol production. The optimal condition of the decarboxylation was heating at 14O"C for I hour. The cardanol was obtained from CNSL by vacuum distillation process at 4-8 mmHg, and the optimal temperature was achieved at 280"(: with the 74.22 % yield. The characteristics of CNSL distillate met the specification of technical cardanol. The constituent of distillate were as follow: 3-[8(Z),11 (Z),14-pentadecatrienyl]phenol 74.25 %, 3-[8(Z),11 (Z),14-pentadecadienyl]phenol 10.94 %, and 3-[8(Z),ll(Z),14-pentadecienyl]phenol 14.81%. The cardanol production industries was feasible to be implemented with NPV = Rp. 5.311.121.638, IRR = 45.79%, Net B/C = 2.46 and PBP = 2.22 years.
Seleksi dan Formulasi Media Pertumbuhan Bakteri Penghasil Xilanase Nur Richana; Tun Tedja Irawadi; Anwar Nur; Illah Sailah; Khaswar Syamsu
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v3n1.2006.41-49

Abstract

Seleksi bakreri penghasil xilanase dan formulasi media pertumbuhan bakteri penghasil xilanase telah dilakukan di laboratorium Bioproses, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pcrtanian. Seleksi isolat bakteri dilakukan terhadap lima isolat penghasil xilanase yaitu RXAI-5, RXAII-5, RXAIII-1, RXAIII-5 dan RXNI-3), dengan membandingkan hasil kultivasi meliputi biomasa, protein terlarut, akrivitas xilanase dan aktivitas spesifik. Formulasi media dilakukan dengan mengoptimasi konsentrasi peptone, ekstrak khamir sebagai sumbcr nitrogen dan oat spelt xylane sebagai sumber karbon. Analisis percobaan menggunakan rancangan acak faktorial, faktor (A) peptone terdiri atas empat taraf yaitu A1=0, A2=0,I; A3=0,3; A4=0,5% Faktor (B) ekstrak khamir terdiri alas tiga taraf (B1=0,1; B2=0,2; B3=0,3%) dan faktor (C) oat spelt xylene terdiri atas tiga taraf (C1=0,5; C2=0,75; C3=1,0%) dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat baktcri Bacillus pumilus RXAIII-5 dinyatakan sebagai isolat bakteri unggul diantara kelima isolat bakteri penghasil xilanase. Pada formulasi media ternyata protein terlarut tertinggi (0,596 g/l) pada media dengan komposisi 0,75% xilan, pepton 0,5%, ekstrak khamir 0.2%. Aktiviras xilanase dan aktivitas spesifik tertinggi berturut-turut adalah 186,37 u/ml dan 436,45 U/mg protein. Keduanya dicapai pada komposisi media yang sama yaitu pepton 0, 1 %, ekstrak khamir 0, I %, dan xilan 0,5%. Dcngan demikian komposisi tersebut merupakun komposisi mcdi a terpilih yang optimum. Isolat bakteri unggul bersifat alkali ini diharapkan dapar menghasilkan xilanase yang tahan pada pH tinggi sehingga dapat digunakan untuk proses pemutihan kertas yang ramah  lingkungan. Selection and Growth Medium-Formulation of Xylanase Producing BacteriumThis research was carried out in the bioprocess laboratory of Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development, Bogor. Selection of five isolates (RXAI-5, RXAII-5. RXAIII-1, RXAIII-5 and RXNI-3). xylanase producing bacteria Were based on comparative study of cultivation yield consists of biomass of bacterium cells, dissolved protein, xylanase activity and specific activity, Formulation of growth medium using peptone and yeast extract as nitrogen source and oat spclt xylan as carbon source. Design experiment used at formulation of growth medium was randomized factorial design. with factor A) peptone consist of four level, A 1=0. A2=0.1; A3=0.3; A4=0.5%, factor (8) yeast extract consist or third level (131=0.1, 132=0.2; 133=0.3%) and factor (C) oat spelt xylan consist of three level (CI=0.5; C2=0.7S; C3=1.0%), with three replication. Research result showed that Bacillus pumilus RXAIII-5 is the best bacterium isolate among five isolates of xylanase producing bacteria. In growth medium formulation showed that highest dissolved protein (0.596 g/l) was achieved in the medium containing 0.75% xylan, 0.5% pepton, and 0.2% yeast extract. The highest value of both of xylanase activity and specific activity are 186.37 u/ml and 436.45 U/ml respectivelly. In fact these were reached at similar growth medium composition of 0.1 % pepton, 0.1 % yeast extract, and 0.5% xylan, and consequently became the best of growth media formulation. The potential alcaliphilic bacterial isolate is expected to produce xylanase with high pH stability. The enzyme can be used as environmentaly safe agent for paper bleaching.
Pembuatan Resin Fenolik Dari Destilat Cairan Kulit Biji Mete Sebagai Bahan Baku Vernis Tatang Hidayat; Illah Sailah; Ani Suryani; Titi C. Sunarti; nFN Risfaheri
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v5n1.2008.21-31

