Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

Muallimin Muhammadiyah Limbung 1959-1979 Rasul, Muh.; Najamuddin, Najamuddin; Bosra, Mustari
PATTINGALLOANG Vol. 5 No. 2, Agustus 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.294 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i3.8533

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya, perkembangan serta kontribusi keberadaan Muallimin Muhammadiyah Limbung. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan penelitian historis (Historical Research), yang terdiri atas beberapa tahapan yakni: (1) Heuristik, dengan mengumpulkan arsip terkait data-data berdirinya Muallimin Muhammadiyah Limbung. (2) Kritik atau proses verifikasi keaslian sumber sejarah. (3) Interpretasi atau penafsiran sumber sejarah, dan (4) Historiografi, yakni tahap penulisan sejarah. Hasil penelitian diperoleh bahwa latar belakang berdirinya Muallimin Muhammadiyah Limbung adalah berawal dari terbentuknya grup Muhammadiyah Limbung dan dengan Melalui program amal usahanya, maka didirikanlah Muallimin Muhammadiyah Limbung pada tahun 1951 yang dipimpin oleh Abd. Rahman Thahir Lewa.Kata Kunci : Penelitian, Muallimin, Limbung
Legalisasi Lotto di Makassar, 1967-1969 Fitri Handayani; Mustari Bosra
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 2, Agustus 2019
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.848 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i2.10823

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang legalisasi Lotto di Makassar, dinamika penyelenggaraan Lotto di Makassar, serta dampak legalisasi Lotto dalam kehidupan masyarakat Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analisis dengan menggunakan metode penelitian sejarah melalui tahap heurisik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian yang disajikan dalam tulisan ini menunjukkan bahwa Pola dasar pembangunan daerah Kotamadya Makassar yang berisikan pemberantasan kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan (3K) sesuai dengan PELITA terhambat karena kurangnya dana. Walikota Kotamadya Makassar pada saat itu, H.M. Dg. Patompo mencari jalan keluar dengan mengumpulkan dana pembangunan inkonvensional berupa pajak perjudian dengan memilih Lotere Totalisator (Lotto) yang saat itu marak diselenggarakan di Kota lain. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan Lotto di Makassar pada satu sisi mampu membantu menambah pendapatan asli daerah, namun pada sisi lain Lotto ini juga menjadi virus yang membuat pemikiran spekulatif berkembang dikalangan masyarakat yaitu dengan mendapatkan untung dari hasil Lotto tanpa harus bekerja keras dan juga menghilangkan budaya siri’ yang dianut oleh masyarakat Bugis Makassar.Kata Kunci: Lotto, Makassar, dan PajakThis study aims to determine the background of Lotto legalization in Makassar, the dynamics of the implementation of Lotto in Makassar, and the impact of Lotto legalization on the lives of Makassar people. This research is a descriptive-analysis study using historical research methods through the heurisic, criticism, interpretation and historiography stages. The results of the study presented in this paper show that the basic pattern of regional development in the Municipality of Makassar which contains poverty, ignorance and poverty (3K) in accordance with PELITA is hampered due to lack of funds. The Mayor of Makassar Municipality at the time, H.M. Dg. Patompo sought a way out by collecting unconventional development funds in the form of a gambling tax by selecting Lottery Totalisator (Lotto), which at that time was rife in other cities. From the results of this study it can be concluded that the implementation of Lotto in Makassar on the one hand is able to help increase local original income, but on the other hand this Lotto is also a virus that makes speculative thinking develop among the community by getting profits from Lotto results without having to work hard and also eliminating siri’ culture adhered to by the Bugis Makassar community.Keywords: Lotto, Makassar and Tax 
Pemikiran dan Pejuangan Anregurutta Haji Lanre Said (1923-2005) andi makmur; Mustari Bosra; Bahri bahri
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 1, April 2019
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i1.10680

