Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal Peternakan Tropika

Pertumbuhan dan Produksi Rumput Panicum maximum cv.Trichoglume yang Ditanam Bersama Legum Alysicarpus vaginalis dengan Dosis Pupuk Fosfor Berbeda Suharto P.; I. B. Gaga Partama; I K. M. Budiasa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 3 (2019): Issue 7 No. 3 - 2019
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.445 KB) | DOI: 10.24843/ejpt.2019.v07.i03.p09

Abstract

Penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan produksi rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam dengan kombinasi jumlah legum Alysicarpus vaginalis dan dosis pupuk P berbeda. Penelitian ini telah dilaksanakan di Stasiun Penelitian Laboratorium Rumah Kaca Fakultas Peternakan Universitas Udayana dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL), satu faktor dengan 9 kombinasi perlakuan yaitu kombinasi jumlah legum Alysicarpus vaginalis terdiri dari 1, 2, 3 Alysicarpus vaginalis/pot dan dosis pupuk P yaitu: tanpa pupuk; Pupuk P 50 kg/ha; dan Pupuk P 100 kg/ha. Variabel yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah cabang, berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar, berat kering total hijauan, nisbah berat kering daun dengan berat kering batang, nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar, dan luas daun per pot. Hasil penelitian menunjukkan pada kombinasi 1 legum Alysicarpus vaginalis dengan dosis 100 kg/ha pupuk P adanya pengaruh pertumbuhan pada rumput Panicum maximum cv. Trichoglume pada variabel: jumlah anakan, berat kering daun, berat kering total hijauan, dan nisbah berat kering daun dengan berat kering batang. Besarnya pengaruh kombinasi legum dan pupuk P terdapat pada nisbah berat kering daun dengan berat kering batang. Hal ini mengindikasikan bahwa pertanaman campuran dengan kombinasi jumlah legume dan dosis pupuk P dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi rumput Panicum maximum cv. Trichoglume. Disimpulkan bahwa hasil terbaik didapatkan pada kombinasi jumlah 1 legum dengan dosis Pupuk P sebesar 100 kg/ha. Kata kunci: pertumbuhan dan produksi, Panicum maximum cv. Trichoglume, pupuk P
PENINGKATAN PEMBERIAN GAMAL SEBAGAI SUMBER RUMEN DEGRADABLE PROTEIN (RDP) DALAM RANSUM YANG MENGANDUNG JERAMI PADI TERHADAP UTILITAS NITROGEN SAPI BALI Pramusinto F.D; Suryani N.N; Budiasa IK.M
Jurnal Peternakan Tropika Vol 3 No 2 (2015): E-Journal Peternakan Tropika Vol 3 No 2
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.583 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui utilitas nitrogen pada sapi bali yang diberi gamal sebagai rumen degradable protein (RDP) dalam ransum yang mengandung jerami padi.Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan ransum dengan 3 kelompok berat badan sebagai ulangan. Berat badan sapi bali jantan yang digunakan 181 – 265 kg. Keempat perlakuan ransum adalah (A) : 45% rumput gajah + 0% jerami padi + 15% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (B) : 30% rumput gajah + 10% jerami padi + 20% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (C) : 15% rumput gajah + 20% jerami padi + 25% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat; (D) : 0% rumput gajah + 30% jerami padi + 30% gamal + 10% kaliandra + 30% konsentrat. Peubah yang diamati adalah Biological Value (BV), Net Nitrogen Utilization (NNU), dan Protein Efisiensi Ratio (PER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa NNU perlakuan C (17,70%) nyata berbeda (P<0,05) dibanding perlakuan A, tetapi berbeda tidak nyata (P>0,05) dibanding perlakuan B dan D. PER perlakuan C (1,14 g/ekor/hari) nyata lebih tinggi (P<0,05) dibanding perlakuan A dan B, namun berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan perlakuan D. BV perlakuan C (25,61%) tertinggi di antara semua perlakuan (A, B, dan D), namun berbeda tidak nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan pemberian 25% gamal sebagai RDP dalam ransum yang mengandung 20% jerami padi mampu memberikan pengaruh nyata terhadap konsumsi N, retensi N, NNU, dan PER pada sapi bali, kecuali BV yang memberikan pengaruh tidak nyata.
POPULASI BAKTERI PELARUT FOSFAT DAN KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK Putri S. S.; I K. M. Budiasa; N. G. K. Roni
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 3 (2019): Issue 7 No. 3 - 2019
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.135 KB) | DOI: 10.24843/ejpt.2019.v07.i03.p010

