Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Deteksi Dini Hiperglikemia pada Lansia Binaan Puskesmas Guguak Kabupaten 50 Kota Debie Anggraini; Rika Amran; Prima Adelin
Abdika Sciena Vol 1 No 1 (2023): JURABDIKES Volume I No 1, Juni 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring bertambahnya usia, toleransi tubuh terhadap glukosa akan menurun, ini mengakibatkan sering terjadi peningkatan kadar glukosa darah pada lansia. Lansia berisiko tinggi untuk menderita diabetes mellitus apabila tidak dilakukan pengawasan terutama pada pola hidup sehat sejak dini. Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit metabolik multifaktorial yang terjadi karena resistensi insulin dan defisiensi sekresi insulin. Resistensi insulin disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan yaitu: obesitas, kurang gerak , umur, stres dan intake yang berlebihan. Pemeriksaan laboratorium dalam mengidentifikasi Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Lansia berupa pemeriksaan glukosa darah diharapkan dapat mendeteksi dini hiperglikemia pada lansia sehingga menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada lansia
Edukasi Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 24-60 Bulan di Kelurahan Aia Pacah Kota Padang Prima Adelin; Rahma Triyana; Laura Zeffira; Ira Suryanis
Abdika Sciena Vol 1 No 2 (2023): JURABDIKES Volume I No 2, December 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v1i2.106

Abstract

Kejadian stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Laporan Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun 2019 menunjukan data prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,67% dan di Sumatra Barat sebesar 27,47%,1 yaitu mengalami peningkatan dari tahun 2018 sebesar 22,6% menurut Pemantauan Status Gizi (PSG) balita. Terdapat peningkatan prevalensi stunting balita usia 6–59 bulan di Sumatera Barat pada tahun 2020. Peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan dan masyarakat terhadap faktor penyebab stunting merupakan hal penting karena diharapkan dapat berkontribusi untuk mencegah terjadinya stunting dan menurunkan angka kejadian stunting di masyarakat. Kegiatan pengabdian ini adalah berupa edukasi kepada kader Kesehatan mengenai faktor risiko stunting pada anak usia 24-60 bulan yang dilaksanakan di Kelurahan Aia Pacah Kota Padang.
Perbandingan Efektivitas Infusa Bunga Lawang (Illicium Verum) dan Infusa Daun Kunyit Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti Instar III Rahma Triyana; Prima Adelin; Ruhsyahadati Ruhsyahadati; Roland Helmizar
Health and Medical Journal Vol 6, No 2 (2024): HEME May 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i2.1490

Abstract

Pendahuluan: Nyamuk Aedes sp merupakan vektor penyebab penyakit Demam Berdarah (DBD) yang menginfeksi jutaan orang setiap tahunnya. Salah satu penanganan DBD yaitu membasmi vektor dengan cara pemberian insektisida alami pada larva nyamuk. Bunga Lawang (Illicium verum) dan daun kunyit berpotensi sebagai larvasida alami. Tujuan: Membandingkan efektivitas larvasida infusa bunga lawang dan daun kunyit terhadap mortalitas larva Aedes aegypti. Metode: Penelitian eksperimental menggunakan rancangan Post Test Only Control Group Design, populasi terjangkau penelitian ini adalah larva Aedes aegypti instar III dengan kebutuhan total sampel 560 larva, analisa data menggunakan uji one way anova. Hasil penelitian: Infusa bunga lawang efektif membunuh larva Aedes aegypti instar III pada konsentrasi 2% selama 24 jam dengan kematian sebanyak 8,75%,  konsentrasi 32% sebanyak 100% dalam waktu 24 jam sedangkan kematian larva pada konsentrasi infusa daun kunyit sebesar 30% dalam 24 jam sebanyak 2,5%,   pada konsentrasi 100% selama 24 jam kematian larva hanya mencapai 17,5%. Kesimpulan: Infusa bunga lawang lebih efektif sebagai larvasida dibandingkan infusa daun kunyit.
PROFIL FUNGSI KOGNITIF DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BERDASARKAN KARAKTERISTIK LANSIA DI POSYANDU LANSIA DIKOTO TANGAH Melya Susanti; Rinita Amelia; Prima Adelin; Rahma Triyana
Nusantara Hasana Journal Vol. 3 No. 10 (2024): Nusantara Hasana Journal, March 2024
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v3i10.1118

Abstract

The elderly in the world and in Indonesia continue to increase. According to WHO, the number of elderly people worldwide is currently estimated at more than 629 million people, and by 2025 the elderly will reach 1.2 billion. Aging is a process when humans experience a gradual decline in physical/biological, mental and social functions. One of them is a decline in cognitive function. For the elderly, cognitive decline is a major cause of inability to perform normal daily activities, and is also the most common cause of dependence on others for care dependency. Some risk factors for cognitive decline are age, sex, race, genetics, blood pressure, heart failure, arrhythmia, diabetes, lipid and cholesterol levels, thyroid function, obesity, nutrition, alcohol, smoking, and trauma. This study is a descriptive study that aims to assess the profile of cognitive function and the factors that influence it based on the characteristics of the elderly in the elderly posyandu. Risk factors assessed variables assessed are Age, Sex, Blood Pressure, Body mass index, cognitive function. Cognitive function was assessed with MMSE, blood pressure and body mass index taken was assessed directly. The results of this study found that 85% of the elderly were in the age range of 60-74 years. The most elderly gender in this study sample was Women (70%), 50% of the elderly had hypertension. For cognitive function assessment carried out using MMSE and obtained the results of 90% of the elderly have normal cognitive function, 10% experience mild cognitive function decline. BMI in the elderly in this study obtained mixed figures at most normal BMI 55%, 10% underweight, 2% obesity
HUBUNGAN PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANDALAS KOTA PADANG TAHUN 2020 Tia Reza; Rayhan Radisa; Nurwiyeni Nurwiyeni; Prima Adelin; Febianne Eldrian
Nusantara Hasana Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Nusantara Hasana Journal, Juny 2024
Publisher : Yayasan Nusantara Hasana Berdikari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59003/nhj.v4i1.1135

Abstract

Anaemia is a condition where there is a decrease in haemoglobin, hematocrit, or erythrocytes count. This condition makes them unable to fulfil their function in providing oxygen to the tissues. Indonesia has a high prevalence of anaemia among pregnant women. Based on RISKESDAS, the number of pregnant women with anaemia has increased every year. Antenatal Care (ANC) services as government policies and strategies can be used as early screening for high-risk pregnancy conditions. This service is very important for pregnant women because one of the minimum standards for ANC services is the administration of Fe tablets. Pregnant women should consume at least 90 tablets during pregnancy. However, some pregnant women in Indonesia do not know the importance of ANC visits and have not made ANC a top priority, especially in remote or rural areas with minimal health facilities. This study is an unpaired categorical analytic study with a cross-sectional approach. Data collection in this study used secondary data derived from medical records. The results of this study's bivariate analysis indicate a relationship between increased haemoglobin levels in pregnant women and the level of antenatal care compliance at the Andalas Community Health Center, Padang City, in 2020. Based on the results of this study, it can be concluded that pregnant women who experience increased haemoglobin levels mostly have a high level of ANC compliance. However, not all pregnant women who presented at ANC experience an increase in haemoglobin levels. This change is influenced by the level of compliance of pregnant women in consuming Fe tablets. Furthermore, it is necessary to educate pregnant women about the benefits of consuming Fe tablets during pregnancy during ANC visits.