Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Gorga : Jurnal Seni Rupa

PENGARUH MORDAN TERHADAP PENCELUPAN EKSTRAK DAUN PURING (Codiaeum Variegatum) PADA BAHAN KATUN Mela Maha Revianti; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.15716

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi sebagai upaya untuk mengurangi dampak negative akibat penggunaan zat warna sintetis. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan zat pewarna alam yang ramah lingkungan yaitu tanaman puring. Hasil pewarnaan dengan mordan asam kandis menghasilkan warna Warm Brown, Value cukup terang dan kerataan pada kategori rata, dengan mordan garam menghasilkan warna Pale Cyan, Value cukup gelap dan kerataan pada kategori cukup rata, dengan mordan jeruk nipis menghasilkan warna Warm Brown, Value cukup terang dan kerataan pada kategori cukup rata, dengan mordan kapursirihmenghasilkan100% warna Pale Yellow, Value sangat terang dan kerataan pada kategori kurang rata dan hasil dengan mordan tawas menghasilkan warna Clam Shell Pink dengan Value cukup terang dan kerataan pada kategori sangat rata, Hasil uji Friedman K-Related Sample diperoleh untuk gelap terang warna (Value) adalah 0,000 < 0,05, maka Hₒ ditolak, artinya terdapat pengaruh gelap terang warna yang signifikan dan hasil untuk kerataanwarna, data yang diperoleh adalah 0,000 < 0,05 maka Hₒ ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan pada pencelupan ekstrak daun puring (Codiaeum Variegatum) menggunakan mordan asam kandis (Garcinia xanthochymus), garam (Nacl), jeruk nipis (citrus Aurantifolia), kapur sirih (calcium hidroksida) dan tawas pada bahan katun.Kata Kunci: pengaruh, mordan, daun puring.AbstractThis research is motivated as an effort to reduce the negative effects caused by the use of synthetic dyes. One of the plants that can be used as natural coloring agents which is environmentally friendly is croton plant. The results of staining with mordan candis acid produce Warm Brown color, Value is quite bright and flatness in the flat category, with mordan salt producing Pale Cyan color, Value is quite dark and flatness in the category is quite flat, with mordan lime produces Warm Brown color, Value is quite bright and evenness in the category is quite flat, with mordan whiting producing Pale Yellow color, Value is very bright and evenness in the uneven category and results with mordan alum produce color Clam Shell Pink with a light enough value and flatness in the very flat category, the Friedman K-Related Sample test results obtained for light dark colors (Value) is 0,000 <0.05, then Hₒ is rejected, meaning that there is a significant effect of dark light colors and results for color flatness, the data obtained is 0,000 <0.05 then Hₒ is rejected, meaning that there is a significant influence on the dyeing of croton leaf extract (CodiaeumVariegatum) m use mordan candis acid (Garcinia xanthochymus), salt (Nacl), lime (citrus Acurantifolia), betel lime (calcium hydroxide) and alum in cotton.Keywords: influence, mordant, croton..
PENGARUH PERBEDAAN LARUTAN CELUP (VLOT) TERHADAP HASIL PENCELUPAN ZAT WARNA ALAM EKSTRAK BAWANG DAYAK (ELEUTHERINE PALMIFOLIA (L.) MERR.) PADA BAHAN SUTERA DENGAN MORDAN TAWAS Sri Setiya Dewy; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.13623

Abstract

AbstrakTujuan penelitian untuk mendeskripsikan pengaruh perbedaan larutan celup (vlot) terhadap hasil pencelupan zat warna alam ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) pada bahan Sutera dengan mordan Tawas. Metode penelitian menggunakan eksperimen yang berupa eksperimen true eksperimen design. Teknik pengambilan sampel dengan pencelupan secara meta mordanting. Pencelupan dilakukan pada bahan sutera menggunakan tiga variable dengan Vlot  1:10, 1:50, 1:100 dengan mordan tawas. Instrumen penelitian berupa kain sutera dengan ukuran 30x30 cm dengan perlakuan berbeda disertai kuesioner panduan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pencelupan zat warna alam ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) pada bahan Sutera dengan mordan Tawas adalah dengan kategori penilaian. Hasil pencelupan pada umumnya berada dalam kategori penilaian yaitu terang. Hasil uji menunjukkan pencelupan terhadap vlot 1:10 adalah sangat terang, pencelupan terhadap vlot 1:50 adalah terang dan hasil pencelupan terhadap vlot 1:100 sangat terang. Kata Kunci: larutan celup, bawang dayak mordan.AbstractThe research the study was to describe the effect of different dye solutions (vlot) on the results of dyeing natural dyes of Dayak Onion extract (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) In Silk material with mordan Tawas. The research method uses experiments in the form of true experimental design experiments. The sampling technique is meta mordanting dyeing. Dyeing was carried out on silk materials using three variables with Vlot 1:10, 1:50, 1: 100 with mordan alum. The research instrument was silk cloth with a size of 30x30 cm with different treatments accompanied by an observation guide questionnaire. The results showed that the results of dyeing natural dyes of Dayak Onion extract (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) In Silk matter with mordan Alum were in the assessment category. The results of dyeing are generally in the assessment category, which is bright. The test results showed that vlot 1:10 dyeing was very bright, immersion in vlot 1:50 was bright and the dyeing result of vlot 1: 100 very bright. Keywords: dyeing, dayak onion, mordan. 
PROSES PEWARNAAN ANYAMAN MANSIANG DI JORONG TARATAK KUBANG KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Yolanda Pratama Isfi; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28959