Abstract

Destilat cairan kulit biji mete (CNSL) merupakan cairan yang diperoleh dari hasil destilasi CNSL dengan komponen utamanya kardanol. Salah satu pemanfaatan destilat CNSL yang prospektif yaitu sebagai sumber fenol dalam pembuatan resin fenolik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi proses pembuatan resin fenolik dari destilat CNSL yang sesuai sebagai bahan baku vernis, baik untuk pemakaian di dalam (interior) maupun di luar (eksterior). Tahapan penelitian, yaitu 1) karakterisasi destilat CNSL dan 2) pembuatan resin fenolik dari destilat CNSL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik pembuatan resin fenolik dari destilat CNSL dicapai pada nisbah mol formaldehida terhadap destilat CNSL 0,9:1 dengan pH 3. Reaksi metilolasi pada suhu 100oC memerlukan waktu yang relatif lama, yaitu 9,0 jam. Meningkatnya suhu reaksi dari 100 menjadi 120oC mempercepat waktu reaksi metilolasi dari 9,0 jam menjadi 4,0 jam. Reaksi metilolasi destilat CNSL (kardanol kasar) dengan formaldehida memenuhi pola reaksi ordo kedua. Konstanta laju reaksi metilolasi (k) meningkat secara eksponensial dengan semakin tingginya suhu reaksi sesuai dengan persamaan k=116.104.360,02 e–7.230,7 (1/T). Suhu reaksi metilolasi tidak berpengaruh nyata pada karakteristik dan sifat film resin yang dihasilkan. Lapisan film resin memiliki waktu kering yang cukup singkat, yaitu waktu kering sentuh 3,0 jam dan kering keras 6,0 jam. Secara umum, karakteristik dan sifat lapisan film resin yang dihasilkan cukup baik kecuali daya lekat dalam media besi dan daya lenturnya. Resin yang dihasilkan sudah memadai untuk digunakan sebagai bahan baku vernis kayu untuk pemakaian di dalam (interior) karena kekerasan lapisan film yang tinggi. Sebagai bahan baku vernis kayu untuk pemakaian di luar (eksterior) masih perlu perbaikan dalam sifat daya lenturnya.Production of Phenolic Resin From Cashew Nut Shell Liquid Distillate as Raw Material for VarnishCNSL distillate is a liquid which is obtained from CNSL distillation with cardanol as the main component. One of prospective utilization of CNSL distillate that is as a source of phenol in phenolic resin production. The objective of this research was to get the best process condition of phenolic resin production from CNSL distillate as raw material for interior and exterior varnish. The stages of experiment, were: 1) characterization of CNSL distillate and 2) phenolic resin production from CNSL distillate. The optimal condition in phenolic resin production was achieved at mole ratio of formaldehyde to CNSL distillate 0,9: I and pH 3. Methylolation reaction at 100°C needed 9.0 hours to be completed. The increasing of methylolation reaction temperature from 100 to ] 20°C was able to reduce reaction lime from 9.0 hours to 4.0 hours. Methylolation reaction formaldehyde with CNSL distillate (crude cardanal) fulfilled second order reaction pattern. Constant of reaction rate (k) increased exponentially with increasing the temperature according to equation ke I 16.104.360,02e-7230.7(IIT). Temperature of methylolation reaction did not effect to the characteristic and properties of resin film. Resin film has short dry time i.e. touch-dry 3.0 hours and hard-dry 6.0 hours. Generally, characteristic and resin film properties show very good result except the adhesion on steel and its flexibility. Based on the properties of its film, phenolic resin produced has been fulfilled for using as raw material in interior wood varnish because of good hardness properties. While for exterior wood varnish, the improvement on its flexibility properties is still needed.
Ekstraksi Xilan dari Tongkol Jagung Nur Richana; Tun Tedja Irawadi; M. Anwar Nur; Illah Sailah; Khaswar Syamsu; Yandra Arkenan
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n1.2007.38-43

