Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR

TIPOLOGI BANGUNAN DI PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERDASARKAN LOKASI DAN JENIS KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI KAHAYAN, PALANGKARAYA) Murti, Nindita Kresna; Suprapti, Atiek; Sardjono, Agung Budi
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 7, No 1 (2020): April
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.698 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v7i1.37646

Abstract

Rumah yang berada di permukiman bantaran Sungai memiliki keunikan dan karakter tersendiri, hal ini dikarenakan fisik bangunan rumah menyesuaikan dengan kondisi dan lingkungan di daerah bantaran sungai. Pulau Kalimantan dibelah oleh sungai – sungai besar yang memiliki keunikan dan kondisi lingkungan yang berbeda satu dan yang lain, misalnya Sungai Kahayan yang membelah kota Palangkaraya memiliki kondisi dimana ketinggian pasang surut air sungai yang sangat tinggi dan terdapat permukiman awal terbentuknya Kota Palangkaraya. Bangunan rumah di permukiman yang berada di bantara Sungai Kahayan memiliki 3 segmen, yaitu 1) bangunan rumah yang bearda di atas air (apung/lanting), 2) bangunan rumah yang berada di bantaran/transisi antara air dan daratan (panggung), 3) bangunan rumah yang berada di darat. Metode yang di gunakan adalah metode kualitatif deskriptif, metode ini bertujuan untuk mengambarkan dan mendeskripsikan tipologi berdasarkan jenis struktur dan ruang pada bangunan di permukiman ini. Tujuan Penulisan artikel ini untuk mengetahui tipologi  bangunan rumah  di bantaran Sungai Kahayan yang terdiri dari segmen bangunan di atas air, panggung, dan bangunan yang di darat, berdasarkan konfigurasi bentuk dan ruang (spatial structure). Hasil dari penulisan paper ini adalah lokasi rumah dan perkembangan permukiman ini mempengaruhi tipologi yang terbentuk.BUILDINGS TYPOLOGY IN RIVERFRONT SETTLEMENTS BASED ON LOCATION AND TYPE OF CONSTRUCTION (CASE STUDY: KAHAYAN RIVER SIDE SETTLEMENTS, PALANGKARAYA)Houses in riverbank settlements have their uniqueness and character, and this is because the physical building of the house adapts to the conditions and environment in the riverbanks. Borneo is divided by large rivers that have unique and different environmental conditions; for example, the Kahayan River, which divides the city of Palangkaraya has a condition where the tidal height of the river is very high, and early settlements forming the City of Palangkaraya. Houses in settlements located on the riverbanks of the Kahayan have 3 segments, 1) Houses that are built on water (floating/lanting), 2) Houses that are located on the banks/transitions between water and land (stage), 3) house building in the land. The method used is a descriptive qualitative method; this method aims to describe and describe typologies based on the type of structure and space in buildings in this settlement. Purpose The writing of this paper seeks to find out the typology of house buildings on the banks of the Kahayan river, which consists of building segments on water, stage buildings, and buildings on the land, based on their spatial structure configurations. The results of this paper are the location of the house and the development of this settlement affect the typology that is formed.
PENGARUH PEMILIHAN LOKASI DAGANG TERHADAP VISIBILITAS PEDAGANG KAKI LIMA Setiyawan, Alfanadi Agung; Sari, Suzanna Ratih; Sardjono, Agung Budi
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 7, No 1 (2020): April
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1401.992 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v7i1.37640

Abstract

Trotoar adalah salah satu bentuk ruang terbuka yang menunjang segala kegiatan pada skala kawasan. Berfungsi sebagai elemen transportasi perkotaan yakni wadah bagi pejalan kaki dengan tidak melupakan pendukung aktivitas yang memanfaatkan keberadaan pejalan kaki di trotoar. Keberadaan pendukung aktivitas yang salah satunya adalah pedagang kaki lima (PKL) memiliki hubungan timbal balik dengan pejalan kaki. Interaksi jual beli yang terjadi antara PKL dan pejalan kaki terkadang menimbulkan masalah, salah satunya adalah tuntutan kebutuhan ruang. Banyaknya PKL yang menuntut kebutuhan ruang berbanding terbalik dengan dimensi ruang yang ada, sehingga menyebabkan kesesakan (crowding) antar pengguna trotoar. Melupakan fungsi utamanya, trotoar didominasi dan dipersepsikan menjadi area komersial oleh PKL. Penelitian ini bertujuan untuk mencari keterkaitan antara persepsi atribut visibilitas yang ditunjukkan dengan bagaimana mereka berperilaku saat menata lapak pada latar seting trotoar koridor Pandanaran, Semarang. Mulai dari PKL datang, menata lapak, orientasi memasang spanduk, hingga selesai. Pemilihan lokasi dan penataan lapak di trotoar diduga didasari pada kekuatan propertis pada setting dan adanya tuntutan dari atribut visibilitas serta atribut lain yang mendukungnya. Metode Person Centered Mapping dan kuesioner akan digunakan untuk memperoleh data rekaman perilaku maupun data statistik PKL dalam berdagang di trotoar. Data yang didapatkan kemudian dianalisa menggunakan metode analisis statistik deskriptif.THE EFFECT OF TRADE LOCATION SELECTION TOWARDS STREET VENDOR VISIBILITYThe Sidewalk is one of the open space forms that support all activities on a regional scale. As an element of urban transportation, it serves to accommodate pedestrians by not forgetting supporters of activities that utilize the presence of pedestrians on the sidewalk. The existence of activity supports, in which one of them is street vendors, has a reciprocal relationship with pedestrians. Buy-and-sell interactions that occur between street vendors and pedestrians sometimes cause problems, such as the demand for space needs. The large number of street vendors who demand space is inversely proportional to the existing spatial dimensions, thus causing crowding among sidewalk users. Sidewalks, whose primary function is forgotten, are dominated and perceived to be commercial areas by street vendors. This study aims to look for the relationship between perceptions of visibility’s attribute shown by how they behave when arranging shanties in the setting of the Pandanaran corridor sidewalk, Semarang. Starting from the street vendors coming, arranging shanties, banner orientation, until the finish. The selection of location of stalls on the sidewalk is allegedly based on the strength of the property in the setting and the existence of demands for visibility attribute and other attributes which were supported. The Person-Centered Mapping method and questionnaire will be used to obtain behavioral record data as well as street vendor’s statistical data in trading on the sidewalk. The data collected were then analyzed using descriptive statistical analysis methods.