Abstract

This research is about the coloring of mansiang weaving in Jorong Taratak Kubang, District of Lima Puluh Kota which uses synthetic dyes based on the process of coloring the woven leaves of the wlingi or mansiang plant.  Synthetic base dyes are easy to find in the market, guaranteed colors, have a variety of colors in the process of using them which are practical, and easier to do in the coloring process. The purpose of this study is to describe the recipe and process of coloring mansiang at the Tabuan Jaya Woven House, Jorong Taratak Kubang, Lima Puluh Kota District. This research method is a qualitative descriptive method, the type of data is primary and secondary data, the informants of this research are the group leader and group members at the Tabuan Jaya Woven House, Jorong Taratak Kubang, Lima Puluh Kota District. The instrument of this study is the researcher herself, accompanied by observation guidelines, interview guidelines, documentation guidelines, and recording equipment (cameras). The validity of the data was obtained through persistence of observation and triangulation. Data were analyzed by data reduction, data presentation and drawing the conclusion.The results of this study are the recipes used at the Tabuan Jaya Woven House. It can be concluded that the immersion volt is 1:10  and pigment 0.05gr x lots of water (ᶩ)process using the base dye at the Tabuan Jaya Weaving House by dyeing, the dyeing or coloring process is to use a pan filled with heated water, then add the base dye, wait until the water boils.  Then the fabric is dyed for about 5-10 minutes. The colors produced are, red, pink, yellow, orange, blue, green, black, blueblac, gray.Keywords:coloring, weaving, mansiang, wlingi.Abstrak:Penelitian ini tentang proses pewarnaan anyaman mansiang Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota yang menggunakan pewarna sintetis basis pada proses pewarnaan anyaman daun tumbuhan wlingi atau mansiang. Zat warna sintetis basis mudah diperoleh di pasaran, warna terjamin, memiliki warna yang beragam dalam proses penggunaanya yang praktis, dan lebih mudah dilakukan dalam proses pewarnaannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan resep dan proses pewarnaa mansiang di Rumah Anyaman Tabuan Jaya, Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, jenis data berbentuk data primer dan sekunder, informan penelitian ini ialah ketua kelompok dan anggota kelompok di Rumah Anyaman Tabuan Jaya, Jorong Taratak Kubang Kabupaten Lima Puluh Kota. Instrumen penelitian ini, berpedoman pada hasil observasi, wawancara, dokumentasi, serta data foto dan video. Untuk mendapatkan keabsahan data penulis memperoleh dari hasil pengamatan serta triangulasi. Analisis data didapatkan melalui reduksi data, penyampaian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini yaitu resep yang digunakan di Rumah Anyaman Tabuan Jaya untuk pencelupan memakai  volt 1:10,dengan  zat warna 0,05 gr x jumlah air (ᶩ). Untuk bahan  proses pewarnaan anyaman dengan menggunakan zat warna basis pada Rumah Anyaman Tabuan Jaya dengan cara dicelup, proses pencelupan atau pewarnaan dengan menggunaakan panci, air yang dipanaskan masukan zat pewarna basis tunggu hingga air mendidih  lalu dicelup selama kurang lebih 5-10 menit warna-warna yang dihasilkan berupa, merah, pink, kuning, jingga, biru, hijau, hitam,biru kehiataman, abu-abu, dan sebagaiya. Kata Kunci: pewarnaan, anyaman, mansiang, wlingi. Authors:Yolanda Pratama Isfi : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References:Bahrudin, A., Widdiyanti, W., & Wahyono, W. (2020). Pemberdayaan Masyarkat Melalui Pengembangan Desain Produk Anyaman Mansiang di Jorong Taratak Kubang Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Pengabdian Masyarakat.Herlina, S., & Palupi, d. y. (2013). Pewarnaan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dn Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Kartina, B., Ashar, T., & Hasan, W. (2012). Karakteristik Pedagang Sanitasi Pengolahan dan Analisis kandungan Rohdamin B Pada Bumbu Cabai Giling di Pasar Tradisional Kecamatan Medan Baru. Medan.Ningsih, T. (2014). Kerajinan Tekstil Berbahan Mendong Produksi Deriji Craft Du Plembon Sendang Sari Minggir Sleman Yogyakarta. Skripsi: Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Univeristas Negeri Yogyakarta.Noor, F. (2007). Teknologi Tekstile dan Fashion. Yogyakarta: UNY Press.Patria, M. A. (2015). kerajinan anyaman sebagai peestarian kearifan lokal. dimensi, 1.Pratiwi, D. (2012). Raja Soal Semua Mata Pelajaran. Jakarta: JAL Publishing.Setiati, H. D. (2007). Membatik. Yogyakarta: Pt. Macanan Jaya Cemerlang.Suarsa, I. W., Suarya, P., & Kurniawati, I. (2011). Optimasi Jenis Pelarut Dalam Ekstarksi Zat warna Alam dari Batang Pisang Kepok (Musa paradiasiaca L. cv kepok) dan Batang Pisang Susu (Musa paradiasiaca L. cv susu). Jurnal Kimia.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI TAWAS PADA PENCELUPAN BAHAN KATUN MENGGUNAKAN ZAT WARNA ALAM EKSTRAK BUAH SENDUDUK (MELASTOMA MALABATHRICUM L) Annisa Prima; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.13630