Abstract

Tongkol jagung merupakan limbah jagung terbesar (45%) yang mengandung xilan sekitar 12% dan belum banyak dimanfaatkan. Tongkol jagung mempunyai prospek untuk bahan baku industri xilan, yang merupakan bahan baku industri furfural, gula xilitol, dan bahan baku untuk media pertumbuhan bakteri xilanase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode ekatraksi xilan dari tongkol jagung dan karakterisasi xilan yang dihasilkan. Ekstraksi xilan dari tongkol jagung dilakukan dengan dua tahap yaitu proses delignifikasi menggunakan NaOCl (0,5; 1,0; 2,5; 5 dan 7,5%) kemudian pengendapan xilan dengan perlakuan rasio supernatan dan etanol 1:1; 1:2; 1:3; dan 1:4. Ekstrak xilan selanjutnya diuji kelarutan pada pelarut organik, asam, alkali, air panas dan dingin. Analisis kualitatif dan kuantitatif xilan dilakukan dengan Khromatografi Cair Kinerja Tinggi . Hasi l penelit ian menunjukkan kombinasi perlakuan konsentrasi NaOCl 0,5% dan perbandingan supernatan:etanol 1:3 (v/v), menghasilkan rendemen xilan tertinggi (12,95%). Analisis dengan Khromatografi Cair Kinerja Tinggi menghasilkan khromatogram xilan dengan kemurnian 97,47%. Xilan yang dihasilkan sangat larut dalam alkali (NaOH 1%), larut dalam air panas dan dingin.Extraction Of Xylan From Corn CobCorn cob is the biggest part of corn waste (45%) which contain about 12% xylan which has not been utilized. Corn cob can be used as raw material of production of xylan. Xylan is the raw material for furfural, xylitol industry, and growth medium for microorganism producing xylanase.The objectives of this research was to find out the method of extracting the xylan, and characterization of xylan produced. The extraction procedure were done in two steps, firstly delignification using NaOCI (0.5; 1.0; 2.5; 5 and 7.5%) and then precipitation using ethanol with the ratio of ethanol and supernatant (I: I; 1:2; 1:3; and 1:4). The solubility of xylan produced in organicsolvent, acid, alkaline solvent and in cold and hot water was observed. Quantitative and qualitative analysis of xylan were done using High Performance Liquid Chromatography. The research result showed that the highest yield (12.95%) whith purity (97.47%) was produced by 0.5% NaOCI and 1 : 3 ratio of ethanol and supernathant combination treatment. The highest solubility of xylan was in alkaline solvent (NaOH 1%), and soluble in hot and cool water.
Co-Authors - Aslichan - Farida Ahmad Fuad Akrom, Akrom Alex Denni Amril Aman Andes Ismayana dan Moh. Rizal Afriyanto Ani Suryani Anis Annisa Adnan Anwar Nur Arfian Muslim Ari Pambudi Arie Wibowo Khurniawan Asrul Siregar Bambang Indriyanto Bambang Indriyanto Bambang Indriyanto Bambang Sukaca Bayu Koen Anggoro Budy Wiryawan Chairunnisa Dedy Sugiarto Dian Pratomo E Gumbira Sa, E Gumbira Elisa Anggraeni Elisa Anggraeni Erry Yudhya Mulyani Fitri Mulyaningsih Fredinan Yulianda Habibullah Habibullah Hanoch Maurizio Hetharia Harsasi, Mairani Hasan Supriadi Hendri Utami Husni Y Rosadi, Husni Y Ichwanudin, Muhammad Ika Amalia Kartika Ikbal Rachmat Imam Yuwono Irman Hermadi Khaswar Syamsu Lukman M. Baga Luluk Sulistiyo Budi M Hasjim Bintoro M Syamsul Ma’arif M. ANWAR NUR M. Syamsul Maarif M. Syamsul Maarif M. Syamsul Maarif M. Syamsul Ma’arif Manuntun Parulian Hutagaol Marimin . Marimin Marimin Maulana Miladulhaq Meika S. Rusli Muhammad Romli dan Suprihatin Andes Ismayana Muhammad Syamsun Mursiti Mursiti Musa Hubeis Nanda Lega Jaya Putra Nastiti Siswi Indrasti Nasution, Efrida Yanti Nefianto, Tirton nFN Risfaheri Nugroho, Tezar Mega Nur Richana Okta Amelia Ono Suparno dan Eko Wahyudi Praja, Arief Kusuma Among Pudji Muljono Purwani Puji Utami, Purwani Rizal Syarief Safriyana Safriyana Sapta Raharja dan Maya Dwiyuni Saptadinata, Abi Sri Hartoyo Suharto Honggokusumo Sukardi Sukardi Syafa’at Ariful Huda, Tarigan, Mazmur Tatang Hidayat Titi C Sunarti Titi C. Sunarti Tun Tedja Irawadi Tyara Puspaningrum Ummanah Ummanah, Ummanah Vioreza, Niken Wasrin Syafii dan Kurnia Sofyan Gustan Pari Buchari Wijaya, Rahmat Yandra Arkenan Yazid Bindar Zainal Alim Mas'ud