Abstract

Bakteri pelarut fosfat (BPF) merupakan salah satu jenis mikroba tanah yang berperan penting dalam membantu penyediaan unsur hara dalam tanah terutama fosfor (P). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data total plate count (TPC), populasi bakteri pelarut fosfat (BPF), derajat keasaman (pH) dan suhu pada berbagai jenis media tanam dan pupuk organik. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), terdiri atas tujuh perlakuan yaitu: tanah (M1), pupuk kotoran sapi (M2), slurry (M3), bio-slurry (M4), tanah yang dipupuk kotoran sapi (M5), tanah yang dipupuk slurry (M6), dan tanah yang dipupuk bio-slurry (M7). Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 21 unit percobaan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu total plate count (TPC), bakteri pelarut fosfat (BPF), derajat keasaman (pH), dan suhu. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan analisis sidik ragam, apabila terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) maka analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPC diperoleh hasil berkisar 9,40 × 107 – 1,84 × 109 cfu/g, BPF diperoleh hasil berkisar. 7,23 × 106 – 1,77 × 108 cfu/g. Derajat keasaman (pH) tertinggi pada perlakuan M5 sebesar 7,00. Suhu tertiggi pada perlakuan M3 dan M4 sebesar 31,00oC. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa populasi total plate count (TPC) dan populasi bakteri pelarut fosfat (BPF) paling banyak pada pupuk organik bio-slurry, derajat keasaman (pH) meningkat pada media tanam pupuk kotoran sapi dan pupuk organik slurry dan bio-slurry, sedangkan suhu meningkat pada perlakuan pupuk organik kotoran sapi, slurry, dan bio-slurry. Kata kunci: Bakteri pelarut fosfat, pupuk kotoran sapi, slurry, bio-slurry
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum cv. Trichoglume) YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DENGAN DOSIS BERBEDA Arnawa IW.; Budiasa IK.M.; Witariadi NM.
Jurnal Peternakan Tropika Vol 2 No 2 (2014): Elektronikal Jurnal Ilmu Peternakan tropis
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.314 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui jenis dan dosis pupuk organik yang paling baik untuk pertumbuhan dan produksi rumput benggala (Panicum maximum cv.  Trichoglume).  Penelitian dilaksanakan selama 10 minggu, di Rumah Kaca Laboratorium Tumbuhan Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, dengan menggunakan sobekan (pols) rumput benggala (Panicum maximum cv.  Trichogleme) sebagai bibit.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor, yaitu faktor pertama adalah jenis pupuk: kotoran kambing (K), kotoran sapi (S), limbah biogas (B), dan faktor kedua adalah dosis pupuk: tanpa pupuk (D0), dosis l0 ton/ha (D1), dosis 20 ton/ha (D2) dan dosis 30 ton/ha (D3).  Dari kedua faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 48 pot penelitian. Variabel yang diamati yaitu: variabel pertumbuhan, produksi, dan karakteristik.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis dan dosis pupuk organik  memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi rumput benggala (P>0,05).  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian jenis pupuk organik kotoran kambing, kotoran sapi, dan limbah biogas pada dosis 10-30 ton/ha memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan produksi rumput benggala (Panicum maximum cv.  Trichoglume).
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN Panicum maximum cv. Trichoglume PADA JENIS TANAH DAN DOSIS PUPUK TSP BERBEDA Sudiarsana I K. G.; I K. M. Budiasa; M. A. P. Duarsa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 3 (2019): Issue 7 No. 3 - 2019
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.734 KB) | DOI: 10.24843/ejpt.2019.v07.i03.p015

Abstract

Penelitian yang bertujuan mengetahui pertumbuhan dan produksi hijauan Panicum maximum cv. Trichoglume pada jenis tanah dan dosis pupuk TSP berbeda. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca di Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, selama 12 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola tersarang 3×3 dengan perlakuan jenis tanah yaitu tanah mediteran (TM), tanah regosol (TR), tanah latosol (TL) dan dosis pupuk yaitu: kontrol (D0), 50 kg/ha TSP (D1) dan 100 kg/ha TSP (D2). Perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, produksi dan karakteristik tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi hijauan Panicum maximum cv. Trichoglume pada jenis tanah dan dosis pupuk TSP berbeda memiliki rataan tertinggi pada tanah latosol pada variabel pertumbuhan yakni tinggi tanaman yang mencapai 92,63 cm tetapi secara statistik berbeda tidak nyatadibandingkan dengan tanah mediteran dan tanah regosol, variabel produksi pada tanah latosol memiiki rataan tertinggi pada berat kering daun mencapai 2,34 g berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan tanah regosol yang mencapai 1,58 g, variabel karakteristik tumbuh pada tanah regosol memiliki rataan tertinggi mencapai 0,74 berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan tanah latosol yang mencapai 0,62. Kesimpulan pada penelitian ini tanah latosol memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada rumput Panicum maximum cv. Trichoglume, pertumbuhan dan produksi Panicum maximum cv. Trichoglumepada jenis tanah latosol dan tanah mediteran terbaik pada pemberiandosis pupuk 100 kg TSP/ha, sedangkan pada tanah regosol pada dosis pupuk 50 kg TSP/ha. Kata kunci:pertumbuhan, produksi, Panicum maximum, jenis tanah, pupuk TSP
PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana Ranti M. A. D.; N. N Suryani; I K. M. Budiasa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.952 KB)