Abstract

AbstrakPenggunaan ekstrak zat warna alam sebagai pewarnaan tekstil karena menghasilkan warna yang khas dan ramah lingkungan salah satunya adalah buah senduduk (Melastoma Malabathricum L). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nama warna (Hue), gelap terang (Value), kerataan warna serta pengaruh perbedaan konsentrasi mordan tawas terhadap kain katun pada hasil pencelupan menggunakan ekstrak buah senduduk (Melastoma Malabathricum L). Jenis penelitian ini merupakan eksperimen. Data yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari 18 panelis, lalu diolah dan dianalisis menggunakan uji Friedman K-related sample serta menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 18.0. Pencelupan bahan katun dengan ekstrak buah senduduk masing-masing tanpa mordan menghasilkan warna  Dark Purple #5A2364  serta Value cukup terang dan kerataan warna yang rata, mordan tawas pada konsentrasi 10 gram  menghasilkan warna  Pompadour Purple #704664  serta Value kurang terang dan memiliki kerataan warna yang  rata, mordan tawas pada konsentrasi 50 gram menghasilkan warna  Pompadour Purple #7D415F serta Value  cukup terang dan memiliki kerataan warna yang rata, serta mordan tawas pada konsentrasi 100 gram  menghasilkan warna Cold Purple  #9780B2 serta terang dan kerataan warna yang dihasilkan cukup rata. Hasil penelitian data gelap terang warna (Value) yaitu 0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh perbedaan yang signifikan pada perbedaan mordan pada konsentrasi 10 gram, 50 gram dan 100 gram terhadap hasil pencelupan. Pada kerataan warna menunjukkan hasil 0,045 > 0,05 yang artinya Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan mordan tawas pada konsentrasi 10 gram, 50 gram dan 100 gram terhadap hasil pencelupan ekstrak buah senduduk  menggunakan bahan katun.Kata Kunci: buah senduduk, tawas.AbstractThe use of extracts of natural dyes as textile coloring because they produce a distinctive and environmentally friendly color, one of which is senduduk (Melastoma Malabathricum L). The purpose of this study was to describe the name of color (Hue), light darkness (Value), color flatness and the effect of differences in the concentration of mordan alum on cotton cloth on the results of dyeing using senduduk fruit extract (Melastoma Malabathricum L). This type of research is an experiment. The data used are primary data sourced from 18 panelists, then the collected data is processed and analyzed using the Friedman K-related sample test and using the SPSS application (Statistical Product and Service Solutions) version 16.0. Dyeing of cotton material with senduduk fruit extract (Melastoma Malabathricum L) without a mordan each produces Dark Purple # 5A2364 and the value is quite bright and evenly colored, the mordan alum at 10 grams produces Pompadour Purple # 704664 and The value is less bright and has a flat evenness, mordan alum at a concentration of 50 grams produces Pompadour Purple # 7D415F and the value is quite bright and has a flat color evenness, and mordan alum at 100 grams produces Cold Purple # 9780B2 and the light and evenness of the resulting color is quite flat. The results of the study of dark light colors (Value) are 0,000 <0,05 which means that Ho is rejected. This means that there are significant differences in the effect of mordan on concentrations of 10 grams, 50 grams and 100 grams on the results of dyeing. The color flatness shows the results of 0.045> 0.05, which means that Ho is accepted. This means that there is no significant effect of mordan alum at concentrations of 10 grams, 50 grams and 100 grams on the results of dyeing the fruit extract of senduduk using cotton. Keywords: senduduk fruit, alum.
PENGARUH PERBEDAAN MORDAN TAWAS DAN KAPUR SIRIH TERHADAP HASIL PENCELUPAN EKSTRAK DAUN SAWO MENGGUNAKAN BAHAN SUTERA Fatihaturahmi Fatihaturahmi; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.13606