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apa yang melatar belakangi pemikiran dan perjuangan Anregurutta Haji Lanre Said, bagaimana pemikiran Anregurutta Haji Lanre Said, serta Perjuangan Anregurutta Haji Lanre Said.Prosedur dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan: Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang melatar belakangi pemikiran dan perjuangan Anregurutta Haji Lanre Said ialah pendidikan yang beliau dapat dari keluarga yang memang mencintai agama, serta pendidikan yang telah diperolehnya di pondok Pesantren As’adiyah Sengkang. Pemikiran Anregurutta Haji Lanre Said meliputi, pemikiran keagamaan, kenegaraan, dan pendidikan Islam. Beliau selalu menekankan kepada setiap muridnya untuk menjadikan Al’Qur’an dan Hadist sebagai pedoman utama dalam menjalankan syariat Islam. Selain itu beliau juga menekankan untuk tetap patuh terhadap pemerintah yang ada dan tetap bersikap netral tanpa memihak satu parpol tertentu. Keterlibatannya dengan gerakan DI/TII bukan karena beliau sepenuhnya setuju dengan gerakan tersebut, melainkan untuk melindungi keluarganya agar tidak tidak dipaksa untuk terlibat dalam gerakan tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemikiran beliau tehradap pendidikan islam, keagamaan dan kenegaraan beliau peroleh dari lingkungan keluarga dan lembaga Pendidikan yang fokus terhadap agama. Setelah memutuskan untuk keluar dari gerakan DI/TII pada tahun 1961. Beliau melakuakan begitu banyak perjuangan, baik itu dalam mencari lokasi untuk mendirikan Pondok Pesantren Darrul Huffadh hingga perjuangan untuk mempertahankan Pondok Pesantren tersebut.Kata Kunci: Anregurutta, Pondok Pesantren, Darrul Huffadh,This this study aims to find out what lies behind the thoughts and struggles of Anregurutta Haji Lanre Said, how the thoughts of Anregurutta Haji Lanre Said, and the Struggle of Anregurutta Haji Lanre Said. The procedure in this study uses historical methods with stages: Heuristics, Criticism, Interpretation and Historiography. The results showed that the background of the thoughts and struggles of Anregurutta Haji Lanre Said was education that he got from families who really loved religion, and the education he had obtained in the Sengkang As'adiyah Islamic Boarding School. The thoughts of Anregurutta Haji Lanre Said include, religious thought, statehood, and Islamic education. He always emphasizes to each of his students to make Al'Quran and Hadith the main guideline in carrying out Islamic law. In addition, he also stressed to remain obedient to the existing government and remain neutral without taking sides for certain political parties. His involvement with the DI / TII movement was not because he fully agreed with the movement, but rather to protect his family so that he was not forced to become involved in the movement. From the results of this study it can be concluded that his thoughts on Islamic, religious and state education were obtained from the family environment and educational institutions that focused on religion. After deciding to leave the DI / TII movement in 1961. He carried out so many struggles, both in finding locations to establish Darrul Huffadh Islamic Boarding School to the struggle to maintain the Islamic Boarding school Keyword : Anregurutta, Islamic Boarding School, Darrul Huffadh
MUHAMMADIYAH DI KABUPATEN SOPPENG 1930-1985 Ummy Asfitah Arif; Patahuddin Patahuddin; Mustari Bosra
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 4 Oktober - Desember 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.911 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i4.7143

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang didirikannya Muhammadiyah di Kabupaten Soppeng yaitu untuk melakukan perubahan di dalam diri umat Islam itu sendiri untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan nenek moyang yang telah lama dianutnya. Dan menyakinkan masyarakat bahwa ajaran Islam adalah satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Perkembangan Muhammadiyah di Kabupaten Soppeng juga dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya mulai 1930-1985. Mulai dari sekolah yang didirikan, Konferensi Muhammadiyah Sulawesi Selatan Tenggara yang diadakan di Kabupaten Soppeng maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Peran Muhammadiyah di Kabupaten Soppeng ini pun mulai dari bidang Dakwah dan Pemurnian Islam, bidang pendidikan dan sosial, dan juga bidang politik. Hal ini memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat Soppeng, dimana dalam setiap kegiatannya bertujuan untuk membimbing dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting pengajaran Islam.
Malino: Kota Perdamaian dan Kawasan Wisata di Gowa 1946-2002 Muhammad Rijal; Mustari Bosra; M. Rasyid Rasyid
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 3, Desember 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.278 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i1.7077