Abstract

This study aimed to determine the water content suitable for plant growth and forage plant Indigofera zollingerianaproduction. The research was carried out for 15 weeks in Greenhouse Research Station Faculty of Animal Husbandry at Udayana University, Jalan Raya Sesetan, GangMarkisa Denpasar. The experimental design used was completely randomized design (CRD) with five treatments, they were: 100%, 90%, 80%, 70%, and 60% of field capacity with five replications. The results showed that the plant height and number of leaves were significant (P
SUBSTITUSI PUPUK UREA DENGAN PUPUK BIO-SLURRY SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT Stenotaphrum secundatum Sri Wahyuni S. S.; I K. M. Budiasa; I W. Suarna
Jurnal Peternakan Tropika Vol 6 No 2 (2018): May - August 2018
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.684 KB)

Abstract

The efforts to increase grass production can be done with effective fertilization but not negative impact to the environment. Substitution of inorganic fertilizer with organic fertilizer is one effort that can be done to maintain the physical, chemical and biological soilcharacteristics.This experiment aims to determine the effect of urea fertilizer substitution with bio-slurry fertilizer on the growth and production of Stenotaphrum secundatum grass.The experiment was conducted at Greenhouse, Research Station of Faculty of Animal Husbandry, Udayana University, Denpasar for 12 weeks. The design used was completely randomized design (CRD) with five combined treatments and five replications so that there were 25 pots of experimental unit. Combination treatmentconsists of B0: without bio-slurry fertilizer and urea fertilizer 300 kg/ha, B5: bio-slurry fertilizer 5 tons/ha and 250 kg/ha urea, B10: bio-slurry 10 tons/ha and 200 kg/ha urea, B15: bio-slurry fertilizer 15 tons/ha and 150 kg/ha urea, B20: bio-slurry fertilizer 20 tons/ha without urea fertilizer.Variables observed were growth, production and growth characteristics.The results showed that the substitution of urea fertilizer with bio-slurry fertilizer was significantly different (P <0.05) in variables of leaf number, number of branches, root length, leaf dry weight, dry weight of stem, total dry weight of forage, leaf dry weight ratio with dry weight of stem, leaf area and not significantly different (P>0.05) on variable length of segment, length of segment, number of tiller, root dry weight, root volume, top root ratio and chlorophyll content.Based on the research result, it can be concluded that the substitution of urea fertilizer 50% (150 kg / ha urea with 15 ton/ha bio-slurry) resulted in growth and production of Stenotaphrum secundatum grass which is not different from 100% urea fertilizer (300 kg / ha)Keywords:Fertilizer Substitution, Bio-Slurry, Growth,Production, Stenotaphrum secundatum
APLIKASI SLURRY DAN BIO-SLURRY SAPI PADA BERBAGAI LEVEL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN Stylosanthes guianensis Gunawan I P. C. A.; I K. M. Budiasa; I W. Wirawan
Jurnal Peternakan Tropika Vol 5 No 3 (2017)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.737 KB)