Abstract

AbstrakPenggunaan ekstrak zat warna alam sebagai pewarnaan tekstil karena menghasilkan warna yang khas dan ramah lingkungan salah satunya adalah daun sawo. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nama warna (Hue), gelap terang (Value) serta kerataan warna serta perbedaan mordan tawas dan kapur sirih terhadap hasil pencelupan ekstrak daun sawo menggunakan bahan sutera. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen. Data yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari 18 panelis, kemudian data yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan uji Friedman K-related sample serta menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 16.0. Pencelupan bahan sutera dengan ekstrak daun sawo masing-masing tanpa mordan menghasilkan warna Canary Yellow dengan kode #EAF59A serta Value sangat terang dan cukup terang dan kerataan warna yang rata, mordan tawas menghasilkan warna Canary Yellow dengan kode #FFFF53 serta Value terang dan memiliki kerataan warna yang rata, serta mordan kapur sirih menghasilkan warna Dark Golden Rod dengan kode #D3820B serta Value kurang terang dan kerataan warna yang dihasilkan rata. Hasil penelitian data gelap terang warna (Value) yaitu 0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh perbedaan yang signifikan mordan tawas dan kapur sirih terhadap hasil pencelupan. Pada kerataan warna menunjukkan hasil 0,063 > 0,05 yang artinya Ho diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan mordan tawas dan kapur sirih terhadap hasil pencelupan ekstrak daun sawo menggunakan bahan sutera. Kata Kunci: daun sawo, tawas, kapur sirih.AbstractThe use of extracts of natural dyes as textile coloring because it produces a distinctive and environmentally friendly color, one of which is brown leaves. The purpose of this study was to describe the name of color (Hue), darkness of light (Value) and evenness of color as well as differences in mordan alum and whiting to the results of dyeing sapodilla leaf extract using silk material. This type of research is an experiment. The data used are primary data sourced from 18 panelists, then the collected data is processed and analyzed using the Friedman K-related sample test and using the SPSS application (Statistical Product and Service Solutions) version 16.0. Dyeing of silk material with sapodilla leaf extract without mordan produced Canary Yellow color with code # EAF59A and Value very bright and quite bright and even color evenness, mordan alum produced Canary Yellow colors with code # FFFF53 and bright values and had evenness the flat, and the betel mordan produces the Dark Golden Rod color with code # D3820B and the Value is less bright and the flatness of the resulting color is even. The results of the study of dark light colors (Value) are 0,000 <0,05 which means that Ho is rejected. This means that there are significant effects of mordan alum and whiting on the results of dyeing. The color flatness shows the results of 0.063> 0.05, which means that Ho is accepted. This means that there is no significant effect of mordan alum and whiting on the results of dyeing sapodilla leaf extract using silk. Keywords: sapodilla leaves, alum, betel lime.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENJAHIT ROK MELALUI MEDIA MOCK UP DI KELAS TATA BUSANA SISWA SLB NEGERI 2 PADANG Putri Ramadani; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.13170

Abstract

AbstrakKurangnya hasil belajar siswa SLB N 2 Padang dalam pembelajaran menjahit rok disebabkan oleh media pembelajaran yang monoton sehingga membuat siswa kurang perhatian saat pembelajaran. Untuk itu dilakukan usaha peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran menjahit rok dengan menggunakan media Mock Up. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdapat tiga kali pertemuan. Setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes, observasi dan wawancara. Analisis data Menggunakan rumus persentase. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media  Mock Up memiliki dampak positif dalam meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Menjahit Di Kelas Tata Busana Siswa SLB Negeri 2 Padang. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini ketuntasan belajar meningkat dari Prasiklus, siklus I dan siklus II, yaitu masing-masing 33%, 67% dan 100% dengan tindakan memberikan hadiah.Kata Kunci: hasil belajar, media mock up.AbstractThe lack of learning outcomes of extraordinary school country two Padang students in learning to sew a skirt is caused by monotonous learning media that makes students less attentive during learning. For this reason, an effort to improve student learning outcomes in learning to sew skirts using Mock Up media is done. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Each cycle has three meetings. Each cycle consists of four steps, namely planning, implementation, observation and reflection which are used as the basis for making improvements in the next cycle. The instruments used were observation sheets, practical learning outcomes, and field notes. Data collection through the observation sheet was assisted by an observer. The data obtained were analyzed in two ways, namely qualitative data analyzed by narration and given quantitative arguments and data. Data analysis of researchers used a percentage formula Thus it can be concluded that through the use of media Mock Up has a positive impact in improving the Learning Outcomes of Sewing Skills in the Fashion Class of Students extraordinary school country two padang. This can be seen from students' understanding and mastery of the material delivered by the teacher so far the learning completeness has increased from Prasiklus, cycle I and cycle II, which are 33%, 67% and 100% respectively by giving gifts.  Keywords: learning outcomes, media mock up 
RAGAM HIAS MOTIF BATIK TANAH LIEK DHARMASRAYA (Studi Kasus di Kerajinan Batik Tanah Liek Citra) Resfi Norma Kuwala; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32358

