Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan

Effect of Fortification of Tuna Fish Bone Flour with Different Concentrations on Calcium Content and Organoleptic Quality of Tuna Fish Porridge Canned Muhrim Baba; Usman Haya; Jelsi K. Bunga; Umar Tangke
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 14 No 2 (2021): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1346.899 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v14i2.887

Abstract

This study aims to analyze the organoleptic quality and calcium content of canned tuna porridge with fortification of tuna bone meal at different concentrations and determine the appropriate tuna bone meal concentration formula as a fortification agent in canned tuna fish porridge. This research is a type of empirical research conducted in the Lab. Processing of Fishery Products and continued with the process of testing the calcium content of the product in the Lab. PT. Angler BioChambLab. The results of the organoleptic quality analysis of canned tuna porridge showed that the fortification of tuna bone meal had a significant effect with the calculated F value and P-value/significance of each texture 19.17, 0.0025., color 262.181, 0.000., odor 23.147, 0.002 and taste. 243,000, 0.000. while the results of the calcium test showed that the fortification of tuna bone meal could increase the calcium content with the value of each treatment being 102 mg/kg for the control treatment, 869 for the A1 treatment (3%) and 1,621 mg/kg for the A2 treatment (6%). ). For the best product, the results of the analysis using the Bayes method, it was found that the A1 treatment was the best treatment, this was supported by the calcium value that was still good for the daily requirement of 1000 mg/kg.
Estimating the Selectivity of Gill Net Fishing Equipment and Bioecology in an Effort to Preserve the Conservation of Lencam Fish Populations in Maitara Island Waters Jurdi Muksid; Abd. Haris Baharuddin; Yusrifal Ajan; Umar Tangke
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 14 No 2 (2021): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1341.756 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v14i2.888

Abstract

This study aims to estimate the selectivity of gill net fishing gear operated by fishermen on Maitara Island, analyze population conditions, sustainable potential and appropriate size for catching lencam fish as well as the appropriate mesh size in the exploitation of lencam fish in the waters of Maitara Island so that its management can be sustainable. The use of experimental fishing methods with data analysis in the form of selectivity of fishing gear, population parameters, determination of suitable catch sizes and determination of mesh size. The results of the study showed that the fishing gear operating in Maitaran Island waters has a mesh size of 2.5 inches where the gill net fishing gear is classified as non-selective because it generally catches lencam fish that have not yet spawned, which is smaller than 41.4 cmFL and the small size of the mesh size affects the parameters. lencam fish population in the waters of Maitara Island with fishing mortality higher than natural mortality and the level of exploitation has entered the over fishing category.
The Effect of Looping Time and Pulling Wrinkles on Fish Catches in Purse Seine KM. Woka Ruju 01 Harmin Saudi; Umar Tangke; Siti Masiyah
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 14 No 2 (2021): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1400.483 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v14i2.963

Abstract

This research was carried out during November - December 2020 on the KM ship. Woka Ruju 01 as many as 35 trips, with the aim of estimating and analyzing the effect of the speed of looping and pulling the rope on the number of fish catches. The use of experimental fishing methods and data analysis using multiple linear regression are expected to answer the research objectives. The results of the research that the results of the study were obtained that together the second factor or variable looping time and pulling the corrugated rope had a significant effect on the catch of small pelagic fish with an Fcount value of 9.908 and a significance value of 0.007 less than 0.05, with the regression model formed. is Y = 3.410 – 2.181X1 + 0.016X2, while individually using the exponential regression equation it is found that only the looping time of the purse seine fishing gear has a significant effect on the catch of small pelagic fish with a correlation coefficient of -0.842 and a t-test value of -4.423 and significance value 0.02 is smaller than 0.05.
Perbandingan Jenis Umpan Organik Dan An-Organik Terhadap Jumlah Hasil Tangkapan Bubu Dasar di Perairan Pulau Tiga Kabupaten Maluku Tengah Umar Tangke
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 1 No 1 (2008): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v1i1.1074

