Ni Putu Sriwidyani
Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 49 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI PENDERITA KANKER SERVIKS UTERI BERDASARKAN DATA DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2011-2015 Bintang Dwi Oktaviani; Ni Putu Sriwidyani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 8 (2018): Vol 7 No 8 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.458 KB)

Abstract

Kanker serviks uteri adalah tumor ganas yang berasal dari epitel leher rahim. Kanker serviks uteri merupakan kanker terbanyak kedua yang ditemukan pada wanita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien kanker serviks uteri di RSUP Sanglah yang merupakan rumah sakit rujukan di Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif retrospektif yaitu menggunakan data sekunder dari arsip pemeriksaan histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar dari 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2015. Data klinikopatologi diperoleh dari informasi klinis pada formulir permintaan pemeriksaan histopatologi serta diagnosis hasil pemeriksaan histopatologi.Terdapat 574 pasien perempuan yang terdiagnosis kanker serviks uteri. Prevalensi umur tersering pada kelompok umur 40-49 tahun (39,1%), gejala klinis tersering perdarahan pervaginam (36,2%), tipe histopatologi tersering squamosa sel carcinoma (68,6%), dan stadium tersering stadium I-II (26%). Kanker serviks uteri di RSUP Sanglah Denpasar paling sering terjadi pada wanita usia menengah dengan keluhan perdarahan pervagina, tipe squamous cell carcinoma, dan pada stadium awal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kanker serviks uteri di Bali. kata kunci: kanker serviks uteri, klinikopatologi, Bali, angka prevalensi.
KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI PASIEN TUMOR OVARIUM PADA ANAK TAHUN 2015 –2019 DI RSUP SANGLAH DENPASAR Kadek Cindy Dwi Cahyani; Ni Putu Sriwidyani; Ni Made Mahastuti; Herman Saputra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 1 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.v11.i01.p11

Abstract

Tumor ovarium adalah kondisi dimana ovarium mengalami pertumbuhan yang abnormal sehingga fungsi dari ovarium sebagai tempat folikel dan menghasilkan serta mensekresikan hormon estrogen dan progesteron yang mengatur proses menstruasi serta hormonal wanita terganggu. Usia anak-anak dapat terkena tumor ovarium namun, angka kejadian dari tumor ovarium pada anak-anak dapat dikatakan jarang. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui data karakteristik klinikopatologi pasien tumor ovarium pada anak tahun 2015 –2019 di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan rancangan studi cross sectional. Metode pengambilan sampel berbentuk total sampling dimana data penelitian berasal dari data sekunder pasien yang tercatat di buku registrasi hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2019. Terdapat sejumlah 54 sampel, terbanyak terjadi pada usia 19 tahun sebanyak 11 orang, manifestasi klinis yang paling banyak ditemukan yaitu perut membesar dengan jumlah 32 orang (59,3%), untuk lateralisasi tumor paling banyak menyerang ovarium sebelah kiri sebanyak 26 orang (48,1%), tipe histopatologi terbanyak adalah Teratoma Mature yaitu sebanyak 16 kasus (29,6%). Berdasarkan kategori kelompok umur dan tipe histopatologi, baik tipe Surface Epithelial-Stromal Tumors, Sex Cord–Stromal Tumors dan Germ Cell Tumors terjadi terbanyak pada kelompok umur 15-19 tahun. Kata kunci: Tumor Ovarium, Pasien Anak, Tipe Tumor
Growth Hormone Menurunkan Ekspresi Protein p53 dan p21 Sel Endotel Tikus Jantan (GROWTH HORMONE REDUCES P53 AND P21 ENDOTHELIAL PROTEIN EXPRESSION IN MALE RATS) I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti; Ni Putu Sriwidyani; I Dewa Ayu Inten Primayanti; I Gusti Kamasan; Nyoman Arijana; I Gusti Nyoman Sri Wiryawan; Ida Ayu Ika Wahyuniari; I Wayan Sugiritama; I Gusti Ngurah Mayun
Jurnal Veteriner Vol 17 No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.767 KB)