Abstract

Tanah Liek Citra batik is one of the batik craft businesses on the Duo Sitiung River, Dharmasraya Regency, West Sumatra. Became the first Tanah Liek batik business in Dharmasraya Regency since 1996 which raised various decorative batik motifs from the natural wealth of Dharmasraya Regency. The research was conducted with the aim of describing the decorative motifs of Tanah Liek Citra batik. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The data sources chosen were primary data (written notes, picture recordings) and also used secondary data (library studies). The technique of collecting research data uses techniques, observations, interviews, and documentation. Furthermore, the technical analysis of the data will be reviewed and will be analyzed, namely reduction of data, presentation of research data and finally conclusions can be drawn from the data that has been collected. The results of the study describe the Tanah Liek Citra batik motifs, including those inspired by naturalist forms (flora such as: palm flower motifs, rubber tree motifs, bamboo motifs, lauik plant motifs, kaluak nails motifs, kiambang batauik motifs, fauna such as: hong bird motifs, motifs tapak kudo) decorative forms such as: rangkiang motif, rumah gadang motif.Keywords: batik motif, tanah liek.AbstrakBatik Tanah Liek citra adalah salah satu usaha kerajinan batik di Sungai Duo Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Menjadi usaha batik Tanah Liek pertama di Kabupaten Dharmasraya sejak tahun 1996 yang mengangkat ragam hias motif batik dari kekayaan alam Kabupaten Dharmasraya. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan ragam hias motif dari batik Tanah Liek citra. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang dipilih yaitu berupa data primer (catatan tertulis, rekaman gambar) dan juga menggunakan data sekunder (studi kepustakaan). Teknik dari pengumpulan data penelitian menggunakan teknik, observasi, wawancara, serta dokumentasi. Selanjutnya teknis analisis data akan dikaji dan akan di analisis yaitu reduksi  dari data, penyajian dari data hasil penelitian dan yang terakhir baru dapat ditarik kesimpulan dari data-data yang telah terkumpul. Hasil dari penelitian mendeskripsikan motif batik Tanah Liek citra diantaranya yaitu terispirasi dari bentuk naturalis (flora seperti : motif bunga sawit, motif pohon karet, motif bambu, motif tumbuhan lauik, motif kaluak paku, motif kiambang batauik, fauna seperti : motif burung hong, motif tapak kudo) bentuk dekoratif seperti: motif rangkiang, motif rumah gadang.    Kata Kunci: motif batik, tanah liek.Authors:Resfi Norma Kuwala : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References:Budiyono, D. (2008). Kriya Tekstil Untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Elliot, Inger McCabe. (2004). Batik: Fabled Cloth of Java. Singapura: Perinpus.Ernawati, I., & Nelmira, W. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen, Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.Moleong, Lexy. (2005). Penelitian Metodologi Kualitatif.  Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Hadaf, A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Motif dan Pewarnaan Batik Tulis di Dusun Giriloyo Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa YOGYAKARTA (Studi Kasus di Industri Batik Sri Kuncoro). Journal of Home Economics and Tourism, 11(1). http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/viewFile/5781/4511Hakim, L. M. (2018). Batik Sebagai Warisan Budaya Bangsa dan Nation Brand Indonesia. Nation State: Journal of International Studies, 1(1), 61-90. https://jurnal.amikom.ac.id/index.php/nsjis/article/view/90/42Kamala, N., & Adriani, A. (2019). Studi Tentang Motif dan Pewarnaan Batik Cap dengan Zat Pewarnaan Alam di Rumah Batik Dewi Busana Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 303-307. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/download/14703/12015Kusrianto, A. (2013). Batik, Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta: Andi Offset.Oktora, N., & Adriani, A. (2019). STUDI BATIK TANAH LIEK KOTA PADANG (Studi Kasus di Usaha Citra Monalisa). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 129-136.  https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/12879Suryani, A., & Nelmira, W. (2019). STUDI TENTANG ATIK DI DHARMASRAYA. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(1), 255-259. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/viewFile/13624/11475Susanto,  M . ( 2002 ) .  Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.Wulandari, Ari. (2011). Batik Nusantara Makna Filosofis, Cara Pembuatan Industry Batik. Yogyakarta: Andi Publisher.Yulia, N., & Nelmira, W. (2019). DESAIN MOTIF BATIK TEBO DI KECAMATAN TEBO TENGAH KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 92-98. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/12847/10965
TEKNIK PEWARNAAN ALAM PADA KAIN BATIK DI KOTA JAMBI (Studi Kasus pada Batik Jambi Ariny Kelurahan Pasir Panjang Jambi Seberang) Sari Nurhardini; Sri Zulfia Novrita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38051