Abstract

This study aimed at obtaining information on the effect of using slurry and bio-slurry cow at various levels on the growth and production of forage Stylosanthes guianensis, which was conducted at Greenhouse in Banjar Sengguan-Pasekan, Sading Village, Mengwi sub-district, Badung Regency, Bali. The study was conducted for 10 weeks, using a complete randomized design (CRD) factorial pattern with two factors . The first faktor was the type fertilizer slurry cow (S), bio-slurry cow (B) and the second factor was level of fertilizer of 5 ton/ha (D1), 10 ton/ha (D2), 15 ton/ha (D3), 20 ton/ha (D4), 25 ton/ha (D5), 30 ton/ha (D6). So that there are 12 combination treatment repeated four times and there were 48 pot research. Variable observed growth, production and the characteristics. The results showed that there was a significantly affect (P <0.05) between the fertilizer type and the fertilizer level on the total dry weight of forage. Type of organic fertilizer slurry (S) significantly affect (P<0,05) of leaf area. The fertilizer level significantly affected (P<0,05) the number of leaves, number of branch, leaf dry weight, dry weight of stem and total dry weight of forage. Based on the result of research can be concluded there was between type and level of slurry and bio-slurry cow organic fertilizer of total dry weight of forage. Giving type of organic fertilizer slurry cow the highest being a kind of fertilizer bio-slurry cow of leaf area. The level of 25 ton/ha fertilizer gives the best result to growth and production of Stylosanthes guianensis. Keyword : Stylosanthes guianensis, slurry, bio-slurry, the levels fertilizer.
DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG TERHADAP KONSUMSI NUTRIEN DAN KECERNAAN (In Vitro) RANSUM SAPI BALI SEBELUM DAN SAAT DI PENAMPUNGAN TERNAK DESA TALIBENG KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM Hendriana P. P. Y.; N. N. Suryani; I K. M. Budiasa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 7 No 1 (2019): Vol. 7 Isssues 1 (2019)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.358 KB)

Abstract

Mount Agung eruption in August to December 2017, caused the evacuation of bali cattle to evacuation zones. This study aims to compare the quality of Bali cattle rations based on nutrient consumption, dry matter digestibility, and organic matter digestibility Bali cattle rations given before and during in evacuation zones. The first step is a survey conducted from January to April 2018 to farmers to gather information about the botanical composition given to bali cattle before and after in evacuation zones and sampling of feed ingredients (forages and concentrates). The second step is the analysis of ration samples in the laboratory from May to June 2018. The rations are made based on observations in evacuation zones and tabulation of questionnaire results data. Variables observed were consumption of nutrient rations including dry matter (DM) kg/h/d organic matter (OM) kg/h/d, crude protein (CP) g/h/d, crude fiber (CF) g/h/d , ether extract (EE) g/h/d, and gross energy (GE) k.kal/h/d and feed digestibility including dry matter digestibility (DMD) %, and organic matter digestibility (OMD)%. The results showed that the consumption of DM, OM, CP, CF, EE, and GE rations before in evacuation zones was 6.55 kg/h/d respectively, 5.87 kg/h/d, 1,174.77 g/h/d, 1697.42 g/h/d, 443.12 g/h/d, and 26,374.82 kcal/h/d, as well as in evacuation zones, each 6.61 kg/h/d, 5.88 kg/h/d, 1082.96 g/h/d, 1769.47 g/h/d, 405.34 g/h/d, 25,072.90 kcal/h/d. DMD and OMD of Bali cattle rations before in evacuation zones were higher, but the analysis of the two rations showed different results which were not significant so it was concluded that the two types of rations were of good quality. Keywords: consumption of nutrients, rations, digestibility, dry matter, organic matter, eruption of Mount Agung
PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana Ranti M.A.D; N.N Suryani; I K.M Budiasa
Jurnal Peternakan Tropika Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Animal Science Study Program, Faculty of Animal Husbandry, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.645 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman dan produksi hijauan tanaman Indigofera zollingeriana. Penelitian di laksanakan selama 15 minggu di Rumah Kaca Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jalan Raya Sesetan, Gang Markisa Denpasar. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yaitu : 100%, 90%, 80%, 70%, dan 60% dari kapasitas lapang dengan lima kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah daun nyata (P<0,05) tertinggi pada pemberian kadar air 100% dari kapasitas lapang yaitu masing-masing 58,80 cm dan 13,80 helai. Demikian juga halnya dengan berat daun, berat batang, berat akar dan berat total hijauan nyata (P<0,05) tertinggi pada pemberian kadar air 100% dibanding perlakuan lainnya, yaitu masing-masing : 10,58% ; 6,82% : 8,04% dan 17,40%. Nisbah berat kering daun dengan batang pada pemberian kadar air 100%, 90% dan 80% tidak menyatakan perbedaan yang nyata (P<0,05) pada pemberian kadar air 70%yaitu 7,74% nyata lebih rendah (P<0,05) dibanding perlakuan A1. Nisbah berat kering total hijauan dengan akar juga nyata terendah (P<0,05) pada perlakuan A4 dibanding A1 yaitu sebesar 10,13%. Pada pemberian kadar air 60%, tidak menyebabkan adanya pertumbuhan maupun produksi.