Abstract

The use of growth hormone (GH) treatment in aging related condition such as atherosclerosis is stillcontroversial. Previous study showed GH reduce atherosclerotic plaque and prevent endothelial cellsenescence. This study was aimed to understand the mechanism of GH effect to endothelial senescencethrough p53/p21 pathway. A randomized posttest only control group design study was conducted. Twentymale Wistar rats were randomized into five groups; negative control (P0), positive control (P1), and GHtreated group (P2, P3, P4). Negative control group was fed with standard diet, and others were fed withatherogenic diet for 20 weeks. After 10 weeks, subjects were injected subcutaneously (0,1 mL) with aquadest(P0 and P1) and increasing dose of GH (0,02 IU, 0,04 IU, and 0,08 IU) for P2, P3, P4 once a day respectivelyfor 10 weeks. In the end of the study all subjects were examined for p53 and p21 endothelial proteinexpressions. Immunohistochemistry of endothelial p53 showed reduce expression in treated groups (P0:7.28 ± 0.36; P1: 39.51 ± 1.18; P2: 32.70 ± 1.10; P3: 16.98 ± 0.78; and P4: 14.29 ± 0.38). The reduction was also observed in p21 expression (P0: 5.38 ± 0.49; P1: 37.81 ± 0.76; P2: 26.02 ± 1.54; P3: 16.37 ± 1.24; andP4: 4.82 ± 0.61. One way analysis of variance and post hoc test (LSD) analysis showed significant differencesbetween all groups (p<0.05). In conclusion, GH reduces endothelial expression of p53 and p21 and thispathway may contribute to GH effect on atherosclerotic plaque and endothelial senescence.
EMBRYONAL RHABDOMIOSARCOMA Herlina Eka Shinta; Ni Putu Sriwidyani
Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.505 KB) | DOI: 10.37304/jkupr.v7i1.579

Abstract

Embryonal rhabdomiosarcoma (ERMS) adalah suatu keganasan yang berasal dari jaringan lunak dan sering di jumpai pada anak-anak. Insidensinya mendekati 4,5 kasus tiap 1 juta anak-anak dibawah usia 20 tahun. Insidensi tertinggi pada umur rata-rata 6 tahun. Dilaporkan sebuah kasus ERMS regio femur sinistra pada seorang anak laki-laki usia 1 tahun, dengan benjolan pada paha kiri yang dikeluhkan sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Benjolan semakin membesar, tidak disertai nyeri, dan tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan 4 x 5 cm di daerah femur kiri. Pada pemeriksaan histopatologi tampak tumor berbatas tidak tegas dengan didapatkan jaringan ikat disekitar tumor. Tumor seluler terdiri dari sel-sel kecil dengan inti bulat ovoid, kromatin inti hiperkromatik, beberapa sel tumor sedang bermitosis. Tampak daerah yang lebih hiposeluler dengan gambaran pembuluh-pembuluh darah yang membentuk pola hemangio perisitik. Pasien didiagnosis suatu small round cell tumor dengan kecenderungan suatu ERMS. Diagnosis histopatologi dikonfirmasi dengan pulasan imunohistokimia. Pulasan desmin positif pada sebagian sel, MyoD1 positif pada hampir seluruh inti, SMA negatif. CD99 Non spesifik, LCA dan CD20 negatif. Diagnosis ERMS ditegakkan berdasarkan data klinis, radiologis, histopatologis dan ditunjang dengan imunohistokimia.
KARAKTERISTIK PASIEN TUMOR PHYLLODES PAYUDARA DI RSUP SANGLAH PADA PERIODE TAHUN 2014–2018 Komang Chandra Surya Dika; Ni Putu Sriwidyani; Herman Saputra
Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.715 KB) | DOI: 10.37304/jkupr.v7i2.581