Abstract

This study aims to find out the general picture of Malino as a conference and tourist venue that started from 1946 to 2002, and also explained the background of the Malino conference in Tinggimoncong Sub-district. This research uses a historical research method consisting of four stages, namely heuristic (searching and collecting sources), source criticism (internal criticism and ektern), interpretation (source interpretation) and historiography (historical writing). Methods of data collection is done by conducting field research consisting of interviews and collecting archives and related literature. This study is a historical research with qualitative descriptive approach, so that in the process of research using research methods in accordance with historical scientific rules consisting of several stages. The stages are heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that Malino as a place of conference and tourist attractions, in 1946 was the beginning of Malino serve as the venue for the establishment of NIT conferences by the Dutch colonial, then in the reform era between 2001 and 2002 there are at least two important activities of peace negotiations Poso conflict and the Maluku conflict also held in Malino where the negotiations reached a peace agreement between the conflicting parties. In addition to Malino as a place of peace as well as a tourist area where since 1975 Malino serve as a tourist destination in South Sulawesi, where Malino as a natural tourist destination and cultural and historical tourism.
Herman Nicolas Ventje Sumual: Studi tentang Keterlibatannya dalam Permesta (1957-1961) Nur Alfi Laila Badru; Mustari Bosra; Ahmadin Ahmadin
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 3, Desember 2020
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v7i3.16319

Abstract

Herman Nicolas Ventje Sumual dibesarkan oleh keluarga yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan. Jiwa pemimpin dan prestasi yang dimiliki Ventje  mempermudah dalam menyelesaikan pendidikannya dan hal tersebut menjadi penunjang keberhasilan dalam dunia organisasi. Riwayat organisasi dalam dunia keamanan dan pertahanan memberikan kemudahan dalam menjalani karir militernya hingga mendirikan Permesta. Terjadinya berbagai ketimpangan di berbagai daerah menjadi tujuan utama Permesta untuk memperbaiki keadaan tersebut. Permesta berakhir dengan tindak penyerahan diri terhadap Pemerintah pusat. Penelitian ini menggunakan metodologi sejarah dengan tahap yaitu heuristik (pengumpulan data), kritik (verifikasi), interpretasi (penafsiran) dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga Herman Nicolas Ventje Sumual memperoleh faktor terpenting yang menunjang keberhasilan pendidikan hingga karir militernya. Awal berdirinya Permesta lahir dari tindakan penentangan terhadap rezim Sukarno yang anti demokrasi oleh para politisi hingga para intelektual di kalangan militer dan ingin memperbaiki kembali pembangunan daerah yang terbengkalai serta kesejahteraan rakyat. Ventje memegang posisi penting dalam Permesta sebagai proklamator Piagam Perjuangan Permesta dan dijadikan sebagai ikon Permesta.Kata Kunci: Herman Nicolas Ventje Sumual, Permesta, Proklamasi Permesta AbstractHerman Nicolas Ventje Sumual was raised by a family that upheld the value of kinship. Ventje's leadership and achievements make it easier to complete his education and that supports success in the organization. The organization's history in the world of security and defense made it easier to pursue his military career until founding Permesta. The onsany of inequality in various regions became permesta's main goal to improve the situation. Permesta ended with a surrender to the central government. This research uses historical methodology with stages namely heuristics (data collection), criticism (verification), interpretation (interpretation) and historiography (historical writing). The results showed that Herman Nicolas Ventje Sumual's family had the most important factors that supported his educational success to his military career. The beginning of Permesta was born out of opposition to sukarno's anti-democracy regime by politicians to intellectuals in military circles and wanted to improve the rebuilding of abandoned areas and the welfare of the people. Ventje held an important position in Permesta as a proclamation of the Permesta Struggle Charter and became an icon of Permesta.Keywords: Herman Nicolas Ventje Sumual, Permesta, Permesta Proclamation
Desa Pattedong pada Masa Pemerintahan Ismail Sangga dan Rasyid Rauf Miftahul Jannah; Mustari Bosra; Muh. Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 5 No. 2, Agustus 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.952 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i3.8516