Abstract

Batik is the result of the handicrafts of the Indonesian people that are hundreds of years old. The main characteristic of batik cloth is in terms of batik coloring. One of the natural resources in Indonesia that can be used in batik is natural dyes. At this time, there are several production centers for the batik industry in Kota Seberang, one of which is Ariny's Jambi Batik house. The purpose of this study is to identify the materials used as natural batik dyes, natural batik coloring techniques and the colors produced from natural batik dyes at the home of Batik Jambi Ariny, Kota Jambi. The research method used by researchers in this study is a qualitative method. Informants in this study are industrial owners, industry leaders and 2 batik craftsmen. Data collection techniques in the study were obtained through observation, interviews, and documentation. The research was analyzed by means of: data collection, data reduction (data reduction), data presentation, and then drawing conclusions. The results of this study showed that: (1) The ingredients in the dyeing process of Jambi Ariny's batik were natural materials such as: secang wood, tanned wood, guava leaves, and mango leaves. (2) The natural dyeing technique of batik begins with the process of dipping the batik cloth that has been left overnight with a mixture of TRO for at least five dyes, then the locking process is carried out with the tunjung material and finally the pelorodan process with caustic soda (3) The resulting color from different materials, such as sappan wood produces a dark red or brownish red color, tall wood or tanned wood produces a light brown color, mango leaves produce a green color, and guava leaves produce a brown color as well. Keywords: natural dyeing techniques, jambi batik. AbstrakBatik adalah hasil karya kerajinan tangan masyarakat Indonesia yang sudah berumur ratusan tahun. Ciri utama kain batik adalah dalam hal pewarnaan batik. Salah satu sumber daya alam di Indonesia dapat digunakan dalam kerajinan batik adalah zat pewarna alam. Pada saat ini, terdapat beberapa pusat produksi industri batik di Kota Seberang, salah satunya rumah Batik Jambi Ariny. Tujuan dalam penelitian ini yaitu peneliti dapat mengidentifikasikan bahan yang digunakan sebagai pewarna alam batik, teknik pewarnaan alam batik dan warna yang dihasilkan dari pewarna alam batik di rumah Batik Jambi Ariny Kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini yaitu Pemilik industri, pimpinan industri dan 2 Pengrajin batik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapaun penelitian dianalisis dengan cara: pengumpulan data, reduksi data (data reduction), penyajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini didapat bahwa: (1) Bahan dalam proses pewarnaan batik Jambi Ariny yaitu bahan alami seperti: kayu secang, kayu samak, daun jambu, dan daun mangga. (2) Teknik pewarnaan alami batik diawali dengan proses mencelupkan bahan kain batik yang telah di diamkan semalam dengan campuran TRO, kemudian proses penguncian yang dilakukan dengan bahan tunjung dan tekahir proses pelorodan dengan bahan soda api (3) Warna yang dihasilkan dari bahan tersebut berbeda-beda, seperti kayu secang menghasilkan warna merah tua atau merah kecokelatan, kayu tinggi atau kayu samak menghasilkan warna cokelat muda, daun mangga menghasilkan warna hijau, dan daun jambu menghasilkan warna cokelat juga.Kata Kunci: teknik pewarnaan alami, batik jambi.Authors:Sari Nurhardini : Universitas Negeri PadangSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri Padang References:Arini, A. M., & Ambar, B. (2011). Batik: Warisan Adiluhung Nusahantara. Yogyakarta: Andi Offset.Kwartiningsih, E., Setyawardhani, D. A., Wilyanto, A., & Triyono, A. (2009). Zat pewarna alami tekstil dari kulit buah manggis. Ekuilibrium, 8(1), 41-47.Fitria, K. E., & Lia, D. S. (2009). Pembuatan Zat Warna Alami Tekstil Dari Biji Buah Mahkota. Solo: Sebelas Maret Institution.Hadaf, A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Motif dan Pewarnaan Batik Tulis di Dusun Giriloyo Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa YOGYAKARTA (Studi Kasus di Industri Batik Sri Kuncoro). Journal of Home Economics and Tourism, 11(1).Hasanuddin, H., dkk. (2011). Penelitian Penerapan Zat Warna Alam dan Kombinasinya pada Produk Bayik dan Kerajinan. Yogyakarta: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia BBKB.Kamala, N., & Adriani, A. (2019). Studi Tentang Motif Dan Pewarnaan Batik Cap Dengan Zat Pewarnaan Alam Di Rumah Batik Dewi Busana Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 303-307.Kawindrosusanto, K., & Kuswadji, K. (1977). Unsur Tradisional Dalam Seni Lukis Batik Kontemporer. Jakarta: Gudang Ilmu.Lisbijanto, Herry. (2013) Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu.Noor, Fitrihana. (2010). Teknologi Tekstile dan Fashion. Yogyakarta: UNY Press.Poespo, Goet. (2005). Pemilihan bahan Tekstil. Yogyakarta. Graha Ilmu.Purwanto, P. (2018). Pemanfaatan Bahan Pewarna Alam Sebagai Alternatif Dalam Pembuatan Batik Tulis Yang Ramah Lingkungan. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST).Ramantika, S., & Novrita, S. Z. (2020). Pengaruh Pencelupan Zat Warna Alam Ekstrak Kelapa Sawit Afkir Menggunakan Mordan Tawas, Tunjung, Baking Soda Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Katun. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 3(2), 60-74.Setya, W. P., & Novrita, S. Z. (2020). Pengaruh Mordan Kapur Sirih Dan Tunjung Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Batang Pisang Ambon Pada Bahankatun. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 3(2), 47-59.Sutara, P. K. (2009). Jenis Tumbuhan Sebagai Pewarna Alam Pada Beberapa Perusahan Tenun Di Gianyar. Jurnal Bumi Lestari, 9(2), 217-223.Tranggono, T., & Sutardi, S. (1990). Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
MAKNA MOTIF BATIK DI KABUPATEN SOLOK SELATAN STUDI KASUS PADA SANGGAR AZYANU BATIK 1000 RUMAH GADANG Sri Zulfia Novrita; Mailani Pratiwi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.39652

