Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Yayasan Pendidikan Islam Tompobulu, 1962-2010 Resky Ananda; Mustari Bosra
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 3, Desember 2019
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i3.12166

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang, perkembangan, serta dampak keberadaan Yayasan Pendidikan Islam Tompobulu di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: heuristik, kritik sumber, interpertasi, dan historiografi. Data untuk penelitian ini diperoleh dari situs resmi dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Tompobulu, serta hasil wawancara dengan beberapa pihak yang berperan penting dalam Yayasan Pendidikan Islam Tompobulu. Beberapa sumber buku yang terkait dengan dengan kajian penulis yang diperoleh dari Perpustakaan Kota Makassar, Perpustakaan Umum Universitas Negeri Makassar, Perpustakaan Prodi Pendidikan Sejarah, serta beberapa situs di internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan Yayasan Pendidikan Islam Tompobulu memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan di Kecamatan Tompobulu. Yayasan ini berdiri sebagai solusi bagi masyarakat Tompobulu yang mengalami kendala dalam pendidikan. Seiring dengan berjalannya waktu, maka yayasan ini juga mengalami perkembangan mengikuti zaman, sehingga  madrasah-madrasah naungan Yayasan Pendidikan Islam Tompobulu mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang ada di Kabupaten Gowa, khususnya di Kecamatan Tompobulu. Yayasan ini memiliki peranan yang besar dalam mencerdaskan serta meningkatkan mutu perekonomian masyarakat Kecamatan Tompobulu. Kata kunci : Yayasan, Pendidikan Islam, Tompobulu Abstract This research and writing aims to determine the background, development, and impact of the existence of the Tompobulu Islamic Education Foundation in Tompobulu District, Gowa Regency. This study uses a historical research method which consists of four stages, namely: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Data for this study were obtained from the official website of the Central Statistics Agency of Tompobulu District, as well as the results of interviews with several parties who played an important role in the Tompobulu Islamic Education Foundation. Several book sources related to the study of writers obtained from the Makassar City Library, Makassar Public University Public Library, Historical Education Study Library, and several sites on the internet. The results of this study indicate that the existence of the Tompobulu Islamic Education Foundation has an important role in the world of education in Tompobulu District. This foundation stands as a solution for the people of Tompobulu who experience obstacles in education. As time goes by, the foundation also develops with the times, so that the Islamic Education Foundation Tompobulu madrassas are able to compete with other schools in Gowa Regency, especially in Tompobulu District. This foundation has a large role in educating and improving the economic quality of the people of Tompobulu Distric. Keywords: Foundation, Islamic Education, Tompobulu
Kelompok Tani Tebu Rakyat di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone 2006-2016 Andi Suhaeni; Mustari Bosra; Muh. Saleh Madjid
PATTINGALLOANG Vol. 5 No. 2, Agustus 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.861 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i3.8538

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai Kelompok Tani Tebu Rakyat di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone (2006-2016) yang akan terurai dalam beberapa submateri yaitu pembentukan kelompok tani, dinamika kelompok tani dan kehidupan sosial ekonomi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang terbentuknya kelompok tani yaitu memanfaatkan peluang berada di wilayah penanaman tebu dan karena keinginan untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kelompok Tani Tebu Rakyat di Kecamatan Libureng pertama kali terbentuk pada tahun 2006, usaha ini merupakan usaha yang cukup menjanjikan meskipun hanya merupakan pekerjaan sampingan. Meskipun kelompok tani mengalami pasang surut dalam pengolahan tebu namun itu hanya merupakan suatu tantangan dalam bertani dan tetap bertahan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam bidang sosial terjalin kerjasama antar petani yag dididukung oleh pembentukan kelompok tani. Dalam bidang ekonomi usaha pengolahan tebu cukup membantu pendapatan petani untuk memenuhi kebutuhannya. Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan kajian pustaka dengan menggunakan metode sejarah melalui beberapa tahapan yaitu, heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi, dna historiografi.Kata Kunci: Kelompok Tani, Tebu, Kecamatan Libureng
Analisis Sistem Pemikiran Gender Berbasis Keagamaan di Pesantren Jawa Timur Mustari Bosra; Umiarso Umiarso; Asyraf Isyraqi bin Jamil
Islamica: Jurnal Studi Keislaman Vol. 15 No. 1 (2020): September
Publisher : Postgraduate Studies of Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/islamica.2020.15.1.92-115