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terbentuknya Desa Pattedong, Perkembangan Desa Pattedong pada masa pemerintahan Ismail Sangga dan Rasyid Rauf. Desa Pattedong terbentuk pada tahun 1982, dari hasil pemekaran dari Desa Je’ne Maeja. Setelah tahun 1999 Desa Pattedong pada masa pemerintahan Ismail Sangga mengalami perkembangan dilihat dari segi sosial yaitu keharmonisan dan eksistensi tradisi adat istiadat serta budaya gotong royong masih berlaku, bidang ekonomi dapat dilihat dari banyaknya pembangunan infrastruktur desa yang dibangun seperti jalan desa, bidang pendidikan dapat dilihat dari pemberian pendidikan sejak dini, sedangkan bidang kesehatan dapat dilihat dari adanya pemeriksaan kesehatan dari anak kecil hingga yang lanjut usia. Begitu pula dengan pemerintahan Rasyid Rauf yang mengalami banyak perkembangan dalam bidang ekonomi yaitu ekonomi pembangunan seperti pembangunan jalan tani, drainase, plat dekker disetiap dusun di Desa Pattedong. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang menggunakan metode sejarah melalui tahapan kerja yakni heuristic atau pengumpulan data, kritik sumber, interpertasi, historiografi atau penulisan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian lapangan terdiri dari wawancara (Rasyid Rauf, Damir, Sulaeman dan warga Desa Pattedong) dan mengumpulkan sumber arsip (dokumen dari kantor desa dan BPS kabupaten Luwu) serta literatur-literatur yang berhubungan.Kata Kunci : Pemimpin, Desa Pattedong
AKSI PROTES PEJUANG KEMERDEKAAN LASKAR LIPAN BAJENG DI POLONGBANGKENG (1950-1952) Nurmaningsih Nurmaningsih; Mustari Bosra; Najamuddin Najamuddin
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 3 Juli - September 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i3.8461

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang terjadinya aksi protes pejuang kemerdekaan Laskar Lipan Bajeng di Polongbangkeng dikarenakan faktor ekonomi, politik, dan budaya (siri’ na pacce). Adanya rasa kecewa terhadap sikap pemerintah dari para gerilyawan akan nasib mereka yang selama ini berjuang. Adapun bentuk dari aksi protes yang dilakukan yaitu pertama, mengadakan pengrusakan, kekacauan seperti pembakaran rumah maupun pasar, dan penculikan, serta pengancaman. Kedua, adanya aksi perampokan dan pencurian berupa binatang ternak dan barang berharga lainnya. Ketiga, penyerangan terhadap aparat pemerintah, seperti penyerangan terhadap Kepala Distrik Sanrobone dan seorang polisi kampong. Disimpulkan bahwa hasil aksi protes pejuang kemerdekaan Laskar Lipan Bajeng adalah terbentuknya batalyon Infanteri 721 Lipan Bajeng dan pengangkatan para pejuang menjadi Tentara Nasional Indonesia. Aksi protes ini turut memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat yaitu menimbulkan rasa tidak aman dan merosotnya perekonomian masyarakat.Kata Kunci: Aksi Protes, Pejuang Kemerdekaan, Laskar Lipan Bajeng di Polongbangkeng
GALESONG PADA MASA PEMERINTAHAN I LARIGAU DAENG MANGINGRURU (1913-1951) Indriana .; Najamuddin .; Mustari Bosra
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 1, April 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.214 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v4i2.3860