Abstract

Tumor phyllodes adalah tumor bifasik yang memiliki karakteristik adanya dua lapis komponen sel epitel yang tersusun di dalam celah celah yang dikelilingi oleh komponen mesenkim hiperseluler yang tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan membentuk struktur seperti daun. Tumor phyllodes dapat diklasifikasikan menjadi tiga varian yaitu tumor benign, borderline, dan malignant phyllodes. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah kasus dan karakteristik pasien varian tumor phyllodes payudara berdasarkan usia, manifestasi klinis dan ukuran tumor di RSUP Sanglah Denpasar pada periode tahun 2014-2018. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Data diambil dari arsip pemeriksaan histopatologi di Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah, Denpasar tahun 2014-2018. Terdapat 89 kasus tumor phyllodes yang ditemukan di RSUP Sanglah pada periode tahun 2014-2019 dengan proporsi varian yaitu 31 kasus (34,8%) tumor benign phyllodes, 34 kasus (38,2%) tumor borderline phyllodes, dan 24 kasus (27%) tumor malignant phyllodes. Rerata usia pasien pada varian tumor benign phyllodes, tumor borderline phyllodes, dan tumor malignant phyllodes adalah 41,3 tahun, 45,8 tahun dan 42,5 tahun. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan pada tumor phyllodes payudara di penelitian ini adalah adanya massa pada payudara pada semua varian. Rerata ukuran tumor pasien pada varian tumor benign phyllodes, tumor borderline phyllodes, dan tumor malignant phyllodes adalah 12 cm, 16,9 cm dan 21 cm.
Mutasi Isocitrate Dehydrogenase 1 dan 2 pada Glioma Ni Putu Sriwidyani
JBN (Jurnal Bedah Nasional) Vol 5 No 1 (2021): JBN (Jurnal Bedah Nasional)
Publisher : Program Studi Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBN.2021.v05.i01.p05

Abstract

Klasifikasi tumor sistem saraf pusat WHO terakhir didasarkan atas histogenesis tumor dan karakteristik molekuler genetik. Perubahan klasifikasi yang paling signifikan terjadi pada tumor glioma difus yang paling signifikan, yaitu katagori tumor secara garis besar berdasarkan status mutasi isocitrate dehydrogenase (IDH) 1 dan 2. Tulisan ini akan membahas tentang IDH1 dan IDH baik normal maupun mutan, hubungan mutasi IDH1 dan IDH2 dengan prognosis pasien, serta bagaimana penentuan status mutasi IDH1 dan IDH2 dalam diagnosis glioma.
Risk Factors and Challenging Management of Lung Adenocarcinoma in Young Adult Women: Case Series Ida Ayu Jasminarti Dwi Kusumawardani; Luh Komang Ayu Widhiaty Karang; Ni Wayan Candrawati; Herman Saputra; Ni Putu Sriwidyani; Nornazirah Binti Azizan
Jurnal Respirasi Vol. 8 No. 2 (2022): May 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.441 KB) | DOI: 10.20473/jr.v8-I.2.2022.94-98

Abstract

Introduction: Lung cancer found in young age is relatively rare with a percentage of cases only 1.4% of overall lung cancer cases in the world. Case: We reported two cases of lung adenocarcinoma in young women aged less than 30. The first case was lung adenosquamous carcinoma in a 28-year-old woman, a passive smoker, who had a family history of cancer. She had the mutation of epidermal growth factor receptor (EGFR) exon 19 deletion and received 1st generation of tyrosine kinase inhibitor. Since the patient was diagnosed at advanced stage with poor performance status, she died within 2 months after being diagnosed. The second case was lung adenocarcinoma in a 23-year-old woman. The patient was a passive smoker and had a history of cancer in the family. She was diagnosed at an advanced stage but with good performance status. The patient underwent chemotherapy with Pemetrexed-Platinum in 6 cycles and 15 cycles of radiotherapy. Conclusion: Lung cancer at a young age is more common in non-smoking female with the histopathology type adenocarcinoma. Non-specific early symptoms become a problem in the early enforcement of lung cancer at a young age. Many cancer-related issues occur in young cancer patient such as premature death, increased dependence on parents, difficulty in school and work due to medication, and reproductive disturbance.
Oral administration of Bali Robusta coffee (Coffea canephora) extract prevented the reduction of Leydig cells and testosterone levels in male Wistar rats (Rattus norvegicus) with excessive physical training Kandy Rosa Ismalia; Wimpie Pangkahila; Ni Putu Sriwidyani
Neurologico Spinale Medico Chirurgico Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Indoscholar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36444/nsmc.v4i1.151