Abstract

Bubu adalah perangkap yang mempunyai umwnnya dikenal dikalangan ne/ayan perairan tersebut. Bubu termasukjenis a/at tangkap yang sifatnya pasif atau menetap di dasar perairan yang bertujuan untuk menangkap ikan-ikan demersal. Peneltian bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi jenis hasil tangkapan bubu dasar dari beberapa perlakuan pemberian umpan organik dan anorganik yang digunakan dalam penangkapan ikan demersal. Hasil penelitian menunjukan setiap jenis umpan berdistribusinormal dengan uji t-student, umpan A dengan B berbeda nyata (1, 77), A dengan C berbeda sangat nyata (3, 05), A dengan D berbeda sangat nyata (3,63), B dengan C tidak berbeda nyata (0,80), B dengan D tidak berbeda nyata (1,62), C dengan D tidak berbeda nyata(l.90), sedangkan komposisi jenis hasil tangkapan yaitu umpan pecahan piring keramik putib tertinggi adalah ikan kakatua (19.11%), dan terendah ikan ekor laming (1,33%, umpan usus ayam kampung tertinggi adalah ikan biji nangka (17,800A,), terendah ikan jambian (1,05%) dan ikan tembang tertinggi adalah ikan biji nagka (22,56%), terendah ikan jambian (1,22%) serta tanpa umpan (control) tertinggi adalah ikan biji nangka (26,51%) dan terendah adalah ikan tiga waja, ikan buntel dan ikan lingkis (2, 41 %). Perbandingan hasil tangkapan dengan a/at bubu dasar pada setiap jenis umpan dengan hasil tangkapan tertinggi pada umpan pecahan piring keramik putih (58,24 kg). menyusul umpan usus ayam kampung (48,27kg), umpan ikan tembang (44, 17 kg) dan hasil tangkapan terkecil yaitu tanpa umpan (control) (38, 73 kg)
Teknik Pengembangan Usaha Budidaya Udang Air Payau Kadri Laetje; Umar Tangke
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 1 No 1 (2008): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.462 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v1i1.1079

Abstract

Budidaya udang windu merupakan alternatif yang tepat meski dikembangkan dengan sistem pemberdayaan masyarokat pedesaan pesisir dan pulau-pulau kecil di Maluku Utara, pengembangan budidaya dengan menerapkan tiga ha/ utama yaitu ; optimalisasi sumber daya a/am, kelestarian lingkungan, peningkatan pendapatan masyarakat Daerah obi merupokan salah satu daeroh pengembangan usaha budidaya karena mempunyai daya dukung daerah yang sangat baik, dengan penggunaan teknik pengembangan usaha budidaya udang air payau ini diharapkan dapat menjadi acuan, bagi pemerintah, masyarakat dalam pengembangan usaha budidaya udang windu di daeroh tersebut. Teknik pengembangan ini terbagi atas beberapa bagian yaitu Program usaha budidaya udang windu; Teknik pengembangan dan seleksi benih dan Teknik penanganan pasca panen
Ekosistem Padang Lamun Umar Tangke
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 3 No 1 (2010): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.355 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v3i1.1081

Abstract

Ekosistem pesisir umumnya terdiri atas 3 komponen penyusun yaitu lamun, terumbu karang serta mangrove. Bersama-sama ketiga ekosistem tersebut membuat wilayah pesisir menjadi daerah yang relatif sangat subur dan produktif. Komunitas Lamun sangat berperan penting pada fungsi-fungsi biologis dan fisik dari lingkungan pesisir. Pola zonasi padang lamun adalah gambaran yang berupa rangkaian/model lingkungan dengan dasar kondisi ekologis yang sama pada padang lamun. Aktivitas manusia di sekitar pesisir dapat berupa pertanian, peternakan dan pelabuhan tradisional serta pemukiman penduduk. Oleh karena aktivitas manusia yang tidak memperhatikan lingkungan pesisir akan mengakibatkan perubahan komunitas lamun sebagai penunjang ekosistem pesisir. Banyak kegiatan pembangunan di wilayah pesisir telah mengorbankan ekosistem padang lamun, seperti kegiatan reklamasi untuk pembangunan kawasan industri atau pelabuhan ternyata menurut data yang diperoleh telah terjadi pengurangan terhadap luasan kawasan padang lamun, Sehingga pertumbuhan, produksi ataupun biomasanya akan mengalami penyusutan. Di sisi lain masih kurang upaya yang kita berikan untuk menyelamatkan ekosistem ini. Meskipun data mengenai kerusakan ekosistem padang lamun tidak tersedia tetapi faktanya sudah banyak mengalami degradasi akibat aktivitas di darat. Sebagai sumber daya pesisir, ekosistem padang lamun memiliki multi fungsi untuk menunjang sistem kehidupan dan berperan penting dalam dinamika pesisir dan laut, terutama perikanan pantai sehingga pemeliharaan dan rehabilitasi ekosistem lamun merupakan salah satu alasan untuk tetap mempertahankan keberadaan ekosistem tersebut.
Evaluasi dan Pengembangan Disain Kapal Pole and Line di Pelabuhan Dufa-Dufa Provinsi Maluku Utara Umar Tangke
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 2 No 1 (2009): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1493.191 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v2i1.1092