Abstract

Sanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang is a batik handicraft business in Lundang village, Sungai Pagu District, South Solok Regency. Batik 1000 Rumah Gadang, both in terms of the name, shape of the motif and the meaning of batik motif there are still many people who do not know about it, due to a lack of information about the shape of the batik motif. Therefore, this study aimed to describe the study of meaning of the batik motif 1000 Rumah Gadang. This research used qualitative methods, data sources were primary and secondary data obtained from observation, interviews and documentation. The results of the research on the meaning of batik motifs had various meanings, namely: 1) gerbang nagari 1000 rumah gadang motif  means to be suave or good 2) bungo rancak di nagari 1000 rumah gadang motif  means beauty 3) semarak nigari 1000 rumah gadang motif  means festive, beautiful and magnificent 4) rangkiang motif in tangah rimbo means symbolizes prosperity and abundance of treasures 5) rusa di nagari nagari 1000 rumah gadang motif means the nature and attitude of a leader 6)burung merak dan rembulan motif means traits and attitudes one in leading 7) carano motif has the meaning of respect 8) daun balimbiang wuluh motif means to use the plants in our environment 9) Menara songket motif means advice 10) tanduak kabau motif means the symbol of respect 11) daun siriah motif means simplicity 12) mahkota motif means a leader who has power.Keywords: craft, batik, meaning, motifs. AbstrakSanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang ialah berupa usaha dalam segi kerajinan membatik yang ada di desa Lundang, kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Batik 1000 Rumah Gadang, dari segi nama, bentuk motif dan makna motif batik masih banyak masyarakat yang belum mengetahui, dikarenakan kurangnya informasi tentang bentuk motif batik tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsiskan sebuah kajian untuk makna motif batik 1000 Rumah Gadang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sumber data berupa data primer dan sekunder yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian teknik analisis data yang dipakai yaitu model Miles and Huberman yaitu: pengumpulan data, reduksi data (data reduction), penyajian data, dan menarik kesimpulan. Selanjutnya hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat berbagai makna motif batik yaitu: 1) gerbang nagari 1000 rumah gadang bermaknakan bersikap ramah tamah atau baik 2) motif bungo rancak di nagari 1000 rumah gadang bermakna kecantikan 3) motif semarak nagari 1000 rumah gadang bermakna meriah, elok dan megah 4) motif rangkiang di tangah rimbo bermakna melambangkan suatu kemakmuran dan kelimpahan harta 5) motif rusa di nagari 1000 rumah gadang motif ini bermakna sifat dan sikap sosok seorang pemimpin 6) motif burung merak dan rembulan bermakna sifat dan sikap seorang dalam memimpin 7) motif carano memiliki makna penghormatan 8) motif daun balimbiang wuluh bermakna memanfaatkan tumbuhan dilingkungan kita 9) motif menara songket bermakna nasehat 10) motif tanduak kabau bermakna simbol penghormatan 11) motif daun siriah bermakna kesederhanaan 12) motif mahkota motif bermakna seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan.Kata Kunci: kerajinan, batik, makna, motif. Authors:Sri Zulfia Novrita : Universitas Negeri PadangMailani Pratiwi : Universitas Negeri Padang References:Ari, W. (2011). Batik Nusantara Makna Filosofis. Cara Pembuatan dan Industri. Bandung: Gramedia.Asti, M., & Arini, A. B. (2011). Batik, Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta: Alfabeta.Biramul, Z. (2012). Mengenal Tenun Songket Sumatera Barat. Padang: Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Sumatera Barat.Couto, N. (1998). Makna dan Unsur-unsur Visual pada Bangunan Tradisonal Minang Kabau: Suatu Kajian Semiotik. Master Dissertation. Bandung:  ITB.Djajasudarma, T. F. (1999). Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT Refika Aditama.Oktora, N., & Adriani, A. (2019). Studi Batik Tanah Liek Kota Padang (Studi Kasus di Usaha Citra Monalisa). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 08(1), 129-136.Suhersono, H. (2004). Desain Bordir Motif Flora dan Dekoratif. Bandung: Gramedia Pustaka Utama.Sulchan, Y. (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.Wulandari, A. (2011). Batik Nusantara Makna Filosofis, Cara Pembuatan dan Industri Batik. Yogyakarta: Andi Offset.
PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL TEKNIK BATIK TULIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH BATIK DI DEPARTEMEN IKK FPP UNP Sri Zulfia Novrita; Yusmerita Yusmerita; Puspaneli Puspaneli; Lucy Fridayati; Febian Vebyola
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i1.39760