Abstract

Background: Excessive exercise cause a deterioration of organ function and structure. Overtraining will cause reduce antioxidant reserve and excess free radical production. In this condition, there will be a decrease in the number of Leydig cells in the testis and followed by a decrease in testosterone level. Bali robusta coffee extract contains active compounds such as alkaloids, saponins, flavonoids, tannins and polyphenols. This study aims to prove whether Bali robusta coffee extract (Coffea canephora) can prevent a decrease in the number of Leydig cells and testosterone levels in male Wistar rats (Rattus norvegicus) with excessive physical training. Methods: Thirty-six rats were randomly divided into 2 groups: the control group (placebo aquabidest 2 ml) and the treatment group (Bali robusta coffee extract of 1 gram/kg BW). Both groups received excessive physical training in the form of swimming until the subjects experienced fatigue for 21-days. Results: The results showed that the mean of Leydig cell number in the treatment group was significantly higher, which was 3.70 ± 0.89 cell/field of view, compared to the control group, which was 2.92 ± 0.65 cell/field of view (p = 0.005). The mean testosterone level in the treatment group was also significantly higher, which was 6.32 ± 0.21 nmol/ml, compared to the control group, which was 1.95 ± 0.32 nmol/ml (p < 0.001). Conclusion: The administration of Bali robusta coffee extract (Coffea canephora) prevented a decrease in the number of Leydig cells and testosterone levels in male Wistar rats (Rattus norvegicus) with excessive physical training.
The administration 3% Tamarind (Tamarindus indica) leaves ethanol extract cream inhibited the increase of tyrosinase expression and the amount of skin melanin in male Guinea pigs (Cavia porcellus) skin exposed to UV B Angelia Ongko Prabowo; Wimpie Pangkahila; Ni Putu Sriwidyani
Neurologico Spinale Medico Chirurgico Vol 4 No 3 (2021)
Publisher : Indoscholar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36444/nsmc.v4i3.181