Abstract

Penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum Kerajaan Galesong, peristiwa yang terjadi sebelum masa pemerintahan I Larigau Daeng Mangingruru, kondisi Pemerintahan I Larigau Daeng Mangingruru, dan kebijakan I Larigau Daeng Mangingruru. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik dengan teknik yang digunakan yaitu studi pustaka, penelitian lapangan (observasi dan wawancara) dan dokumentasi. Melakukan kritik sumber (kritik ekstern dan kritik intern) terhadap sumber yang telah dikumpulkan kemudian melakukan interpretasi (penafsiran sumber) terhadap sumber tersebut, serta historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum pemerintahan I Larigau Daeng Mangingruru, terjadi beberapa peperangan terhadap pasukan spelman Belanda d mana pada tahun 1670 Benteng Karaeng Galesong jatuh ketangan Belanda dan itupun tidak berlangsung lama karaena pasukan Belanda berhasil dikalahkan. Hingga pada akhirnya tahun 1740 terjadi peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi-selatan dimana pada waktu itu Karaeng Galesong yang bernama I Jakkalangi Daeng Magassing Berjuang dalam mempertahankan Galesong dari serangan-serangan local. Setelah I Laringau Daeng Mangingruru di angkat menjadi Karaeng Galesong maka wilayah Galesong menjadi aman dan tidak terjadi peperangan lagi di wilayah Galesong karena Karaeng Galesong I Larigau bersekutu dengan Belanda tetapi hanya untuk kemakmuran rakyatnya agar tidak di bumihanguskan terhadap Belanda. Ini juga bertujuan untuk mempercepat Kemerdekaan Indonesia, meskipun begitu beliau tetap berperan dalam mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan.Kata kunci : Galesong, Pada Masa Pemerintahan, I Larigau Daeng Mangingruru
Kiprah Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Tana Panrita Kitta (1965-2020) Andi Malik Fajar; Mustari Bosra; Asmunandar Asmunandar
PATTINGALLOANG Vol. 9, No. 1 April 2022
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i1.24751

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas 4 tahapan yaitu; Heuristik, Kritik sumber, Interpretasi dan Historiografi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Penelitian Historis (Historical Research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berdirinya IAIM Sinjai dilatarbelakangi keinginan di kalangan pendidik Kabupaten Sinjai untuk meningkatkan taraf pendidikan, terutama untuk menghadirkan Perguruan tinggi. Sedangkan STIP dan STISIP berdiri dilatarbelakangi keinginan pendidik STAIM (IAIM Sekarang) untuk mengembangkan Perguruan tinggi berbentuk Universitas di Sinjai, namun tidak sampai Universitas, pemerintah hanya mengizinkan pendirian Sekolah Tinggi maka lahirlah STIP dan STISIP. Pada tahun 2020, dua institusi ini kemudian melebur menjadi satu dan diberi nama UMSI. Perkembangan yang telah dicapai oleh IAIM dan UMSI dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas SDM Perguruan tinggi, baik dari segi Pengajaran, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat serta Pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa kinerja IAIM dan UMSI sejak berdirinya telah menghasilkan Kiprah kemajuan di Sinjai baik segi dakwah, pendidikan, ekonomi terlebih berkembanganya cabang dan ranting.Kata Kunci: Sinjai, Muhammadiyah, Perguruan Tinggi MuhammadiyahAbstractThis study uses historical research methods which consist of 4 stages, namely; Heuristics, Source Criticism, Interpretation and Historiography. This research is a qualitative research approach with Historical Research (Historical Research). The results showed that the process of establishing IAIM Sinjai was motivated by a desire among educators in Sinjai Regency to improve the level of education, especially to bring universities. While STIP and STISIP were founded on the background of the desire of STAIM educators (now IAIM) to develop universities in the form of universities in Sinjai, not to universities, the government only allowed the establishment of higher schools, so STIP and STISIP were born. In 2020, these two institutions merged into one and were given the name UMSI. The developments that have been achieved by IAIM and UMSI can be seen from the quality and quantity of higher education human resources, both in terms of Teaching, Research, Community Service and Development of Al-Islam Kemuhammadiyahan. In the end, it can be said that the performance of IAIM and UMSI since their establishment has resulted in progress in Sinjai both in terms of da'wah, education, economic development of branches and fanfare.Keywords: Sinjai, Muhammadiyah, Muhammadiyah College