Abstract

Batik is a course that teaches about theory and practice in the field of batik. In delivering this material, a more interesting and practical learning media update is needed when used which can improve student learning outcomes and this media is assumed to minimize problems in batik courses. This research aims to develop a video tutorial learning media suitable for use in batik courses, especially batik tulis. Research and Development (R&D) is a type of research. Four D (4D) is the development model used in this study. which consists of 4 stages, namely define, design, develop and disseminate. This study used primary data, namely an assessment sheet in the form of a validity and practicality test questionnaire.In this study, it used instruments in the form of questionnaires in the form of assessment sheets. Based on the results of the validity of media experts and video material experts, this written batik technique tutorial obtained a score of 91.55% which is categorized as very valid. As for practicality, it obtained a score of 87.60% for lecturers who teach courses, 97% for small groups, and 91% for large groups, where the practicality test results are included in the very practical category. Based on the results of the validity and practicality test, it can be concluded that the video media tutorial of this batik writing technique is suitable for use as a learning medium.Keywords: development, learning video, written batik. AbstrakBatik adalah sebuah mata kuliah yang mengajarkan mengenai teori dan praktek pada bidang batik. Dalam menyampaikan materi ini dibutuhkan sebuah pembaharuan media pembelajaran yang lebih menarik dan praktis saat digunakan yang mana dapat meningkatkan hasil pembelajaran mahasiswa serta media ini diasumsikan bisa meminimalisir permasalahan yang ada pada mata kuliah batik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sebuah media pembelajaran video tutorial layak untuk digunakan pada mata kuliah batik khususnya batik tulis. Research and Development (R&D) atau penelitian dan pengembangan merupakan jenis dari penelitian ini. Four D (4D) adalah Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini. yang mana terdiri dari 4 tahap yaitu define (pendefinisian), design (perencanaan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu lembar penilaian berupa angket uji validitas dan praktikalitas. Dalam penelitian ini menggunakan intrumen berupa angket dalam bentuk lembar penilaian. Berdasarkan hasil validitas ahli media dan ahli materi video tutorial teknik batik tulis ini memperoleh skor 91,55 % yang dikategorikan sangat valid. Sedangkan untuk praktikalitas  memperoleh skor 87,60 % untuk dosen pengampu mata kuliah, 97 % untuk kelompok kecil, dan 91 % untuk kelompok besar, yang mana hasil uji praktikalitas tersebut termasuk kedalam kategori sangat praktis. Berdasarkan hasil uji validitas dan praktikalitas tersebut dapat disimpulkan bahwa media video tutorial teknik batik tulis ini layak digunakan sebagai media pembelajaran.Kata Kunci: pengembangan, video tutorial, batik tulis. Authors:Sri Zulfia Novrita: Universitas Negeri PadangYusmerita : Universitas Negeri PadangPuspaneli : Universitas Negeri PadangLucy Fridayati : Universitas Negeri PadangFebian Vebyola : Universitas Negeri Padang References:Daryanto. (2010). Media Pembelajaran, Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.Fitria, R., Nazar, E., Nelmira, W., & Sahara, N. (2019). Pengembangan Video Pembelajaran Teknik Menjahit Busana pada Mata Kuliah Busana Dasar di IKK FPP UNP. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 19-29.Gunawan, G., & Ritonga, A. A. (2019). Media Pembelajaran Berbasis Industri 4.0. Medan: Rajawali Pers.Kristianto, A. (2016). Media Pembelajaran. Jawa Timur: Penerbit Bintang Surabaya.Kusuma, D. H., Wahyuni, S., & Noviani, L. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Facebook untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pemasaran Online di SMK Negeri 3 Surakarta. Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 9(1), 1–10.Meilani, A., & Adriani, A. (2019). Pengembangan Modul Teknik Pencelupan Zat Warna Sintetis Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Kuliah Analisis Tekstil Di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pariwisata Dan Perhotelan Universitas Negeri Padang. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 2(12), 45-51.Nurdiansyah. (2019). Media Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur: UMSIDA Press.Ulfa, Z. D., Silalahi, J. N., Herlina, I., & Sagarli, S. (2021). Pengembangan Video Media Pembelajaran Seni Rupa Tradisional Dayak Kalimantan Tengah Berbasis Virtual Reality SMPN 2 Palangka Raya. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 454-467.Purwono, J. (2014). Penggunaan Media Audio-Visual pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2).Rahmadani, R., & Idrus, Y. (2020). Pengembangan Video Tutorial Macam-macam Tusuk Hias Dasar sebagai Media Pembelajaran untuk Peserta Didik Kelas XI Jurusan Tata Busana SMK N 1 Lembah Gumanti. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 3(2), 10-19.Ramadani, D., Ernawati, E., & Rahmiati, R. (2021). Pengembangan Modul Pembelajaran Busana Pria di Program Studi D3 Tata Busana Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang. Journal of Home Economics and Tourism, 15(2).Ramadani, P., & Novrita, S. Z. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Menjahit Rok Melalui Media Mock Up di Kelas Tata Busana Siswa SLB Negeri 2 Padang. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 203-208.Ramli, M. (2012). Media dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Press.Sartika, A. (2020). Buku Panduan Menggambar Motif Batik Tulis. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.Sukiman, S. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.Syafrina, I., & Nelmira, W. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Pembuatan Sulaman Timbul Pada Mata Kuliah Sulaman Universitas Negeri Padang. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(1), 105.Widadi, Z. (2019). Pemaknaan Batik Sebagai Warisan Budaya Takbenda. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 33(2), 17-27.
Co-Authors Adriani ADRIANI ADRIANI Adriani Adriani Agusti Efi Ali Djamhuri Almagita, Rachmy Bunga Alvina Alvina Ambiyar, Ambiyar Andriani, Rika Anisa Anggraeni, Anisa Annisa Prima Asmar Yulastri Asrah Rezki Fauzani Budiwirman Cahya, Nana Dwi Debi Novita Delmasari, Pujiana Dewi, Siska Miga Diva, Rahmatul Ernawati Ernawati Fatihaturahmi Fatihaturahmi Febian Vebyola Febri yanti Gabila Heira Mutia Ganefri . Giatman Gusmira, Gusmira Gustia Putri, Fany Gustina Gustina Hadaf, Alifa Hafizah, Ovi Muara Halimul Bahri Hansi Effendi Hardanti, Elvi Hasriawati, Leli Hurahmi, Intah Mifta Husni, Rafikah Idzni Hanifati Ilfira Gusti Jamhari Jamhari KARMILA, IIN Lilik Suheri Lucy Fridayati Mailani Pratiwi Mela Maha Revianti mita yani Muharrani, Khalishah Rezky Mulyana, Annisa Murni Astuti Muskhir, Mukhlidi Nizwardi Jalinus Nurhasan Syah Oktarina, Rahmi Oktaviani, Vina Puji Hujria Suci Pujiana, Pujiana Puput Novitasari, Puput Purnamawati, Sischa Puspa, Puspaneli Puspaneli Puspaneli Putri Ramadani Putri, Fanny Eka Putri, Lolita Aida Rahmadani, Ade Fitri Rahman, Doni Rahmiati Rahmiati Ramelawati, Ramelawati Refdinal, Refdinal Reni Fitria Resfi Norma Kuwala Rika Syafitri Rina Susanti Rini Widyastuti Sari Nurhardini Sefriani, Rini Sri Setiya Dewy Suci Rahmawati Sulityowati, Dwi Oktarina Syafriani, Selly Syahril Syukraini Putri, Afifi Wahyuni, Riza Weni Nelmira Wulan Dari, Ponda Tiara Yasnidawati Yasnidawati Yenni Idrus Yolanda Pratama Isfi Yudi, Nindika Gustri Yulia Aryati Yusmerita Yusmerita Yusmerita Yusmerita Zulmardi Zulmardi Zulmi, Yuliya