Abstract

Pembuatan kapal secara tradisional umumnya tidak didasari pada perencanaan dan perhitungan hidrostatis sehingga dalam pembuatannya selalu ada perubahan karakteristik pada bentuk kapal. Sama halnya dengan pembuatan kapal, penentuan besarnya pompa mengail juga tanpa melalui perhitungan mengenai daya yang akibatnya system penyemprot tidak bekerja dengan baik, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untukmengevaluasi bentuk disain, serta menghitung besarnya daya yang dibutuhkan utuk pompa mengail pada kapal tipe pole and line di pelabuhan dufa dufa Provinsi Maluku Utara. Hasil penelitian menunjukan kapal sampel pole and line yang berada di Pelabuhan Dufa-dufa Provinsi Maluku Utara mempunyai nilai rasio perbandingan L/D dan L/B dan nilai koefisien bentuk kapal sudah sesuai dengan standar nilai yang ideal, tetapi nilai rasio perbandingan B/D pada kapal sampel tidak sesuai dengan standar nilai yang ideal untuk kapal jenis pole and line dan dilihat bahwa penentuan pompa mengail pada kapal sampel bearnya tidak sesuai karena daya yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan adalah 1.61 KW tetapi daya pompa yang diguakan melebihi yaitu dengan kisaran 1.7-3.7. Hal ini berpengaruh terhadap penyemprotan air pada saat operasi penangkapan atai penyemprotan untuk pengelabuan tidak sempurna.
Pengaruh Konsentrasi Garam (NaCl) Terhadap Mutu Petis Ikan Layang (Decapterus Russeli) Umar Tangke
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 2 No 2 (2009): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3738.465 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v2i2.1100

Abstract

Pengolahan pindang ikan, biasanya menghasilkan sisa hasil rebusan (residu) dan tidak jarang dimanfaatkan, petis dan kecap ikan adalah bentuk olahan ikan dengan memanfaatkan limbah hasil olahan (ekstrak ikan), dimana proses pengolahannya diberi tambahan bumbu-bumbu dan gula merah, yang direbus hingga mengental dan diberi tambahan air tajin sebagai pengemulsi untuk membentuk pasta ikan, sehingga dapal meningkatkan nilai ekonomis limbah cair hasil pemindangan menjadi produk pangan yang bernilai gizi tinggi. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari November-Denember 2008 bertempat di Laboraiorium Teknotogi Hasil Perikanan UMMU-Ternate. dengan tujuan melihat pengaruh konsentrasi garam (NaCl) terhadap mutu petis ikan layang. Uji organoleplik dan mikrobiulogi digunakan untuk melihat mutu, hasil uji organoleptik menunjukan bahwa petis dengan lama penyimpanan 3 hari memiliki nilai organoleptik rata-rata cukup baik dan dapat diterima, sedangkan petis dengan lama penyimpanan 0 hari, nilai penerimaannya kecil bila dibanding dengan lama penyimpanan 3 hari, sedangkan daya suka menunjukan bahwa tingkat kesukaan konsitmen terhadap perlakuan A1, A2 dan A3, pada petis ikan dengan konsentrasi NaCl 20% lebih disukai dari pada petis ikan dengan konsentrasi NaCl 40 % dan 60%. Uji mikrobiologi Untuk perlakuan (A1, konsentrasi NaCl 20%) menunjukan pertumbuhan koloni yang sedikit dalam jumlah hitungan cawan dengan nilai rata-rata ALT (11,332 kl/gr) pada penyimpanan hari ke-nol, pada penyimpanan hari ketiga hitungan pertumbuhan jumlah koloni yang sedikit terdapat pada perlakuan A2, konsentrasi NaCl 40%), dengan hitungan koloni (22.000 kl/gr).
Evaluation of Mackerel scad Fishery Management in Ternate Island Waters Based on EAFM in the Domain of Resources and Fishing Techniques Muhammad Arianto; Umar Tangke; Syahnul Sardi Titaheluw; Siti Masiyah
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 15 No 1 (2022): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1371.834 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v15i1.1114

Abstract

This research was carried out in March 2021, in Sasa Village, Ternate City, South Ternate District. North Maluku Province. Data Analysis To be able to answer the purpose of this study, an analysis of the data obtained was carried out and then interpreted the data. Data analysis was carried out in stages starting from the analysis of the fish resource domain, namely the CPUE study, fish size, proportion of scad caught, species composition, "Range Collapse"/(fishing ground) of fish resources and ETP Species (which are protected. Analysis later continued to get the composite value of the fish resource domain, where the results of the scale conversion value are displayed in the form of a flag model. The results of the analysis of the composite value in the fish resource domain obtained a value of 88, so it can be seen that for the fish resource domain the level of management is still in good condition. “Excellent” with phage mode “DARK GREEN.” In the processing of of Mackerel scad in island waters, it is classified as very good.
Effect of Fortification of Anchovy Flour on Calcium Content, Orgnoleptic Quality and Shelf Life of Canned Tuna Porridge Products Umar Tangke; Ahmad Talib; Fauziah Nurhamidin
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 15 No 1 (2022): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1405.488 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v15i1.1192

Abstract

This research was conducted with the aim of knowing the effect of anchovy meal fortification on organoleptic quality and determining the best product based on a completely randomized design and Bayes method. The results showed that based on the results of the analysis using the Bayes method, canned tuna porridge with 3% anchovy flour fortification (A1 treatment) was the best product with a weight of 4.00 tilapia, followed by treatments A0 and A2 with a weighted value of 3.23 each. and 2.62.