Abstract

Background: The main factor of skin aging is exposure to sunlight, especially UV B rays. Tamarind leaves extract known containing tannins, flavonoids, and polyphenols as anti-aging agents. This study was aimed to prove the protective effect of 3% Tamarind leaves (Tamarindus indica) ethanol extract cream in inhibiting the skin aging due to exposure to UV B by evaluate the tyrosinase expression and the amount of melanin. Methods: This was a randomized post-test only control group design involving 36 subjects of male Guinea pigs, that divided into 2 groups. The control group received placebo cream and the treatment group received 3% Tamarind leaves ethanol extract cream. Cream application was given twice a day for 2 weeks. UV B were given 3 times a week for 2 weeks with a total dose of 390 mJ/cm2. Tyrosinase expression was examined by calculating the cell percentage that express the enzyme using the immunohistochemical method. The amount of melanin was examined digitally by calculating the pixel percentage of melanin in Masson Fontana staining slides. Statistical analysis by the Independent T-test to compare the mean between two groups with p=0.05 significance. Results: The mean tyrosinase expression and the mean amount of melanin in the control group was higher than treatment group. 20.650±4.911% vs 16.067±3.451%, p=0.003 and 10.461±4.916 pixel% vs 7.300±3.111 pixel%, p=0.029, respectively. Conclusion: Administration of 3% Tamarind leaves (Tamarindus indica) etanol extract cream inhibited the increase in tyrosinase expression and the amount of skin melanin in male guinea pigs (Cavia porcellus) exposed to UV B.
HUBUNGAN ANTARA EKSPRESI EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR (EGFR) DENGAN P-STAGE PADA ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL TIPE TIDAK SPESIFIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR Sylvi Diahningrum; I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi; Ni Putu Sriwidyani; I Made Gotra; Ni Wayan Winarti; I Made Muliarta
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKEGFR memegang peranan penting dalam progresifitas dari KKR. P-Stage merupakan faktor prognosis independen pada KKR. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya hubungan ekspresi EGFR dengan P-Stage pada karsinoma kolorektal tipe tidak spesifik di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan cross-sectional study, observasional analitik potong lintang. Sampel adalah penderita adenokarsinoma kolorektal tipe tidak spesifik yang telah dilakukan operasi dan pemeriksaan histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomik RSUP Sanglah, Denpasar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan peneliti dengan besar sampel 46 pasien. P-Stage adalah sistem pengelompokan pasien yang dibuat berdasarkan penggabungan nilai dari 3 faktor prognosis yaitu umur pasien, derajat diferensiasi dan ukuran tumor, dikelompokkan menjadi P0 dan P1. Hasil penelitian dianalisis dengan analisis Chi square menganalisis hubungan antara ekspresi EGFR dengan P-Stage pada adenokarsinoma kolorektal tipe tidak spesifik di RSUP Sanglah Denpasar. Analisis uji rasio risiko prevalensi untuk mengetahui rasio risiko prevalensi dari ekspresi EGFR dengan P-stage. Nilai kemaknaan ditetapkan pada p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan rentang usia 81 tahun, median 61,5 tahun dan rerata usia 61,98±9,824 tahun, kasus terbanyak pT3 (80,4%), derajat diferensiasi sedang (71,7%), lokasi tumor di kiri (45,7%), laki-laki (67,4%), P0 (67,4%) dan ekspresi EGFR positif (69,6%). Dari analisis chi-square didapatkan hubungan yang signifikan secara statistik antara ekspresi EGFR dengan P-Stage (p= 0,036). Pada analisis estimasi risiko didapatkan adenokarsinoma kolorektal tipe tidak spesifik yang memiliki ekspresi EGFR positif memiliki risiko 10 kali lebih besar ditemukan dengan P-stage P1 dibandingkan dengan kasus ekspresi EGFR negatif (IK 95% 1,177-86,846).Kata kunci: Adenokarsinoma kolorektal, Ekspresi EGFR, P-Stage, Faktor Prognostik
Co-Authors Anak Agung Ayu Ngurah Susraini Angelia Ongko Prabowo annie minerva datui Bintang Dwi Oktaviani Desak Made Cittarasmi Saraswati Seputra Herlina Eka Shinta Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra I Dewa Ayu Inten Primayanti I Gde Raka Widiana I Gede Budhi Setiawan I Gede Indradika Pratama Putra I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi I Gusti Kamasan I Gusti Kamasan Arijana I Gusti Ngurah Made Cesar Vajrashrava Sunantara I Gusti Ngurah Mayun I Gusti Ngurah Pratama Yuda Atmaja I Gusti Nyoman Sri Wiryawan I Kadek Yana Parastuta I Ketut Bawantika Adi Putra I Made Gotra I Made Muliarta I MADE MULIARTA . I Wayan Juli Sumadi I Wayan Sugiritama Ida Ayu Ista Nariswari Ida Ayu Jasminarti Dwi Kusumawardani Ida Ayu Jelantik Astuti Ida Ayu Krisna Cantika Dewi Ida Ayu Meilasari Dewi Ida Bagus Ardya Kurnia Wilananda Ivana Juliarty Sitanggang Jovi Carina Handoko Kadek Cindy Dwi Cahyani Kadek Denik Suastini Kadek Dwi Pradnyawati Kandy Rosa Ismalia Katrin Rotua Simbolon Ketut Mulyadi Komang Chandra Surya Dika Luh Ayu Widayanti Luh Ayu Widayanti Luh Komang Ayu Widhiaty Karang Luh Putu Iin Indrayani Maker Luh Yeni Laksmini M. Arif Perdana Ariyansyah Made Agus Cahya Nugraha Koriawan Moestikaningsih . Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan Ni Kadek Ayu Maya Damayanti Ni Kadek Ayu Maya Damayanti Ni Made Mahastuti Ni Putu Ekawati Ni Wayan Candrawati Ni Wayan Winari Ni Wayan Winarti Nornazirah Binti Azizan Popi Imelda Margareth Sitompul Putra, Putu Krishna B. S. Putu Ayu Widya Pramesti Putu Erika Paskarani Putu Febry Krisna Pertiwi Putu Julia Chandra Devi Sang Ayu Putu Yuliantini Silvia Nuhyil Indriani Sumadi, I Wayan J. Sylvi Diahningrum Tjandra Kristiana Volman Tampubolon Wimpie I Pangkahila