Abstract

This research concentrates on the religious-based gender framework within the pesantren education system by which pesantren has an institutional vision to empower women and naturally participates in developing gender discourse with Islamic religious nuance. This research was conducted in East Java by taking the site of Pesantren Nurul Islam Antirogo, Pesantren Al-Falah Karangharjo Jember, and Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep. This research found that those pesantrens carried out reconstruction through theological-philosophical awareness that was designed from the dialogic process of re-interpretative religious normative texts with reality. The emergence of this awareness led the pesantren to direct their education system to feel egalitarian, non-discriminatory, and non-subordinate towards women inside and outside the pesantren. The axiology of the pesantren education system leads to the normative value of the unity of humanity. The realization of the education system ends up on peace values whether in the cultural, social, or even religious domains.
SEJARAH SOSIAL DESA SALAJO KAB. GOWA (1993-2013) Muh Rizal; Mustari Bosra; Najamuddin Najamuddin
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 2 April - Juni 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i2.8430

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paada tahun 1993 Salajo resmi menjadi desa definitif. Kehidupan ekonomi masyarakat Salajo banyak mengalami perubahan terutama dibidang pertanian yang sebelumnya hanya menggunakan alat tradisional dan mengandalkan sawah tadah hujan, kini telah menggunakan peralatan modern seperti traktor dan mesin pompa air yang digunakan ketika musim kemarau. Begitupun bidang agama, pengaruh Muhammadiyah dan dengan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah di Desa Patani membawa pengaruh besar pada masyarakat Salajo dan telah meninggalkan kepercayaan nenek moyang. Begitupun dengan pertumbuhan penduduk di Desa Salajo yang dalam lima tahun terakhir terus berkembang, walaupun tidak sedikit warga yang urbanisasi ke daerah lain, namun ini dapat diimbangi dengan tingginya angka kelahiran dan menurunnya angka kematian serta banyaknya pernikahan warga Salajo dengan warga dari desa lain yang menetap di Salajo.Kata Kunci: Definitf, Madrasah, Urbanisasi, Animisme
Teacher’s Communication Model in Learning Islamic Education for Autism Children Mustari Bosra Bosra; Hanif Cahyo Adi; Greget Annisa Syawaliani
AT-TA'LIM Vol 27, No 3 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/jt.v27i3.636

Abstract

The communication model in the education process is the main thing—no exception in education for children who experience psychological difficulties such as children. The material, methods, and learning media needed are supported by a useful communication model to help the progress of religious education for autistic children. This study uses teacher communication methods in learning Islamic Religious Education (PAI). Data collection uses interviews with the support of documentation in the form of photos, videos, and event support during field monitoring. Relevant research results in the study show that the communication model applied in the teaching of Islamic religion in special autistic school children, Bina Anggita Yogyakarta, uses two models: 1 (one) Direction and 2 (two) Directions. One-way communication is used for children whose verbal ability has not yet appeared. While 2-Way communication is used for autistic children who are able to communicate verbally. Strategies in learning use the concept of one teacher, one child. While education is done using the ABA and PECS methods. This method is useful in training and training students in expressing their desires. Based on the findings in this study, the communication model applied in special autism children development schools can be used as a learning model in other schools that manage autistic children.
Otoritas dan Gerakan Keagamaan Daengguru: Studi Sejarah Islamisasi di Sulawesi Selatan Mustari Bosra
FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman Vol 11 No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : STAIFAS-Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/falasifa.v11i2.371

Abstract

This paper is about the Islamization movement of the kingdoms in South Sulawesi, sointegrated sara 'is into a social institution called pangadereng (Bugis) angadakkang (Makassar). To ensure the upholding of Islamic law, which has been integrated into the social system, a religious bureaucracy (Islam) known aswas formed sara '. The royal bureaucratic officials who handle this institution, from the central level to the village or village level are called parewa sara ', which in this study uses the term daengguru. This integration pattern was developed in almost all Islamic kingdoms in South Sulawesi. Adat has its own field and sharia controls its own field. One another should not disturb each other. When the King of Bone La Maddarremmeng was about to confront Islam and customs, he was opposed by all parties. When Arung Matowa Wajo declared a strong Islamization, he was also evicted from his position.
IMPLEMENTATION OF RELIGIOUS MODERATION EDUCATION FOR SANTRI AT THE MIFTAHUL ULUM SUREN ISLAMIC BOARDING SCHOOL KALISAT JEMBER EAST JAVA Mustari Bosra; Umiarso Umiarso
Al-Qalam Vol 27, No 1 (2021)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v27i1.974

Abstract

Today's religious moderation is an interesting topic in the interaction and relations of modern society. The emergence of a group or individual actions that are intolerant and disrespectful of other people or groups in physical or verbal treatment is a serious problem in religious moderation. This study aims to explain and describe the implementation of religious moderation education in Islamic boarding school Miftahul Ulum Suren Jember which has a positive influence in forming a safe, dynamic, and conducive community structure. The type of this research was qualitative with a phenomenological approach. The participants in this study were 7 people including clerics and students who meet the predetermined research criteria. Data were collected through interviews and observations using interview and observation instruments. The data analysis technique used in this research was the reduction, presentation, and interpretation of the data. The study’s findings showed that in the implementation of religious moderation education at the Miftahul Ulum Islamic boarding school, there are two important themes which are the concept of religious moderation education and the obstacles and supports in its application. The value of mutual respect and tolerance is the main concept that is taught. Group fanaticism and culturing of figures are negative values that need to be eliminated in religious moderation education. Constraints and obstacles in applying religious moderation education in Islamic boarding schools include the regeneration of Kiai who have equal knowledge to continue the existence of the pesantren. The implication of this religious moderation education has a positive impact in constructing the society’s knowledge and culture. This research still has many limitations both in terms of themes and studies and research implementation techniques. In the future, further research can enrich and strengthen the results of this previous research.
Peran Benteng Rotterdam di Kota Makassar Sebagai Sumber Belajar Sejarah Muh Anugerah Saputera; Mustari Bosra; Bahri Bahri
Phinisi Integration Review Volume 5 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v5i3.37549

Abstract

The purpose of this study is to describe and analyze about the role of the fort of Rotterdam as a source of learning history. This type of research uses descriptive qualitative research. Data was collected by means of participant observation, in-depth interviews and documentation. The validity of the data using the persistence of observations, triangulation of sources and detailed descriptions. The data analysis techniques used were: making small notes, grouping data, analyzing, presenting data and drawing conclusions. The results showed (1) Fort Rotterdam has been used as a historic site in the city of Makassar. In the 1970s this fort was renovated on a large scale and on 27 April 1977 the Makassar Archaeological Heritage Preservation Office was inaugurated, which is now known as the Cultural Heritage Preservation Center (BPCB) of South Sulawesi Province and based on the decision of the Minister of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia, Rotterdam fort was designated as a Cultural Heritage Object in 2010 which is used as a center for culture, education, and a place for art and cultural performances, a place for historical tours, and a place to learn history. (2) Based on interviews with the fort management, as well as with educators, they said that they supported the Rotterdam fort being used as a historical learning resource for those who want to know and learn history. The government continues to make efforts so that historical sites can be preserved as a source of learning history. One example of the government's efforts to make this fort a source of learning is by setting up a BPCB office and the La Galigo Museum inside the fort complex and creating the “Museum Entrance School” program to raise awareness about the importance of history for future generations.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis tentang peranan benteng Rotterdam sebagai sumber belajar sejarah. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan, triangulasi sumber dan uraian rinci. Teknik analisi data yang dilakukan: membuat catatan kecil, mengelompokkan data, menganalisis, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) Benteng Rotterdam telah dijadikan sebagai situs bersejarah yang ada di kota Makassar. Pada tahun 1970-an benteng ini telah dipugar secara besar-besaran dan pada 27 April 1977 diresmikan Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, yang kini dikenal dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Sulawesi Selatan dan berdasarkan keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, benteng Rotterdam ditetapkan sebagai Benda Cagar budaya pada tahun 2010 yang dijadikan sebagai pusat budaya, pendidikan, dan tempat pertunjukan seni dan budaya, tempat berwisata sejarah, dan tempat belajar sejarah. (2) Berdasarkan wawancara dengan pengelola benteng, maupun dengan tenaga pendidik mengatakan bahwa mereka mendukung benteng Rotterdam dijadikan sebagai sumber belajar sejarah bagi mereka yang ingin mengetahui dan belajar sejarah. Pemerintah terus melakukan upaya agar situs-situs bersejarah dapat terus dilestarikan sebagai sumber belajar sejarah. Salah satu contoh upaya pemerintah menjadikan benteng ini sebagai sumber belajar adalah dengan mendirikan kantor BPCB dan Museum La Galigo di dalam kompleks benteng dan membuat program “Museum Masuk Sekolah” untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sejarah bagi generasi-genarasi penerus bangsa. 
RSUD Latemmamala Kabupaten Soppeng, 2015-2020. Ayu Adriawati; Patahuddin Patahuddin; Mustari Bosra
Attoriolong Vol 20, No 1 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan latar belakang berdirinya RSUD Latemmamala di Kabupaten Soppeng, perkembangan RSUD Latemmamala Kabupaten Soppeng serta peranan  RSUD Latemmamala Kabupaten Soppeng.Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD Latemmamala merupakan satu-satunya rumah sakit yang ada di Kabupaten Soppeng yang didirikan pertama kali tahun 1943 dengan nama RSU Watansoppeng. Kemudian kembali mengalami perubahan nama tahun 1991. Dengan kondisi geografis yang jauh dari pusat pemerintahan Provinsi serta jumlah penduduk dan kebutuhan layanan kesehatan yang semakin tinggi maka rumah sakit ini berpindah tempat tahun 2015 dengan menggunakan nama yang baru yakni RSUD Latemmamala. Dalam perkembangannya sejak tahun 2015 sampai tahun 2020 RSUD Latemmamala terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana serta peningkatan SDM yang berperan dalam melakukan pelayanan kesehatan yang maksimal, serta memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan yang terus meningkat. RSUD Latemmamala di Kabupaten Soppeng memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat Kabupaten Soppeng diantaranya menjadi pusat pelayanan kesehatan, melakukan kegiatan promosi kesehatan, serta dampak dalam bidang penddikan yakni sebagai tempat mengembangkan SDM unggul dalam bidang kesehatan.Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan pendekatan ilmu sejarah dengan tahapan: (1)Heuristik, penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang diperoleh di RSUD Latemmamala, Perpustakaan Prodi Pendidikan Sejarah serta sumber pustaka milik pribadi(2)Kritik, (3) Interpretasi dan (4) Historiografi.
Upacara Adat Siklus Hidup Masyarakat Adat Marena di Kabupaten Enrekang, 1953-2018. Nur Atika; Mustari Bosra; Ahmadin Ahmadin
Attoriolong Vol 20, No 1 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penenlitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upacara adat  Masyarakat Adat Marena di Enrekang (1953-2018) dengan menguraikan bagaimana latar belakang terbentuknya masyarakat adat, wujud dan dinamika upacara adat siklus hidup  Masyarakat Adat Marena, dampak upacara adat siklus hidup pada masyarakat adat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahap yakni: heuristik (pengumpulan data dan sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan kritik ekstren, interprestasi atau penafsiran dan historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Marena adalah sebuah tempat di mana bermukim masyarakat adat yang disebut dengan Masyarakat Adat Marena sesuai dengan tempat bermukimnya. orang yang pertama kali ada di wilayah ini bernama Pagunturan (laki-laki) dan Paccanono (perempuan). Keturunan dari pasangan inilah yang kemudian disebut orang Marena. Menurut kepercayaan orang Marena Paccanno berasal dari To Malendung, orang yang tidak Nampak. Seiring dengan berjalannya waktu mengalami banyak perubahan diantaranya pada masa Belanda, masa DI/TII, masa orde baru dan bahkan sampai sekarang mengalami perubahan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat adat Marena masih melaksanakan tradisi diantaranya Mangpadali, Manganta, Mangpaotting, Lolo Barangngapa dan Lolo Lise’, Mangbongi-bongi tomate. yang didukung dengan adanya pemangku adat di masing-masing batu ariri sebagai pemegang peranan penting untuk terlaksanya tradisi dalam masyarakat tersebut.